Anda di halaman 1dari 36

Penatalaksanaan Terapi Diet

Penyakit Paru (Tuberculosis) &


Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK)

Oleh :
Nugraheni Tri Lestari
Rini Wuri Astuti
Penyakit Tuberkulosis (TB)
TB adl pykit menular langsung yg disebabkan
microbakterium tuberculosis. Sebagian besar
kuman TB menyerang paru2 tetapi dpt jg
mengenai organ tubuh lainnya (kelenjar getah
bening, tulang belakang, saluran kemih) &
Penyebaran bakteri melalui udara dgn waktu
inkubasinya 4-8 minggu.
Alur Diagnosis TB Paru
Assesment

1. Antropometri
Mencari data pasien u/ digunakan mengetahui
status gz px, berupa :
- BB
- TB/ PB anak
- LILA
- TL
- RL , dll
Assesment
2. Biokimia
Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan dahak
,cairan otak, darah  tes IGRA dg darah
heparin & uji tuberculin (u/ anak)

dikatakan TB , bila hasil pemeriksaan


sputum/dahak secara mikroskopis positif (+)
dengan sedikitnya 2 dari 3 spesimen sewaktu-
pagi-sewaktu (SPS) BTA

Apabila hanya 1 spesimen SPS BTA yg positif


mk perlu dilanjutkan dgn rontgen dada.
ASSESMENT

3. Klinis, fisik
Pemeriksaan patologi anatomi & rontgen dada 
adanya lesi
Gejala sistemik
a. Demam yg berlangsung lama,
b. Sering berkeringat di malam hari,
c. Nafsu makan menurun, Anoreksia
d. BB menurun
Gejala respiratorik :
a. Batuk-batuk lebih dari 3 minggu,
b. Batuk ada dahak/ berdarah
c. Sesak nafas & nyeri dada
Gejala yg nampak pd seseorang
terpapar kuman TB

Gejala Akut
1. Demam tidak terlalu
tinggi yg berlangsung Gejala Kronik
lama, & biasanya Gejala kronik hampir
demam ini dirasakan sama dengan gejala
malam hari disertai akut hanya panas
keringat malam; tidak terlalu tinggi tapi
2. Malas makan; timbul tenggelam, dan
3. perasaan tidak enak BMR tidak terlalu
dan lemah, tinggi.
4. batuk batuk selama
lebih dari 3 minggu
ASSESMENT

4. Dietary History
terdiri dari 3 komponen
1) recall 24 jam
2) frekuensi penggunaan bahan makanan u/ cek
kebenaran recall 24 jam
3) food record selama 3 hari
ASSESMENT

5. Ekonomi, dll
- Pendapatan keluarga, penggunaan jaminan
BPJS
- Riwayat penakit dahulu
- Riwayat penyakit keluarga
- Riwayat pemakain terapi obat, dll
PENGELOMPOKAN OAT
DIAGNOSIS GIZI

1. Intake : Peningkatan kebutuhan zat gizi (E,P)


disebabkan oleh infeksi kronis/ TB ditandai dengan
asupan makan kurang (E,P,L,KH brp %)
2. Clinis : Penurunan BB yang tidak diharapkan
disebabkan oleh intake E,P kurang ditandai
dengan IMT < 18,5
3. Behavior : Belum siap u/ melakukan diet
disebabkan px merasa tdk perlu berubah ditandai
dengan penolakan terhadap perubahan anjuran
makan
INTERVENSI GIZI
Tujuan diet :
1. Meningkatkan status gizi & daya tahan
tubuh.
2. Memberi asupan zat gizi makro & mikro
sesuai dengan kebutuhan.
3. Mencapai & mempertahankan BB normal.
4. Mencegah penurunan BB yang berlebihan.
5. Mengatasi gejala diare, mual & muntah.
6. Mendorong perilaku sehat dalam
menerapkan diet, olahraga dan relaksasi.
INTERVENSI GIZI
Syarat diet :
1. Kebutuhan Kalori : 2000 – 3000 Kkal / hr.
2. Protein : 1,5 – 2 gr / kg BB/ hr.
3. Lemak cukup.
4. Vitamin & mineral tinggi, terutama vit A, B12, C,
E, Folat, kalsium, magnesium, seng, selenium.
5. Serat cukup,berasal dari sayur & buah.
6. Cairan cukup, sesuai dgn keadaan pasien.
7. Elektrolit cukup. Kehilangan elektrolit melalui
muntah & diare perlu diganti (natrium, kalium,
klorida)
Makanan yang dianjurkan bagi penderita TB
seperti karbohidrat, protein hewani, protein
nabati, sayur-sayuran dan buah-buahan.

Makanan yang tidak dianjurkan bagi penderita


TB seperti, gula dan olahan gula, gorengan,
makanan pedas, kopi dan teh kental, serta
minuman alkohol dan softdrink
PRESKRIPSI DIET dlm
INTERVENSI DIET
1. Jenis diet : TKTP
2. Jumlah zat gizi yg penting untuk terapi diet :
Energi & Protein
3. Bentuk makanan : Lunak/Saring/Cair sesuai
kondisi px
4. Rute makanan : oral, mlp sesuai kondisi px
5. Frekuensi pemberian makanan : 3x sehari 2x
snack/ porsi kecil sering 6x/hr sesuai kondisi px
INTERVENSI GIZI

Perhitungan keb Energi & Zat Gizi Dewasa

Perempuan :
Basal Energy Expenditure (BEE) = 655 + (9,6 x BB
kg) + (1,7 x TB cm) – (4,7 x umur tahun)
Total energi = BEE x faktor aktivitas x faktor stress
Laki2 :
Basal Energy Expenditure (BEE) = 66 + (13,5 x BB
kg) + (5 x TB cm) – (6,8 x umur tahun)
Total energi = BEE x faktor aktivitas x faktor stress
Perhitungan Kebutuhan
Energi & Zat Gizi Anak TB
MONITORING & EVALUASI

Anamnesis Yang diukur Pengukuran Evaluasi/target

Antropometri BB Setiap hari BB tetap/naik


Biokimia
Clinik, fisik Suhu Setiap hari Normal 37’C
Dietary Asupan E & Setiap hari > 80% atau
history zat gizi
(P,L,KH)
Penatalaksanaan asuhan gizi pada

PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF


KRONIK (PPOK)
Penyakit Paru Obstruktif Kronis

PPOK adl penyakit yang progresif dengan


gangguan aliran udara di dalam paru paru
disebabkan karena adanya inflamasi pada
dinding saluran bronkus dan kerusakan dinding
alveoli, sehingga pasien akan mengalami
kesulitan dalam bernapas.

Ciri khas dari penyakit PPOK adalah ada


bronkritis kronis dan emfisema
Etiologi
Bronkritis kronis : cikal bakal dari PPOK yang ditandai
dengan adanya peradangan & timbulnya jaringan paruh
pada dinding saluran bronkus yg menyebabkan
gangguan pernapasan, produksi lender, & batuk
persisten. Penyebab utama bronkritis adl asap rokok.

Emfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal


bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli 
rusaknya kantung2 udara pd paru-paru yg tjd scr
bertahap  kelenturan kantung udara akan menurun jika
seseorang mengidap emfisema, akibatnya jumlah udara
yg masuk akan menurun  fase akhir tjd hypoxemia.
ASSESMENT

1. Antropometri
Mencari data pasien u/ digunakan mengetahui
status gz px, berupa :
- BB
- TB/ PB anak
- LILA
- TL
- RL , dll
ASSESMENT

2. Biokimia
• Pemeriksaan penunjang tes pernapasan
dengan spirometer
• (pemeriksaan spirometri); rontgen paru-paru
dan jantung, CT scan,
• Pemeriksaan jasmani dan pemeriksaan dahak.
• Pemeriksaan darah rutin (Hb, Ht, Leukosit)
3. Clinik, Fisik
• Batuk berulang dgn/ tanpa dahak
• Sesak nafas dgn/ tanpa bunyi mengi
• Purse-lips breathing
• Barrel chest
• Hipertrofi otot bantu nafas
• Pelebaran sela iga
• Terlihat denyut vena jugularis & edema tungkai
(bila telah tjd gagal jantung)
• Penurunan BB
ASSESMENT

4. Dietary History
terdiri dari 3 komponen
1) recall 24 jam
2) frekuensi penggunaan bahan makanan u/ cek
kebenaran recall 24 jam
3) food record selama 3 hari
ASSESMENT
5. Ekonomi, dll
- Pendapatan keluarga, penggunaan jaminan
BPJS
- Riwayat penakit emfisema pd keluarga
- Riwayat merokok/ bekas merokok dgn/ tanpa
gejala pernafasan
- Riwayat terpajan zat iritan yg bermakna di
kantor
- Faktor prediposisi : Infeksi saluran nafas
berulang, lingkungan asap rokok & polusi udara
- Riwayat minum obat theophilin & bronchodilator
DIAGNOSIS GIZI

1. Intake : Peningkatan kebutuhan zat gizi (L,)


disebabkan oleh infeksi kronis/ PPOK ditandai
dengan asupan makan kurang (E,P,L,KH brp
%)
2. Clinis : Penurunan BB yang tidak diharapkan
disebabkan oleh intake E,P,L,KH kurang
ditandai dengan IMT < 18,5
3. Behavior : Belum siap u/ melakukan diet
disebabkan px merasa tdk perlu berubah
ditandai dengan penolakan terhadap
perubahan anjuran makan
3 TERAPI UTAMA PPOK

Terapi edukasi
• PPOK penyakit kronik yg irreversible & progresif
sehinga memerlukan penyesuaian keterbatasan
aktivitas & mencegah kecepatan memburuknya
fungsi paru

Terapi Medikamentosa / Obat

Asuhan Gizi
INTERVENSI GIZI

Tujuan diet
1. Memberikan Energi & P, L tinggi
2. Memberikan KH rendah
3. Menjaga BB px agar tetap
4. Mengatur menu makan agar interaksi obat dan
zat gizi dpt dikendalikan
5. Mencegah terjadinya osteoporosis
INTERVENSI GIZI

Syarat diet :
1. Energi Kalori cukup 20-35 kkal/kgBB/ hari
2. Protein diberikan 1.2 s/d 1.7 g/kg BB/hari
3. Lemak tinggi yaitu 30 s/d 45 % dari total energi
4. Vitamin & mineral cukup, utamakan vit anti oksidan
(vit A, B12, C, E)
5. Serat cukup,berasal dari sayur & buah.
6. Cairan cukup, sesuai dgn keadaan pasien.
7. Elektrolit cukup. Kehilangan elektrolit melalui
muntah & diare perlu diganti (natrium, kalium,
klorida)
PRESKRIPSI DIET

1. Jenis diet : TKTP


2. Jumlah zat gizi yg penting untuk terapi diet :
Protein, Lemak
3. Bentuk makanan : Lunak/Saring/Cair sesuai
kondisi px
4. Rute makanan : oral, enteral, parenteral ,
maupun gabungannya sesuai kondisi px
5. Frekuensi pemberian makanan : 3x sehari 2x
snack/ porsi kecil sering 6x/hr sesuai kondisi px
INTERVENSI DIET

Perhitungan keb Energi & Zat Gizi Dewasa

Perempuan :
Basal Energy Expenditure (BEE) = 655 + (9,6 x BB
kg) + (1,7 x TB cm) – (4,7 x umur tahun)
Total energi = BEE x faktor aktivitas x faktor stress
Laki2 :
Basal Energy Expenditure (BEE) = 66 + (13,5 x BB
kg) + (5 x TB cm) – (6,8 x umur tahun)
Total energi = BEE x faktor aktivitas x faktor stress
MONITORING & EVALUASI

Anamnesis Yang diukur Pengukuran Evaluasi/target


Antropometri BB Setiap hari BB tetap/naik
Biokimia Hb, Ht, Normal
Leukosit
Clinik, fisik Suhu Setiap hari
Dietary history Asupan E & zat Setiap hari > 80% atau
gizi (P,L,KH)
Gejala & Strategi Konseling PPOK
DAFTAR PUSTAKA

- Almatsier, Sunita. 2008. Penuntun Diet Edisi Baru.


Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
- Pusdatin. 2015. Tuberculosis Temukan Obati Sampai
Sembuh. Infodatin : Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai