Disusun oleh :
Kelompok 1
1. Puji Ilahi Latif (P1337431117012)
2. Ahmad Sofiyul Fikri (P1337431117016)
3. Listiani (P1337431117017)
4. Nurmaulisa Priharsiwi (P1337431117034)
5. Lina Tri Astutik (P1337431117039)
6. Risna Devi (P1337431117045)
2. ADIME
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
JURUSAN GIZI
DIAGNOSIS GIZI
N PROBLEM ETIOLOGI SIMPTOM
O
NI Peningkatan Keadaan fisiologis Kebiasaan makan yang kurang tepat,
5.1 kebutuhan energi (hamil) porsi makanan pokok, lauk hewani
dan lauk nabati kurang, tidak suka
konsumsi susu
NC Perubahan fungsi Gangguan fungsi Mual muntah lebih dari 6 kali sehari
1.4 gastrointestinal gastrointestinal selama
kehamilan
NI 5.1 Peningkatan kebutuhan energi berkaitan dengan keadaan fisiologis (hamil) ditandai
dengan kebiasaan makan yang kurang tepat, porsi makanan pokok, lauk hewani dan lauk
nabati kurang, tidak suka konsumsi susu
NC 1.4 Perubahan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan gangguan fungsi gastrointestinal
selama kehamilan ditandai dengan mual muntah lebih dari 6 kali sehari
INTERVENSI GIZI
Tujuan Intervensi Gizi :
1. Mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis
2. Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup
3. Memberikan edukasi tentang
makanan yang seimbang dan
bergizi
4. Mempertahankan status gizi normal
5. Mengurangi komplikasi kehamilan
Prinsip Diet :
Diet hiperemesis II
Syarat Diet :
Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80%
dari kebutuhan energi total.
Lemak rendah, yaitu ≤ 10% dari
kebutuhan energi total
Protein sedang, yaitu 10-15% dari
kebutuhan energi total
Makanan diberikan dalam bentuk
kering, pemberian cairan
disesuaikan dengan keadaan
pasien, yaitu 7-10 gelas perhari.
Makanan mudah cerna, tidak
merangsang saluran cerna, dan
diberikan sering dalam porsi kecil
Bila makan pagi dan siang sulit
diterima, dioptimalkan makan
malam dan selingan malam
Makanan secara berangsur
ditingkatkan dalam porsi dan nilai
gizi sesuai keadaan dan kebutuhan
gizi pasien
= 1252,2
TEE = BEE x FA x FS
= 1803,2 K
TEE saat hamil = TEE + 180 (trimester 1)
= 1803,2 + 180
= 1983,2 K + (19,5% x
BEE)
= 2227 K
KH = 398,5 gram
MONITORING DAN EVALUASI
PAREMETER YANG WAKTU METODE YANG TARGET
DIMONITOR DIGUNAKAN PENCAPAIAN
36,5-37 °C
Biokimia Setiap Pemeriksaan Eritrosit dan hematocrit
minggu laboratorium normal
STANDAR MAKANAN (BAHAN MAKANAN DAN JUMLAH YANG DIBERIKAN DALAM SEHARI)
FORMULIR
218,
Nasi tim 1,25 62,5 5 0 50
PAGI Beras 75
Ayam
07.00 Ayam semur tanpa kulit 1 40 50 7 2 0
Kecap 1 10
Loaf tahu Tahu 0,5 55 37,5 2,5 1,5 3,5
Telur 0,5 27,5 37,5 3,5 2,5 0
Wortel 0,25 25 6,25 0,25 0 1,25
0,37 9,37 1,87
Tumis buncis Buncis 5 37,5 5 0,375 0 5
0,37 9,37 1,87
Wortel 5 37,5 5 0,375 0 5
Minyak 0,5 2,5 25 0 2,5 0
297, 393,
TOTAL 5 75 19 8,5 58,5
SNAC Jagung
0,5 50 87,5 2 0 20
K Jagung susu manis
08.30 Susu skim 0,5 10 37,5 3,5 0 5
Gula pasir 0,5 6,5 25 0 0 6
TOTAL 66,5 150 5,5 0 31
SNAC
K Salad buah Mangga 0,5 45 25 0 0 6
10.30 Apel 0,25 20 12,5 0 0 3
Melon 0,25 30 12,5 0 0 3
Yoghurt
non fat 0,5 20 37,5 3,5 0 5
Madu 0,5 6,5 25 0 0 6
121, 112,
TOTAL 25 5 3,5 0 23
SIAN 262,
Nasi tim 1,5 75 6 0 60
G Beras 5
Pepes ikan daun
12.30 kemangi Ikan 1 40 50 7 2 0
Daun
kemangi 1 10
Perkedel tempe Tempe 0,5 25 37,5 2,5 1,5 3,5
Telur 0,5 27,5 37,5 3,5 2,5 0
Wortel 0,25 25 6,25 0,25 0 1,25
Sayur asem Labu siam 0,25 25 6,25 0,25 0 1,25
Kacang
panjang 0,25 25 6,25 0,25 0 1,25
Jagung
pipil 0,25 25 6,25 0,25 0 1,25
277, 412,
TOTAL 5 5 20 6 68,5
SNAC
K Smoothies Strawberry 1 100 50 0 0 12
14.00 Wortel 0,5 50 12,5 0,5 0 2,5
Susu skim 0,5 10 37,5 3,5 0 5
Gula pasir 1 13 50 0 0 12
TOTAL 173 150 4 0 31,5
SNAC Kue talam ubi
0,5 67,5
K kuning Ubi kuning 87,5 2 0 20
Tepung 43,7
0,25 12,5
16.00 tapioka 5 1 0 10
Susu skim 0,5 10 37,5 3,5 0 5
Santan 0,5 20 25 0 2,5 0
Gula pasir 1 13 50 0 0 12
Daun
pandan 1 10
243,
TOTAL 133 75 6,5 2,5 47
MALA 218,
Nasi tim
M Beras 1,25 62,5 75 5 0 50
Ayam asam Ayam
18.00 manis tanpa kulit 1 40 50 7 2 0
Tomat 0,5 50
Minyak 0,5 2,5 25 0 2,5 0
Sup bola-bola
tahu Tahu 0,5 55 37,5 2,5 1,5 3,5
Tepung 43,7
0,25 12,5
terigu 5 1 0 10
Wortel 0,25 25 6,25 0,25 0 1,25
Caisin 0,25 25 6,25 0,25 0 1,25
216, 387,
TOTAL 25 5 16 6 66
SNAC Crepes buah Tepung
K naga terigu 0,5 25 87,5 2 0 20
19.30 Susu skim 0,5 10 37,5 3,5 0 5
Buah naga 0,5 50 25 0 0 6
Pisang
ambon 0,5 25 25 0 0 6
Gula pasir 0,5 6,5 25 0 0 6
Madu 0,5 6,5 25 0 0 6
Minyak 0,5 5 25 0 2,5 0
TOTAL 128 250 5,5 2,5 49
SNAC
K Jus mangga Mangga 1 90 50 0 0 12
20.30 Gula pasir 1 13 50 0 0 12
TOTAL 103 100 0 0 24
3. Tinjauan pustaka
Pengertian Hiperemesis Gravidarium
Hiperemesis gravidarum adalah kondisi morning sickness yang ekstrem pada masa
kehamilan dan ditandai dengan mual dan muntah yang parah. Kondisi ini menyebabkan
dehidrasi, gangguan elektrolit dan keton dalam darah, serta penurunan berat badan yang
signifikan. Kondisi ini harus segera mendapatkan penanganan untuk menghindari dampak
buruk yang dapat menimpa ibu hamil dan janin. Pengidap hiperemesis gravidarum
dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit, karena komplikasinya yang berakibat pada ginjal,
sistem saraf, dan hati.
Penyebab Hiperemesis Gravidarium
Penyebab pasti dari hiperemesis gravidarum belum diketahui hingga saat ini.
Dugaan utama adalah akibat perubahan hormon, seperti hormon glikoprotein atau Human
Chorionic Gonadotropin (hCG) dalam darah.
Beberapa faktor risiko hiperemesis gravidarum, antara lain:
Hamil pada usia yang sangat muda.
Kehamilan pertama.
Kelebihan berat badan (obesitas).
Memiliki keluarga dekat (misalnya ibu, kakak, atau adik) yang pernah mengidap
hiperemesis gravidarum.
Mengidap mola hidatidosa (hamil anggur).
Mengandung anak perempuan atau anak kembar.
Pernah mengalami hiperemesis gravidarum pada kehamilan sebelumnya.
Diet yang diberikan :
Ciri khas diet hiperemesis adalah pada penekanan pemberian makanan sumber
karbohidrat kompleks, terutama pada pagi hari serta menghindari makanan yang berlemak
dan goreng-gorengan untuk menekan rasa mual dan muntah. Pemberian makan dan minum
sebaiknya berjarak.
Tujuan diet ini yaitu untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol
asidosis. Secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.
Jenis diet untuk kasus di atas adalah Diet Hiperemesis II. Diet ini diberikan apabila
rasa mual dan muntah dirasakan oleh pasien. Secara berangsur mulai diberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersama makanan. Pemilihan
bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi, kecuali
kebutuhan energi. Bentuk makanan yan diberikan yaitu makanan lunak.
4. Pelaksanaan praktek
a. Di kelas :
Waktu : Jum’at, 15 November 2019
Tempat : Ruang kelas E (DIII Gizi Semester 5)
Hasil diskusi : Kasus 1 Hiperemesis
Evaluasi perhitungan energy yaitu penambahan 19,5% energi karena kondisi
pasien demam (kenaikan suhu 1,5oC dari batas normal)
Evaluasi kategori status gizi berdasarkan standar LLA yaitu pasien termasuk
underweight
Makanan dieberikan porsi kecil dan sering
Frekuensi pemberian makan yaitu 3 x makanan utama dan 6 x makanan selingan
(snack)
Protein diberikan sedang (15%), lemak diberikan rendah (10%) dan karbohidrat
tinggi (75%)
b. Di laboratorium :
Waktu : Selasa, 19 November 2019
Tempat : Laboratorium Gizi Kuliner
Hasil diskusi : Kasus 1 Hiperemesis
Dalam pelaksanaan praktek antar anggota kelompok sudah melakukan
koordinasi dengan baik, pembagian tugas sudah merata dan saling membantu
ketika ada kesulitan.
Petugas :
Belanja:
Ada beberapa bahan yang kurang (manga dan apel)
Petugas belanja membelanjakan bahan-bahan yang kurang di tengah
praktikum
Bagi :
Beberapa bahan yang dibagi tidak sesuai dengan berat bersih
Bahan yang kurang membuat kelompok kami harus meminta
pada kelompok lain
Waktu pengolahan :
Pengolahan makanan dapat selesai tepat waktu dengan cara
mengeompokkan makanan yang satu jenis pengolahan (contoh :
pengukusan loaf tahu, perkedel tempe, ubi kuning, jagung
manis)
Kendala yang dialami adalah pembuatan salah satu snack
(crepes buah naga) yang sulit dibentuk dan lengket pada teflon
Penyajian makanan :
Alat saji yang digunakan yaitu sesuai jenis masakannya, makanan
utama (kering) menggunakan piring, makanan berkuah dengan
mangkuk, dan minum dengan gelas jus / milkshake
Makanan disajikan sesuai menu yang sudah dibuat
Waktu penyelesaian :
Waktu memasak yaitu 13.00-14.30
5. Hasil praktek
a. Di kelas :
Makanan diberikan kering, pemberian cairan disesuiakan dengan keadaan pasien
Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran cerna, dan diberikan sering dalam
porsi kecil
Bila makan pagi dan siang sulit diterima, dioptimalkan makan malam dan selingan
malam
Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan gizi pasien
b. Di laboratorium :
Pemberian makan lebih baik jangan yang berkuah
Setelah makan beri jeda 15 menit kemudian minum satu teguk, jeda 1 menit minum
lagi agar makanan bisa masuk dan tidak muntah
Lebih maksimalkan pada makanan selingan dibandingkan makan utama
Diberikan rendah lemak karena selain serat, lemak juga sulit untuk dicerna atau
diserap
Jangan diberikan susu, alternatifnya bisa dengan memberi susu dicampur sedikit
bubuk kopi dan gula agar aroma enak dan tidak mual
Hindari makanan yang merangsang pencernaan (mual muntah) seperti rujak, jus, sirup,
jahe, ronde.
Minuman yang baik dikonsumsi adalah air kacang hijau, wedang secang, teh (jangan
kental)
6. Kesimpulan
Dari hasil praktikum di atas, menu yang dimasak hampir sesuai. Frekuensi makanan
selingan (snack) lebih banyak dibanding makanan utama. Namun terdapat kekurangan yaitu porsi
nasi tim yang terlalu banyak dan pengolahan sayur masih ada yang berkuah. Sehingga perlu
diperhatikan lagi jenis olahan makanan yang tidak menyebabkan mual muntah pada pasien
hiperemesis ini.
Saran kepada teman kelas untuk saling menjaga kebersihan dan kepada pembimbing untuk
memberi contoh modifikasi makanan yang sesuai dengan kondisi pasien agar ke depannya dapat
diterapkan jika menemui kasus yang serupa.
7. Dokumentasi