Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG GIZI KLINIS

Pasien Komplikasi

“Obs Dyspneu dengan PPOK dan THD”

Disusun Oleh :

Rini Rambu Luba (472016032)

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2019

1
BAB I

PENEMUAN KASUS
1.1 Identifikasi Kasus

Ny. W datang ke Rumah Sakit dengan keluhan Sesak nafas sejak 08 oktober 2019
dirasakan memerat, terdapat benjolan besar dileher sejak kurang lebih 40 tahun, pusing.
Ny. W menempati ruang Dahlia 3 B RST. dr. Asmir Salatiga.

Obs Dyspneu adalah perasaan sulit bernafas ditandai dengan nafas yang pendek dan
penggunaan otot bantu pernafasan. Dispnea dapat ditemukan pada penyakit
kaardiovaskular, emboli paru, penyakit paru intertisial atau alveolar, gangguan dinding
dada, penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkis, asma), kecemasan. (Price dan Wilson,
2006).

PPOK (penyakit paru obstruktif kronik) disebebkan oleh adanya keterbatasan aliran
udara yang terus menerus yang diikuti respon inflamasi pada saluran nafas dan paru-paru
akibat adanya partikel asing atau gas beracun (GOLD,2013). Respon inflamasi pada saluran
nafas yang dipicu oleh infeksi bakteri, virus atau polusi lingkungan akan menyebabkan
PPOK eksaserbasi akut yang ditandai dengan gejala dyspnea, batuk dan produksi sputum.
Patofisiologi dari respon inflamasi belum banyak diketahui tetapi biasnya ditandai dengan
meningkatnya neutrofil dan eosnofil pada dahak ( Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,
2011).

Tiroid adalah kelenjar endokrin besar yang terletak dipangkal leher bagian depan, di
bawah lapisan kulit dan otot. Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu dengan dua sayap yang
merupakan lobus tiroid kiri dan kanan di sekitar trakea. Fungsi tunggal tiroid adalah
membuat hormon tiroid (tiroksin dan triiodotironin) yang berperan meningkatkan aktvitas
metabolisme pada hampir semua jaringan tubuh. Kelenjar tiroid dikontrol oleh kelenjar
pituitari yang mengeluarkan hormon pemacu tiroid (TSH).

2
Tabel 1. Malnutrition Screening

No. RM 13.26.71
FORMULIR SKRINING GIZI Nama Ny. Y
Tanggal lahir 02/01/1950
Tanggal MRS 09-10-2019

DIAGNOSA MEDIS

Obs.Dyspneu dengan PPOK dan THD

BB : TB : IMT :

ULNA : 23 cm LILA : 20 cm %LILA : 66,8%

Skor IMT

 IMT >20 =0 (2)


 IMT 18,5-20 =1
 IMT <18,5 =2
Skor Kehilangan BB yang tidak direncanakan 3 – 6 bulan terakhir

 BB hilang <5% =0 (0)


 BB hilang 5-10% =
 BB hilang >10% =
Skor efek penyakit akut

 Ada asupan nutrisi 5 hari =0 (0)


 Tidak ada asupan nutrisi >5 hari =1
Jumlah skor keseluruhan : (2 beresiko menengah)

Hasil

0 : beresiko rendah ; ulangi skrining setiap 7 – 10 hari


1-2 : beresiko menengah ; evaluasi kembali selama 3 – 5 hari

>3 : beresiko tinggi ; perlu dilakukan asuhan gizi bekerjasama dengan


Kesimpulan: Berdasarkan hasil skrining awal Ny. Y, jumlah skor keseluruhan 2,
DPJP dan perawat
yaitu beresiko menengah, evalausi kembali selama 3-5 hari.

3
ANAMNESIS

 Identitas Pasien
Nama (Initial) : Ny. Y No RM : 13.26.71
Umur : 69 tahun Ruang : Dahlia 3B
Jenis Kelamin : Perempuan Tgl Masuk : 09 Oktober2019
Agama : Islam Tgl Kasus : 09 oktober 2019
Pekerjaan/Penghasilan : Ibu Rumah Alamat : Soklatan 05/03
Tangga Bringin, Semarang
Pendidikan : SD Diagnosis Medis : Obs. Dypsneu
dengan PPOK dan Hipertiroid.
Aktivitas Fisik : Ringan Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

 Riwayat Penyakit
Keluhan Utama Sesak nafas sejak 08 oktober 2019
dirasakan memerat, terdapat benjolan
besar dileher sejak kurang lebih 40 tahun,
pusing dan batuk.
Riwayat Penyakit Dahulu DM dan HT 2 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Keluarga Ayah dari Ny. Memiliki penyakit Asma
Riwayat Penyakit Sekarang/Diagnosis Medis Obs Dypsneu dengan PPOK dan Hipertiroid

 Riwayat Gizi
Alergi/Pantangan terhadap makanan Tidak ada
tertentu
Diit yang pernah dijalankan
Kebiasaan Makan Makan nasi 3x/hari dengan jumlah yang sedikit,
sayur bayam 1x/minggu, labu siam 1x/minggu,
wortel 1x/minggu, tahu 1x/hari, tempe 1x/hari,
daging ayam (opor), buah pepaya, pisang,
mangga dan melon.
Suplementasi Gizi
Cara Pengolahan Makanan Semua Jens Olahan
Gangguan Fungsi Gastrointestinal
Perubahan Berat Badan
Lain-lain

IV RIWAYAT PERSONAL

Riwayat Personal Ny Y adalah wanita berusia berusia 69


tahun, memiliki suku jawa, dan kebangsaan
Indonesia datang kerumah sakit dengan
keluhan Sesak nafas sejak 08 oktober 2019
dirasakan memerat, terdapat benjolan
besar dileher sejak kurang lebih 40 tahun,
pusing. memiliki riwayat penyakit DM dan
HT. Ny Y bekerja sebagai ibu rumah tangga.

4
BAB II

PENGKAJIAN KASUS
2.1 Pengkajian Antropometri

Berat Badan Aktual 41 kg


Tinggi Badan -
Tinggi Badan Estimasi berdasarkan ULNA Wanita = 68,777 + (3,536 x ULNA)
= 68,777 + (3,536 x 23 cm)
= 68,777 + 81
= 150 cm
Perkiraan Berat dengan Estimasi LILA
Berat Badan Ideal 45 kg
IMT
𝐵𝐵
IMT 𝑇𝐵2
41
= 18,2 kg/m2 (Underweight)
(1,502 )
Kesimpulan status gizi berdasarkan pemeriksaan antropometri : Dari hasil perhitungan IMT
dapat terlihat bahwa status gizi Ny.Y tergolong status gizi kurang yaitu IMT 18,2 kg/m2 dengan
batas normal 18,5-25 kg/m2 (Almatsier,2013)

2.2 Pengkajian Data Biokimia

Parameter Hasil Pemeriksaan Rentang Normal Keterangan


Leukosit 32,23 ribu/dl 13ribu-16 ribu/dl Tinggi
GDS 212 mg/dl <200 mg/dl Tinggi
Hemoglobin 14.7mg/dl 13.0-16.0 mg/dl Normal
Trombosit 296.000 154.000-386.000 Normal
Eritrosit 4.45 juta/ml 3.8-5,8 juta/ml Normal
MCV 95,7 fL 82,0-95,0 fL Tinggi
MCH 33,0 pg/sel 27,0-31,0 Tinggi
MCHC 34,5 g/dl 32.0-36.0 Normal
Ureum 34.9 mg/dl 15-45 mg/dl Normal
Creatinin 0.88 mg/dl 0,6-1,1 Normal
Kesimpulan : Berdasarkan hasil laboratorium pasien memiliki leukosit tinggi,GDS tinggi, MCV

5
tinggi, dan MCHC tinggi.

2.3 Pengkajian Data Klinis atau Fisik

Pemeriksaan Fisik Hasil Rentang Normal Keterangan


Kesan Umum Lemah
Suhu Tubuh 36,5 OC 36,5-37,5 OC Normal
Respirasi Rate 27x/menit 16-20x/menit Tinggi
Tekanan Darah 175/97 90/60-120/80 Tinggi
mmHg
Denyut Nadi 120x/menit 60-100x/menit Tinggi
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis Ny. Y suhu tubuh normal yaitu 36,5OC,
Respirasi Rate Tinggi yaitu 27x/menit, tekanan darah tinggi yaitu 175/97 dan denyut nadi
tinggi yaitu 120x/menit

2.4 Pengkajian Riwayat Gizi atau Makan

2.4.1 Hasil Food Frequency Questionnaire

No Jenis Makanan Bahan Porsi Frequensi Porsi


Makanan URT Gram Frekuensi
Gram/hari

1. Makanan Nasi 1 cntg 50 gram 4x/hari 200


pokok
Singkong 3 ptg 150 gram 1x/minggu 21
kecil
Kentang 2 bj sdg 50 gram 1x/minggu 7,14
hitam
Mie basah ½ bgks 50 gram 1x/minggu 7,14
Talas 1 ptg 100 gram 1x/minggu 14,28
2. Lauk hewani Daging 1 ptg 55 gram 2x/minggu 15,7
ayam kcil
Telur 1 btr 55 gram 1x/minggu 7,8
Ikan nila 1 ptg 80 gram 1x/bulan 2,66
3. Lauk nabati tahu 2 ptg 80 gram 1x/hari 80
tempe 2 ptg 50 gram 1x/hari 50

6
4. Sayur Bayam 1 sds 30 gram 1x/minggu 4,28
Terong 1 sds 30 gram 1x/minggu 4,28
ungu
Sawi putih 1 sds 30 gram 1x/minggu 4,28
Labu siam 1 sds 30 gram 1x/minggu 4,28
5. Buah Pisang raja 1 buah 50 gram 1x/minggu 7,14
Pepaya 1 ptg sdg 100 gram 1x/minggu 14,2
Jeruk 1 buah 50 gram 1x/minggu 7,14
6. Lain-lain Teh (gula) 1 sdm 10 gram 1x/hari 1,42
Asupan Energi Protein Lemak Karbohidrat
(kcal) (gram) (gram) (gram)
631,1 34,4 14,6 93,6

7
Berat makanan Energi Protein Lemak KH
Waktu
Hari Menu Bahan Makanan yang dimakan (kkal) (gram) (gram) (gram)
Makan
(gram)
Selasa SMRS Makan 97,5 1,8 0,2 21,5
Nasi 1 ½ centong Beras 75 gram
08/10/2019 Selasa Siang
Daging ayam 60 gram 170,9 16,1 11,3 -
Opor ayam 1 ptg
Santan 15 gram 10,6 0,1 1,0 0,4
Makan
selasa Nasi Beras 50 gram 65,0 1,2 0,1 14,3
Malam
Daging ayam 60 gram 170,9 16,1 11,3 -
Opor ayam
Santan 15 gram 10,6 0,1 1,0 0,4
Rabu SMRS Beras 50 gram 65,0 1,2 0,1 14,3
Makan Soto ayam
09/10/2019 Ayam suwir 10 gram 28,5 2,7 1,9 -
Rabu Siang Teh manis
SMRS Teh manis (gula) 10 gram 38,7 - - 10,0
Total 1315,8 kkal 39,4 26,9 60,9
Kebutuhan 2.808 105,3 62,44 456,3
% Asupan 46,5% 37,41% 43,08% 13,34%
MRS Beras 50 gram 39,6 1,0 0,3 8,1
Bubur
Ikan 40 gram 33,6 5,9 0,9 -
Rolade ikan ½ ptg
Tahu 55 gram 41,8 4,5 2,6 1,0
Tahu bb kalio 1 ptg
Makan rabu Jamur 15 gram 2,7 0,2 0,1 0,5
Sup jamur, wortel
Sore Wortel 15 gram 6,7 0,2 - 1,6
kapri
Kapri 10 gram 12,6 0,8 - 2,3
Teh manis (gula)
Gula pasir 10 gram 38,7 - - 10,0

8
Kamis Pagi Bubur Beras 50 gram
10/10/19 Telur bb terik Telur 55 gram 39,6 1,0 0,3 8,1
Tumis buncis putren Buncis 15 gram 85,3 6,9 5,8 0,6
Putren 15 gram 5,2 0,3 - 1,2
8,9 0,3 0,1 2,1

Bubur Beras 50 gram 39,6 1,0 0,3 8,1


Siang
Buah apel ½ Buah apel 40 gram 5,5 0,1 0,2 6,0
Total 719,4 22,2 10,6 49,4
Kebutuhan 2.808 105,3 62,44 456,3
%Asupan 25,6% 21,08% 16,97 10,82%
Beras 75 gram 39,6 1,0 0,3 8,1
Bubur Ikan bandeng 40 gram 33,6 5,9 0,9 -
Makan
Pepes bandeng Buncis 15 gram 5,2 0,3 - 1,2
Kamis Sore
Oseng, buncis, putren Putren 15 gram 8,9 0,3 0,1 2,1

Jumat Beras 75 gram 39,6 1,0 0,3 8,1


Bubur
11/10/19 Daging ayam 50 gram 142,4 13,4 9,4 -
Makan Galantin Yakiniku
Kacang panjang 15 gram 5,2 0,3 - 1,2
Jumat Pagi Oseng kacang panjang
Wortel 15 gram 6,7 0,2 - 1,6
wortel
Teh (gula) 10 gram 38,7 - - 10,0
Beras
50 gram
Daging sapi 39,6 1,0 0,3 8,1
Bubur 35 gram
Wortel 64,5 6,0 5,4 -
Daging sapi bb manik 15 gram
Makan Buncis 6,7 0,2 - 1,6
Ca wortel + buncis+ 15 gram
Jumat siang Putren 5,2 0,3 - 1,2
putren 10 gram
Teh (gula) 5,9 0,2 0,1 1,4
10 gram
Buah jeruk 38,7 - - 10,0
35 gram
48,3 3,9 0,8 9,1
1057,6 33,9 17,7 63,4
Berdasarkan hasil recall pada Ny. Y dapat dilihat bahwa %asupan energi defisit berat, protein defisit berat, lemak defisit berat, dan karbohidrat defisit
berat.

9
BAB III

DIAGNOSIS GIZI
.1 Simpulan Hasil Pengkajian Kasus
Pasien atas nama Ny. Y umur 69 tahun dengan diagnosis medis Obs Dyspneu dengan
THD dan PPOK dengan keluhan Appendicitis dengan keluhan Sesak nafas sejak 08
oktober 2019 dirasakan memerat, terdapat benjolan besar dileher sejak kurang lebih 40
tahun, pusing. Memiliki riwayat penyakit DM dan HT. Dibawa ke RST dr Asmir Salatiga
pada tanggal 09 oktober 2019.

.2 Diagnosa Gizi
 NI-2.1 Asupan makan menurun berkaitan dengan sesak nafas ditandai dengan hasil
recall energi 25,6 % (defisit berat), protein 21,08 % (defisit berat), lemak 16,97 %
(defisit berat), dan KH 10,82 (defisit berat).
 NI 5.1 Peningkatan kebutuhan energi, protein, lemak, dan karbohidrat berkaitan
dengan peningkatan kebutuhan zat gizi untuk infeksi kronik ditandai dengan hasil
diagnosa medis dan asupan makan yang tidak adekuat dengan kebutuhan pasien.
 NC-3.1 Berat badan kurang dari normal berkaitan dengan intake energi kurang
ditandai dengan hasil perhitungan IMT yaitu 18,2 (underweight).

10
BAB IV
INTERVENSI GIZI
4.1 Perencanaan Intervensi Gizi
1. Tujuan Diet
 Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk
mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh
 Menambah berat badan hingga mencapai berat badan normal
 Memberi rekomendasi asupan yang tidak memberatkan kondisi paru-
paru pasien.

2. Syarat dan Prinsip Diit

 Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB


 Protein tinggi, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total
 Lemak cukup yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
 Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
 Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal
 Maanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna

11
2 Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
BBI = (TB-100)-10%
= (150-100)-10%
= 45 kg

AMB = 40 x BB
= 40 x 45
= 1.800 kkal

TEE = AMB X FA X FS
= 1. 800 x 1,3 x 1,2
= 2.808 kkal

15 421,2
Protein =100 𝑥2.808 = 4
= 105,3 gram

20 562
Lemak = = 100 𝑥2.808 = 9
= 62,44 gram

65 1.805,2
Karbohidrat = 100
𝑥2. 808= 4 = 456,3 gram

Kebutuhan energi : 2.808 kkal


Kebutuhan protein : 105,3 gram
Kebutuhan lemak : 62,44 gram
Kebutuhan karbohidrat : 456,3 gram

 Jenis Diet, Bentuk Makanan dan Cara Pemberian


Jenis Diit : Diet TKTP
Bentuk Makanan : Makanan Lunak (Bubur)
Cara Pemberian : Oral
Frekuensi : 3x makan besar, 2x selingan

12
 Rencana Monitoring dan Evaluasi
Parameter Media / cara Target
Pemeriksaan Leukosit Melihat Rekam medis Untuk menurunkan
Biokimia kadar leukosit
hingga mendekati
batas normal
GDS Melihat Rekam medis Untuk menurunkan
kadar GDS hingga
mendekati batas
normal
MCV Melihat Rekam medis Untuk menurunkan
kadar MCV hingga
mendekati batas
normal.
MCHC Melihat Rekam medis Untuk menurunkan
kadar MCH hingga
mendekati batas
normal.
Fisik Klinis Tekanan darah Melihat rekam Penurunan
medis/setiap hari
Asupan zat gizi Energi, Recall 24 jam Mencapai asupan
Protein, Asupan energi 25,6 % batas normal (80-
Lemak, (defisit berat), 120)
Karbohidrat Protein 21,08%
(defisit berat
Lemak 16,97% (defisit
berat)
KH 10.82 % (defisit
berat)

 Rencana Konsultasi Gizi


Masalah Gizi Tujuan Materi Konseling Keterangan
1. Meningkatkan 1. Kebutuhan gizi - Sasaran :
Asupan makanan pengetahuan pada pasien pasien dan
pasien terhadap pasca operasi keluarga
Peningkatan pentingnya diet 2. Bentuk, cara
kebutuhan yang diterima pemberian dan - Metode :
energi, protein, dan dijalankan perencanaan ceramah dan
lemak, dan 2. Memotivasi atau menu diet tanya jawab
karbohidrat mendorong 3. Memberikan
pasien agar dapat konseling
menaati diet dan tentang
keluarga dapat pemilihan - Alat : leaflet
mengawasi dan makanan yang - Waktu : 10-
mengingatkan dianjurkan dan 15 menit
diet yang tidak
dijalankan pasien dianjurkan - Ruang :
4. Modifikasi Dahlia 3B

13
menu diet
- Monev :
mereview
kembali
untuk
mengetahui
pemahaman
pasien.

Berat badan 1. Meningkatkan Memberikan


kurang pengetahuan konseling
pasien terhadap tentang
makan yang baik pemilihan
untuk makanan yang
meningkatkan dianjurkan dan
status gizi normal tidak

4.2 Pelaksanaan
1. Pemberian Diet
a. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
 Jenis diet : Diet TKTP
 Bentuk makanan : Makanan Lunak (Bubur)
 Cara pemberian : Oral
 Frekuensi : 3x makan utama, 2x selingan
 Nutrisi Oral :

Energi Protein Lemak KH(g)


(kkal) (g) (g)
Standar diet 2436,9 70,2 38,0 150,2
kkal gram gram gram
Modifikasi (rekomendasi) 2931 96 57 210
kkal gram gram gram
Kebutuhan (planning) 2.805 105,3 62,4 456,3
kkal gram gram gram
% standar/kebutuhan 104,4% 91,16% 91,3% 46,05%

14
a. Rekomendasi Diit
Jenis Makan Standar Diet Rekomendasi
Makan Pagi Bubur 1 p Bubur 1p
Galantin yakiniku 1 p Telur dadar 1 p
Tahu bb rujak 1 p Tahu bb rujak 1 p
Oseng buncis putren 1 sds Sayur asam 1 p
Teh manis Teh manis

Selingan Pagi -
Makan Siang Bubur 1 p Bubur 1 p
Ayam filet asam manis 1 p Semur daging ayam 1 p
Tempe kuning 1 p Sayur sop 1 sds
Sayur bobor 1 sds Tempe bacem 1 p
Buah melon 1 ptg Jus Apel

Selingan Roti Tawar 2 lbr


Makan Malam Bubur 1 p Bubur 1 p
Bandeng goreng 1 p Ikan bb acar 1 p
Tahu bb kalio 1 p Tahu bb rujak 1 p
Sup jamur wortel 1 sds Oseng buncis putren 1 p
Teh manis Teh manis

Kesimpulan Energi : 2436,9 kkal Energi : 2.931kkal


Protein : 70,2 gram Protein : 96 gram
Lemak : 38,0 gram Lemak : 57 gram
KH : 150,2 gram KH : 210 gram

5. Pendidikan Gizi
Pendidikan gizi yang sudah diberikan kepada pasien yang dapat dikategorikan cukup
baik karena pasien beserta keluarga Ny.W sudah di edukasi atau diberikan informasi
dengan pengetahuan terkait gizi dan pentingnya bagi kebutuhan tubuh serta terhadap
penyakit usus buntu meliputi makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak
dianjurkan (dikurangi/dibatasi).
6. Konseling Gizi
Konseling gizi sudah diberikan pada tanggal 11 Oktober 2019 dengan baik karena
pasien dan keluarga menerima apa yang sudah dikonselingkan. Pihak keluarga melalui
tanya jawab telah diberikan informasi yang penting terkait penatalaksanaan Obs
Dipsneu, THD, dan PPOK, informasi tersebut mencakup gaya hidup serta pola makan
yang harus dibatasi, dihindari dan dianjurkan sesuai keadaan penyakit pasien dengan
mengacu kepada riwayat penyakit, personal dan FFQ kepada pasien.
7. Koordinasi dengan tim lain
Dalam melakukan pelaksanaan intervensi serta monitoring evaluasi yang dilakukan
terhadap pasien konselor berkoordinasi atau bekerjasama denga tim lainnya yang
mengambil bagian seperti perawat, dimana dalam pengambilan data pasien (identias

15
pasien, riwayat personal, data laboratorium, dan data klinis) pada CM perawat ambil
ikut ambil bagian dalam hal ini.

16
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
1. Tabel Monitoring Data Biokimia
No Tanggal GDS
1. 09 oktober 2019 212 mg/dl

2. Hasil Monitoring Data Fisik/Klinis


No Tanggal Tekanan Darah Nadi Suhu Rate Rasio
1 09 Oktober 175/97 mg/dl 120x/menit 36,5oC 27x/menit
2019
2 10 Oktober 130/70 mg/dl 80x/menit 37 oC 18x/menit
2019
3 11 oktober 130/80 mg/dl 80x/menit 36 oC 20x/menit
2019
Kesimpulan: Tekanan darah Ny.Y mengalami penurunan selama 3 hari, Nadi
mengalami penurunan selama 3 hari, dan Rate Rasio mengalami penurunan selama
3 hari (Normal).

17
BAB VI
PEMBAHASAN

Ny Y berusia berusia 69 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 09 oktober 2019 dengan
keluhan sesak nafas sejak 08 oktober 2019 dirasakan memerat, terdapat benjolan besar dileher
sejak kurang lebih 40 tahun, pusing dan batuk. Pasien memiliki riwayat penyakit sebelum yaitu
DM dan Hipertennsi selama 2 tahun dan memiliki riwayat penyakit dari keluarga yaitu ayah
dari Ny.W pernah memiliki penyakit Asma. Penyakit yang didiagnosa dokter pada Ny Y yaitu
Obs.Dypsneu dengan PPOK dan Hipertiroid. PPOK didefinisikan sebagai penyakit atau gangguan
paru yang memberikan kelainan ventilasi berupa ostruksi saluran pernapasan yang bersifat
progresif dan tidak sepenuhnya reversible. Obstruksi ini berkaitan dengan respon inflamasi
abnormal paru terhadap partikel asing atau gas yang berbahaya. Ny. Y mengalami gangguan
pernafasan (dyspnea) seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa pasien PPOK
mengalami kesulitan bernafas dan hanya mendapatkan sedikit oksigen untuk memenuhi
fungsionalitas organ. Denyut nadi Ny.Y mencapai 120x/menit dan laju respirasi sebanyak
27x/menit. Dua indikator tersebut berada pada kategori tinggi. Sedangkan hipertiroid yaitu
salah satu penyakit gangguan kelenjar endokrin yang disebabkan karena peningkatan produksi
hormone tiroid secara berlebihan oleh kelenjar tiroid. (Anwar,R 2005).

Monitoring dan evaluasi data antropometri dilakukan pada awal dan akhir pengambilan studi
kasus. Data antropometri pasien yang diperoleh adalah tinggi badan dan berat badan. Tinggi
badan Ny.Y dari hasil pengukuran ULNA yang diperoleh 150 cm dan berat badan pasien adalah
41 kg Data ini digunakan agar dapat mengetahui status gizi pasien dari perhitungan IMT . IMT
yang dimiliki pasien adalah 18,2 kg/m2 dengan hasil IMT ini status gizi pasien termasuk
kategori kurang. Pasien dengan PPOK memiliki status gizi yang lebih rendah dibandingkan
dengan orang normal tanpa PPOK disebabkan kesulitan pasien untuk makan dan nafsu makan
pasien menurun. Pasien dengan PPOK pada umumnya mengalami penurunan berat badan yang
disebabkan adanya peningkatan kebutuhan energi dimana energi tersebut digunakan untuk
bernafas dan akibat dari adanya penurunan nafsu makan menyebabkan penurunan terhadap
asupan makan.

Pada assesment domain data biokimia, ditemukan bahwa Ny.Y memiliki Leukosit tinggi, yaitu
32,23 ribu/dl dengan batas normal yaitu 13ribu-16 ribu/dl, GDS tinggi yaitu 212 mg/dl dengan
batas normal yaitu <200 mg/dl, MCV tinggi yaitu 95,7 fL dengan batas normal yaitu 82,0-95,0 fL,
yang terakhir yaitu MCH tinggi yaitu 33,0 pg/sel dengan batas normal yaitu 27,0-31,0.

18
Pada pemeriksaan data fisik/klinis, Ny.Y memiliki Kondisi umum yang lemah, suhu tubuh
normal yaitu 36,5OC, Respirasi Rate Tinggi yaitu 27x/menit dengan batas normal yaitu 16-
20x/menit, tekanan darah tinggi yaitu 175/97 dengan batas normal yaitu 90/60-120/80
mmHg, dan denyut nadi tinggi yaitu 120x/menit dengan batas normal yaitu 60-100x/menit.

Berdasarkan perhitungan kebiasaan makan Ny.Y dengan menggunakan metode Food


Frequence questioner, didapatkan hasil energi yaitu 631,1 kkal, protein 34,4 gram, lemak 14,6
gram, dan karbohidrat 93,6. Sedangkan dari hasil recall didapatkan hasil %asupan kebutuhan
yaitu energi 25,6% (defisit berat), Protein 21,08 defisit berat, lemak 16,97% (defisit berat), dan
karbohidrat 10,82% (defisit berat).

Diagnosis gizi dibuat berdasarkan permasalahan gizi ditemukan dalam assesment gizi atau
pengkajian gizi. Permasalahan tersebut harus disesuaikan dengan diagnosis dari domain inteke
atau asupan, domain klinis dan domain perilaku. Diagnosis gizi yang ditentukan untuk pasien
dengan Obs.Dypsneu dengan PPOK dan Thyroid yaitu: NI-2.1 Asupan makan menurun berkaitan
dengan sesak nafas ditandai dengan hasil recall energi 25,6 % (defisit berat), protein 21,08 %
(defisit berat), lemak 16,97 % (defisit berat), dan KH 10,82 (defisit berat), NI 5.1 Peningkatan
kebutuhan energi, protein, lemak, dan karbohidrat berkaitan dengan peningkatan kebutuhan
zat gizi untuk infeksi kronik ditandai dengan hasil diagnosa medis dan asupan makan yang tidak
adekuat dengan kebutuhan pasien, NC-3.1 Berat badan kurang dari normal berkaitan dengan
intake energi kurang ditandai dengan hasil perhitungan IMT yaitu 18,2 (underweight).

19
BAB VII
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ny.W didiagnosis
dokter Obs.Dypsneu dengan PPOK dan THD. Ny W masuk rumah sakit pada tanggal 09 oktober
2019 dengan keluhan sesak nafas sejak 08 oktober 2019 dirasakan memerat, terdapat benjolan
besar dileher sejak kurang lebih 40 tahun, pusing dan batuk. Pasien memiliki riwayat penyakit
sebelum yaitu DM dan Hipertennsi selama 2 tahun dan memiliki riwayat penyakit dari keluarga
yaitu ayah dari Ny.W pernah memiliki penyakit Asma. Dari hasil perhitungan antropometri
Ny.W memilik status gizi kurus dengan IMT 18,2 kg/m2. Tingkat asupan zat gizi pasien
berdasarkan hasil Recall 24 Jam yaitu energi yaitu 631,1 kkal, protein 34,4 gram, lemak 14,6
gram, dan karbohidrat 93,6. Sedangkan dari hasil recall didapatkan hasil %asupan kebutuhan
yaitu energi 25,6% (defisit berat), Protein 21,08 defisit berat, lemak 16,97% (defisit berat), dan
karbohidrat 10,82% (defisit berat).

20
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, R. Fungsi dan Kelainan Kelenjar Tiroid . 2005. Subbagian Fertilitas dan Endokrinologi
Reproduksi Bagian ObGin FK UNPAD Bandung.

GOLD. 2013. Global Strategy For The Diagnosis, Management, And Prevention Of Chronic
Obstructive Pulmonary Disease. Global Initiative for Cronic Obstruktive Lung Disease. (GOLD).

PDPI. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di
Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2003.

Price, Wilson. 2006. Patofisiologi Vol 2 ; Konsep Kllinis Proses-proses Penyakit. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai