Anda di halaman 1dari 15

Nama : Nadya Rumaisha

NIM : 191010320026
Tugas Dietetik Jantung

1. Pengkajian Gizi:
a. Antropometri meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh
(IMT), indeks pola pertumbuhan/persentil, riwayat berat badan, lingkar lengan atas,
panjang lutut, panjang ulna.
b. Biokimia meliputi pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan adanya
Hiperlipedemia (kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida), Diabetus melitus
(GulaDarah). Hasil pemeriksaan biokimia pasien jantung biasanya kolesterol total
darah tinggi, LDL tinggi, HDL rendah, GDS tinggi, natrium darah tinggi, creatinin
tinggi, BUN tinggi, dan SGOT tinggi.
c. Fisik/Klinis yaitu pemeriksaan fisik terkait gizi meliputi wasting otot dan lemak
subkutan, kesehatan mulut,pernapasan, serta nafsu makan. Pemeriksaan fisik terkait
gizi merupakan kombinasi dari tanda-tanda vital dan antropometri yang dapat
dikumpulkan dari catatan medik pasien serta wawancara. Contoh: edema, asites, massa
otot yang hilang, kondisi gigi, lemak tubuh yang menumpuk. Selain itu pemeriksaan
fisik/klinis termasuk juga nafsu makan, kemampuan berkomunikasi, serta kemampuan
menelan dan mengunyah pada lansia. Kecenderungan hasil pemeriksaan fisik/klinis
pasien jantung ialah tekanan darah tinggi, denyut nadi tinggi, respirasi tinggi, terdapat
edema/asites, lemak tubuh yang menumpuk, anoreksia.
d. Riwayat Gizi meliputi pemberian makanan dan gizi, penggunaan obat/herbal suplemen,
pengetahuan/kepercayaan, ketersediaan makanan dan persediaan, serta aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik atau aktivitas fisik yang berlebihan menjadi salah satu faktor
penyebab penyakit jantung.

e. Riwayat Klient meliputi riwayat medis/kesehatan/keluarga, perawatan dan penggunaan


pengobatan komplementer/alternatif, riwayat sosial, status sosial ekonomi, lokasi
geografis, dan akses terhadap layanan kesehatan dan gizi. Umumnya pasien penyakit
jantung berasal dari riwayat keluarga yang juga mengalami penyakit jantung.
2. Dignosa Gizi
Penulisan diagnosa gizi harus mengacu pada konsep PES, yaitu problem, etiologi, dan
sign/symptom. Dalam pembuatan diagnosis, agar terbentuk menjadi kalimat diagnosis
yang dapat dimengerti maka dalam pembuatannya menggunakan kata sambung seperti:
“Problem (terminologi yang ada) berkaitan dengan Etiologi ditandai dengan
sign/symptom”. Atau “Problem (penetapan masalah gizi) yang terkait dengan Etiologi
sebagaimana dibuktikan oleh Sign/symptom” dengan keterangan sebagai berikut:
 Problem : penetapan diagnosis masalah gizi
 Etiologi : penyebab/faktor risiko berkaitan dengan diagnosis gizi dengan kata-kata
“terkait dengan” atau “berkaitan dengan”.

 Sign/symptom: tanda/gejala merupakan data yang digunakan untuk mengetahui bahwa


klien/populasi memiliki diagnosis gizi dengan kata-kata “yang dibuktikan oleh” atau
“ditandai dengan”.

Tiga domain dalam diagnosa gizi:


a. Domain asupan
Masalah aktual yang berhubungan dengan asupan makan atau gizi yang terlalu banyak
atau sedikit dibandingkan dengan kebutuhan aktual atau perkiraan.
Contoh domain asupan yang mungkin terjadi pada pesien penyakit jantung ialah:
 Asupan energi yang tidak adekuat berkaitan dengan kurang nafsu makan pada pasien
yang ditandai dengan status gizi yang underweight.
 Kelebihan asupan lemak berkaitan dengan sering konsumsi makanan tinggi lemak
yang ditandai dengan hasil pemeriksaan kolesterol total tinggi.
 Kelebihan asupan karbohidrat berkaitan dengan sering konsumsi makanan yang tinggi
karbohidrat sederhana yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa dalam darah.

 Kelebihan asupan mineral natrium berkaitan dengan sering konsumsi makanan tinggi
natrium ditandai dengan tingginya tekanan darah.

b. Domain klinis
Masalah gizi yang berhubungan dengan kondisi medis atau fisik. Contoh domain klinis
yang mungkin terjadi pada pesien penyakit jantung ialah:
 Kesulitan menelan berkaitan dengan nyeri di ulu hati yang ditandai dengan badan
merasa lemas.
 Berat badan kurang berkaitan dengan kurangnya nafsu makan yang ditandai dengan
berat badan yang menurun ditandai dengan status gizi underweight.
 Berat berlebih berkaitan dengan nafsu makan yang meningkat yang ditandai dengan
status gizi overweight.

 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan adanya masalah pada
jantung yang ditandai dengan meningkatnya kadar natrium, GDS, Kolesterol, SGOT,
Creatinin, dan BUN dalam darah.

c. Domain perilaku dan lingkungan


Sikap, kepercayaan, lingkungan, akses terhadap makanan atau keamanan pangan.
Contoh domain perilaku dan lingkungan yang mungkin terjadi pada pasien penyakit
jantung asalah:
 Tidak siap untuk diet/merubah perilaku yang berkaitan dengan seringnya konsumsi
makanan tinggi lemak yang ditandai dengan kolesterol darah tinggi.
 Ketidaksesuaian dalam pemilihan makanan disebabkan oleh kurangnya pengetahuan,
motivasi diri sendiri dan dukungan keluarga ditandai dengan kebiasaan makan yang
kurang sesuai dengan anjuran yang ada.

 Kurang patuh untuk mengikuti anjuran gizi berkaitan dengan kurangnya keyakinan
untuk berubah ditandai dengan nilai pemeriksaan darah lebih tinggi dari normal.

3. Intervensi Gizi
a. Tujuan diet penyakit jantung:
 Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
 Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.

 Mencegah atau menghilangkan penimbunan garam dan air.

b. Preskripsi diet pasien penyakit jantung:


 Diet Jantung I diberikan kepada pasien penyakit jantung akut seperti Myocard Infarct
(MCI) atau Dekompensasio Kordis berat. Diet yang diberikan berupa 1-1,5 liter
cairan/hari selama 1-2 hari pertama bila pasien dapat menerimanya. Diet ini sangat
rendah energi dan semua zat gizi sehingga sebaiknya hanya diberikan selama 1-3 hari.
 Diet Jantung II diberikan dalam bentuk makanan saring atau lunak, merupakan
perpindahan dari Diet Jantung I, atau setelah fase akut diatasi. Jika disertai hipertensi
dan/atau edema, diberikan Diet Jantung II Garam Rendah. Diet ini rendah energi,
protein, kalsium, dan tiamin.
 Diet Jantung III diberikan dalam bentuk makanan lunak atau biasa, merupakan
perpindahan dari diet jantung II atau kepada pasien jantung dengan kondisi yang tidak
terlalu berat. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan Diet Jantung III
Garam Rendah. Diet ini rendah energi dan kalsium, tetapi cukup zat gizi lain.

 Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa, merupakan perpindahan dari
Diet Jantung III. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan Diet Jantung IV
Garam Rendah. Diet ini cukup zat gizi lain, kecuali kalsium.

c. Syarat diet pasien penyakit jantung:


 Energi cukup, untuk mempertahankan berat badan normal.
 Protein cukup. Protein 0.8 g/kgBB dan dipilih dari sumber protein dengan nilai
biologis tinggi.
 Lemak sedang, yaitu 25-30% dari total kebutuhan energi sehari, dengan lemak jenuh
≤ 10%.
 Karbohidrat sederhana dibatasi jika kadar glukosa darah pasien tinggi atau pasien
dengan riwayat DM.
 Kolesterol rendah, terutama jika disertai dengan dislipidemia.
 Vitamin dan mineral cukup. Penggunaan suplemen kalsium, kalium, dan magnesium
tidak dianjurkan, karena dapat memicu kontraksi kerja jantung.
 Garam rendah 2-3 g/hari pada pasien yang disertai hipertensi dan edema.
 Makanan mudah dicerna, tidak merangsang, dan tidak menimbulkan gas.
 Serat cukup, terutama serat larut air untuk mencegah terjadinya konstipasi.
 Cairan cukup, kira-kira 2000 ml per hari, tergantung kebutuhan penderita.
 Bentuk makanan sesuai keadaan penderita, dalam porsi kecil frekuensi sering.

 Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan
berupa makanan enteral, parenteral, dan suplemen gizi.

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
Sumber Karbohidrat Beras ditim atau disaring, Makanan yang
roti, mie, kentang, makaroni, mengandung gas atau
biskuit, tepung alkohol seperti abi,
beras/terigu/sagu, gula pasir, singkong, tape.
gula merah, madu, sirup
Sumber Protein Hewani Daging sapi dan ayam Daging sapi dan ayam
dengan lemak rendah, ikan, yang berlemak, gajih,
telur, susu rendah lemak sosis, ham, hati, limpa,
dalam jumlah yang babat, otak, kepiting dan
ditentukan. kerang-kerangan, keju,
susu full cream.
Sumber Protein Nabati Kacang-kacangan kering Kacang-kacangan kering
seperti kacang kedelai dan yang mengandung tinggi
hasil olahannya. lemak seperti kacang
tanah, kacang mete, dan
kacang bogor.
Sayuran Sayuran yang tidak Sayuran yang mengandung
mengandung gas seperti gas seperti kol, kembang
bayam, wortel, labu siam. kol, lobak, sawi, dan
nangka muda.
Buah-buahan Semua buah-buahan segar Buah-buahan yang
seperti pisang, pepaya, mengandung gas dan
jeruk. alkohol seperti durian dan
nangka matang.
Lemak Minyak jagung, minyak Minyak kelapa dan minyak
kedelai, margarin, mentega kelapa sawit, santan kental.
dan santan dalam jumlah
terbatas.
Minuman Teh encer, sirup, coklat. Teh/kopi kental, minuman
yang mengandung soda
dan alkohol.
Bumbu Semua bumbu selain bumbu Lombok, cabe rawit, dan
tajam dalam jumlah terbatas. bumbu-bumbu lain yang
tajam.

4. Rencana monitoring dan evaluasi pada pasien penyakit jantung


 Monitoring dan evaluasi Klinis (Tekanan darah, respirasi)
 Monitoting dan evaluasi nilai laboratorium seperti Gula darah sewaktu (jika dengan
komplikasi DM).
 Monitoring dan evaluasi keluhan yang dirasakan.
 Monitoring dan evaluasi asupan pasien selama pengamatan.
 Memantau pengetahuan dan kepatuhan pasien serta keluarga terkait dengan jenis diet
yang dianjurkan.
 Memantau penurunan berat badan jika terjadi obesitas.
 Memantau penambahan berat badan jika status gizi pasien overweight.
CONTOH KASUS PENYAKIT JANTUNG

I. Data Umum Pasien


1. Nama : Ny. S
2. Usia : 67 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
6. Alamat : Pondok Kopi
7. Pendidikan : SD
8. Ruangan/kelas/kamar : An-Nas 1/2/3
9. No. rekam medic : 00812488
10. Tanggal masuk : 31 Agustus 2016
11. Tanggal pengamatan : 01-03 September 2016
12. Diagnose medis : CHF disertai Dispepsi dan HHD
13. Dokter : dr. AM,Sp.Jp

II. Proses Asuhan Gizi Terstandar


1. Assesment
a. Antropometri
Pengukuran antropometri yang dilakukan yaitu pengukuran berat badan dan tinggi
badan. Pengukuran berat badan dihitung berdasarkan pengukuran LILA sedangkan
pengukuran tinggi badan dihitung berdasarkan pengukuran ULNA. Metode pengukuran
tersebut dilakukan karena kondisi pasien yang lemas dan tidak bisa berdiri.
Ulna : 25 cm
Estimasi TB = 66,377 + (3,5796 x panjang ulna)
= 156 cm
Lila : 29 cm
Estimasi BB = 2,001 (LILA) – 4,22
= 2,001 (29) – 4,22
= 54 Kg
BB ideal = (TB – 100) 10 % - (TB -100)  (Rumus Broca,2004)
= (156 – 100) 10 % - (156-100)
= 50.4 kg
IMT =BB/ TB (m2)  (WHO,2000)
= 54/1.562
=22.2 kg/ m2 Normal
Berdasarkan pegukuran IMT dengan membandingkan berat badan dengan tinggi
badan dihasilkan IMT pasien sebesar 22,2 kg/m2, sehingga dapat disimpulkan bahwa
status gizi pasien adalah normal (WHO, 2000).

b. Biokimia dan Hasil Pemeriksaan Lain


Pengumpulan data biokimia meliputi hasil laboratorium yang berhubungan dengan
keadaan gizi seperti analisis darah, urin, dan jaringan tubuh lainnya. Data biokimia
merupakan kumpulan data hasil laboratorium yang memberikan gambaran penyakit OS.
Berikut adalah hasil nilai laboratorium OS dapat dilihat pada table berikut.
Hasil Nilai Laboratorium OS
Jenis Nilai
Tanggal Hasil Satuan Keterangan
pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin 13.1 mg/dl 12,5-15,5 Normal
Hematokrit 41.0 % 37-47 Normal
Lekosit 11.4 10^3/uL 5,0-10,0 Lecositosis
Trombosit 270 10^3/uL 150-400 Normal
Natrium 147 mmol/L 135-145 Tinggi
31 Agustus
Kalium 3.69 Mmol/L 3,50-5,50 Normal
2016
Urea 45 mg/dl 10-50 Normal
Kreatinin 1.5 mg/dl 0,51-0,95 Tinggi
Chloride 110 mmol/L 98-110 Normal
SGOT 57.2 u/L 10-35 Tinggi
SGPT 32.9 u/L 10-45 Normal
Sumber : Catatan keperawatan An-Nas I, RSIJ Pondok Kopi (2016)

Berdasarkan hasil pemeriksaan nilai laboratorium OS pada tanggal 31 Agustus 2016,


dapat diketahui OS mengalami lecositosis. OS mengalami hipertensi yang ditandai dengan
kadar natrium yang tinggi. Kadar SGOT, creatinin, lekosit mengalami peningkatan yang
menandakan terjadi kerusakan pada organ, salah satu penyabab meningkatnya kadar
SGOT, creatinin dan leokosit adalah adanya masalah pada jantung.

c. Klinis / Fisik
Berikut merupakan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital OS.
Jenis pemeriksaan 31/08/2016 Nilai normal Keterangan
Kesadaran umum CM Komposmentis Normal
Tekanan darah (mmHg) 150/90 120/80 Hipertensi
Suhu (oC) 36.6 36-37 Normal
Nadi (x/menit) 100 60-90 Takikardi
Respirasi (x/menit) 32 14-20 Takipneu
Sumber : Catatan keperawatan An-Nas I, RSIJ Pondok Kopi (2016)

Berdasarkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital OS, dapat disimpulkan bahawa


kesadaran umum OS pada saat masuk RS dalam keadaan kompos mentis, tekanan darah
tinggi, suhu normal, awal masuk rumah sakit denyut nadi tinggi (takikardi), dan respirasi
awal masuk rumah sakit lebih cepat (takipneu).Assessment tentang keluhan yang dirasakan
OS pada saat masuk RS dapat dilhat pada table berikut.
Keadaan Fisik Penderita
Keadaan Fisik 31 Agustus 2016
Lemas +
Pusing +
Mual +
Muntah +
Dyspepsia +
Batuk +
Edema -

Keadaan fisik OS pada saat masuk rumah sakit, yaitu OS merasakan lemas, pusing,
mual, muntah, batuk, serta nyeri pada ulu hati.

d. Dietary History
OS belum pernah mendapatkan konseling gizi mengenai penyakitnya yaitu CHF
yang disertai dyspepsia dan HHD. OS tidak memiliki pantangan atau alergi terhadap
makanan. Frekuensi makan OS sebelum masuk rumah sakit yaitu 3 kali makan utama dan
2 kali makan selingan. OS sering mengonsumsi gorengan, ikan asin, telur asin, dan
makanan yang dimasak dengan menggunakan garam dapur yang berlebihan. Makanan
tersebut biasa dikonsumsi oleh OS 1 sampai 2 kali sehari. Berikut adalah perhitungan
kebutuhan energi dan zat gizi OS sebelum masuk rumah sakit.Berikut adalah perhitungan
kebutuhan energi OS sebelum masuk rumah sakit berdasarkan rumus Harris Bennedict.
REE = 655 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 54) + (1,7 x 156) – (4,7 x 67)
= 1123,7 Kal
Kebutuhan energi = AMB x FA
= 1123,7 x 1,3
= 1461 Kal
Kebutuhan protein = 0.8 g/Kg BB
= 0.8 X 54
= 43.2 gram  13%
25 % x kebutuhan energi
Kebutuhan lemak =
9
25 % x 1461
=
9
= 40,58 gram
10 % x kebutuhan energi
Lemak Jenuh =
9
10 % x 1461
=
9
= 16,23gram
15 % x kebutuhan energi
Lemak Tidak Jenuh =
9
15 % x 1461
=
9
= 24,35 gram
62 % x kebutuhan energi
Kebutuhan KH =
4
62 % x 1461
=
4
= 226,46 gram

Pola kebiasaan makan OS sebelum masuk rumah sakit dapat dilihat pada table berikut.
Jumlah E
Kerangka menu P (g) L (g) KH (g)
(porsi) (Kal)
Makanan pokok 3 700 16 0 160
Lauk hewani 2 100 16 4 0
Lauk nabati 2 150 10 6 14
Sayur 2 50 2 0 10
Buah 1 50 0 0 12
Gula 3 108 0 0 27
Minyak 4 200 0 20 0
Total 1358 44 30 223
Sumber : perhitungan dengan DBMP

Asupan OS sebelum masuk rumah sakit didapat energi sebesar 1358 Kal, protein 44
gram, lemak 30 gram, dan karbohidrat 223 gram. Kebutuhan OS sebelum masuk rumah
sakit adalah 1461 Kal, protein 43.2 gram, lemak 40,58 gram, dan karbohidrat 226,46
gram. Dapat disimpulkan asupan energi OS sudah mencukupi dari total kebutuhan yaitu
mencapai 92,95%, asupan protein sebanyak 101.85 %, asupan lemak masih kurang yaitu
hanya 73,31%, dan asupan karbohidrat 98,47%.

e. Data Riwayat Personal


 Sosial ekonomi pasien yaitu menengah keatas. Asupan makanan sehari OS terpenuhi,
yaitu 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan. OS tinggal bersama putrinya
yang bekerja sebagai guru.
 OS tidak memiliki riwayat penyakit keluarga. Os memiliki riwayat penyakit hipertensi.

2. Diagnosa Gizi

Diagnosa gizi adalah identifikasi masalah dari data penilaian gizi yang
menggambarkan kondisi gizi pasien saat tertentu hingga potensi terjadinya masalah gizi
yang dapat ditindak lanjuti agar dapat diberikan intervensi gizi yang tepat. Diagnosa gizi
kasus ini adalah sebagai berikut.
Kode Problem Etiology Sign/symptom
NI .5.10.2 Kelebihan intake Sering mengkonsumsi Anoreksia, lemas,
mineral natrium makanan yang tinggi natrium hipertensi
NC.1.2 Kesulitan Kerusakan gigi Kemampuan gigi menurun
mengunyah
NC.2.2 Perubahan nilai Gangguan fungsi organ SGOT 57,2 u/L
laboratorium jantung Lekosit 11,4K/uL
Creatinin 1,5 mg/dl
Natrium 147 mmol/L
NB- 1.4 Kurang Kesenjangan yang Kurangnya memonitoring
memonitoring diri. menyebabkan kurangnya diri sendiri terhadap
perbaikan kebiasaan makanan seperti OS masih
mengkonsumsi makanan
yang dijual pedagang kaki
lima

3. Intervensi dan Implementasi


a. Rencana Intervensi
Tujuan Intervensi : memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja
jantung, dengan cara mengurangi konsumsi bahan makanan sumber protein nabati yang
memiliki nilai biologis rendah, serta membatasi asupan natrium untuk menurunkan
tekanan darah.
Perhitungan Kebutuhan Gizi MRS:
REE = 655 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 54) + (1,7 x 156) – (4,7 x 67)
= 1123,7 Kal
Kebutuhan energi = AMB x FA x FS
= 1123,7 x 1,2 x 1,0
= 1348 Kal
Kebutuhan protein = 0.8 g/Kg BB
= 0.8 X 54
= 43.2 gram  13%
25 % x kebutuhan energi
Kebutuhan lemak =
9
25 % x 1348
=
9
= 37,4 gram
10 % x kebutuhan energi
Lemak Jenuh =
9
10 % x 1348
=
9
= 14.98 gram
15 % x kebutuhan energi
Lemak Tidak Jenuh =
9
15 % x 1348
=
9
= 22,47 gram
62 % x kebutuhan energi
Kebutuhan KH =
4
62 % x 1348
= 4
= 208,94 gram
Jenis diet yang diberikan adalah diet jantung 2 (DJ 2) dan rendah garam 2 (RG2).
Pemberian diet disesuaikan dengan keadaan penderita, dan jenis penyakit jantung yang
diderita. Secara umum syarat pada diet jantung adalah :
 Energi cukup yaitu 1348 Kal
 Protein cukup, yaitu 0.8 g/KgBBI = 43.2 gram. Dipilih dari protein hewani yang
memiliki nilai biologis tinggi.
 Lemak sedang, yaitu 37.4 gram, lemak jenuh 14.98 gram, lemak tidak jenuh 22.47 gram.
 Karbohidrat cukup, yaitu 208,94 gram.
 Vitamin dan mineral cukup, hindari pemakaian suplemen kalsium, kalium, dan
magnesium jika tidak dibutuhkan.
 Garam rendah yaitu ½ sdt (2 gram) atau 600-800 mg natrium.
 Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas.

Preskripsi diet yang digunakan yaitu makanan pokok berupa bubur dengan
diet jantung 2 (DD2) dan rendah garam 2 (RG2). Pengaturan makan yaitu tanpa
penambahan lauk nabati dan menggunakan hidangan yang diolah dengan sedikit atau
tanpa garam.

b. Implementasi
Diet yang akan diberikan kepada OS yaitu diet DD2 RG2 dengan konsistensi
makanan berbentuk bubur dengan energi yang diberikan 1348 Kal, protein sebesar 43.2
gram, lemak sebesar 37,4 gram, dan karbohidrat 208,94 gram. Makanan diberikan
sebanyak tiga kali makan utama dan dua kali selingan. Ketersediaan energi dan protein
sudah memenuhi kebutuhan pasien, sedangkan ketersediaan lemak masih rendah dan
ketersediaan karbohitrat tinggi.

4. Monitoring dan Evaluasi


Monitoring dilakukan selama OS dirawat dirumah sakit. Hal ini dapat dilakukan
untuk melihat apakah terapi diet yang diberikan kepada OS sudah tepat atau belum. Serta
mengevaluasi asupan makanan OS selama di rumah sakit. Monitoring dilakukan pada
pemeriksaan klinis, keluhan, dan asupan makan OS. Monitoring dan evaluasi pemeriksaan
klinis serta keluhan OS dapat dilihat pada tabel berikut.
Jenis pemeriksaan 01/09/2016 02/09/2016 03/09/2016
Kesadaran umum CM CM CM
Tekanan darah (mmHg) 130/90 150/110 140/90
Suhu (oC) 36.4 36.5 36.8
Nadi (x/menit) 82 88 88
Respirasi (x/menit) 18 20 20
Sumber: Catatan keperawatan An-Nas 1, RSIJ Pondok Kopi (2016)

Berdasarkan tabel diatas tanda-tanda vital OS selama pengamatan 3 hari yaitu


kesadaran OS dalam keadaan komposmentis, tekanan darah tidak stabil, suhu tubuh, nadi,
dan respirasi OS dalam keadaan normal.
Monitoring Keluhan
Hasil
Monitoring Keluhan
01/09/2016 02/09/2016 03/09/2016
Dispepsi + - -
Pusing + + +
Mual + + -
Lemas + + +

Berdasarkan tabel diatas kondisi OS pada saat awal masuk rumah sakit yaitu OS
mengeluh dispepsia, pusing, lemas, dan mual. Hari ke-2 pengamatan OS sudah tidak
mengalami keluhan dyspepsia, sedangkan dihari ketiga pengamatan OS sudah tidak
mengalami keluhan mual.
Asupan makanan OS adalah dari makanan yang disediakan dari rumah sakit dan dari
makanan luar rumah sakit berupa roti. Makanan yang diberikan dari rumah sakit sudah
disesuaikan dengan kondisi OS agar nafsu makan dan asupan Os dapat meningkat. Diet
yang diberikan OS selama pengamatan adalah DD2 RG2. Bentuk makanan dirumah sakit
disesuaikan dengan keadaan pasien (Almatsier 2004). OS diberikan konsistensi makanan
lunak, makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,
ditelan dan dicerna.
Ketersediaan energi dan zat gizi yang diberikan oleh rumah sakit sudah disesuaikan
dengan kebutuhan OS yaitu energi sebesar 1323 Kal, protein 40.3 gram, lemak 36.3 gram,
dan karbohidrat 205,9 gram. Persentase rata-rata asupan makanan pasien terhadap
kebutuhan pasien selama di RS dapat dilihat pada table berikut.

Tanggal Asupan Energi dan Zat Gizi Pasien


Pengamatan Energi (Kal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)
01/09/2016 1145 29.1 28.0 156.5
02/09/2016 1201 35.8 34.6 190.7
03/09/2016 977 33.7 23.6 184.9
Total 3323 98.6 76.2 532.1
Rata-Rata 1108 32.9 25.5 177.4
% 90.6 76.2 75.0 95.1

Rata-rata asupan energi dan karbohidrat pasien termasuk kategori baik, sedangkan
rata-rata asupan protein dan lemak termasuk kategori defisit tingkat sedang. Kurangnya
asupan makan pada pasien disebabkan kesulitan menggigit dan mengunyah karena kondisi
gigi pasien yang sudah mengalami kerusakan. Defisit tingkat berat (<70 %), defisit tingkat
sedang (70-79 %), defisit tingkat ringan (80-89 %), normal (90 – 120 %) diatas AKG (>
120 % ) (Kusharto dan Supariasa, 2014).
PERENCANAAN MENU
Waktu Kerangka Berat E KH Natrium
Nama Hidangan Bahan P (gr) L (gr)
Makan Menu (gr) (Kal) (gr) (mg)
Pagi Hidangan Bubur ayam Beras 50 180 3,40 0,35 39,45 2,50
Sepinggan nusantara Ayam 25 76 4,55 6,25 0,00 25,00
Santan 20 9 1,14 0,26 1,80 0,80
Minyak 5 45 0,00 5,00 0,00 0,00
Mnm Teh manis Gula pasir 10 36 0,00 0,00 9,40 0,03
Sub Total 346 9,09 11,86 50,65 28,33
Selingan Ekstra Bubur Kacang Kacang Hijau 25 88 0,18 0,05 15,73
Pagi berkuah Hijau Gula pasir 10 36 0,00 0,00 9,40 0,03
Sub Total 125 0,18 0,05 25,13 0,03
Makan MP Bubur Beras 50 180 3,40 0,35 39,45 2,50
Siang LH Daging giling bb Daging 40 83 7,52 5,60 0,00 37,20
semur Kecap TS 5 10 0,00 0,00 3,00 25,00
Syr Sup wortel buncis Wortel 50 21 0,60 0,15 4,65 35,00
Buncis 50 22 1,35 0,15 3,90 9,00
Minyak 2 18 0,00 2,00 0,00 0,00
Buah Pepaya Pepaya 110 51 0,55 0,00 13,42 4,40
Sub Total 384 13,42 8,25 64,42 113,10
Selingan Snack pudding hunkwe tepung hunkwe 15 55 0,68 0,15 12,53 2,25
Sore manis Santan 5 6 0,10 0,50 0,38 0,20
gula merah 5 18 0,00 0,00 4,75 1,20
gula pasir 5 18 0,00 0,00 4,70 0,02
Sub Total 97 0,78 0,65 22,36 3,67
Makan MP Bubur Beras 50 180 3,40 0,35 39,45 2,50
Sore LH Tumis Bola-bola Ikan 60 68 10,20 2,70 0,00 60,00
  ikan Minyak 3 27 0,00 3,00 0,00 0,01

HS Sup Topas Wortel 50 21 0,60 0,15 4,65 35,00


    Ayam 20 60 3,64 5,00 0,00 20,00
   
Minyak 2 18 0,00 2,00 0,00 0,00
Buah Apel Apel 150 87 0,45 0,60 22,35 5,70

Sub Total 461 18,29 13,80 66,45 123,21

229,0
TOTAL 1414 41,75 34,61 0 268,34

104,8
Persentase terhadap kebutuhan (%) 96,64 92,54 109,60
9

Anda mungkin juga menyukai