Disusun oleh :
22030113130091
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................i
Identitas Pasien............................................................................................................................................ii
I. Latar Belakang.................................................................................................................................1
II. Skrinning.........................................................................................................................................1
III. Assesment........................................................................................................................................3
IV. Diagnosis Gizi.................................................................................................................................7
V. Intervensi Gizi.................................................................................................................................8
VI. Perencanaan Monitoring Evaluasi Gizi.......................................................................................11
VII. Pembahasan...................................................................................................................................12
VIII. Kesimpulan....................................................................................................................................19
i
Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Usia : 57 tahun
Jenis kelamin : Pria
Pekerjaan : Koordinator keamanan
Status Pasien : Rawat Inap
Diagnosa penyakit : Celullitis pedis
Berat badan : 85 kg
BB sebenarnya : BB sekarang BB oedema/ascites
85 2,2
82,8 kg
Lingkar lengan : 31 cm
Tinggi Lutut : 52 cm
Tinggi badan : 59,01 + [2,08 52]
59,01 + 108,16
167,2 cm
BBI : TB 100 10% (TB 100)
167, 2 100 10% (167,2 100)
67,2 6,72 = 60,5 kg
IMT : BB/TB2
82,8/1,672
29,7 kg/m2 (Obes I/ Gemuk sekali)
ii
I. Latar Belakang
Tn.B (57 tahun) datang ke RS dengan keluhan badan lemas, bengkak dan luka pada
kaki bagian kanan. Keluhan pada kaki kanan dialami sejak 1 bulan yll perlahan menjadi
merah kehitaman dan bengkak disertai luka terbuka pada jari ke 4 kaki kanan. Jari kanan
pasien terluka dan diperban tertutup (piting edema skor +4). Diagnosis medis dari dokter
ketika masuk RS adalah celullitis pedis. Berdasarkan keterangan dari pasien, beliau
menderita DM tipe 2 sejak tahun 1995 dan mengalami luka pada bagian jari ke 4 kaki
kanan. Pasien sudah mendapatkan edukasi gizi sebelumnya mengenai diet DM.
Pasien memiliki tinggi lutut 52 cm, dan BB sebelum masuk RS (ketika kaki
bengkak) 85 kg. Lingkar lengan atas sebanyak 31 cm. Pasien menerima obat ciprolaxin,
ketorolac, ranitidin, ceftriaxson, clindamisin, heparin. Data laboratorium hemoglobin 10,5
g/dL, hematokrit 28,5%, eritrosit 3,5106/uL, MCH 29,4 pg, MCV 88,1 fL, trombosit
379103/uL, leukosit 19,4103/uL, albumin 2,6 g/dL, ureum 107 mg/dl, kreatinin 3,44
mg/dl, GDS 154 mg/dl, Na 133 mmol/L, K 5,3 mmol/L, Cl 101 mmol/L. Tekanan darah
120/70, nadi 76x/menit, RR 18x/menit, suhu 36C. Pasien juga merupakan perokok aktif.
Pasien akan mendapat program persiapan operasi amputasi pada jari kanan pasien.
Tn B bekerja sebagai koordinator keamanan. Sebelum masuk RS, pasien hanya
mengkonsumsi nasi 5 sdm, telur ayam 0,5 butir, ayam 0,5 porsi, dan sayur 1 sop 1 penukar.
Pasien juga minum teh manis 2x sehari dengan gula 3 sdm. Pasien mengkonsumsi gula
karena menganggap pola makannya baik dan tidak ada masalah dengan penyakit DM.
Sebelum masuk RS pasien mengkonsumsi jamu brotowali atau kunir asem 3x/minggu.
II. Skrinning
A. Pemilihan metode Skrinning
Skrinning gizi dilakukan dengan menggunakan formulir gizi MST (Malnutrisi
Skrinning Tolls) karena pasien adalah usia dewasa. Didalam formulir skrinning gizi MST
ini terdapat 2 parameter untuk mengukur status gizi dengan melakukan wawancara secara
langsung dengan pasien. Parameter tersebut adalah penurunan berat badan yang dialami
selama 6 bulan terakhir dan penurunan asupan makan.
B. Pengisian Kuesioner
Pengisian kuesioner skrinning gizi dengan dua parameter didapatkan hasil yaitu
Parameter pertama, penurunan berat badan didaptkan bahwa Tn. B tidak mengalami
penurunan berat badan selama 6 bulan terakhir. Sehingga kondisi ini diberikan skor 0
Parameter ke-dua, Tn B mengatakan mengalami penurunan nafsu makan, tetapi Tn. B
mengonsumsi gula setiap hari, sebelum masuk RS Tn. B hanya mengonsumsi setengah
porsi. Keadaan seperti ini diberikan skor 1.
C. Kesimpulan Kuesioner
Berdasarkan hasil skrinning didapatkan total skor 1 yang berarti Tn. B tidak beresiko
malnutrisi, tetapi hal ini bertolak belakang dengan kondisi Tn. B saat ini, karena
berdasarkan perhitungan IMT Tn. B termasuk dalam kategori Obesitas I, sehingga pasien
memerlukan asuhan gizi secara mendalam oleh Ahli Gizi sesuai dengan kondisi pasien
saat ini dan diagnosis gizi yang telah ditetapkan.
III. Assesment
A. Pengkajian Antropometri (AD)
Domain Data Interpretasi
AD 1.1.1 167,2 cm
Tinggi badan
AD 1.1.2 85 kg BB ideal = 60,5 kg
Berat badan
AD 1.1.5 30,5 kg/m2 Obesitas II
Indeks massa tubuh
Lingkar lengan 31 cm
Tujuan :
1) Meningkatkan pengetahuan keluarga pasien mengenai penyakit dan diabetes mellitus
2) Mengetahui pembatasan pengguanaan gula murni dan pemanis yang diberikan kepada
pasien
3) Mengetahui bahan makanan yang direkomendasikan dan yang dihindari untuk
mendukung kesembuhan pasien
4) Mengetahui dan memahami mengenai diet DM agar pasien dan keluarga dapat
mengaplikasikan diet secara mandiri ketika dirumah
5) Memotivasii pasien dan keluarga untuk menjalankan diet DM dan pasien mampu
menerapkan diet DM yang diberikan untuk mencukupi kebutuhan asupan makanan
3. Konseling Gizi
Konseling gizi dilakukan untuk membantu kelaurga pasien dalam mengenali dan
memecahkan masalah terkait gizi pasien melalui pengaturan makan dan minum pasien.
Konselor membantu pasien dan memberikan motivasi kepada pasien agar pasien bersedia
untuk menjalani terapi gizi
B. Biokimia
Pengecekan data biokimia secara rutin, dan membandingkan data ketika awal
datang ke RS hingga pada hari terakhir. Data biokimia yang harus dievaluasi adalah kadar
Gula darah sewaktu yang masih tinggi karena pasien belum menerapkan diit yang pernah
diberikan sebelumnya. Tujuan dari pengecekan data biokimia yaitu untuk menurunkan
kadar gula darah sewaktu pasien dan memantau bagaimana perubahan kadar gula darah
sewaktu. Evaluasi nya adalah mebandingkan data biokimia terutama kadar gula darah
sewaktu sudah lebih baik
C. Klinis/ Fisik
Pada saat pertama kali datang ke RS, kondisi pasien lemas dengan adanyanya
pembengkakan pada kaki dan luka pada tangan yang hanyaditutup dengan perban.
Memonitoring kondisi pasien dengan memantau tekanan darah, nadi, tingkat respirator
dan suhu tubuh yang dilakukan secara berkala. Apabila terjadi perubahan yang drastis
segera memperbaiki kondisi pasien agar kembali normal. Evaluasi yang diberikan adalah
kondisi pasien lebih baik dibandingkan ketika masuk RS, serta status gizi yang sudah
lebih baik
D. Asupan Makanan
Intervensi yang diberikan dari asupan makanan adalah makanan biasa. Pada
pembedahan minor tidak diperlukan perubahan bentuk makanan, tetapi diberikan
secepat mungkin pada bentuk biasa, dan dengan memantau kondisi pasien. Asupan
makan diberikan secara 3 kali makanan besar dan 2 kali snack. Evaluasi yang diberikan
adalah pasien mampu mengasup makanan yang disajikan, tidak mengalami penurunan
nafsu makan., bertujuan agar status gizi pasien menjadi lebih baik dibandingkan ketika
datang ke RS.
VII. Pembahasan
A. Selulitis
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan
subkutan.1 Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis,
biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus
betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah peradangan pada jaringan kulit
yang mana cenderung meluas kearah samping dan ke dalam .
Selulitis adalah infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam. Dengan karakteristik
sebagai berikut :
Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis
Mengenai pembuluh limfe permukaan
Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas
Diagnosis utama yang digunkana adalah Asupan oral inadekuat (NI 2.1)
berkaitan dengan lemas dan penurunan nafsu makan ditandai dengan asupan
energy 23%, lemak 24%, protein 16% dan Karbohidrat 25% dari kebutuhan
E. Intervensi
Interversi adalah langkah ke 3 yang dilakukan dalam proses asuhan gizi. Ada 3
tujuan intervensi yang dilakukan yaitu:
a. Memberikan asupan gizi sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien
b. Membantu memperbaiki data laboratorium terkait gizi pasien
c. Meningkatkan pengetahuan pasien terkait penyakit dan diet yang diberikan (dan
pengetahuan mengenai diet DM
d. Pasien dan keluarga mampu mengimplementasikan diet yang diberikan yaitu
diet DM
LAMPIRAN
LEAFLET
PERHITUNGAN KEBUTUHAN ZAT GIZI
Kebutuhan Energi
HASIL RECALL
Zat Gizi Hasil Recall Total
Energy (kkal) 65 46.5 71.2 104 232.2 518.9
Protein (gram) 1.2 3.8 6.7 1.8 0 13.5
Fat (gram) 0.1 3.2 4.7 7 0 15
KH (gram) 14.3 0.3 0 10.5 59.9 85.1
Vit. A (g) 0 57 9.8 473 0 539.8
Vit. C (mg) 0 0 0 3 0 3
Vit. E (mg) 0 0 0 0 0 0
Ca ( mg) 14.5 37.8 45.5 213 1.2 312
Besi (mg) 0.1 0.4 0.3 1.1 0.1 2
DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges . Rencana asuhan keperawatan; pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta: EGC. 2000
2. Mansjoer. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system pencernaan.
SelembaMedika;Jakarta. 2000
3. Brunner dan Suddarth. Kapita selekta kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia;Jakarta. 2000