Anda di halaman 1dari 35

BAB III

DATA- DATA PASIEN

A. Identitas pasien
Nama : An. KA No RM : 219144
Umur : 10 tahun Ruang : Nusa Indah
Sex : Perempuan Tgl masuk : 31/05/2017
Pekerjaan :- Tgl kasus : 31/05/2017-03/06/2017
Pendidikan : SD Alamat :-
Agama : Islam Diagnosa medis: Dengue Hemoragic
Fever (DHF)

B. Data – data subyektif Pasien


1. Riwayat Penyakit Dahulu
- Pasien memiliki riwayat penyakit dahulu yaitu penyakit demam berdarah (DHF)
2. Riwayat penyakit sekarang
- Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan panas tubuh dan demam tinggi disertai
flu.
3. Riwayat penyakit keluarga
- Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular atau penyakit yang
sama seperti pasien

4. Riwayat gizi dahulu


5. Tabel 1. Food Frequency

Nama Frekuensi makanan Porsi Rata rata

1
g/hari
makanan
H M B TP URT Gram

Sumber makanan pokok

Nasi putih 2x 1 centong 100 200

Roti 2x 1 buah 75 150

Jagung 1x 1 buah 100 100

Lauk Hewani

Ayam 1x 2 potong 80 80

Ikan 1x 1 potong 40 40

Daging 2x 1 potong 40 80

Lauk nabati

Tempe 2x 1 potong 50 100

Tahu 1x 1 potong 50 50

Sayuran

Kangkung 3x 2 sdm 20 40

Kacang 2x 2 sdm 20 40
panjang

Sawi 2x 1 sdk 10 20

Tauge 2x 1 sdk 10 20

Wortel 2x 1 sdk 10 20

Buah

Pisang 1x 1 potong 100 100

Semangka 2x 1 potong 100 200

Pepaya 1x 1 potong 100 100

6. Riwayat Gizi Sekarang


- Pola makan 3x/hari
- Selingan makan 2x/hari

2
- Pola makan pasien seimbang namun nafsu makan pasien kurang
- Tidak memiliki alergi terhadap makanan tertentu
C. Data data obyektif
1. Data riwayat makan hasil recall 24 jam
Tabel 2. Recall 24 jam
Implementasi Energi (kcal) Protein ( g) Lemak (g) KH (g)
Hasil Recall 1036,3 36 34,3 143,4
Kebutuhan 2275 113,7 50,5 341,2
% Kebutuhan 45,4 31,6 67,9 42
Kategori DB DB DS DB
Kategori pemenuhan asupan berdasarkan kategori kecukupan gizi (Depkes 1999):
- < 60 % = Defisit berat 4. 80-120% = Baik
- 60-69% = Defisit sedang 5. > 120% = Lebih.
- 70-79% = Defisit kurang
Kesimpulan :
Berdasarkan data recall bahwa Asupan makan pasien dapat diketahui bahwa
asupan Energi, Protein, lemak & Karbohidrat mengalami deficit tingkat berat.
2. Data antropometri
TB = 122 cm
BB = 26 kg
Umur = 10 tahun
BBI anak usia 10 tahun
7 n−5 7.10−5
= =32,5 kg
2 2
Sumber : nutritional care procces,2012

Status Gizi
BBA
= x 100
BBI
26
= x 100= 80 ( Gizi Kurang)
32,5
Kesimpulan :

3
Berdasarkan hasil pengukuran antropometri diperoleh data Status gizi pasien
termasuk dalam kategori status gizi kurang.
3. Data pemeriksaan biokimia
Tabel 3. Pemeriksaan biokimia
Pemeriksaan Nilai normal/ Awal kasus Keterangan
satuan
Hemoglobin 10 – 16 g/dl 13,9 Normal
Trombosit 200-400 ribu 158 ribu/ml Rendah
Hematocrit 41 33-38 % Tinggi
Sumber : Buku rekam medik pasien.
4. Data pemeriksaan fisik dan klinis
1. Pemeriksaan fisik : cukup, CM, flu.
2. Pemeriksaan klinis :
Tabel 4. Pemeriksaan fisik dan klinis
Pemeriksaan Kasus Nilai normal Keterangan
Tekanan Darah 90/60 95/60 mmHg Rendah
Respirasi 20 30 – 40 x/mnt Rendah
Nadi 90 120 – 130 x/mnt Rendah
Suhu 38,2 36 - 37 oC Tinggi
Sumber : Buku rekam medis pasien
Kesimpulan :
Keadaan umum pasien dalam keadaan cukup. Pemeriksaan klinis menunjukkan suhu
tinggi, respirasi rendah, tekanan darah rendah dan nadi rendah.

BAB IV

PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI ASUPAN GIZI

A. Rencana Asuhan Gizi

4
Identifikasi masalah :
- Diagnosa medis : Dengue Hemoragic Fever (DHF)
- Status gizi : Gizi Kurang
- Biokimia : Trombosit Rendah, Hematokrit Tinggi,
- Fisik : Flu Dan Suhu Tinggi Yaitu 38,20C
- Klinis : Tekanan Darah Rendah, Respirasi Rendah Dan Nadi Rendah
- Asupan makan : Rendahnya Asupan Energi, Protein, Lemak Dan Karbohidrat.
Ditandai Dengan Hasil Recall Energi 45,4%, Protein 31,6%, Lemak 67,9% Dan KH
42%.
Diagnosa Gizi :
Tabel 5. Diagnosa Gizi

P E S
NI 2.1 Kekurangan Intake Asupan makanan tidak Asupan Energi, Protein,
Makanan Dan adekuat Lemak & Kh <70% Defisit
Minuman Oral Tingkat Berat Bila
Dibandingkan Dengan
Kebutuhan
NC.3.1 Berat Badan Kurang Gangguan Makan/Anoreksia Asupan Makanan Yang
Kurang
B. Rencana intervensi
a. Rencana intervensi
- Intervensi diet
1) Terapi diet
Jenis diet : Diet Tinggi Energi dan Tinggi Protein (TETP)
Pemberian diet tinggi energi dan tinggi protein karena
kebutuhan akan protein pada pasien penderita Dengue
Fever lebih tinggi jika di bandingkan dengan AKG 2013.
Prinsip Diet : Energi tinggi, Protein tinggi, lemak cukup, KH vitamin,
mineral dan serat cukup.
Bentuk makanan : Nasi
Cara pemberian : Oral

5
2) Tujuan diet
- Memberi asupan tinggi energi dan tinggi protein untuk mencegah kerusakan
jaringan tubuh akibat penyakit Dengue Fever yang di derita oleh pasien serta
meningkatkan status gizi pasien ke normal.
- Memperbaiki Pola makan Pasien, meningkatkan nafsu makan pasien yang
kurang dan mengubah kebiasaan pasien yang gemar makan makanan ringan
seperti snack dan minuman ringan
- Memperbaiki asupan makan pasien sesuai dengan kebutuhan pasien
3) Syarat diet
a. Energi tinggi sesuai dengan kebutuhan yaitu 2275 kkal
b. Protein tinggi 20% dari total kebutuhan yaitu 113,75 gr
c. Lemak cukup 20% dari total kebutuhan yaitu 50,5 gr
d. Karbohidrat cukup 60% dari sisa kebutuhan yaitu 341,2 gr
e. Cairan yaitu 1600 cc per hari
f. Vitamin dan mineral cukup sesuai dengan kondisi pasien
4) Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi pada anak 10 tahun
7.n−5
BBI =
2
7.10−5
= = 32,5 kg
2
Sumber : nutritional care procces,2012
Energi : 70 kkal/kg BBI = 70 x 32,5 kg = 2275 Kkal/hr.
20%x2275
Protein : = 113,75 gr
4
20 % x 2275
Lemak : = 50,5 gr
9

60 % x 2275
KH : = 341,2 gr
4

Serat : 35 gram/hari

Vitamin c : 50 mg/hari

5) Kebutuhan Cairan sehari Berdasarkan berat badan


6
10 kg I : 4 cc/kgBB/jam x 10 kg = 40

10 kg II : 2 cc/kgBB/jam x 10 kg = 20

6 kg III : 1 cc/kgBB/jam x 6 kg =6

26 kg : 66 cc/jam x 24 jam/hari = 1584 cc (1600 cc/hari)

b. Intervensi konseling/edukasi gizi


1. Materi
- Diet TETP
- Sumber makanan tinggi energi dan tinggi Protein
- Makanan yang di anjurkan dan tidak di anjurkan
Tujuan :
1) Memberikan informasi mengenai bahan makanan yang di anjurkan dan yang tidak
di anjurkan untuk di konsumsi.
2) Memberikan informasi tentang pola makan yang benar, makanan yang seimbang,
jenis bahan makanan dan variasi bahan makanan.
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Tempat : Ruang rawat inap pasien
Media : Leaflet TETP & DBMP
Waktu : 15 menit dilakukan Sebelum pasien pulang (akhir kasus)
Evaluasi : menanyakan kembali tentang materi yang telah di sampaikan untuk
mengetahui apakah keluarga pasien atau pasien sudah mengerti atau belum.

7
BAB V

HASIL MONITORING DAN EVALUASI

Tabel 6. Hasil Monitoring dan Evaluasi


Evaluasi (Identifikasi
Tgl/Waktu Monitoring Diagnosa Gizi Intervensi Tindak Lanjut
Masalah)

31 Mei 2017 Biokimia: NI 5. 1 ND 1.3


Trombosit 158 ribu/ml (↓) Trombosit 158 ribu/ml (↓) Peningkatan Kelompok makanan zat
Hemoglobin = 13,9 gr/dl (↑) Hemoglobin 13,9 gr/dl (↑) kebutuhan zat gizi ( gizi Khusus sumber
Hematokrit = 41 (↑) Hematokrit 41 (↑) Protein dan Protein dan Vitamin C.
Vitamin C)
Fisik klinis Berkaitan dengan
Tekanan Darah 90/60 mmHg Penyakit DHF
Suhu: 38,2oC yang di derita
Respirasi 20x/menit pasien di tandai
Nadi 90 x/menit nilai LAB
Trombosit (↓) serta
hemoglobin dan
hematokrit (↑)
Hasil Recall FH- 2 Asupan makanan dan E-1.1
Energi: 1036,3 (45,4%) zat gizi NI – 1.4 Edukasi tentang pola gizi
Cairan : 1500 ( 93,7%) FH.1.1.1 asupan energi Kekurangan intake seimbang.
Protein: 36 (31,6%) defisit berat makanan dan zat
Lemak: 34,3(67,9%) gizi disebabkan ND 1.2
Karbohidrat: 143,4 (42%) FH.1.5.2 intake protein anoreksia ditandai Modifikasi distribusi,
defisit berat dengan hasil recall jenis atau jumlah
FH.1.5.1 Asupan lemak Defisit Tingkat makanan (mengganti
Berat nasi Tim menjadi nasi
8
defisit berat biasa)

FH. 1.5.3 Asupan


karbohidrat defisit berat

01 Mei 2017 Fisik klinis


Tekanan Darah 90/60 mmHg
Suhu: 36,4oC
Respirasi 20x/menit
Nadi 90x/menit

Hasil Recall NI – 1.4 E-1.1


FH- 2 Asupan makanan dan
Energi: 1298,3 (57%) Kekurangan intake Edukasi tentang pola gizi
zat gizi
Cairan : 1500 ( 93,7%) makanan dan zat seimbang.
FH.1.1.1 asupan energi
Protein: 52,3 (45,9%) gizi disebabkan
defisit berat
Lemak: 39,6 (78,4%) nafsu makan ND 1.2
Karbohidrat: 231,1 (67,7%) FH.1.5.2 intake protein kurang ditandai Modifikasi distribusi,
defisit berat dengan hasil recall jenis atau jumlah
< 80% dari total makanan (mengganti
FH.1.5.2 Asupan lemak kebutuhan nasi Tim menjadi nasi
defisit ringan biasa)
FH. 1.5.3 Asupan
karbohidrat defisit berat

9
2 Mei 2017 Fisik klinis
Tekanan Darah 90/60 mmHg
Suhu: 36oC
Respirasi 20x/menit
Nadi 90x/menit

Biokimia:
Trombosit= 174 ribu/ml (N)
Hemoglobin = 12,7 (N)
Leukosit = 5.100 /cmm (N)
Hematokrit = 36,9 % (N)
Hasil Recall E-1.1
FH- 2 Asupan makanan dan NI – 1.4
Energi: 1445,1 (63,5%) Edukasi tentang pola gizi
zat gizi Kekurangan intake
Cairan : 1500 ( 93,7%) seimbang.
FH.1.1.1 asupan energi makanan dan zat
Protein: 40,6 (35,6%)
defisit berat gizi disebabkan
Lemak: 42,2 (83,5%) ND 1.2
nafsu makan
Karbohidrat: 247,3 (72,4%) FH.1.5.2 intake protein Modifikasi distribusi,
kurang ditandai
defisit berat jenis atau jumlah
dengan hasil recall
makanan (mengganti
FH- 1.5.3.1 < 80% dari total
nasi Tim menjadi nasi
Asupan karbohidrat defisit kebutuhan untuk
biasa)
tingkat ringan energi, protein dan
KH

3 mei 2017 Fisik klinis Kondisi fisik klinis sudah baik - -


Tekanan Darah 90/60 mmHg
Suhu: 36oC
Respirasi 20x/menit
Nadi 90x/menit

10
Hasil Recall
Energi: 2039,7 (89,6%)
Asupan makanan dan zat gizi
Protein: 101,5 (89,2%)
sudah mencukupi standar
Lemak: 52,5 (103,9%)
kebutuhan sehari
Karbohidrat: 353,1 (103,4%)

11
BAB V

PEMBAHASAN

A. Intervensi Gizi
Rencana terapi diet yang diberikan pada pelaksanaan asuhan gizi pada penderita
demam berdarah (DHF) pada anak yaitu diet TETP 2275 kkal. Yang diberikan dalam bentuk
makanan lunak (tim) pada hari pertama perawatan dan bentuk makanan biasa (NS) pada hari
selanjutnya. Diet yang diberikan disesuaikan dengan keadaan pasien dimana masalah gizi
utama terdapat pada kurangnya asupan makan dengan rendahnya nafsu makan serta
penggantian makanan bentuk tim menjadi nasi biasa dikarenakan pasien tidak menyukai
makanan lunak.
Diet TETP diberikan dengan tujuan adalah memberikan asupan energi dan protein
yang adekuat guna mengoptimalkan kondisi pasien agar tidak lemah serta membantu
meningkatkan berat badan pasien agar ideal. Snack yang diberikan berupa bubur kacang
hijau dan buah pisang, melon serta semangka. Kemudian menu makanan utama pasien
terdiri dari makanan pokok yaitu nasi, lauk hewani, lauk nabati, dan sayuran dalam batas
yang ditentukan. Dengan standar makanan tersebut asupan makanan pasien belum
memenuhi kebutuhan dikarenakan pasien tidak ada nafsu makanan disebabkan adanya rasa
pahit di lidah dikarenakan kondisi pasien yang demam. Pemberian makanan dengan standar
makanan yang telah dimodifikasi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan asupan makanan
atau gizi pasien.
B. Hasil Monitoring dan Evaluasi
1. Antropometri
Tabel 7. Data Antropometri

Tanggal BB Status Gizi


31/05/2017 26 Gizi kurang
03/06/2017 26,4 Gizi kurang
Sumber : Hasil Pengukuran Antropometri
Monitoring dan evaluasi data antropometri bertujuan untuk menilai dan memantau
status gizi pasien. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri status gizi pasien pada saat
awal kasus berdasarkan berat badan dan tinggi badan dikategorikan gizi kurang dan pada
akhir kasus pun masih sama namun ada peningkatan BB.

12
2. Biokimia
Tabel 8. Monitoring Perkembangan Biokimia

Nilai
Pemeriksaan normal/ 31/05/201 02/06/2017 Keterangan
satuan 7
Hemoglobin 10-16 g/dl 13,9 12,7 Normal
Leukosit 4-10 - 5,1 Normal
ribu/cmm
Trombosit 200-400 158 174 Rendah
ribu
Hematokrit 33 – 38 % 41 36,9 Normal
Sumber : Buku rekam medis pasien
Pemeriksaan laboratorium An. KA selama kasus sebanyak dua kali pemeriksaan
pada tanggal 31/05/2017 dan tanggal 02/06/2017. Trombosit dan Hematokrit menujukan
hasil pemeriksaan laboratorium rendah. Sedangkan untuk pemeriksaan Hematokrit tinggi.
Hal yang menyebabkan nilai laboratorium tidak kunjung membaik dikarenakan
kurangnya asupan makan yang cukup untuk hari pertama dan kedua perawatan
memperbaiki gizi kondisi pasien.
trombosit Rendah karena keluarnya cairan plasma darah dari pembuluh darah ke
jaringan pembuluh darah dimana kebocoran itu menyebabkan darah menjadi pekat
ditandai dengan kenaikan nilai hematokrit. Trombosit adalah sel darah yang berfungsi
dalam proses pemberhentian pendarahan dengan membentuk penggumpalan sedangkan
leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopatik yang berfungsi
melawan penyakit infeksi sebagai dari sistem kekebalan tubuh.

3. Fisik dan klinis


Tabel 9. Monitoring Fisik dan Klinis Selama 3 Hari
13
Pemeriksaa 31/05/2017 01/06/2017 02/06/2017 03/06/2017
n
Pemeriksaa Badan Kondisi kondisi Kondisi
n fisik panas tubuh tubuh tubuh sudah
disrtai flu lemah lemah membaik
dan kondisi
tubuh
lemah
Klinis :
Nadi 90x/menit 90x/menit 90x/menit 90x/menit
38,20C 36,40C 360C 360C
suhu
90/60 90/60 90/60 90/60
Tekanan
mmHg mmHg mmHg mmHg
darah

RR 20x/menit 20x/menit 20x/menit 20x/menit


Sumber : Rekam Medis Pasien
Berdasarkan pemeriksaan fisik, keadaan pasien awal kasus keluhan utama pasien
adalah badan panas dan disertai dengan flu dimana kondisi pasien lemah sedangkan
pada hari pertama perawatan hingga hari ketiga kondisi pasien berangsur membaik.
4. Asupan
a. Asupan satu hari sebelum kasus
Tabel 10. Monitoring recall 24 jam Sebelum Masuk RS

Energi (kcal) Protein ( g) Lemak (g) KH (g)


Asupan per 1036,3 36 34,3 143,4
oral
Kebutuhan 2275 113,75 50,5 341,2
% asupan 45,4 31,9 67,9 42
Keterangan Defisit berat Defisit berat Defisit sedang Defisit berat
Sumber : Recall 24 jam Pasien

Kategori pemenuhan asupan berdasarkan kategori kecukupan gizi (Depkes 1999):

1. < 60 % = Defisit berat 4. 80-120% = Baik


2. 60-69% = Defisit sedang 5. > 120% = Lebih.
3. 70-79% = Defisit kurang

14
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada awal kasus, diketahui bahwa
asupan pasien dipenuhi dengan pemberian melalui oral. Asupan energi, protein dan
KH pasien termasuk defisit berat sedangkan untuk asupan lemak defisit sedang. Hal
yang mengakibatnya kurang asupan pada saat masuk dirumah sakit dikarenakan
sebelum masuk rumah sakit pasien sudah kehilangan nafsu makan yang disebabkan
kondisi dimana pasien merasakan rasa pahit pada lidah sehingga makanan yang
dimakan tidak memiliki rasa atau hambar.

b. Asupan Makan Pasien Di Rumah Sakit


Tabel 11. Monitoring Asupan Pasien Di Rumah Sakit

Hari ke-1
Energi Cairan Protein Lemak Kh Serat Vit C

15
(kkal) (cc) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr)
Asupan 1298,3 1500 52,3 39,6 231,1 11,4 33,7
Kebutuhan 2275 1600 113,75 50,5 341,2 35 50
% kebutuhan 57% 93,7% 45,9% 78,4% 67,7% 32,5% 67,4%
Hari ke-2
Energi Cairan Protein Lemak Kh Serat Vit C
(kkal) (cc) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr)
Asupan 1445,1 1500 40,6 42,2 247,3 11,6 35,7
Kebutuhan 2275 1600 113,75 50,5 341,2 35 50
% kebutuhan 63,5% 93,7% 35,6% 83,5% 72,4% 33,1% 71,4%
Hari ke-3
Energi Cairan Protein Lemak Kh Serat Vit C
(kkal) (cc) (gr) (gr) (gr) (gr) (gr)
Asupan 2039,7 1500 101,5 52,5 353,1 15,8 46
Kebutuhan 2275 1600 113,75 50,5 341,2 35 50
%kebutuhan 89,6% 93,7% 89,2% 103,9% 103,4 45,1% 92%
%
% rata-rata 70% 93,7% 56,9% 88,6% 81,1% 36,9% 76,9%

Pemantauan makan terhadap konsumsi makanan pasien dilakukan dengan


tujuan untuk menilai asupan zat gizi yang dikonsumsi pasien dan seberapa besar
daya terima pasien terhadap diet yang di berikan. Pemantauan asupan makan
dilakukan selama 3 hari yang kemudian dilakukan evaluasi terhadap asupan
makannya. Evaluasi tersebut dilakukan untuk mengetahui persentase jumlah asupan
makan pasien yang kemudian dibandingkan dengan kebutuhan zat gizi sesuai hasil
perhitungan. Didapatkan hasil asupan rata-rata energi sebesar 70% (defisit kurang),
protein 56,9%(defisit berat), lemak 88,6% (baik) dan karbohidrat 81,1% (baik).
Berdasarkan hasil pemantauan 3 hari terhadap konsumsi makan pasien dapat
diketahui bahwa pada hari pertama dan kedua asupan energi pasien masih defisit
berat sedangkan untuk asupan protein pasien defisit berat namun pada hari ketiga
asupan pasien sudah mencukupi kebutuhannya untuk keseluruhan kebutuhan gizi.
Hal yang menyebabkan asupan makan An. KA selama hari pertama dan
keduan karena terdapat gangguan alat pengecap yaitu lidah yang terasa pahit
sehingga makanan yang dikonsumsi oleh pasien terasa hambar dan menyebabkan
nafsu makan pasien menurun.
5. Tingkat Konsumsi Makanan dan Zat Gizi

16
a. Asupan energi
Gambar 1. Asupan Energi Selama 3 Hari

ASUPAN ENERGI
2500
2275 2275 2275
2000 2039.7

1500
Energi(kkal)

1445.1
1298.3

1000

500

0
hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3

Pasien diberikan diet TETP hasil asupan energi pasien dari tanggal 01-03
Mei 2017 dapat dilihat pada Gambar 1. menunjukkan bahwa asupan energi
pasien mengalami peningkatan dari hari ke hari dimana pada hari pertama ke
hari kedua asupan mengalami peningkatan yang disebabkan pada hari kedua
bentuk makanannya menjadi makanan biasa yaitu nasi walaupun masih dalam
kategori defisit berat. Pada hari ketiga asupan makanan pasien sudah mencukupi
kebutuhan hal ini dikarenakan nafsu makan pasien yang telah kembali
dikarenakan kondisi pasien sudah mulai membaik.
b. Asupan Protein
Gambar 2. Asupan Protein Selama 3 Hari

17
ASUPAN PROTEIN
113.75
120 113.75 113.75
101.5
100

Protein(gram) 80

60
52.3
40.6
40

20

0
hari ke-1 harike-2 hari ke-3

Asupan protein recall 24 jam pasien selama monitoring dalam 3 hari


disajikan pada Gambar 2. Dapat diketahui bahwa asupan protein untuk hari
pertama ke hari ke dua mengalami penurunan yang disebabkan oleh pasien yang
tidak menghabiskan lauk hewani maupun nabati dimana kategori asupan protein
defisit berat <70% dari total kebutuhan sedangkan untuk asupan protein pada
hari ketiga sudah memenuhi kebutuhan pasien (baik) yang disebabkan Karena
nafsu makan pasien yang telah meningkat hal ini dibuktikan dengan makanan
yang diberikan dihabiskan oleh pasien.

c. Asupan Lemak
Gambar 3. Asupan Lemak Selama 3 Hari

18
ASUPAN LEMAK
60

52.5
50 50.5 50.5 50.5

42.2
40 39.6
Lemak(gram)

30

20

10

0
hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3

Asupan lemak pasien selama 3 hari dapat dilihat pada Gambar 3. asupan
lemak pasien mengalami defisit kurang pada hari pertama. Hari kedua serta
ketiga asupan pasien cenderung meningkat dan sudah dalam kategori baik,
kenaikan ini disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi cenderung dominan
makanan tumis atau goreng. Pada hari ketiga sudah mencukupi kebutuhan pasien
untuk kecukupan asupan lemak dimana hal ini dikarenakan makanan hewani dan
sayuran yang dimasak menggunakan inyak dihabiskan sehingga kecukupan
kebutuhan lemak pasien dapat terpenuhi.

d. Asupan karbohidrat

19
Gambar
ASUPAN KARBOHIDRAT 4. Asupan

400

350 341.2 353.1


341.2 341.2
300

250 247.3
231.1
gram

200

150

100

50

0
hari ke-1 hari ke-2 har ke-3
Karbohidrat Selama 3 Hari
Asupan karbohidrat pasien selama 3 hari dapat dilihat pada Gambar 4.
asupan karbohirat pasien selama hari pertama dan kedua mengalami defisit sedang
namun cenderung mengalami peningkatan dan pada hari ketiga asupan
karbohidrat sudah mencukupi kebutuhan pasien dimana peningkatan ini
disebabkan oleh pasien yang menghabiskan makanan yang diberikan yang
menandakan asupan makan pasien meningkat.

e. Asupan Serat

20
Gambar 5. Asupan Serat selama 3 hari

ASUPAN SERAT
40
35 35 35
35
30
25
20 15.8
15
11.4 11.6
10
5
0
hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3

ASUPAN KEBUTUHAN %KEBUTUUHAN

Asupan serat pasien selama 3 hari masa perawatan dapat dilihat pada
gambar 5. Dimana asupan serat pada hari pertama ke hari ke dua cenderung setara
namun masih dibawah standar kebutuhan hal ini disebakan kurangnya konsumsi
makanan berserat sedangkan pada hari ketiga asupan serat cenderung naik walau
tidak mencapai standar kebutuhan hal ini dikarenakan asupan makanan yang lebih
banyak dari pada hari pertama dan kedua.

21
f. Asupan Vitamin C

ASUPAN VITAMIN C
60
50 50 50
50
42
40 35.7
33.7

30

20

10

0
hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3

ASUPAN KEBUTUHAN %KEBUTUHAN

Gambar 6. Asupan Vit C selama 3 hari

22
asupan vitamin c pasien selama tiga hari dapat dilihat pada gambar 6
dimana asupan vitamin c pada hari pertama dan kedua cenderung tidak terlalu
terjadi kenaikan asupan yang disebabkan oleh tidak habisnya sayuran dan buah
yang di berikan ke pada pasien sedangkan pada hari ketiga asupan sudah
mencukupi kebutuhan Vit C pasien dikarenakan pasien menghabiskan makanan
serta buah yang diberikan.

g. Asupan cairan
Gambar 7. Asupan cairan selama 3 hari

ASUPAN CAIRAN
1800
1600 1600 1600
1600
1400
1500 1500 1500
1200
1000
800
600
400
200
23
0
hari ke-1 hari ke-2 hari ke-3

ASUPAN KEBUTUHAN %KEBUTUHAN


Asupan cairan pasien selama tiga hari dapt dilihat pada gambar 7. Asupan
cairan diperoleh dari infus, minuman serta makanan yang dikonsumsi oleh pasien
selama masa perawatan. Asupan cairan dari hari ke hari cenderung sama dimana
pasien yang dirawat selama 3 hari menghabiskan 3 kantong cairan infus 500cc
ditambah dengan makanan dan minuman yang dikonsumsi sehingga asupan cairan
pasien sudah memenuhi kebutuhannya.
6. Edukasi
Edukasi penting dilakukan dengan tujuan untuk merubah perilaku dengan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan perawatan
mandiri setelah keluar dari rumah sakit (Gultom, 2012). Pada intervensi edukasi
yang telah diberikan mengenai diet TETP pada pasien dan juga keluarga pasien
terutama ibu pasien yang selalu mendampingi pasien dimana selama tiga hari
diberikan edukasi berupa pemberitahuan kepada ibu pasien tentang pentingnya
menghabiskan makanan yang diberikan kepada pasien guna percepatan kesembuhan
pasien dan pada hari pertama perawatan ibu pasien mengatakan bahwa pasien tidak
menyukai makan nasi tim sehingga pada hari kedua diet TETP diganti bentuk
makanannya menjadi nasi biasa dan hal tersebut mampu meningkatkan asupan
makanan pasien hingga hari ketiga. Sebelum pasien pulang dijelaskan kembali
tentang pentingnya diet TETP bagi kesembuhan pasien dan edukasi yang dilakukan
dapat dikatakan berhasil Karena pasien memiliki peningkatan asupan makanan yang
dibuktikan dari hasil recall selam 3 hari.

24
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. An.KA masuk rumah sakit dengan keluhan badan panas dan flu . Menurut rekam
medik An.KA didiagnosa DHF (Dengue Hemoragic Fever)/Demam berdarah dengue
2. Berdasarkan hasil pengukuran antropometri diperoleh data pengukuran BB 26 kg.
Status gizi berdasarkan perhitungan menggunakan CDC termasuk dalam kategori status
gizi kurang menurut kriteria penilaian waterlow.
3. Diagnosa gizi

25
 NI.1.4 Kekurangan intake makanan dan minuman oral disebabkan dengan
hilangnya nafsu makan Karena adanya rasa pahit pada lidah ditandai dengan
asupan defisit berat ( kekurangan intake makanan dan zat gizi ditandai dengan
hasil recall <80% kebutuhan).

NI 5. 1 Peningkatan kebutuhan zat gizi ( Protein dan Vitamin C) Berkaitan
dengan Penyakit DHF yang di derita pasien di tandai nilai LAB Trombosit (↓) dan
Hemoglobin serta hematocrit (↑).
4. Berdasarkan diagnosa yang telah ditentukan terapi diet yang anjurkan yaitu
Jenis diet : Diet TETP 2275 Kkal
Bentuk makanan : Nasi
Cara pemberian : Oral
5. Dari hasil monitoring dan evaluasi
 Status gizi pasien dari awal kasus sampai akhir berstatus gizi kurang namun ada
peningkatan BB yang menandai adanya perubahan kearah yang positif.
 Perkembangan fisik klinis selama 3 hari dari awal masuk rumah sakit sampai hari
2 fisik pasien masih terlihat badan lemah dan flu. Sedangkan pada hari ketiga
kondisi klinis pasien sudah membaik. Fisik pasien pada hari pertama hingga hari
ketiga tekanan darah rendah Nadi dan respirasi normal sampai akhir kasus. Suhu
tinggi dihari pertama dan berangsur menurun pada hari kedua dan ketiga.
 Pemeriksaan laboratorium dilakukan 2 kali pemeriksaan selama kasus yang
menunjukan perubahan kearah yang positif
 Berdasarkan hasil pemantauan 3 hari terhadap konsumsi makan pasien adalah
energi defisit sedang, cairan cukup, protein defisit berat, lemak defisit ringan,
karbohidrat defisit ringan, serat defisit berat dan vitamin c defisit sedang.
B. Saran
Dengan adanya Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) di Rumah Sakit Tentara
Tk.II dr.Soepraoen kota Malang diharapkan untuk tetap mempertahankan pelayanan gizi
yang ada serta memberikan informasi mengenai kebutuhan gizi pasien dan memotivasi
pasien untuk meningkatkan asupan makanannya juga memberikan informasi terkait dengan
gizi untuk pemulihan pasien.

26
DAFTAR PUSTAKA

............, 2013. Angka Kecukupan Gizi 2013

Adisty Cynthia Anggraeni.2012, Nutritional care procces, Graha Ilmu, Yogyakarta

Anggraeni Adisty C., 2011, Asuhan Gizi. Malang: Graha Ilmu


Depkes RI. 2015

Rosnelly, dkk. 2014, Pedoman Praktis Diagnosa Gizi dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar
Malang : Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar.

Risallah, dkk. 2014, Panduan Pengkajian dan Perhitungan kebutuhan gizi Rumah Sakit. Malang :
Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar

Profil kesehatan kota malang. 2014


27
Zulaikha M, 2014. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Praktik Pencegahan Demam
Berdarah Dengue Pada Masyarakat Di Rw 022 Kelurahan Pamulang Barat.

28
LAMPIRAN

RECALL 24 JAM SEBELUM PASIEN DI RAWAT DI RST


MENU ENERGI PROTEIN LEMAK KH
WAKTU MAKAN BAHAN MAKANAN GR
MAKANAN (KKAL) (GRAM) (GRAM) (GRAM)
Nasi putih Beras 100 260 4,8 0,4 57,2
Daging ayam 75 213,7 20,2 14,2 0
Ayam goreng
Minyak goreng 5 43,1 0 5 0
Pagi
Buncis 30 7 0,4 0,1 1,6
Tumis buncis &
Wortel 20 2,6 0,3 0,2 2,4
wortel
Minyak 3 25,9 0 3 0
Nasi putih Beras 100 260 4,8 0,4 57,2
Tahu 60 45,6 4,9 2,9 1,1
Tahu goreng
Minyak goreng 5 43,1 0 5 0
Siang Buncis 30 7 0,4 0,1 1,6
Tumis buncis &
Wortel 20 2,6 0,3 0,2 2,4
wortel
Minyak 3 25,9 0 3 0
Minuman Teh kotak 200 99,9 0 0 20
Total 1036,3 36 34,3 143,4
Kebutuhan 2275 113,75 50,5 341,2
% kecukupan kebutuhan 45,4 31,6 67,9 42
Keterangan DTB DTB DTB DTB

29
RECALL 24 JAM HARI PERTAMA PERAWATAN
WAKTU MENU BAHAN ENERGI PROTEIN LEMAK KH Serat Vit C
gr
MAKAN MAKANAN MAKANAN (Kkal) (Gram) (Gram) (Gram) (Gram) (mg)
Nasi tim Beras 50 117,1 2,2 0,2 25,7 0,3 0
Perkedel 0,6 0
Tahu 50 38 4,1 2,4 0,9
tahu
Pagi
Jamur 15 4,1 0,3 0,1 0,8 0,3 0,6
Cah jamur
Wortel 15 1,3 0,2 0,1 1,2 0,2 2,7
tiram
Sawi 15 2,3 0,3 0 0,3 0,3 3,8
Kacang hijau 15 17,4 1,2 0,1 3,1 1 0
Bubur
Santan 5 3,5 0 0,3 0,2 0,1 0,1
Selingan kacang hijau
Gula pasir 10 38,7 0 0 10 0 0
Kue Kue bolu 50 103,5 2,2 1 21,5 0,3 0
Nasi tim Beras 50 117,1 2,2 0,2 25,7 0,3 0
Ikan 45 44,1 8,1 1,1 0 0 0
Rica-rica
Minyak 0 0
ikan 3 25,9 0 3 0
goreng
Siang Tempe 30 23,8 9,5 3,8 8,5 0,7 0
Tempe
Minyak 0 0
bacem 3 25,9 0 3 0
goreng
Labu siam 30 6 0,3 0,1 1,3 0,4 1,8
Sayur asem
Kangkung 10 1,5 0,2 0 0,2 0,2 2,5
Susu Susu 30 96 2,3 2,6 16,4 0 0,6
Kue Kue bolu 50 103,5 2,2 1 21,5 0,3 0
Selingan
10 2,4 9
Buah Pisang 92 1 0,5 23,4
0
Nasi tim Beras 50 117,1 2,2 0,2 25,7 0,3 0
Telur bumbu 0 0
Telur 50 23,7 6,5 7,7 0,4
komoh
Tahu 40 30,4 3,2 1,9 0,8 0,5 0
Tahu goreng Minyak 0 1,5
5 43,1 0 5 0
Sore goreng
Buncis 15 5,2 0,3 0 1,2 0,5 0,6
Jagung muda 10 10,8 0,3 0,1 2,5 0,3 1
Oseng
Kol 5 1,1 0,1 0 0,2 0,1 0
buncis
Minyak 0 0
2 17,2 0 2 0
goreng
Selingan Susu Susu 30 96 2,3 2,6 16,4 0 0,6
10 2,4 9
Buah Pisang 92 1 0,5 23,4
0
Total 1298,3 52,3 39,6 231,1 11,4 33,7
Kebutuhan 2275 113,75 50,5 341,2 35 50
% kecukupan kebutuhan 57 45,9 78,4 67,7 32,5 67,4
Keterangan DTB DTB DTR DTB DTB DTB

30
RECALL 24 JAM HARI KEDUA PERAWATAN
WAKTU MENU BAHAN ENERGI PROTEIN LEMAK KH Serat Vit C
gr
MAKAN MAKANAN MAKANAN (Kkal) (Gram) (Gram) (Gram) (Gram) (mg)
Nasi puti Beras 100 360,9 6,7 0,6 79,5 0,8 0
Telur ayam 50 23,7 6,5 7,7 0,4 0 0
Rolade telur Minyak kelapa 0 0
5 43,1 0,0 5,0 0,0
sawit
Pagi
Kacang 1 3
30 10,5 0,6 0,1 2,4
Tumis panjang
kacang pjng Toge 30 36,6 3,9 2,0 2,9 0,2 4,5
Minyak 3 25,9 0,0 3,0 0,0 0 0
Buah semangka 100 32 0,6 0,4 7,2 0,5 10
Kacang ijo 15 17,4 1,2 0,1 3,1 1 0
Selingan
Bb kc.hijau santan 10 35,4 0,3 3,3 1,5 0,9 0,3
Gula pasir 10 38,7 0 0 10 0 0
Nasi beras 100 360,9 6,7 0,6 79,5 0,8 0
Rengang Daging sapi 40 107,6 10 7,2 0 0 0
daging santan 10 35,4 0,3 3,3 1,5 0,9 0,3
Siang Perkedel kentang 50 46,5 1,0 0,1 10,8 0,8 6,5
kentang minyak 5 43,1 0 5,0 0 0 0
Gsmbas/oyong 30 6 0,3 0,1 1,3 0,4 1,8
Sop
Mie soun 10 38,1 0 0 9,1 0,1 0
Buah pisang 100 92 1,0 0,5 23,4 2,4 9
Kacang ijo 15 17,4 1,2 0,1 3,1 1 0
Selingan
Bb kcng ijo santan 10 35,4 0,3 3,3 1,5 0,9 0,3
Gula pasir 10 38,7 0,0 0 10,0 0 0
Total 1445,1 40,6 42,2 247,3 11,6 35,7
Kebutuhan 2275 113,75 50,5 341,2 35 50
% kecukupan kebutuhan 63,5 35,6 83,5 72,4 33,1 71,4
Keterangan DTB DTB Cukup DTR DTB DTR

RECALL 24 JAM HARI KETIGA PERAWATAN


WAKTU MENU BAHAN ENERGI PROTEIN LEMAK KH Serat Vit C
gr
MAKAN MAKANAN MAKANAN (Kkal) (Gram) (Gram) (Gram) (Gram) (mg)
10 0,8 0
Pagi Nasi Beras 360,9 6,7 0,6 795
0
Ikan goreng 10 0 0
Ikan tuna 143,9 23,3 4,9 0
tepung 0
Tepung 20 76,2 0,1 0 18,3 0,5 0
Minyak 3 25,9 0 3 0 0 0

31
Tahu bumbu 10 1,2 0
Tahu 76 8,1 4,8 1,9
lapis 0
Oseng-oseng 1 3
Buncis 30 10,5 0,6 0,1 2,4
buncis
Wortel 30 2,6 0,3 0,2 2,4 0,3 5,4
K panjang 10 3,5 0,2 0 0,8 0,3 1
Minyak 2 17,2 0 2 0 0 0
Selingan Bb kc hijau Kacang hijau 40 46,4 3,1 0,2 8,3 2,6 0
Santan 5 17,7 0,2 1,7 0,8 0,1 0,1
Gula pasir 10 38,7 0 0 10 0 0
10 0,2 6
Buah Melon 38,2 0,6 0,2 8,3
0
10 0,8 0
Siang Nasi Beras 360,9 6,7 0,6 79,5
0
Ayam 0 0
Daging ayam 60 88,8 8,4 5,9 0
goreng laos
Minyak 0 0
2 17,2 0 2 0
goreng
Kare labu 0,6 7,5
Labu siam 30 4,5 0,7 0,1 0,6
siam
Wortel 30 2,6 0,3 0,2 2,4 0,3 5,4
Santan 5 17,7 0,2 1,7 0,8 0,1 0,1
Selingan Bb kc hijau Kacang hijau 40 46,4 3,1 0,2 8,3 2,6 0
Santan 5 17,7 0,2 1,7 0,8 0,1 0,1
Gula pasir 10 38,7 0 0 10 0 0
10 0,8 0
Sore Nasi Beras 360,9 6,7 0,6 79,5
0
Telur bb 0 0
Telur 60 28,4 7,8 9,2 0,5
merah
Cabe merah 10 2,7 0,1 0 0,6 0,2 14,6
Minyak 0 0
2 17,2 0 2 0
goreng
Tempe 10 1,4 0
Tempe 47,6 19 7,7 17
mendoan 0
Tepung 30 109,2 3,1 0,3 22,9 0,8 0
Minyak 3 25,9 0 3 0 0 0
Oseng kc Kacang 1 3
30 10,5 0,6 0,1 2,4
panjang panjang
Minyak 0 0
3 25,9 0 3 0
goreng
Total 2039,7 101,5 52,5 353,1 15,8 46
Kebutuhan 2275 113,75 50,5 341,2 35 50
% kecukupan kebutuhan 89,6 89,2 103,9 103,4 45,1 92
Keterangan Cukup Cukup Cukup Cukup DTB Cukup

32
DOKUMENTASI

Pemorsian

33
Sisa Makanan

Penimbangan

34
INTERAKSI OBAT DAN MAKANAN

N NAMA OBAT INTERAKSI


O
1 Ranitidine 3x20 Terjadi penurunan absorbsi saat dikonsumsi bersamaan dengan
Ondan 3x2-5 makanan hingga 33% dan konsentrasi puncak dalam serum
darah menurun 613-432 ng/ml serta penggunaan ranitidine
dapat menyebabkan pasien mengalami defisiensi vit B12.

Sumber :
https://www.academia.edu/36305636/Asuhan_Gizi_pasien_DHF_dengue_hemoragic_fever
_pada_anak

35

Anda mungkin juga menyukai