NIM : 191010320026
Tugas Dietetik Jantung
1. Pengkajian Gizi:
a. Antropometri meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, indeks massa tubuh
(IMT), indeks pola pertumbuhan/persentil, riwayat berat badan, lingkar lengan atas,
panjang lutut, panjang ulna.
b. Biokimia meliputi pemeriksaan laboratorium yang berhubungan dengan adanya
Hiperlipedemia (kolesterol total, LDL, HDL, trigliserida), Diabetus melitus
(GulaDarah). Hasil pemeriksaan biokimia pasien jantung biasanya kolesterol total
darah tinggi, LDL tinggi, HDL rendah, GDS tinggi, natrium darah tinggi, creatinin
tinggi, BUN tinggi, dan SGOT tinggi.
c. Fisik/Klinis yaitu pemeriksaan fisik terkait gizi meliputi wasting otot dan lemak
subkutan, kesehatan mulut,pernapasan, serta nafsu makan. Pemeriksaan fisik terkait
gizi merupakan kombinasi dari tanda-tanda vital dan antropometri yang dapat
dikumpulkan dari catatan medik pasien serta wawancara. Contoh: edema, asites, massa
otot yang hilang, kondisi gigi, lemak tubuh yang menumpuk. Selain itu pemeriksaan
fisik/klinis termasuk juga nafsu makan, kemampuan berkomunikasi, serta kemampuan
menelan dan mengunyah pada lansia. Kecenderungan hasil pemeriksaan fisik/klinis
pasien jantung ialah tekanan darah tinggi, denyut nadi tinggi, respirasi tinggi, terdapat
edema/asites, lemak tubuh yang menumpuk, anoreksia.
d. Riwayat Gizi meliputi pemberian makanan dan gizi, penggunaan obat/herbal suplemen,
pengetahuan/kepercayaan, ketersediaan makanan dan persediaan, serta aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik atau aktivitas fisik yang berlebihan menjadi salah satu faktor
penyebab penyakit jantung.
Kelebihan asupan mineral natrium berkaitan dengan sering konsumsi makanan tinggi
natrium ditandai dengan tingginya tekanan darah.
b. Domain klinis
Masalah gizi yang berhubungan dengan kondisi medis atau fisik. Contoh domain klinis
yang mungkin terjadi pada pesien penyakit jantung ialah:
Kesulitan menelan berkaitan dengan nyeri di ulu hati yang ditandai dengan badan
merasa lemas.
Berat badan kurang berkaitan dengan kurangnya nafsu makan yang ditandai dengan
berat badan yang menurun ditandai dengan status gizi underweight.
Berat berlebih berkaitan dengan nafsu makan yang meningkat yang ditandai dengan
status gizi overweight.
Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan adanya masalah pada
jantung yang ditandai dengan meningkatnya kadar natrium, GDS, Kolesterol, SGOT,
Creatinin, dan BUN dalam darah.
Kurang patuh untuk mengikuti anjuran gizi berkaitan dengan kurangnya keyakinan
untuk berubah ditandai dengan nilai pemeriksaan darah lebih tinggi dari normal.
3. Intervensi Gizi
a. Tujuan diet penyakit jantung:
Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung.
Menurunkan berat badan bila terlalu gemuk.
Diet Jantung IV diberikan dalam bentuk makanan biasa, merupakan perpindahan dari
Diet Jantung III. Jika disertai hipertensi dan/atau edema, diberikan Diet Jantung IV
Garam Rendah. Diet ini cukup zat gizi lain, kecuali kalsium.
Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan tambahan
berupa makanan enteral, parenteral, dan suplemen gizi.
c. Klinis / Fisik
Berikut merupakan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital OS.
Jenis pemeriksaan 31/08/2016 Nilai normal Keterangan
Kesadaran umum CM Komposmentis Normal
Tekanan darah (mmHg) 150/90 120/80 Hipertensi
Suhu (oC) 36.6 36-37 Normal
Nadi (x/menit) 100 60-90 Takikardi
Respirasi (x/menit) 32 14-20 Takipneu
Sumber : Catatan keperawatan An-Nas I, RSIJ Pondok Kopi (2016)
Keadaan fisik OS pada saat masuk rumah sakit, yaitu OS merasakan lemas, pusing,
mual, muntah, batuk, serta nyeri pada ulu hati.
d. Dietary History
OS belum pernah mendapatkan konseling gizi mengenai penyakitnya yaitu CHF
yang disertai dyspepsia dan HHD. OS tidak memiliki pantangan atau alergi terhadap
makanan. Frekuensi makan OS sebelum masuk rumah sakit yaitu 3 kali makan utama dan
2 kali makan selingan. OS sering mengonsumsi gorengan, ikan asin, telur asin, dan
makanan yang dimasak dengan menggunakan garam dapur yang berlebihan. Makanan
tersebut biasa dikonsumsi oleh OS 1 sampai 2 kali sehari. Berikut adalah perhitungan
kebutuhan energi dan zat gizi OS sebelum masuk rumah sakit.Berikut adalah perhitungan
kebutuhan energi OS sebelum masuk rumah sakit berdasarkan rumus Harris Bennedict.
REE = 655 + (9,6 x BB) + (1,7 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 54) + (1,7 x 156) – (4,7 x 67)
= 1123,7 Kal
Kebutuhan energi = AMB x FA
= 1123,7 x 1,3
= 1461 Kal
Kebutuhan protein = 0.8 g/Kg BB
= 0.8 X 54
= 43.2 gram 13%
25 % x kebutuhan energi
Kebutuhan lemak =
9
25 % x 1461
=
9
= 40,58 gram
10 % x kebutuhan energi
Lemak Jenuh =
9
10 % x 1461
=
9
= 16,23gram
15 % x kebutuhan energi
Lemak Tidak Jenuh =
9
15 % x 1461
=
9
= 24,35 gram
62 % x kebutuhan energi
Kebutuhan KH =
4
62 % x 1461
=
4
= 226,46 gram
Pola kebiasaan makan OS sebelum masuk rumah sakit dapat dilihat pada table berikut.
Jumlah E
Kerangka menu P (g) L (g) KH (g)
(porsi) (Kal)
Makanan pokok 3 700 16 0 160
Lauk hewani 2 100 16 4 0
Lauk nabati 2 150 10 6 14
Sayur 2 50 2 0 10
Buah 1 50 0 0 12
Gula 3 108 0 0 27
Minyak 4 200 0 20 0
Total 1358 44 30 223
Sumber : perhitungan dengan DBMP
Asupan OS sebelum masuk rumah sakit didapat energi sebesar 1358 Kal, protein 44
gram, lemak 30 gram, dan karbohidrat 223 gram. Kebutuhan OS sebelum masuk rumah
sakit adalah 1461 Kal, protein 43.2 gram, lemak 40,58 gram, dan karbohidrat 226,46
gram. Dapat disimpulkan asupan energi OS sudah mencukupi dari total kebutuhan yaitu
mencapai 92,95%, asupan protein sebanyak 101.85 %, asupan lemak masih kurang yaitu
hanya 73,31%, dan asupan karbohidrat 98,47%.
2. Diagnosa Gizi
Diagnosa gizi adalah identifikasi masalah dari data penilaian gizi yang
menggambarkan kondisi gizi pasien saat tertentu hingga potensi terjadinya masalah gizi
yang dapat ditindak lanjuti agar dapat diberikan intervensi gizi yang tepat. Diagnosa gizi
kasus ini adalah sebagai berikut.
Kode Problem Etiology Sign/symptom
NI .5.10.2 Kelebihan intake Sering mengkonsumsi Anoreksia, lemas,
mineral natrium makanan yang tinggi natrium hipertensi
NC.1.2 Kesulitan Kerusakan gigi Kemampuan gigi menurun
mengunyah
NC.2.2 Perubahan nilai Gangguan fungsi organ SGOT 57,2 u/L
laboratorium jantung Lekosit 11,4K/uL
Creatinin 1,5 mg/dl
Natrium 147 mmol/L
NB- 1.4 Kurang Kesenjangan yang Kurangnya memonitoring
memonitoring diri. menyebabkan kurangnya diri sendiri terhadap
perbaikan kebiasaan makanan seperti OS masih
mengkonsumsi makanan
yang dijual pedagang kaki
lima
Preskripsi diet yang digunakan yaitu makanan pokok berupa bubur dengan
diet jantung 2 (DD2) dan rendah garam 2 (RG2). Pengaturan makan yaitu tanpa
penambahan lauk nabati dan menggunakan hidangan yang diolah dengan sedikit atau
tanpa garam.
b. Implementasi
Diet yang akan diberikan kepada OS yaitu diet DD2 RG2 dengan konsistensi
makanan berbentuk bubur dengan energi yang diberikan 1348 Kal, protein sebesar 43.2
gram, lemak sebesar 37,4 gram, dan karbohidrat 208,94 gram. Makanan diberikan
sebanyak tiga kali makan utama dan dua kali selingan. Ketersediaan energi dan protein
sudah memenuhi kebutuhan pasien, sedangkan ketersediaan lemak masih rendah dan
ketersediaan karbohitrat tinggi.
Berdasarkan tabel diatas kondisi OS pada saat awal masuk rumah sakit yaitu OS
mengeluh dispepsia, pusing, lemas, dan mual. Hari ke-2 pengamatan OS sudah tidak
mengalami keluhan dyspepsia, sedangkan dihari ketiga pengamatan OS sudah tidak
mengalami keluhan mual.
Asupan makanan OS adalah dari makanan yang disediakan dari rumah sakit dan dari
makanan luar rumah sakit berupa roti. Makanan yang diberikan dari rumah sakit sudah
disesuaikan dengan kondisi OS agar nafsu makan dan asupan Os dapat meningkat. Diet
yang diberikan OS selama pengamatan adalah DD2 RG2. Bentuk makanan dirumah sakit
disesuaikan dengan keadaan pasien (Almatsier 2004). OS diberikan konsistensi makanan
lunak, makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur yang mudah dikunyah,
ditelan dan dicerna.
Ketersediaan energi dan zat gizi yang diberikan oleh rumah sakit sudah disesuaikan
dengan kebutuhan OS yaitu energi sebesar 1323 Kal, protein 40.3 gram, lemak 36.3 gram,
dan karbohidrat 205,9 gram. Persentase rata-rata asupan makanan pasien terhadap
kebutuhan pasien selama di RS dapat dilihat pada table berikut.
Rata-rata asupan energi dan karbohidrat pasien termasuk kategori baik, sedangkan
rata-rata asupan protein dan lemak termasuk kategori defisit tingkat sedang. Kurangnya
asupan makan pada pasien disebabkan kesulitan menggigit dan mengunyah karena kondisi
gigi pasien yang sudah mengalami kerusakan. Defisit tingkat berat (<70 %), defisit tingkat
sedang (70-79 %), defisit tingkat ringan (80-89 %), normal (90 – 120 %) diatas AKG (>
120 % ) (Kusharto dan Supariasa, 2014).
PERENCANAAN MENU
Waktu Kerangka Berat E KH Natrium
Nama Hidangan Bahan P (gr) L (gr)
Makan Menu (gr) (Kal) (gr) (mg)
Pagi Hidangan Bubur ayam Beras 50 180 3,40 0,35 39,45 2,50
Sepinggan nusantara Ayam 25 76 4,55 6,25 0,00 25,00
Santan 20 9 1,14 0,26 1,80 0,80
Minyak 5 45 0,00 5,00 0,00 0,00
Mnm Teh manis Gula pasir 10 36 0,00 0,00 9,40 0,03
Sub Total 346 9,09 11,86 50,65 28,33
Selingan Ekstra Bubur Kacang Kacang Hijau 25 88 0,18 0,05 15,73
Pagi berkuah Hijau Gula pasir 10 36 0,00 0,00 9,40 0,03
Sub Total 125 0,18 0,05 25,13 0,03
Makan MP Bubur Beras 50 180 3,40 0,35 39,45 2,50
Siang LH Daging giling bb Daging 40 83 7,52 5,60 0,00 37,20
semur Kecap TS 5 10 0,00 0,00 3,00 25,00
Syr Sup wortel buncis Wortel 50 21 0,60 0,15 4,65 35,00
Buncis 50 22 1,35 0,15 3,90 9,00
Minyak 2 18 0,00 2,00 0,00 0,00
Buah Pepaya Pepaya 110 51 0,55 0,00 13,42 4,40
Sub Total 384 13,42 8,25 64,42 113,10
Selingan Snack pudding hunkwe tepung hunkwe 15 55 0,68 0,15 12,53 2,25
Sore manis Santan 5 6 0,10 0,50 0,38 0,20
gula merah 5 18 0,00 0,00 4,75 1,20
gula pasir 5 18 0,00 0,00 4,70 0,02
Sub Total 97 0,78 0,65 22,36 3,67
Makan MP Bubur Beras 50 180 3,40 0,35 39,45 2,50
Sore LH Tumis Bola-bola Ikan 60 68 10,20 2,70 0,00 60,00
ikan Minyak 3 27 0,00 3,00 0,00 0,01
229,0
TOTAL 1414 41,75 34,61 0 268,34
104,8
Persentase terhadap kebutuhan (%) 96,64 92,54 109,60
9