Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KEGATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN ASUHAN GIZI KLINIK (MAGK)


KASUS HARIAN 4

HIPOKALEMIA DI RUMAH SAKIT TK IV CIJANTUNG KESDAM


JAYA JAKARTA TIMUR

Oleh:

Ezra Luga 1710714098

Kelompok 6

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI GIZI PROGRAM SARJANA
2021
Gambaran Kasus

Ny. S berusia 60 tahun, beragama Katholik, bekerja sebagai wiraswasta. Ny. S datang
ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, demam turun naik, BAB sedikit, dan tidak nafsu
makan. Ny. S didiagnosis mengalami hypokalemia. Ny. S memiliki TB= 165 cm, BB= 54 kg.
Hasil pemeriksaan laboratorium Ny. S menunjukkan kalium= 2.9 mmol/L, dan natrium= 133
mmol/L. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah= 140/90 mmHg, suhu 37◦C,
nadi= 88x/menit, dan respirasi 20 x/menit.

Hasil recall 24 jam Ny. S pada pagi hari mengonsumsi nasi ½ porsi, sayur bayam 1
porsi, ikan goreng 1 porsi. Snack pagi yang dikonsumsi oleh Ny. S adalah biskuit 3 keping.
Pada siang hari Ny. S mengnonsumsi nasi ½ porsi, tahu goreng 2 porsi, ayam sayur 1 porsi,
dan tumis buncis 1 porsi. Snack sore yang dikonsumsi Ny. S adalah 3 keping biskuit. Pada
sore hari Ny. S mengonsumsi nasi ½ porsi, ayam goreng 1 porsi dan sayur sop 1 porsi.
BAGIAN 1. ASSESSMENT

A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S No RM : -
Umur : 60 tahun Ruang : -
Sex : Wanita Tgl Masuk : -
Pekerjaan : Wiraswasta Tgl Kasus : -
Pendidikan : - Alamat : -
Agama : Katholik Diagnosis medis : Hipokalemia

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Sesak nafas, batuk berdahak, mual, muntah-muntah sudah 1
Keluhan Utama minggu, demam turun naik, tidak nafsu makan, dan BAB
sedikit
Riwayat Penyakit Sekarang Hipokalemia

3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi


Data sosio ekonomi Penghasilan : -
Jumlah anggota keluarga : -
Suku :
Aktifitas fisik Jumlah jam kerja : -
Jumlah jam tidur sehari : -
Jenis olahraga : -
Alergi makanan -
Masalah gastrointestinal BAB sedikit
Penyakit kronik -
Kesehatan mulut Tidak ada gangguan kesehatan mulut
Pengobatan -
Peubahan berat badan -
Mempersiapkan makanan -
Dietary History Pagi: ½ porsi nasi, 1 porsi sayur bayam, 1 porsi ikan goreng
Snack Pagi: Biskuit 3 keping
Siang: ½ porsi nasi, 2 porsi tahu goreng, 1 porsi ayam sayur, dan
1 porsi tumis buncis
Malam: ½ porsi nasi, 1 porsi ayam goreng, dan 1 porsi sayur sop

Kesimpulan :
Ny. S masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, batuk berdahak, mual,
muntah-muntah selama 1 minggu, demam yang turun naik, BAB yang sedikit dan
juga tidak nafsu makan. Ny. S didiagnosis mengalami hypokalemia. Dilihat dari hasil
recall 24 jam Ny. S sering mengonsumsi makanan yang digoreng dan juga tidak
mengonsumsi buah sama sekali.

Pembahasan :
Keluhan utama yang dimiliki Nn. S merupakan tanda atau gejala dari
hypokalemia. Pada umumnya hypokalemia ditandai dengan perut yang kembung
bahkan berlanjut gerakan usus yang menurun sehingga pasien mengalami buang air
besar yang tidak lancer, dan juga pasien dengan hypokalemia juga bisa mengalami
mual dan muntah (1). Hasil recall dari pasien juga menunjukkan kurangnya asupan
makanan yang merupakan sumber kalium, contoh makanan yang memiliki kandungan
tinggi kalium adalah pisang, tomat, kentang, ubi, kacang merah dan alpukat (2). Hasil
recall dari pasien menunjukkan makanan yang memiliki tinggi lemak, konsumsi
lemak yang tinggi memiliki pengaruh terhadap simpanan kolesterol di dalam darah
yang nantinya menjadikan plak sehingga terjadi penyumbatan pembuluh darah yang
memicu terjadinya hipertensi (3). Hasil pemeriksaan fisik pasien memiliki tekanan
darah yang tinggi.
B. Antropometri
Tinggi Badan Berat Badan
165 cm 54 kg

Kesimpulan :
IMT pasien tergolong normal 19.83 kg/m².
Pembahasan :
IMT = BB/TB2
= 54/(1.65)²
= 54/2.82
= 19.83 kg/m²

Berdasarkan klasifikasi status gizi berdasarkan IMT menurut HISOBI 2004


Klasifikasi Status Gizi IMT (kg/m2)
Kurus <18,5
Normal 18,5 – 22,9
Gemuk (Overweight) >23
Resiko Obesitas 23 – 24,9
Obesitas I 25 – 29,9
Obesitas II >30

C. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Darah Satuan/Nilai
Awal Kasus Keterangan
Normal
Kalium 3.7-5.2 mmol/L 2.9 mmol/L Rendah
Natrium 135-145 mmol 133 mmol/L Rendah

Kesimpulan :
Dari hasil pemeriksaan biokimia yang dilakukan Ny. S memiliki kadar kalium
dan natrium yang rendah
Pembahasan :
Hasil pemeriksaan lab rendahnya kadar kalium disebabkan karena pasien
mengonsumsi kurangnya pangan sumber kalium. Hypokalemia dapat terjadi karena
akibat dari kurangnya asupan kalium atau perpindahan kalium ke dalam sel atau
kehilangan kalium renal maupun non renal (4). Pengeluaran kalium yang berlebihan juga
menjadi penyebab dari hypokalemia seperti melalui saluran cerna yaitu muntah-muntah,
melalui ginjal seperti pemakaian diuretic (5).

D. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Urin/Darah Satuan/Nilai
Awal Kasus Keterangan
Normal
Tekanan Darah 120/80 mmHg 140/90 mmHg Tinggi
Nadi 60-100 x/menit 88 x/menit Normal
Respirasi 12-20 x/menit 20 x/menit Normal
Suhu ◦ ◦ ◦
36.1 C- 37.7 C 37. C Normal

Kesimpulan :
Hasil pemeriksaan fisik Ny. S menunjuukan tekanan darah yang tinggi, sedangkan
nadi, respirasi dan suhu yang dimiliki Ny. S adalah normal.
Pembahasan :
Tekanan darah yang tinggi memiliki hubungan dengan kadar kalium di dalam tubuh.
Asupan kalium merupakan hal yang sangat penting. Banyak mengonsums kalium akan
meningkatkan konsentrasi di dalam cairan intraselluler sehingga cenderung menaikkan cairan
di bagian ekstraseluler dan membuat menurunkan tekanan darah (6).

E. Asupan Zat Gizi


Ny. S pada pagi hari mengonsumsi ½ porsi nasi, 1 porsi bayam, dan 1 porsi ikan
goreng, dengan snack pagi yaitu 3 keping biskuit. Pada siang hari Ny. S mengonsumsi nasi ½
porsi dengan tahu goreng 2 porsi, ayam sayur 1 porsi dan tumis buncis 1 porsi. Dilanjutkan
pada sore snack Ny. S adalah 3 keping biskuit. Malam hari, Ny. S mengonsumsi nasi ½ porsi,
ayam goreng 1 porsi, dan 1 porsi sayur sop.

Implementasi Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)

Asupan oral 1813 131.83 77.61 149.21


Kebutuhan 1854 69.5 41.2 301.3
% Asupan 97% 189% 188% 49%
Berdasarkan hasil perhitungan dari dietary history Ny. S untuk asupan energy sudah
baik, namun untuka asupan protein dan lemak sangat lebih, dan untuk asupan karbohidrat
sangat kurang.

Tabel Kategori Persen Asupan Menurut WNPG 2004


Kategori Persen Asupan
Kurang ≤ 80%
Baik >80% - 110%
Lebih >110%

F. Terapi Medis
Jenis
Fungsi Interaksi Gizi
Obat/Tindakan
Tidak diketahui terapi medis yang diberikan
BAGIAN 2.
DIAGNOSA GIZI

(NI-5.5) Asupan gizi yang tidak seimbang berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ditandai
dengan lebihnya asupan protein serta lemak, dan kurangnya asupan karbohidrat

(NI-5.6.2) Asupan lemak yang berlebih berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ditandai
dengan hasil dietary history yang persen asupan lemaknya sangat melebihi

(NC 2.2) Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan kurangnya asupan
sumber kalium ditandai dengan rendahnya kadar kalium dalam tubuh

(NB-1.1) Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan juga makanan berkaitan dengan pemilihan
makanan pasien ditandai dengan pasien mengalami hipokalemia
BAGIAN 3.
INTERVENSI GIZI

A. Perencanaan
1. Tujuan Intervensi
a. Memberikan makanan sumber kalium untuk menaikkan kadar kalium
dalam tubuh
b. Memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan dan
dicerna sesuai kebutuhan gizi pasien
2. Preskripsi Diet
a. Syarat Diet :
 Energi, protein, lemak, karbohidrat yang cukup
 Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
 Diberikan makanan yang memiliki kandungan kalium tinggi
 Makanan diberikan dalam porsi sedang dengan 3 kali makanan
utama dan 2 kali selingan
b. Terapi Diet
 Jenis Diet : Diet Lunak Biasa dan
Pemberian Pangan Sumber Kalium
 Bentuk Makanan : Lunak
 Cara Pemberian : Oral
 Frekuensi : 3x makanan utama dan 2x selingan
c. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
 Harris Benedict
Laki-laki = 655 + (9.6 x BB) + (1.8 x TB) – (4.7 x usia)
= 655 + (9.6 x 54) + (1.8 x 165) – (4.7 x 60)
= 655 + 518.4 + 297 - 282
= 1188.4 kkal
Faktor aktivitas= 1.3
Faktor Stress= 1.2 (peradangan saluran cerna BAB tidak
lancer)
Total kebutuhan kalori = 1188.4 x 1.3 x 1.2
= 1854 kkal
 Kebutuhan Lemak = 20% dari kebutuhan kalori
Kebutuhan Lemak = 41.2
 Kebutuhan Protein = 15% dari kebutuhan kalori
Kebutuhan Protein = 69.5
 Kebutuhan Karbohidrat = 65% dari kebutuhan kalori
Kebutuhan Karbohidrat = 301.3 gr
B. Implementasi
1. Rekomendasi Menu

Bahan Berat Energi Protein Lemak KH


Waktu Menu
Makanan (gram) (kkal) (gram) (gram) (gram)
Nasi Tim Nasi Putih 100 180 3 0.3 39.8
Ikan Kakap 50 46 10 0.3 0
Sop Ikan Kakap Kuah
Tomat 50 10.5 0 0 3.6
Tomat
Daun bawang 10 10.5 0.3 0.5 1.1
Makan Pagi Tempe 50 101 8 3.2 8.5
Rolade Tempe
Telur 25 38.75 3.2 2.6 0.3
Buncis 50 18.5 0.5 0.1 4.6
Tumis buncis + jagung Jagung 50 59 0.6 0.6 12.6
Minyak 2 17.2 0 2 0
Buah Pisang 150 138 1.5 0.8 35.1
Makaroni 30 17.6 2.9 0.1 26.3
Selingan Pagi
Makaroni Schotel Keju Keju 10 32.6 2.28 2.03 1.3
Susu 50 30 1.6 1.7 2.2
Nasi Tim Nasi Putih 100 180 3 0.3 39.8
Telur Ayam 55 85.25 6.2 5.01 0.7
Telur Bumbu Semur Kecap 2 12.7 0 1.4 0
Gula merah 5 2.1 0 0.03 0.39
Tahu 100 76 8.1 4.8 3.8
Makan Siang
Cah Tahu Minyak 2 17.2 0 1.85 0
Maizena 1 3.41 0 0 0.8
Wortel 40 14.4 0.4 0 3.16
Sop Sayur Buncis 20 3.7 0.1 0.02 2.4
Brocoli 40 11.5 1.6 0.1 0.9
Buah Semangka 150 91 1.6 0 22.5
Agar-agar 2 20 0 0 8
Buah naga 30 31 0.7 0.3 6
Selingan Sore Puding Buah
Buah pir 30 17.4 0.1 0 5
Gula 5 19.85 0 0 4.8
Nasi Tim Nasi Putih 100 180 3 0.3 39.8
Daging sapi 35 58 6.5 3.3 0
Tomat 40 9.6 0.52 0 2
Sop Daging Daun bawang 10 10.5 0.3 0.5 1.1
Makan Wortel 40 18 0.2 0 2
Malam Buncis 20 7 0.2 0 1.2
Kentang 50 36 1.2 0 8
Terigu 5 6.6 0.2 0 1.55
Perkedel Kentang
Telur 10 15.5 1.1 0.9 0.2
Daun bawang 10 10.5 0.3 0.5 1.1
Buah Pisang 150 138 1.5 0.8 35.1

TOTAL 1774.86 70.7 34.3 325.7

KEBUTUHAN 1854 69.5 41.2 301.3

%PEMENUHAN KEBUTUHAN 95.7% 101.7% 83.2% 108%


2. Edukasi Gizi
 Topik :
Hipokalemia
 Sasaran :
Pasien yang mengalami dan keluarga yang menjaga untuk membantu
mengingatkan pasien untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan gizi
seimbang serta mengandung tinggi kalium dan rendah natrium karena
pasien memiliki tekanan darah tinggi
 Tujuan Edukasi :
Membantu pasien dalam memilih makanan dan juga membantu pasien
untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan kebutuhannya
 Tempat Dan Waktu :
Zoom meeting online dan dilakukan 15-20 menit
 METODE :
Penyuluhan melalui media leaflet, dan edukasi dilakukan dengan sesi
Tanya jawab langsung kepada pasien dan dibantu dengan keluarga
pasien
 ALAT :
Leaflet
 ISI MATERI E DUKASI :
a. Menginformasikan mengenai diet untuk penyakit pasien dengan
mengonsumsi pangan sumber kalium
b. Memberitahu mengenai Hipokalemia
Pembahasan:
Tujuan dari pemberian edukasi ini antara lain untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai masalah gizi yang dialami
pasien. Factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah gizi
pasien, dan pemilihan makanan bagi pasien. Edukasi yang diberikan
ini dilakukan dengan cara memberikan serta menjelaskan leaflet yang
telah dibuat. Dengan adanya edukasi ini diharapkan terjadi
peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga pasien mengenai
masalah gizi yang dialami oleh pasien. Dalam pelaksanaanya, media
yang digunakan dalam edukasi berupa leaflet.
3. Penerapan Konseling :
a. Sasaran Konseling : Pasien dan Keluarga pasien
b. Tujuan Konseling :
 Memberikan motivasi kepada pasien untuk makan dengan porsi dan
jumlah yang cukup
 Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengonsumsi sayur dan
buah yang baik bagi kesehatannya dan pangan sumber kalium lainnya
 Memberikan pengetahuan kepada pasien dalam memilih jenis
pengolahan makanan dan bahan makanan yang akan dikonsumsi
dimana nantinya akan mempengaruhi kesehatan pasien dan memilih
makaan
c. Target Konseling :
 Pasien semakin termotivasi untuk menghindari olahan pangan yang
proses pengolahannya digoreng
 Keluarga dapat membantu dan mendukung pasien untuk menerapkan
diet dan mengonsumsi makanan yang lebih sehat seperti masakan di
rumah
d. Waktu Konseling :
Waktu konseling kepada pasien dan keluarga pasien sekitar 30 menit
e. Metode Konseling :
Penyuluhan individu
f. Alat Bantu Konseling :
 Leaflet: Dapat digunakan untuk menunjukkan mengenai pengertian,
tanda atau gejala, penyebab, penanganan, peran, dan pangan sumber
kalium
g. Materi Konseling :
Pemberian materi konseling bertujuan untuk menumbuhkan,
mengembangkan dan juga membantu individu yang membutuhkan
pengetahuan lebih (7). Materi konseling berisi mengenai pengertian
mengenai pengertian, tanda atau gejala, penyebab, penanganan, peran, dan
pangan sumber kalium dari penyakit yang dialami Ny. S yaitu hipokalemia
BAGIAN 4.
MONITORING-EVALUASI

A. Dampak Perilaku dan Lingkungan terkait Gizi

Indikator Metode Target Pencapaian Hasil


Tingkat Wawancara dan Pengetahuan pasien Pasien dan keluarga
pengetahuan Tanya jawab dan keluarga memahami, mampu
mengenai mengenai materi meningkat menginformasukan
makanan dan yang diberikan kembali dan
gizi berusaha
menerapkan pola
hidup dan pola
makan sehat terkait
penyakit yang
diderita pasien

B. Dampak Asupan Makan dan Zat Gizi

Indikator Metode Target Pencapaian Hasil


Asupan Energi Food Recall 24 jam Asupan makan Asupan makan
Asupan Lemak pasien mencapai pasien mencapai
Asupan Protein 80% dari total 100% dari
Asupan kebutuhan gizi kebutuhan gizi
Karbohidrat

C. Dampak terhadap Tanda dan Gejala Fisik terkait Gizi

Parameter Metode Target Pencapaian Hasil


Tekanan Darah Tes Fisik/Klinis Tekanan darah Dalam batas
menjadi normal normal
Kalium Pemeriksaan Lab Kalium meningkat Dalam batas
menjadi batas normal
normal
DAFTAR PUSTAKA

1. Syam AF. Kenali Gejala dan Penyebab Hipokalemia. Ikatan Dokter Indonesia Online
[Internet]. 2017; Available from: http://www.idionline.org/berita/kenali-gejala-dan-
penyebab-hipokalemia/
2. Tulungnen RS, Sapulete I, Pangemanan D. Hubungan kadar natrium dengan tekanan
darah pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara. J e-Biomedik. 2016;4(2):37–45.
3. Kartika LA, Afifah E, Suryani I. Asupan lemak dan aktivitas fisik serta hubungannya
dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan. J Gizi dan Diet Indones
(Indonesian J Nutr Diet. 2017;4(3):139.
4. Salwani D. Diagnosis dan Tatalaksana Hipokalemia. 2018;57–72.
5. Yaswir R, Ferawati I. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan
Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. J Kesehat Andalas. 2012;1(2):80–5.
6. Susanti M. Hubungan asupan natrium dan kalium dengan tekanan darah pada lansia di
Kelurahan Pajang. Ilmu Kesehat. 2017;3(1):1–21.
7. Rosmalita A. KONSELING DALAM BIDANG KESEHATAN. 2015;VI:1–17.

Anda mungkin juga menyukai