Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KERJA LAPANGAN KLINIS

PASCA OPERASI

(APPENDICITIS)

Disusun oleh:

Rini Rambu Luba

472016032

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2019

1
BAB I

PENEMUAN KASUS
1.1 Identifikasi Kasus
Tn. K datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri dibagian perut kanan bawah, mual,
dan pusing yang dirasakan saat tanggal 30 september 2019 pukul 22.00 WIB. Tn K
menempati ruang Dahlia 12 F RST. dr. Asmir Salatiga.
Appendiks adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(appendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertamabah parah,
appendiks itu bisa pecah. Appendiks merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan
menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Appendiks besarnya sekitar
kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus
lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan
lendir. Apendisitis merupakan peradangan pada usus buntu/apendiks (Defa Arisandi,
2008).
Apendiks adalah salah satu bagian organ saluran pencernaan dan terletak pada pangkal
usus besar di daerah perut bagian kanan bawah (John et al., 2008). Ukuran apendiks pada
orang dewasa berkisar antara 6 sampai 7 cm panjang dan fungsinya masih belum jelas
(Robbins et al., 2005).
a. Patofisiologi
Secara klinis, apendisitis ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
1) Apendisitis akut
Apendisitis yang terjadi dengan diawali oleh nyeri periumbilikal yang diikuti dengan rasa
mual dan muntah sehingga bisa menyebabkan anoreksia, dan peningkatan nyeri lokal pada
perut bagian kanan bawah. Lamanya rasa nyeri ini berlangsung selama 24 sampai 36 jam.
Penyebab apendisitis akut ini adalah adanya obstruksi apendiks dan infeksi hematogen
(Craig, 2005). Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mengalami
sumbatan, sehingga semakin lama, mukus tersebut semakin banyak. Namun, elastisitas
dinding apendiks mempunyai keterbatasan di mana akan menyebabkan peningkatan
tekanan intralumen (Anonim, 2000).
2) Apendisitis Kronis
Apendisitis kronis terjadi apabila ada rasa nyeri di perut bagian kanan bawah yang tidak
berat, tetapi bisa menyebabkan aktivitas penderita terganggu dan lebih dari dua minggu.
Nyeri yang dirasakan dapat berlangsung secara terus-menerus dan bisa bertambah berat
parah kemudian mereda lagi (Sjamsuhidajat et al., 2003).

2
Tabel 1. Malnutrition Screening

No. RM 11.36.00
FORMULIR SKRINING GIZI Nama Tn. K
Tanggal lahir 13 – 02 -1982
Tanggal MRS 30- 09 -2019

DIAGNOSA MEDIS

Pasca Bedah (Appendicitis)

BB : 54 kg TB : 160 cm IMT : 21,09 kg/m2

TL :- LILA :- %LILA : -

Skor IMT

 IMT >20 =0 (0)


 IMT 18,5-20 =1
 IMT <18,5 =2
Skor Kehilangan BB yang tidak direncanakan 3 – 6 bulan terakhir

 BB hilang <5% =0 (0)


 BB hilang 5-10% =1
 BB hilang >10% =2
Skor efek penyakit akut

 Ada asupan nutrisi 5 hari =0 (0)


 Tidak ada asupan nutrisi >5 hari =1
Jumlah skor keseluruhan : (0 RESIKO RENDAH)

Hasil

0 : beresiko rendah ; ulangi skrining setiap 7 – 10 hari


1-2 : beresiko menengah ; evaluasi kembali selama 3 – 5 hari

>3 : beresiko tinggi ; perlu dilakukan asuhan gizi bekerjasama dengan


Kesimpulan: Berdasarkan hasil skrining awal Tn K, jumlah skor keseluruhan 0 atau
beresiko rendah:DPJP dan
ulangi perawat
skrining setiap 7-10 hari

3
ANAMNESIS

1. Identitas Pasien
Nama (Initial) : Tn. K No RM : 13.20.96
Umur : 37 tahun Ruang : Dahlia 12-16
Jenis Kelamin : laki-laki Tgl Masuk : 30 September 2019
Agama : Islam Tgl Kasus : 30 September 2019
Pekerjaan/Penghasilan : Buruh Alamat : Cuklain RT 6
Bangunan Krajan, Kab. Semarang
Pendidikan : Diagnosis Medis : Appendisitis
Aktivitas Fisik : Ringan Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

2. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama Nyeri dibagian perut kanan bawah. Mual
dan pusing
Riwayat Penyakit Dahulu -
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Penyakit Sekarang/Diagnosis Medis Appendisitis

3. Riwayat Gizi
Alergi/Pantangan terhadap makanan Tidak ada
tertentu
Diit yang pernah dijalankan
Kebiasaan Makan Makan Nasi 2 cntg 3x/hari, singkong 3 ptg
1x/bulan, jagung 1 buah 1x/bulan, mie 1x /bulan,
roti 1x/hari, telur 1 btr 3x/minggu, sayur bayam
1x/hari, sawi 1x/hari, kacang pnjng 1x/hari,
sayur kol 1x/hari, kangkung 1x/hari, ikan mujair
1 ekor 1x/minggu, tahu goreng 1 ptg bsr 1x/hari,
tempe 1 ptg 1x/hari, tomat 1x/minggu, apel
1x/bulan, melon 1x/minggu, soft drink 1 btl
1x/bulan, garam 1x/hari, gula pasir 2x/hari,
minyak 1x/hari, teh 1 gls 2x seminggu, kopi
2x/hari
Suplementasi Gizi
Cara Pengolahan Makanan Sayur di sop/ditumis, singkong dikukus, jagung
dikukus, ikan digoreng, tahu digoreng, tempe
digoreng.
Gangguan Fungsi Gastrointestinal
Perubahan Berat Badan
Lain-lain

4
IV RIWAYAT PERSONAL

Riwayat Personal Tn. K adalah pria yang berusia 37 tahun,


memiliki suku jawa, dan kebangsaan
Indonesia datang kerumah sakit dengan
keluhan nyeri dibagian perut kanan bawah,
mual dirasakan saat tanggal 30 september
2019 pukul 22.00 WIB. Namun tidak
memiliki riwayat penyakit lain. Tn K
bekerja sebagai buruh bangunan dari pukul
08.00-16.00 WIB.
Tn K. Merupakan perokok aktif 1 bungkus
rokok bisa habis dalam 2 hari

5
BAB II

PENGKAJIAN KASUS
2.1 Pengkajian Antropometri

Berat Badan Aktual 54 kg


Tinggi Badan 160 cm
Tinggi Badan Estimasi berdasarkan Tinggi -
Lutut
Berat Badan Ideal -
IMT 𝐵𝐵
𝑇𝐵^2
54
= 21,09 kg/m2 (Normal)
(1,602 )
Kesimpulan status gizi berdasarkan pemeriksaan antropometri : Dari hasil perhitungan
IMT dapat terlihat bahwa status gizi Tn.K tergolong status gizi Normal yaitu IMT 21,09 kg/m2
dengan batas normal 18,5-25 kg/m2 (Almatsier,2013)

2.2 Pengkajian Data Biokimia

Parameter Hasil Pemeriksaan Rentang Normal Keterangan


Leukosit 23.61 ribu/dl 13ribu-16 ribu/dl Tinggi
GDS 146 mg/dl 145 mg/dl Normal
Hemoglobin 14,8 g/dl 13.0-16.0 Normal
Trombosit 298.000 154.000-386.000 Normal
Eritrosit 4.5 juta/ml 3.8-5,8 juta/ml Normal
Hematokrit 41,4% 31-59% Normal
Kesimpulan : Berdasarkan hasil laboratorium pasien memiliki leukosit yang tinggi, GDS,
hemoglobin, trombosit, eritrosit, dan hematokrit normal

6
2.3 Pengkajian Data Klinis atau Fisik

Pemeriksaan Fisik Hasil Rentang Normal Keterangan


Kesan Umum Baik
Suhu Tubuh 36,6OC 36,5-37,5 OC Normal
Respirasi Rate 20x/menit 16-20x/menit Normal
Tekanan Darah 120/80 90/60-120/80 Normal
mmHg
Denyut Nadi 82x/menit 60-100x/menit Normal
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan klinis Tn. K suhu tubuh normal yaitu 36,6OC,
Respirasi Rate Normal yaitu 20x/menit, tekanan darah normal yaitu 120/80 dan denyut nadi
normal yaitu 82x/men

7
2.4 Pengkajian Riwayat Gizi atau Makan

2.4.1 Hasil Food Frequency Questionnaire

No Jenis Makanan Bahan Porsi Frequensi Porsi


Makanan URT Gram Frekuensi
(gram/hari)

1. Makanan pokok Nasi 2 cntg 100 gram 3x/hari 300


Singkong 3 ptg 150 gram 1x/bulan 5
kecil
Jagung 1 bh 75 gram 1x/bulan 2,5
Mie basah 1 bgks 100 gram 1x/bulan 3,33
Roti putih 1 ptg 80 gram 1x/hari 80
2. Lauk hewani Telur ayam 1 btr 55 gram 3x/minggu 23,5
Daging 1 ptg kcil 55 gram 3x/minggu 23,5
ayam
Ikan mujair 1 ptg 80 gram 1x/minggu 11,4
3. Lauk nabati Tahu 2 ptg 80 gram 1x/hari 80
Tempe 2 ptg 50 gram 1x/hari 50
4. Sayuran Bayam 1 sds 30 gram 1x/hari 30
Sawi putih 1sds 30 gram 1x/hari 30
Kacang 1sds 30 gram 2x/minggu 8,57
panjang
Sayur kol 1sds 30 gram 2x/minggu 8,57
kangkung 1sds 30 gram 2x/minggu 8,57
Tomat 1 bh 50 gram 1x/minggu 7,14
5. Buah Apel 1 buah 75 gram 1x/minggu 10,7
Melon 1 buah 80 gram 1x/minggu 11,4
Pisang 1 buah 50 gram 3x/minggu 21,4
6. Minuman Softdrink 1 btl 330 gram 1x/bulan 11
7. Lain-lain Kopi (gula) 2 sdm 10 gram 2x/hari 20
Teh (gula) 2 sdm 10 gram 2x/minggu 2,85
Asupan Energi Protein Lemak Karbohidrat
(2.918 (74,4 (30,7 gram) (235 gram)
kcal) gram)
Kebutuhan 2.288 86 gram 51 gram 372 gram

8
kkal
%AKG 127,5 % 84,3 % 40 % 63,17%
Kesimpulan: presentase kebutuhan energi diatas kebutuhan 127,5 %, kebutuhan protein defisit
ringan 84,3 %, kebutuhan lemak defisit berat 40 %, dan kebutuhan karbohidrat defisit berat
63,17%.
Kategori Asupan (Depkes RI, 1996):
Defisit ringan 80-89% Diatas kebutuhan >120%
Defisit sedang 70-79% Normal 90-119%
Defisit berat <70%

9
2.4.2 Tabel Food Recall 24 Jam

Berat makanan Energi Protein Lemak KH


Waktu
Hari Menu Bahan Makanan yang dimakan (kkal) (gram) (gram) (gram)
Makan
(gram)
Senin - Beras - 30 gram 23,7 0,6 0,2 2,6
Pagi 06.30 -Bubur
30/08/19
Pra Bedah - Bubur - Beras - 40 gram 31,6 0,8 0,2 6,4
156,7 14,8 10,4 -
- Daging ayam - Daging ayam - 55 gram
Siang 11.30 54,0 4,4 2,8 2,6
- Sop ayam - Sop ayam - 75 gram

- Roti - Roti - 50 gram 137,0 4,4 1,5 26,0


Sore 17.00 46,2 2,2 2,7 3,4
- Susu - Susu - 75 gram
- - TOTAL 898,3 27,3 17,8 43,1
- - Kebutuhan 2.288 kkal 86 51 372
- - % Asupan 39,26% 31,7% 58,43% 11,58%
Pasca - -
Bedah
Selasa Sore (18.30) - Bubur - Beras 79,1 2,0 0,5 16,1
100 gram
01/09/19
Rabu - Bubur - Beras 79,1 2,0 0,5 16,1
Pagi (6.30) 100 gram
02/09/19
- Bubur - Beras
- 100 gram 79,1 2,0 0,5 16,1
- Sop sawi - Sawi
104,0 1,8 7,0 10,5
Siang - 100 gram
wortel - Wortel 105 6,6 8,3 0,6
(12.00)
- Telur ceplok - Telur - 55 gram

Sore (17.00) - Bubur - 100 gram

10
- Ikan bandeng - Beras - 70 gram 79,1 2,0 0,5 16,1
58,7 10,4 1,6 -
- Sayur asem - Ikan - gram
49 1,8 2,7 5,7
- Labu siam
- Wortel
- Terong
Total - 554 kkal 26,6 21,1 65,1
Kamis - Bubur - Beras - 100 gram 79,1 2,0 0,5 16,1
03/10/2019 Pagi 199,4 18,8 13,2 -
- Opor ayam - Daging ayam - 70 gram
06.30 75,3 - - 18,0
- pisang - Buah pisang - 75 gram

Siang - Bubur 79,1 2,0 0,5 16,1


- Beras - 100 gram
12.00
- Bubur - Beras - 100 gram 79,1 2,0 0,5 16,1
34,9 1,9 0,3 7,9
- Oseng buncis - Buncis - 100 gram
105 6,6 8,3 0,6
Sore - Telur dadar - Telur ayam - 55 gram 12,9 - - 3,2
16.00 75,3 - - 18,0
- Teh manis - Teh manis - 100 gram
- Buah pisang - Buah pisang - 75 gram
Total - - - 740,1 kkal 33,3 gram 23,3gram 96 gram
Jumat - Bubur - Beras 158,2 4,0 1,0 32,2
04/09/2019 - 200 gram 9,0 1,4 0,1 1,3
- Cah sawi - Sawi
Pagi - 60 gram 170,9 16,1 11,3 -
06.30 wortel - Wortel
- 60 gram
- Daging ayam - Daging ayam
- Bubur - Beras - 200 gram 158,2 4,0 1,0 32,2
Siang
9,0 1,4 0,1 1,3
11.00 - Sop sawi - Sawi - 60 gram
69 0,8 0,4 17,5

11
wortel - Wortel - 75 gram
- Buah pisang - Buah pisang
Total - - - 574,3 kkal 27,7 gram 13,9 84,5 gram
gram

12
BAB III

DIAGNOSIS GIZI
3.1 Simpulan Hasil Pengkajian Kasus
Pasien atas nama Tn. K umur 37 tahun dengan diagnosis medis Appendicitis dengan
keluhan Nyeri dibagian perut kanan bawah. Mual dan pusing, keluhan nyeri dibagian
perut kanan bawah dan mual dirasakan saat tanggal 30 september 2019 pukul 22.00
WIB.
3.2 Diagnosa Gizi
 NI-2.1 Intake makanan oral lebih kecil dari rekomendasi berdasarkan kebutuhan
fisiologis berkaitan dengan kurangnya pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan
makanan oral ditandai dengan hasil recall dan persen asupan energi 39,26% (defisit
berat), protein 31,7% (defisit berat), lemak 58,43% (defisit berat) dan KH 11,58%
(defisit berat).
 NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan usus
buntu yang mengalami peradangan ditandai dengan leukosit tinggi yaitu 23.61 ribu/dl

13
BAB IV
INTERVENSI GIZI
4.1 Perencanaan Intervensi Gizi
1. Tujuan Diet
 Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein)
 Mengganti kehilangan protein, zat besi dan zat gizi lainnya
 Memenuhi kebutuhan zat gizi yang meningkat pasca operasi untuk
mempercepat proses penyembuhan.
 Memberikan dukungan gizi berupa edukasi untuk pengaturan makan
dirumah bila diperlukan.

2. Syarat dan Prinsip Diit

 Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan yang


meningkat pasca operasi yaitu 2.288 kkal
 Protein 10-15% dari kebutuhan energi yaitu 86 gram
 Lemak sedang 15-20% yaitu 51 gram
 Karbohidrat dapat diberikan lebih banyak 65-75% dari kebutuhan energi
total yaitu 372 gram
 Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan diberikan secara bertahap,
dengan 3x makan
 Makanan diberikan secara berhati-hati disesuaikan dengan kemampuan
pasien untuk menerimanya
 Selama pemulihan kondisi diberikn diet tinggi energi tinggi protein
 Makanan mudah cerna, porsi kecil dan sering

14
3 Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
BBI = (TB-100)-10%
= (160-100)-10%
= 54 kg

AMB = 66+(13,7XBB) + (5xTB)-(6,8xU)


= 66+ (13,7x54) + (5x160)-6,8x37)
= 66+ (740) + (800)- (252)
= 1.354 kkal

TEE = AMB X FA X FS
= 1.354X 1,3 X1,3
= 2.288 kkal
15 343,3
Protein = 100 𝑥2.288 = 4
= 86 gram

20 458
Lemak = = 100 𝑥2.288 = 9
= 51 gram

65 1487,2
Karbohidrat = 100
𝑥2.288= 4 = 372 gram

Kebutuhan energi : 2.288 kkal


Kebutuhan protein : 86 gram
Kebutuhan lemak : 51 gram
Kebutuhan karbohidrat : 372 gram

4. Jenis Diet, Bentuk Makanan dan Cara Pemberian


Jenis Diit : Diet Pasca Bedah ( Diet TKTP)
Bentuk Makanan : Makanan Lunak (Bubur)
Cara Pemberian : Oral
Frekuensi : 3x makan besar, 2x selingan

15
5. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Parameter Media / cara Target
Pemeriksaan Leukosit Melihat Rekam medis Untuk menurunkan
Biokimia kadar leukosit
hingga mendekati
batas normal
Asupan zat gizi Energi, Recall 24 jam Mencapai asupan
Protein, Asupan energi 39,26% batas normal (80-
Lemak, (defisit berat), 120)
Karbohidrat Protein 31,7% (defisit
berat
Lemak 58,43% (defisit
berat)
KH 11,58% (defisit
berat)

6. Rencana Konsultasi Gizi


Masalah Gizi Tujuan Materi Konseling Keterangan
1. Meningkatkan 1. Menjelaskan - Sasaran :
Asupan makanan pengetahuan tujuan dan pasien dan
diet pasca pasien terhadap penerapan diet keluarga
operasi pentingnya diet pasca operasi
yang diterima serta makanan - Metode :
dan dijalankan yang dianjurkan ceramah dan
2. Memotivasi atau dan tidak tanya jawab
mendorong dianjurkan
pasien agar dapat (dibatasi)
menaati diet dan - Alat : leaflet
keluarga dapat - Waktu : 10-
mengawasi dan 15 menit
mengingatkan
diet yang - Ruang :
dijalankan pasien Dahlia 12 F
- Monev :
mereview
kembali
untuk
mengetahui
pemahaman
pasien.

16
4.2 Pelaksanaan
1. Pemberian Diet
a. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
 Jenis diet : Diet Pasca Bedah I
 Bentuk makanan : Makanan Lunak (Bubur)
 Cara pemberian : Oral
 Frekuensi : 3x makan utama, 2x selingan
 Nutrisi Oral :

Energi Protein Lemak KH(g)


(kkal) (g) (g)
Standar diet 1267,7 40, 6 24,1 224,7
kkal gram gram gram
Modifikasi (rekomendasi) 2065 kkal 60 gram 29,4gra 137
m gram
Kebutuhan (planning) 2.288 86 51 372
kkal gram gram gram
% standar/kebutuhan 90% 66,16% 56,6% 60,4%

b. Rekomendasi Diit
Jenis Makan Standar Diet Rekomendasi
Makan Pagi Bubur 75g bubur 150 gram
L. Hewani 30 g L. Hewani telur dadar 55
Sayur 100 g L. Nabati tahu 50 gram
Minyak 5 g Sayur oseng buncis 100 gram

Selingan Pagi `kacang Ijo 100 gram Kacang Ijo 100 gram

Makan Siang Bubur 100 gram bubur 150 gram


L. Hewani 100 gram Tempe 30 gram
L. Nabati (tahu) 50 gram Sayuran sup 75 gram
Sayur 100 gram Opor ayam 60 gram
Buah 100 gram Pisang 75 gram

Makan Malam bubur 150 gram Bubur 150 gram


L. Hewani 25 gram L. Hewani ikan bandeng 40
L. Nabati 25 gram gram
Sayur 100 gram Tahu 50 gram
Minyak 5 gram Sayuran labu siam 100 gram
Selingan Malam Pisang Rebus

Kesimpulan Energi : 1267,7 kkal Energi : 1529 kkal


Protein : 40, 6g Protein : 56,9 gram
Lemak : 24,1 g Lemak : 28,9 gram
KH : 224,7 g KH : 122,6 gram

17
2. Pendidikan Gizi
Pendidikan gizi yang sudah diberikan kepada pasien yang dapat dikategorikan cukup
baik karena pasien beserta keluarga Tn. K sudah di edukasi atau diberikan informasi
dengan pengetahuan terkait gizi dan pentingnya bagi kebutuhan tubuh serta terhadap
penyakit usus buntu meliputi makanan yang dianjurkan dan makanan yang tidak
dianjurkan (dikurangi/dibatasi).
3. Konseling Gizi
Konseling gizi sudah diberikan pada tanggal dengan baik arena pasien dan keluarga
menerima apa yang sudah dikonselingkan. Pihak keluarga melalui tanya jawab telah
diberikan informasi yang penting terkait penatalaksanaan diet pasca beda usus buntu
informasi tersebut mencakup gaya hidup serta pola makan yang harus dibatasi,
dihindari dan dianjurkan sesuai keadaan penyakit pasien dengan mengacu kepada
riwayat penyakit, personal dan FFQ kepada pasien.
4. Koordinasi dengan tim lain
Dalam melakukan pelaksanaan intervensi serta monitoring evaluasi yang dilakukan
terhadap pasien konselor berkoordinasi atau bekerjasama denga tim lainnya yang
mengambil bagian seperti perawat, dimana dalam pengambilan data pasien (identias
pasien, riwayat personal, data laboratorium, dan data klinis) pada CM perawat ambil
ikut ambil bagian dalam hal ini.

18
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
1. Tabel Monitoring Data Biokimia
No Tanggal Leukosit
1. 30 September 2019 23.61 ribu/dl

2. Hasil Monitoring Data Fisik/Klinis


No Tanggal Tekanan Darah
1 30 September 2019 120/86 mg/dl
2 01 Oktober 2019 120/80 mg/dl
3 02 oktober 2019 120/80 mg/dl
4 03 oktober 2019 106/60 mg/dl
5 04 oktober 2019 120/90 mg/dl
Kesimpulan: Tekanan darah tergolong stabil dalam 5 hari

3. Hasil Monitoring Asupan Selama 5 hari

No Tanggal Asupan
Energi (kkal) Protein Lemak Karbohidrat
(gram) (gram) (gram)
1. 30 331,6 kkal 22,4 gram 15,2 gram 20,6 gram
September
2019
% Asupan 14,4% 26,04% 29,8% 5,53%
2. Selasa 79,1 2,0 0,5 16,1
01 Oktober
2019
% Asupan 3,45% 2,32% 0,985 4,32%
3 Rabu 554 kkal 26,6 21,1 65,1
02 Oktober
2019
% Asupan 24,2% 30,9% 41,3% 17,5%
4 Kamis 740,1 kkal 33,3 gram 23,3gram 96 gram
03 Oktober
2019
% Asupan 32,3% 38,7% 45,6% 25,8%
5 Jumat 574,3 kkal 27,7 gram 13,9 gram 84,5 gram
04 Oktober
2019
%Asupan 25,1% 32,2% 27,25% 22,71

19
Rata-rata 19,89% 26,03% 48,49% 15,17%
Kesimpulan: Hasil monitoring menentukan bahwa asupan pasien kurang baik dilihat dari
energi defisit berat, protein defisit berat, lemak berlebih

20
BAB VI
PEMBAHASAN

Tn. K berusia berusia 37 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 30 September 2019 dengan
keluhan nyeri dibagian perut kanan bawah, mual, dan pusing. Pasien tidak memilik riwayat
penyakit sebelum atau riwayat penyakit dari keluarga.
Monitoring dan evaluasi data antropometri dilakukan pada awal dan akhir pengambilan studi
kasus. Data antropometri pasien yang diperoleh adalah tinggi badan dan berat badan. Tinggi
badan pasien yang diperoleh 160 cm dan berat badan pasien adalah 55 kg Data ini digunakan
agar dapat mengetahui status gizi pasien dari perhitungan IMT . IMT yang dimiliki pasien adalah
21,09 kg/m2 dengan hasil IMT ini status gizi pasien termasuk kategori normal.
Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium Tn. K memiliki kadar Leukosit yang tinggi yaitu
236 ribu/dl dengan batas normal 13 ribu-16 ribu, leukosit disebut juga sel darah putih,
merupakan unit sistem pertahanan tubuh yang mobil. Leukosit sebagian dibentuk disumsum
tulang dan sebagian lagi di jaringan limfe. Setelah dibentuk, sel-sel ini diangkut dalam darah
menuju ke berbagai bagian tubuh yang membutuhkan (Guyton, 2007).

21

Anda mungkin juga menyukai