: Ny. W
: 27 tahun
: Perempuan
: Ibu Rumah Tangga
: SMP
: Islam
No RM
: 044267
Bangsal/Ruang : Candi Barong/6B
Tgl Masuk
: 14 Mei 2016
Tgl Kasus
: 16 Mei 2016
Alamat
: Pathuk, Semoyo, Tegalrejo
Diagnosis medis : GERD dengan Vomitus,
anoreksia, ISK dan hipoglikemia.
Lemah sudah 3 hari, setiap makan selalu muntah, mual, dada tengah
Riwayat
terasa panas, BAK terakhir pukul 14.00 WIB (14 Mei 2016)
ISK
Penyakit
Sekarang
Riwayat
Penyakit
Dahulu
Riwayat
Penyakit
Keluarga
3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi
Data
Sosio Penghasilan : -
Aktifitas fisik
Alergi makanan
frekuensi : penyebab : -
ekonomi
alasan : -
Masalah
Yang menganjurkan : Nyeri ulu hati (ya), Mual (ya), Muntah (ya), Diare (tidak), Konstipasi
gastrointestinal
Penyakit kronik
:-
::-
Lamanya : -
Kesimpulan :
Pasien bernama Ny.W berumur 27 tahun berjenis kelamin perempuan datang kerumah sakit
dengan keluhan lemah sudah 3 hari, setiap makan selalu muntah, mual, buang air kecil (BAK)
terakhir pukul 14.00 WIB pada tanggal 14 Mei 2016, dan dada bagian tengah terasa panas.
Berdasarkan hasil pemeriksaan Dokter dengan diagnosis medis GERD dengan Vomitus, anoreksia,
ISK, hipoglikemia. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga 6
orang (Ny. W, suami, ibu dan 3 orang anak), pasien masih menyusui, dan pendidikan terakhir
tamatan SMP. Jumlah jam tidur pasien sehari 3-4 jam. Pasien mengalami masalah gastrointestinal
yaitu, nyeri ulu hati, mual, muntah, dan anoreksia. Fasilitas memasak menggunakan kompor serta
fasilitas penyimpanan makanan hanya di letakkan di atas meja dengan tudung saji. Riwayat makan
pasien selama di rumah sakit kurang baik karena makanan yang dikonsumsi banyak yang tidak
disukai sehingga asupan makan pasien kurang.
3
Tinggi lutut
Berat Badan
LLA
157 cm
IMT
43 cm
42 kg
17.03 kg/m2
Kesimpulan :
IMT
= BB/TB(m2)
= 42/(1.572)
= 17.03 kg/m2
Berdasarkan hasil perhitungan Indeks Massa Tubuh didapatkan hasil 17.03 kg/m2 dengan kategori
status gizi Underweight.
Pembahasan Anamnesis
Status gizi adalah keadaan fisiologis tubuh yang merupakan akibat dari konsumsi makanan dan
penggunaan zat gizi dalam tubuh. Status gizi dapat dibedakan menjadi status gizi buruk, kurang, baik
dan lebih (Almatsier, 2009). Gizi kurang merupakan suatu keadaan yang terjadi akibat tidak
terpenuhinya asupan makanan (Sampoerno, 1992).
Status gizi kurang (Underweight) merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang
masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang
masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007). Akibat yang terjadi apabila
kekurangan gizi antara lain menurunnya kekebalan tubuh (mudah terkena penyakit infeksi),
5
Kategori
Underweight
Normal
Overweight
Preobese
Obese tingkat 1
Obese tingkat 2
Obese tingkat 3
Sumber : WHO (2000) dalam Gibson (2005)
C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Jenis
pemeriksaan
HGB
AL
AT
HCT
MCHC
Hasil
Nilai normal
Tgl 14/05/2016
13.3
4.58
228
42.4
31.2 g/dl
Keterangan
Normal
Tinggi
Normal
Normal
Rendah
Pemeriksaan Urin
Warna
Kejernihan
Keton
Leukosit
Eritrosit
Epitel
Bakteri
Satuan/
Nilai Normal
Kuning muda
Jernih
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Rendah
Normal
Normal
Normal
Tinggi
15/05/2016
17/05/2016
Kuning
Keruh
3+
2+
1+
+++
Positif
Kuning
Jernih
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Kesimpulan :
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 14 Mei 2016, penilaian biokimia menunjukkan
Angka limfosit tinggi, MCHC rendah, GDS rendah dan kreatinin tinggi. Pada tanggal 15 Mei
dilakukan pemeriksaan urin, dari hasil pemeriksaan menunjukkan warna urin kuning keruh
dengan menunjukkan nilai keton 3+, leukosit 2+, eritrosit 1+, epitel +++ dan bakteri positif.
Pembahasan :
Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter yang digunakan
untuk menilai fungsi ginjal, karena konsentrasi dalam plasma dan ekskresinya di urin dalam 24
jam relatif konstan (Sodeman, 1995). Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil
akhir metabolisme otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan
diekskresi dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui
kombinasi filtrasi dan sekresi, konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari,
kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal (Corwin,
2001).
Kreatinin ditentukan oleh banyaknya masa otot
bagaimana aktivitas metabolisme badan kita, misalnya meningkat bila kita sakit (panas/adanya
infeksi) (Smeltzer and Bare, 2002).
Indeks MCHC adalah nilai yang mengindikasikan berat Hb rata-rata di
dalam sel darah merah, dan oleh karenanya menentukan kuantitas warna
(normokromik, hipokromik, hiperkromik) sel darah merah. MCHC dapat
digunakan untuk mendiagnosa anemia. Penurunan MCHC mengindikasikan
7
D. PEMERIKSAAN FISIK
1.
2. Vital Sign :
Tanggal
14/5/2016
15/5/2016
16/5/2016
17/5/2016
18/5/2016
Tensi
Macam Pemeriksaan
RR
Nadi
Suhu
(mmHg)
100/70
90/70
90/70
100/80
100/80
100/60
100/60
100/70
110/70
(x/menit) (x/menit)
20
80
20
104
20
104
20
76
20
76
20
60
20
60
20
76
22
60
(C )
36C
37.5C
37.4C
36.5C
36.5
36.5
36.5
36
36.5
Kesimpulan :
Dari hasil pemeriksaan fisik, pasien mengalami takikardi, dan suhu badan febris pada hari
kedua di rumah sakit. Pada hari ketiga sampai hari kelima dirumah sakit nadi normal, suhu normal
dan respirasi meningkat.
Pembahasan :
Klasifikasi Pengukuran Tekanan Darah dari International Society of Hypertension (ISH) For
Recently Updated WHO tahun 2003
8
Diastolik (mmHg)
Optimal
< 120
< 80
Normal
< 130
< 85
130 139
80 89
Hipertensi
Hipertensi derajat I
Hipertensi derajat II
140 159
90 99
160 179
100 109
180
110
2) Arteri temporalis
3) Arteri caratis
: Pada leher
4) Arteri femoralis
6) Arteri politela
7) Arteri bracialis
8) Ictus cordis
Menurut Yogaswara & Weni (2010) denyut nadi normal manusia pada umumnya adalah
sebagai berikut :
Kelompok Umur
10-140 x/menit
60-140 x/menit
60-100 x/menit
60-90 x/menit
Diketahui Jika jumlah denyut nadi di bawah kondisi normal, maka disebut pradicardi dan
jika jumlah denyut nadi di atas kondisi normal, maka disebut tachicardi.
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas dari tubuh, yang
diukur dalam unit panas yang disebut derajat. Suhu yang di maksud adalah panas atau dingin
suatu substansi. Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses
tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Panas yang diproduksi dikurangi
pengeluaran panas sama dengan nilai suhu tubuh (Sutisna, 2012).
Menurut Adams (1990) cut off nilai suhu normal adalah sebagai berikut :
1) Hipotermia
(<35 C)
2) Normal
(35-37 C)
3) Pireksia/febris (37-41,1 C)
4) Hipertermia
(>41,1 C)
Pengukuran suhu tubuh ditujukan untuk memproleh suhu inti jaringan tubuh rata-rata
representatif. Suhu normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran. Tempat pengukuran
suhu inti merupakan indikator suhu tubuh yang lebih dapat diandalkan daripada tempat yang
menunjukan suhu permukaan.Tempat pengukuran suhu inti dan suhu permukaan adalah pada suhu
inti yaitu rektum, membran timpani, esofagus, arteri pulmoner, dan kandung kemih sedangkan
pada suhu permukaan diantaranya kulit, aksila, dan oral (Sutisna, 2012).
E. ASUPAN ZAT GIZI.
Hasil Recall 24 jam
Tanggal
: 16 Mei 2016
Diet sebelumnya
: Makanan Biasa
Implementasi
Energi
Asupan oral
Kebutuhan
% Asupan
(kal)
573 Kkal
2250 Kkal
25.42 %
Protein (gr)
Lemak
KH (gr)
33.7 g
56 g
60.17%
(gr)
11.5 g
75 g
15.33%
81.1 g
309 g
26.24%
10
2)
3)
4)
5)
Klasifikasi tingkat kecukupan vitamin dan mineral menurut Gibson (2005), yaitu :
1) Kurang (<77% AKG)
2)
11
F. Terapi Medis
Obat/tindaka
Fungsi
n
Ringer Laktat
Rehidrasi (menambah cairan tubuh Tidak ada interaksi
Ranitidin
malaise,
insomnia,
pusing,
mengantuk,
vertigo,
agitasi,
depresi, halusinasi.
Selama menggunakan obat ini
hindarilah
mengkonsumsi
makanan
pedas,
(kopi).
Mencegah dan mengobati mual dan Tidak ada interaksi dengan zat
muntah akibat kemoterapi, radioterapi gizi.
Sucraltaf
Paracetamol
obat
bersamaan
sakit kepala,sakit gigi, sakit pada otot dengan makanan atau susu dapat
12
resiko
hepatotoksisitas.
BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI
Problem Gizi :
1 Domain Intake
(NI-1.4) Intake energi tidak adekuat berkaitan dengan penurunan nafsu makan dibuktikan oleh
% asupan makanan <75 %
2
Domain Clinical
(NC-2.2) Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan ISK di buktikan oleh hasil tes urine
berwarna kuning keruh, keton 3+ dan bakteri positif.
(NC-3.1) Berat badan kurang berkaitan dengan peningkatan kebutuhan energi karena infeksi
dan menyusui dibuktikan oleh IMT <18.5
Pembahasan Diagnosis gizi :
Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan ISK di buktikan oleh hasil tes urine berwarna kuning
keruh, keton 3+ dan bakteri positif.
Pemeriksaan urinalisis dapat menegakkan diagnosis ISK dengan didapatkan leukosit esterase
dan leukosit 10/lapang pandang kuat (pyuria). Kultur urine menegakkan diagnosis ISK dengan
ditemukan jumlah bakteri 105 koloni/ml (bakteriuria). Jumlah bekteri 10 2 104 koloni/ml merupakan
penanda awal ISK dengan timbulnya gejala ISK atau sebagai respon pengobatan antibiotika
(Gradwohl, dkk. 2008).
13
14
= 60% x 2371.78
= 1423.068 Kkal : 4
= 355.767 gram + 55 (kebutuhan ibu menyuui)
= 410.767 gram
Cairan = 35 40 ml/kgBB
= 40 x 42
= 1680 ml
Pembahasan Preskripsi Diet :
Makanan biasa diberikan kepada pasien yang tidak memerlukan diet khusus berhubungan
dengan penyakitnya. Pada diet ini makanan yang diberikan sama dengan makanan sehari-hari yang
beranekaragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur, dan aroma yang normal. Walau tidak ada
pantangan secara khusus, makanan sebaiknya diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak
meransang saluran cerna (Almatsier, 2010).
15
Yang diukur
BB
GDS
Klinik
Urin
Tekanan
Pengukuran
3 hari berikutnya
Setiap hari
Setiap hari
Darah, Setiap hari
Target
Normal
Normal
Warna jernih
Normal
suhu
Asupan
Parenteral nutrisi : -
Standar diet RS
Kebutuhan
% standar/kebutuhan
(kal)
2497.56
2771.78
90.10%
(gr)
73.50
78.88
93.17%
KH (gr)
385.86
410.767
93.93%
Kesimpulan :
Pada kajian diet rumah sakit dengan cara pemberian makan melalui oral didapatkan
hasil %standar/kebutuhan yang dapat memenuhi untuk energi 90.10% (normal), Protein
81.60% (defisit tingkat ringan), lemak 93.17% (normal), dan karbohidrat 93.93% (normal).
16
Waktu Makan
Pagi
Selingan Pagi
Pemesanan Diet : Makanan Biasa
Bahan Makanan
MP (Nasi)
Lauk Hewani
Lauk Nabati
Sayur
Teh Manis
Sari Kacang Hijau
Jumlah
300 gr
50 gr
25 gr
100 gr
200 cc
100 cc
c. Konseling Gizi tidak dilakukan karena pasien pulang pada tanggal 18 Mei 2016
BB
Pengukuran
3 hari berikutnya
Evaluasi/Target
Berat badan tetap ( setelah 3
hari
dilakukan
monitoring
Urine
kenaikan) tetap 42 kg
16 Mei 2016
Setiap hari
Tekanan
Respirasi,
negatif
dan
bakteri
negatif normal
16 Mei 2016
dan Suhu
17 Mei 2016
Tekanan darah, respirasi, nadi
Asupan zat gizi
Asupan
B. BIOKIMIA
Pemeriksaan urin/darah
Warna
Kejernihan
Keton
Satuan/
Nilai Normal
Kuning muda
Jernih
Negatif
15 Mei 2016
17 Mei 2016
Kuning
Keruh
3+
Kuning
Jernih
Negatif
C. KLINIK
Tanggal
Tensi
Macam Pemeriksaan
RR
Nadi
16/5/2016
(mmHg)
100/80
(x/menit) (x/menit)
20
76
18
Suhu
(C )
36.5
Kajian
Standar
Diet
Asupan
16/5/201
Oral
Kebutuhan
6
% Asupan
Tanggal
Kajian
Standar
Diet
Asupan
17/5/201
Oral
Kebutuhan
6
% Asupan
Tanggal
16 Mei 2016
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
(Kkal)
(g)
(g)
(g)
2497,56
88,90
73,50
385,86
573
33.7
11.5
81.1
2771.78
20.67%
108.94
30.93%
78.88
14.57%
410.767
(defisit
(defisit
(defisit
tingkat
tingkat
tingkat
berat)
berat)
berat)
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
(Kkal)
(g)
(g)
(g)
2497.56
88.90
73.50
38.86
625.1
37.1
31.6
54.2
2771.78
22.55%
108.94
34.05%
78.88
40.06%
410.767
(defisit
(defisit
(defisit
tingkat
tingkat
tingkat
berat)
berat)
berat)
Kebutuhan
E = 2771.78 Kkal
Diet
Biasa
19.74%
(defisit
tingkat berat)
13.19%
(defisit
tingkat berat)
Evaluasi
Tindaklanjut
Pasien mengeluh masih Memberikan motivasi
P = 108.94 g
pusing,
L = 78.88 g
Makanan
19
pasien
untuk
mengatakan
makan
tidak
bubur
meningkatkan
lemak
total
kebutuhan
dan sehari.
E = 2771.78 Kkal
Biasa
tingkat berat.
Keluhan
yang
masih Memberikan
P = 108.94 g
L = 78.88 g
Asupan
KH = 410.76
makan
motivasi
pasien
untuk
dan
sakit
asupan
energi,
lemak
dan
total
kebutuhan
sehingga sehari.
protein,
karbohidrat
masih <75%
4. Monitoring, Evaluasi dan Tindaklanjut
a. Terapi diet
Diet rumah sakit yang diberikan belum sepenuhnya dapat diterima oleh pasien karena
pasien mengatakan tidak menyukai makanan rumah sakit sehingga tidak berselera untuk
makan. Asupan yang terhitung pertanggal 16 Mei 2016 masih defisit tingkat berat untuk
energi, protein, lemak dan karbohidrat.
Selanjutnya menindaklanjuti hal demikian, diberikan motivasi kepada pasien di
bangsal Candi Barong ruang 6B mengenai pola makan, pentingnya pemenuhan gizi untuk
penyembuhan dan motivasi untuk meningkatkan asupan.
Pada hari berikutnya (17 Mei 2016) asupan makan pasien masih defisit tingkat berat
<75% walaupun sudah diberikan motivasi pada hari sebelumnya.
b. Terapi obat
Tanggal
16 Mei 2016
18 Mei 2016
Analsik 3x1
Infus RL D5
Ranitidin 1A/12 jam
Ondansetron 1A/8 jam
Sucralfat 3xC1
Cefrimatone
Analsik 3x1
21
BAGIAN 5. KESIMPULAN
Ny. W (27 tahun) di diagnosis GERD dengan Vomitus, anoreksia, ISK dan hipoglikemia dirawat di
RSUD Prambanan bangsal Candi Barong Ruang 6B.
1. Status gizi pasien, berdasarkan antropometri berat badan pasien tetap 42 kg dari awal kasus
sampai kasus berakhir. Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien adalah 17.03 kg/m 2 dan termasuk
dalam kategori Underweight.
2. Untuk biokimia, pada pemeriksaan urine tanggal 16 Mei hasil monitoring menunjukkan urine
berwarna kuning keruh, keton 3+ dan bakteri positif, sedangkan pada tanggal 17 Mei 2016
menunjukkan urine berwarna kuning jernih, keton negatif dan bakteri negatif.
3. Fisik dan klinik pasien membaik meskipun nadi dan suhu tubuh meningkat pada hari kedua
perawatan namun kembali normal hingga hari terakhir.
4. Untuk dietary, asupan makan kurang ditandai dengan presentasi asupan oral yang
dimonitoring selama 2 hari <75% dan masih defisit tingkat berat.
5. Pasien pulang hari Rabu, 18 Mei 2016
22
2. Infeksi saluran kemih terkomplikasi (complicated urinary tract infection), yaitu bila
terdapat hal hal tertentu sebagai infeksi saluran kemih dan kelainan struktur maupun
fungsional yang merubah aliran urin seperti obstruksi aliran urin ; batu saluran kemih,
kista ginjal, tumor ginjal, abses ginjal, residu urin dalam kandungan kemih (Suwitra dan
Mangatas, 2004).
Terdapat perbedaan yang bermakna antara infeksi saluran kemih terkomplikasi dan tidak
terkomplikasi dalam hal kebutuhan pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosis, jenis
dan lama penatalaksanaan, serta resiko terjadinya perburukan dan gejala sisa infeksi saluran
kemih (Suwitra dan Mangatas, 2004).
c. Etiologi
Mikroorganisme yang paling umum menyebabkan infeksi saluran kemih sejauh ini adalah
E. coli yang diperkirakan bertanggung jawab terhadap 80% kasus infeksi, 20% sisanya
disebabkan oleh bakteri Gram negatif lain seperti Klebsiella dan spesies Proteus, dan bakteri
Gram positif seperti Cocci, Enterococci dan Staphylococcus saprophyticus. Organisme
terakhir dapat ditemui pada kasus-kasus infeksi saluran kemih wanita muda yang aktif
kegiatan seksualnya. Infeksi saluran kemih yang berhubungan dengan abnormalitas struktural
saluran kemih sering disebabkan oleh bakteri yang lebih resisten seperti Pseudomonas
aeruginosa, Enterobacterdan spesies Serratia. Bakteri-bakteri ini juga sering ditemui pada
kasus infeksi nosokomial, terutama pada pasien yang mendapatkan kateterisasi urin (Bint dan
Berrington, 2003). Selain karena bakteri, faktor lain yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya infeksi saluran kemih antara lain, kehamilan, menopause, batu ginjal, memiliki
banyak pasangan dalam aktivitas seksual, penggunaan diafragma sebagai alat kontrasepsi,
inflamasi atau pembesaran pada prostat, kelainan pada urethra, immobilitas, kurang masukan
cairan dan kateterisasi (Knowles, 2005).
d. Patogenesis
Secara umum mikroorganisme dapat masuk ke dalam saluran kemih dengan tiga cara yaitu:
1. Asenden yaitu jika masuknya mikroorganisme adalah melalui uretra dan cara inilah yang
paling sering terjadi.
2. Hematogen (desenden), disebut demikian bila sebelumnya terjadi infeksi pada ginjal yang
akhirnya menyebar sampai ke dalam saluran kemih melalui peredaran darah.
24
e. Gejala klinis
Gejala klinis infeksi saluran kemih tidak khas dan bahkan pada sebagian pasien tanpa
gejala. Gejala yang sering ditemukan ialah disuria, polakisuria, dan terdesak kencing yang
biasanya terjadi bersamaan. Nyeri suprapubik dan daerah pelvis. Polakisuria terjadi akibat
kandungan kemih tidak dapat menampung urin lebih dari 500 mL karena mukosa yang
meradang sehingga sering kecing. Stranguria yaitu kencing yang susah dan disertai kejang
otot pinggang yang sering ditemukan pada sistitis akut. Tenesmus ialah rasa nyeri dengan
keinginan mengosongkan kandung kemih meskipun telah kosong. Nokturia ialah cenderung
sering kencing pada malam hari akibat kapasitas kandung kemih menurun. Ditemukan juga
enuresis nokturnal sekunder yaitu mengompol pada orang dewasa, prostatimus yaitu
kesulitan memulai kencing dan kurang deras arus kencing. Nyeri uretra, kolik ureter dan
ginjal (Tessy dkk, 2004).
Gejala klinis infeksi saluran kemih sesuai dengan bagian saluran kemih yang terinfeksi
sebagai berikut: (Tessy dkk, 2004).
1. Pasien infeksi saluran kemih bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit
atau rasa panas di uretra sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak
enak di daerah suprapubik.
2. Pasien infeksi saluran kemih bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise,
mual, muntah, demam, menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang.
Kebiasaan minum juga merupakan faktor terjadinya batu pada saluran kencing yaitu
orang yang mengkonsumsi air yang banyak mengandung kapur tinggi akan menjadi
predisposisi pembentukan batu saluran kencing. Maka air yang digunakan manusia tidak
boleh mengandung kadar kesadahan total melebihi 500 Mg/l CaCO3 (Wei Chen, 2009;
Matlaga, 2009).
25
26
Tubuh.
Tersedia
https://www.sutisnadoank.wordpress.com/2012/12/26/pengukuran-suhu-tubuh/,
dalam
diakses
27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
28
Jumlah
starch
starch
______________________________________________________________________________
SIANG
bubur nasi
50 g
0.0 g
0.0 g
ikan lele
60 g
0.0 g
0.0 g
5g
0.0 g
0.0 g
20 g
0.0 g
0.0 g
kacang hijau
20 g
0.0 g
0.0 g
gula aren
10 g
0.0 g
0.0 g
bubur nasi
50 g
0.0 g
0.0 g
wortel
20 g
0.0 g
0.0 g
mie soun
20 g
0.0 g
0.0 g
5g
0.0 g
0.0 g
25 g
0.0 g
0.0 g
kecap
tempe kedele murni
Meal analysis: starch 0.0 g (0 %), starch 0.0 g (0 %)
SELINGAN PAGI
PAGI
SORE
ikan bawal
65 g
0.0 g
0.0 g
nasi putih
100 g
0.0 g
0.0 g
HASIL PERHITUNGAN
=====================================================================
Zat Gizi
hasil analisis
rekomendasi
persentase
nilai
nilai/hari
pemenuhan
______________________________________________________________________________
energy
573.0 kcal
1935.9 kcal
water
0.0 g
protein
33.7 g
fat
11.5 g
carbohydr.
81.1 g
dietary fiber
3.0 g
alcohol
0.0 g
PUFA
2.0 g
cholesterol
169.4 mg
Vit. A
584.3 g
500.0 g
30 %
117 %
carotene
1.3 mg
Vit. E
0.1 mg
Vit. B1
0.3 mg
0.9 mg
31 %
Vit. B2
0.3 mg
1.3 mg
22 %
Vit. B6
0.4 mg
0.4 g
170.0 g
0%
Vit. C
2.2 mg
30.0 mg
7%
sodium
388.0 mg
potassium
606.2 mg
30
iodine
calcium
5%
101.3 mg
450.0 mg
23 %
magnesium
89.6 mg
250.0 mg
36 %
phosphorus
418.2 mg
iron
2.8 mg
12.5 mg
22 %
zinc
2.3 mg
6.5 mg
35 %
sulfur
1.2 mg
niacineequiv.
0.1 mg
14.5 mg
31
1%
Jumlah
starch
starch
______________________________________________________________________________
SIANG
bubur nasi
50 g
0.0 g
0.0 g
10 g
0.0 g
0.0 g
semur daging
75 g
0.0 g
0.0 g
100 g
0.0 g
0.0 g
50 g
0.0 g
0.0 g
50 g
0.0 g
0.0 g
100 g
0.0 g
0.0 g
50 g
0.0 g
0.0 g
lontong
50 g
0.0 g
0.0 g
sate ayam
60 g
0.0 g
0.0 g
SELINGAN PAGI
agar-agar
Meal analysis: starch 0.0 g (0 %), starch 0.0 g (0 %)
PAGI
ikan bandeng
tumis kacang panjang belu
bubur nasi
Meal analysis: starch 0.0 g (0 %), starch 0.0 g (0 %)
SORE
HASIL PERHITUNGAN
=====================================================================
Zat Gizi
hasil analisis
rekomendasi
persentase
nilai
nilai/hari
pemenuhan
______________________________________________________________________________
energy
625.1 kcal
water
0.0 g
protein
37.1 g
fat
31.6 g
carbohydr.
54.2 g
dietary fiber
6.3 g
alcohol
0.0 g
PUFA
10.6 g
cholesterol
74.0 mg
Vit. A
2533.5 kcal
221.1 g
600.0 g
25 %
37 %
carotene
0.0 mg
Vit. E
0.0 mg
Vit. B1
0.5 mg
1.2 mg
40 %
Vit. B2
0.4 mg
1.8 mg
22 %
Vit. B6
0.6 mg
0.0 g
200.0 g
0%
Vit. C
35.5 mg
30.0 mg
118 %
sodium
82.3 mg
922.5 mg
potassium
iodine
1.5 g
135.0 g
1%
calcium
116.8 mg
450.0 mg
26 %
magnesium
109.2 mg
250.0 mg
44 %
phosphorus
424.2 mg
iron
3.8 mg
9.0 mg
42 %
zinc
2.9 mg
9.4 mg
31 %
sulfur
0.0 mg
niacineequiv.
0.0 mg
18.8 mg
33
0%