Identitas Pasien
Nama
: Ny. P
Umur
: 73 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh Tani
Bangsa/suku
: Indonesia/Jawa
: Cempaka
Status Pasien
: Rawat Inap
Tanggal masuk
: 7 Oktober 2016
Tanggal skrinning
: 10 Oktober 2016
Diagnosa Penyakit
Berat badan
: 50 kg
Tinggi badan
: 150 cm
LiLA
: 25 cm
Lingkar betis
: 30 cm
Tinggi lutut
: 47 cm
BBI
: 25,9 kg
Status Gizi
Ny. p Ny. P berusia 73 tahun datang ke RSUD dr. R. Soetrasno Rembang dengan rujukan
yang diberikan oleh pihak RS yang sebelumnya karena pulang paksa. Keluhan yang dirasakan
pasien berupa kelopak mata bagian kiri sakit ketika dibuka, mengalami mual muntah, nyeri kepala,
mata bagian kiri tidak bias untuk melirik ke kanan, tangan dan kaki sebelah kanan masih lemah.
keadaan umum pasien,nampak lemas, badan sebelah kanan, badan pegal pegal, terasa nyeri
pada tempat yang terpasang infus. Ny. P tidak mengalami masalah dalam menelan dan mengunyah
hanya saja Ny. P merasa sering mual muntah setelah terjatuh karena kecelakaan. Ny. P memiliki
riwayat penyakit terdahulu yaitu hipertensi. Ny. P memiliki resiko tinggi untuk terjatuh
diakarenakan keseimbangan tubuhnya yang sudah tidak seimbang. Keadaan umum Ny. P sedang
dengan GCS 456 MS negative, luka wajah tipe sentral paresis N III kiri
Hasil pemeriksaan klinis Ny. P menunujukkan tekanan darah 160/80 mmHg, nadi 80 kali/
menit, suhu tubuh 36,5C, kecepatan respiratori 18 kali/ menit, tingkat kesadaran dalam keadaan
sadar. Hasil antropometri menunjukkan bahwa BB sekarang sebesar 60 kg, tinggi badan 150 cm,
LILA sebesar 25 cm, lingkar betis sebesar 30 cm dan tinggi lutut sebesar 47 cm. Hasil pemeriksaan
biokimia menunujukkan bahwa nilai glukosa sewaktu 136 mg/dL, ureum 18 mg/dL, Kreatinin 0,6
mg/ dL, Hbs Ag negative, SGOT 16 U/L, SGPT 16 U/L, Natrium 141,5 mmol/L, kalium 3,66
mmol/L, chloride . Diagnosa dokter stroke ICH dengan hemiparesis.
Pola makan Ny. P seperti orang lain yakni 3 kali sehari dengan porsi makan 1 piring, Ny.P
tidak memiliki gangguan pada rongga mulut dan menelan, tetapi Ny. P mengalami penurunan nafsu
makan setelah sakit, porsi makan berkurang, hanya 3 sdm dalam sekali makan, selain itu Ny. P tidak
mengkonsumsi susu, daging, kacang kacangan, telur, ayam, tetapi biasanya suka mengkonsumsi
ikan laut dan buah buahan, untuk sayuran Ny. P tidak terlalu menyukai konsumsi sayuran setelah
masuk rumah sakit, selain itu Ny. P juga tidak selera dengan makanan dari rumah sakit hal ini yang
menyebabkan nafsu makan Ny. P menurun dan mengakibatkan BB Ny. P menurun drastis.
Asupan makan pasien 24 jam terakhir yaitu bubur 225 gram, ayam 60 gram dan pukis 60
gram. Sehingga didapatkan kandungan gizi dimulai dari energy sebesar 447,8 kkal, protein 20,4
gram, lemak 14,1 gram, karbohidrat 57,3 gram serat 1,2 gram.
Enegi (kkal)
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
(gram)
20,4
(gram)
14,1
(gram)
57,3
(gram)
1,2
terakhir
Kebutuhan
1900
48
77
351
30
24 %
42%
18%
16%
4%
berdasarkan
AKG
Pemenuhan
Kebutuhan
Selama perawatan di rumah sakit Ny. P mendapatkan infus RL 20 tpm, injeksi citicolin 2 250
mmg, injeksi ranitidin 2 1 amp, injeksi kalnex 3
0,5 mg, vitamin B1, B6, B12 mg. Data klinik pasien selama dirumah sakit dapat dilihat pada table 2
Tabel 2 Data Klinik Pasien
Tekanan Darah
Nadi
Suhu
RR
Data
160/80 mmHg
86 / menit
36,5C
18 / menit
Rujukan
130/80 - 150/90 mmHg
60 70 / menit
36,6 C 37,2 C
14 16 / menit
Data biokimia pasien selama di rumah sakit dapat dilihat pada table 3
Tabel 3. Data Biokimia Pasien
Data
Rujukan
Satuan
14
11,7 -15,5
g/dl
Lekosit
10,3
3,6 11
ribu/mm3
Eritrosit
4,7
4 5,2
juta/mm3
Hematocrit
39,5
35 47
Trombosit
260
150 400
ribu/m3
MCV
85
80 100
mikrom3
MCH
30,2
26 34
pg
MCHC
35,5
32 36
g/dl
RDW
14,4
11,5 14,5
Hematologi
Darah lengkap
Hb
7,2 11,1
mikrom3
Limfosit
24,3%
25 40
Monosit
2,9%
28
Eosinofil
13
Basofil
01
72,6
50 70
13
menit
26
menit
MPV
Netrofil Segmen
Lain lain
Pendarahan/BT
Golongan darah RH
CT
O/ Positive
3
mg/dl
Klinik
Glukosa sewaktu
136
70 110
SGOT
16
0 31
SGPT
16
0 32
Ureum
18
10 50
Kreatinin
0,6
0 ,5 0,9
Natrium
141,5
135 147
Kalium
3,66
3,5 5
Chlorida
104,8
98 108
mg/dl
mg/dl
mmol/L
mmol/L
Serologi
I.
U/L
mmol/L
Elektrolit
Hbs Ag
U/L
Negative
Negative
SKRINNING GIZI
Skrinning gizi dilakukan pada tanggal 10 Oktober 2016 menggunakan formulir skrinning gizi MNA
(Mini Nutritional Assessment) untuk usia lanjut > 60 tahun. Pada proses skrinning dilakukan
wawancara secara langsung dengan pasien dan keluarga dengan beberapa parameter dengan
beberapa pertanyaan yaitu penurunan asupan, penurunan BB, mobilisasi atau pergerakan anggota
tubuh, kemandirin hidup, pola makan dalam sehari, kebiasaan konsumsi makanan, dan pengukuran
antropometri
1. Pada parameter pertama pasien tidak mengalami kesulitan dalam menelan dan mengunyah,
sering mual muntah, sehingga pada parameneter ini diberikan skor 1.
2. Pada parameter kedua, berdasarkan wawancara dengan anggota keluarga pasien mengalami
penurunan BB, tetapi tidak yakin penurunannya, sehingga dapat diberikan skor 1.
3. Parameter ketiga pasien hanya dapat diatas tempat tidur, tidak dapa turun dari tempat tidur
dikarenakan keseimbangan badan pasien kurang sehingga akan mengakibatkan pasien jatuh
apabila dipaksa untukt turun dari tempat tidur, sehingga diberikan skor 0
4. Parameter keempat kemandirian hidup dapat dilihat bahwa pasien tinggl bersama dengan
anak dan cucu nya, dierikan skor 1
5. Parameter kelima, pola makan pasien sama dengan orang lain yaitu 3 kali dalam sehari,
diberikan skor 2
6. Parameter keenam kebiasaan konsumsi makanan, pasien tidak memiliki kebiasaan konsumsi
susu, daging, ayam, dan ikan laut dikarenakan pasien takut penyakit nya bertambah parah,
pihak keluarga juga tidak memberikan makanan tersebut untuk dikonsumsi oleh pasien
7. Pengukuran antropometri berupa LILA dan lingkar betis dari hasil didapatkan pasien diberi
skor 1
Berdarkan ketujuh paramaeter diatas didapatkan kesimpulan bahwa total skor 14 yang
menunjukkan bahwa pasien mengalami malnutrisi dengan tingkat keparahan yang tidak diketahui.
Sehingga untuk mencegah malnutrisi pasien semakin parah pasien memerlukan asuhan gizi secara
langsung sesuai dengan diagnosis gizi yang ditetapkan.
II.
ASSESSMENT GIZI
Tabel 4. Assessment Gizi
Domain
Data
Interpretasi
(FH 1.1.1.1)
Jenis makanan
(FH 1.2.2.2)
Kebiasaan makan
ikan laut
Pola makan 3 kali sehari dengan 3 kali Pola makan teratur
(FH 1.2.2.3)
20,4 gram
37 gram
total kebutuhan
Pencapaian asupan protein 42 %
(FH 1.5.2.1)
Total asupan karbohidrat
57,3 gram
(FH 1.5.3.1)
Total asupan vitamin D
0,0 mg
(FH 1.6.1.3)
Total asupan asam folat
0,0 mg
0,1g
(FH 1.6.1.11)
Total asupan Kalsium
14,7 mg
(FH 1.6.2.1)
Total asupan zat besi
1,4 mg
(FH 1.6.2.3)
Total asupan natrium
45,6 mg
(FH 1.5.1.1)
Total asupan protein
(FH 1.6.1.9)
Total asupan vitamin B12
(FH 1.6.2.7)
Preskripsi penggunaan obat
(FH 3.1.1)
kalnex.
karbohidrat
dan
(FH 7.3.1)
usia
Tipe aktivitas fisik masih sedikit rendah
( FH 7.3.6)
Kesimpulan: Berdasarkan pengkajian riwayat asupan makan pasien, asupan pasien tidak sesuai
dengan kebutuhan yang seharusnya, apabila berkelanjut akan mengakibatkan kondisi pasien menjadi
RIWAYAT ANTROPOMETRI
150 cm
50 kg
AKG 156 cm
Berat Badan ideal berdasarkan
AKG 55 kg
BMI ( AD 1.1.5)
20,8 kg/m2
Sangat kurus
Kesimpulan: Diperlukan upaya untuk menaikan berat badan agar mencapai berat badan ideal dan
menurunkan resiko malnutrisi pada pasien
DATA BIOKIMIA
Kreatinin (BD 1.2.2)
0,6 mg/dl
Normal
Natrium (BD 1.2.5)
141,5 mmol/L
Normal
Klorida (BD 1.2.6)
104,8 mmol/L
Normal
Hemoglobin (BD 1.10.1)
14 g/dl
Nornal
Hematokrit ( BD 1.10.2)
39,5 %
Normal
3
MCV (BD 1.10.3)
85 m
Normal
Kesimpulan: Kondisi fisik pasien yang mempengaruhi perubahan nilai biokimia, kondisi klinis pasien
yaitu adanya penyakit hipertensi yang mempengaruhi status gizi pasien
sehingga dibutuhkan
sering tidur
pulmonary Tidak ada keluhan sesak nafas
(PD 1.1.3)
Ekstremitas otot, dan tulang
Mengeluh
(PD 1.1.4)
anggota
gerak
bagian
disajikan
Mengeluh mata sebelah kiri tidak bisa pupil an isokop 3 mm/5mm
untuk melirik ke kanan,
160/80 mmHg
Nadi
86 / menit
60 70 / menit
Suhu
36,5 C
36,6 C 37,2 C
Respiration Rate
18 / menit
14 16 / menit
Kesimpulan: Pemeriksaan tanda fisik yang muncul menunjukkan perluadanya pengaturan asupan
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien
RIWAYAT PASIEN
Usia (CH 1.1.1)
73 Tahun
Jenis Kelamin ( CH 1.1.2)
Perempuan
Ras ( CH 1.1.3)
Jawa
Bahasa ( CH 1.1.4)
Jawa, Indonesia
Mobilitas ( CH 1.1.10)
Pasien tidak dapat turun dari tempat tidur
Keluhan terkait gizi (CH 2.1.1)
Nafsu makan menurun, mengalami penurunan berat badan
Psikologikal (CH 2.1.12)
Pasien nampak murung
Sosioekonomi (CH 3.1.1)
Menengah
Pekerjaan (CH 3.1.6)
Buruh
Agama (CH 3.1.7)
Islam
STANDAR PEMBANDING
Estimasi Kebutuhan energy
REE = (10 50) + 6,25150 (573) -161
1299,13 kkal
(CS 1.1.1)
Metode Estimasi
Mifflin
(CS 1.1.2)
Estimasi Kebutuhan lemak
(CS 2.1.1)
kebutuhan energy
(CS 2.2.2)
kebutuhan energy
20 gram/ hari
(CS 2.4.1)
III.
DIAGNOSIS GIZI
Diagnosis
Asupan oral tidak adekuat
Data
Asupan oral tidak adekuat berkaitan dengan
penurunan nafsu makan ditandai dengan asupan
NI 5.2
Malnutrisi
NI 5.1
NC 2.2
penurunan
massa
otot,
lemak
subkutan.malnutrisi
Perubahan nilai laboratory berkaitan dengan
disfungsi ginjal ditandai dengan adanya keluhan
mual muntah, glukosa darah tidak adekuat dan
DM
IV.
INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan
a. Tujuan Intervensi Gizi
1. Memberikan asupan gizi sesuai dengan kebutuhan pasien
2. Meningkatkan status gizi pasien
3. Membantu menurunkan tekanan darah pasien
4. Membantu menurunkan kadar glukosa sewaktu pasien
5. Meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien terkait penyakit dan diet
yang diberikan
6. Pasien mampu mematuhi diet yang diberikan
7. Keluarga pasien dapat membantu pasien dalam mematuhi diet yang diberikan
8. Menghindari asupan makanan yang mampu memperberat keadaan pasien
b. Preskripsi Gizi
a) Jenis diet
: Diet rendah garam, diet DM
b) Bentuk makanan
: Lunak, Halus
c) Jadwal Pemberian Makan
: 3 kali makanan utama dan 1 kali selingan
d) Rekomendasi modifikasi diit
: Rekomendasi asupan energy sebesar 1401,4
kkal
Rekomendasi asupan karbohidrat sebesar
e) Rekomendasi asupan protein
lebih dari 7%
: Rekomendasi
1200mg/hari
Kebutuhan Energi
Menggunakan rumus Mifflin
REE = (10 50) + 6,25150 (573) -161
asupan
natrium
sebesar
B. Implementasi