Oleh:
Kelompok 6
Ny. S berusia 60 tahun, beragama Katholik, bekerja sebagai wiraswasta. Ny. S datang
ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, demam turun naik, BAB sedikit, dan tidak nafsu
makan. Ny. S didiagnosis mengalami hypokalemia. Ny. S memiliki TB= 165 cm, BB= 54 kg.
Hasil pemeriksaan laboratorium Ny. S menunjukkan kalium= 2.9 mmol/L, dan natrium= 133
mmol/L. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan darah= 140/90 mmHg, suhu 37◦C,
nadi= 88x/menit, dan respirasi 20 x/menit.
Hasil recall 24 jam Ny. S pada pagi hari mengonsumsi nasi ½ porsi, sayur bayam 1
porsi, ikan goreng 1 porsi. Snack pagi yang dikonsumsi oleh Ny. S adalah biskuit 3 keping.
Pada siang hari Ny. S mengnonsumsi nasi ½ porsi, tahu goreng 2 porsi, ayam sayur 1 porsi,
dan tumis buncis 1 porsi. Snack sore yang dikonsumsi Ny. S adalah 3 keping biskuit. Pada
sore hari Ny. S mengonsumsi nasi ½ porsi, ayam goreng 1 porsi dan sayur sop 1 porsi.
BAGIAN 1. ASSESSMENT
A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. S No RM : -
Umur : 60 tahun Ruang : -
Sex : Wanita Tgl Masuk : -
Pekerjaan : Wiraswasta Tgl Kasus : -
Pendidikan : - Alamat : -
Agama : Katholik Diagnosis medis : Hipokalemia
Kesimpulan :
Ny. S masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, batuk berdahak, mual,
muntah-muntah selama 1 minggu, demam yang turun naik, BAB yang sedikit dan
juga tidak nafsu makan. Ny. S didiagnosis mengalami hypokalemia. Dilihat dari hasil
recall 24 jam Ny. S sering mengonsumsi makanan yang digoreng dan juga tidak
mengonsumsi buah sama sekali.
Pembahasan :
Keluhan utama yang dimiliki Nn. S merupakan tanda atau gejala dari
hypokalemia. Pada umumnya hypokalemia ditandai dengan perut yang kembung
bahkan berlanjut gerakan usus yang menurun sehingga pasien mengalami buang air
besar yang tidak lancer, dan juga pasien dengan hypokalemia juga bisa mengalami
mual dan muntah (1). Hasil recall dari pasien juga menunjukkan kurangnya asupan
makanan yang merupakan sumber kalium, contoh makanan yang memiliki kandungan
tinggi kalium adalah pisang, tomat, kentang, ubi, kacang merah dan alpukat (2). Hasil
recall dari pasien menunjukkan makanan yang memiliki tinggi lemak, konsumsi
lemak yang tinggi memiliki pengaruh terhadap simpanan kolesterol di dalam darah
yang nantinya menjadikan plak sehingga terjadi penyumbatan pembuluh darah yang
memicu terjadinya hipertensi (3). Hasil pemeriksaan fisik pasien memiliki tekanan
darah yang tinggi.
B. Antropometri
Tinggi Badan Berat Badan
165 cm 54 kg
Kesimpulan :
IMT pasien tergolong normal 19.83 kg/m².
Pembahasan :
IMT = BB/TB2
= 54/(1.65)²
= 54/2.82
= 19.83 kg/m²
C. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Darah Satuan/Nilai
Awal Kasus Keterangan
Normal
Kalium 3.7-5.2 mmol/L 2.9 mmol/L Rendah
Natrium 135-145 mmol 133 mmol/L Rendah
Kesimpulan :
Dari hasil pemeriksaan biokimia yang dilakukan Ny. S memiliki kadar kalium
dan natrium yang rendah
Pembahasan :
Hasil pemeriksaan lab rendahnya kadar kalium disebabkan karena pasien
mengonsumsi kurangnya pangan sumber kalium. Hypokalemia dapat terjadi karena
akibat dari kurangnya asupan kalium atau perpindahan kalium ke dalam sel atau
kehilangan kalium renal maupun non renal (4). Pengeluaran kalium yang berlebihan juga
menjadi penyebab dari hypokalemia seperti melalui saluran cerna yaitu muntah-muntah,
melalui ginjal seperti pemakaian diuretic (5).
D. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Urin/Darah Satuan/Nilai
Awal Kasus Keterangan
Normal
Tekanan Darah 120/80 mmHg 140/90 mmHg Tinggi
Nadi 60-100 x/menit 88 x/menit Normal
Respirasi 12-20 x/menit 20 x/menit Normal
Suhu ◦ ◦ ◦
36.1 C- 37.7 C 37. C Normal
Kesimpulan :
Hasil pemeriksaan fisik Ny. S menunjuukan tekanan darah yang tinggi, sedangkan
nadi, respirasi dan suhu yang dimiliki Ny. S adalah normal.
Pembahasan :
Tekanan darah yang tinggi memiliki hubungan dengan kadar kalium di dalam tubuh.
Asupan kalium merupakan hal yang sangat penting. Banyak mengonsums kalium akan
meningkatkan konsentrasi di dalam cairan intraselluler sehingga cenderung menaikkan cairan
di bagian ekstraseluler dan membuat menurunkan tekanan darah (6).
F. Terapi Medis
Jenis
Fungsi Interaksi Gizi
Obat/Tindakan
Tidak diketahui terapi medis yang diberikan
BAGIAN 2.
DIAGNOSA GIZI
(NI-5.5) Asupan gizi yang tidak seimbang berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ditandai
dengan lebihnya asupan protein serta lemak, dan kurangnya asupan karbohidrat
(NI-5.6.2) Asupan lemak yang berlebih berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ditandai
dengan hasil dietary history yang persen asupan lemaknya sangat melebihi
(NC 2.2) Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan kurangnya asupan
sumber kalium ditandai dengan rendahnya kadar kalium dalam tubuh
(NB-1.1) Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan juga makanan berkaitan dengan pemilihan
makanan pasien ditandai dengan pasien mengalami hipokalemia
BAGIAN 3.
INTERVENSI GIZI
A. Perencanaan
1. Tujuan Intervensi
a. Memberikan makanan sumber kalium untuk menaikkan kadar kalium
dalam tubuh
b. Memberikan makanan dalam bentuk lunak yang mudah ditelan dan
dicerna sesuai kebutuhan gizi pasien
2. Preskripsi Diet
a. Syarat Diet :
Energi, protein, lemak, karbohidrat yang cukup
Bentuk makanan sesuai dengan keadaan penyakit
Diberikan makanan yang memiliki kandungan kalium tinggi
Makanan diberikan dalam porsi sedang dengan 3 kali makanan
utama dan 2 kali selingan
b. Terapi Diet
Jenis Diet : Diet Lunak Biasa dan
Pemberian Pangan Sumber Kalium
Bentuk Makanan : Lunak
Cara Pemberian : Oral
Frekuensi : 3x makanan utama dan 2x selingan
c. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Harris Benedict
Laki-laki = 655 + (9.6 x BB) + (1.8 x TB) – (4.7 x usia)
= 655 + (9.6 x 54) + (1.8 x 165) – (4.7 x 60)
= 655 + 518.4 + 297 - 282
= 1188.4 kkal
Faktor aktivitas= 1.3
Faktor Stress= 1.2 (peradangan saluran cerna BAB tidak
lancer)
Total kebutuhan kalori = 1188.4 x 1.3 x 1.2
= 1854 kkal
Kebutuhan Lemak = 20% dari kebutuhan kalori
Kebutuhan Lemak = 41.2
Kebutuhan Protein = 15% dari kebutuhan kalori
Kebutuhan Protein = 69.5
Kebutuhan Karbohidrat = 65% dari kebutuhan kalori
Kebutuhan Karbohidrat = 301.3 gr
B. Implementasi
1. Rekomendasi Menu
1. Syam AF. Kenali Gejala dan Penyebab Hipokalemia. Ikatan Dokter Indonesia Online
[Internet]. 2017; Available from: http://www.idionline.org/berita/kenali-gejala-dan-
penyebab-hipokalemia/
2. Tulungnen RS, Sapulete I, Pangemanan D. Hubungan kadar natrium dengan tekanan
darah pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara. J e-Biomedik. 2016;4(2):37–45.
3. Kartika LA, Afifah E, Suryani I. Asupan lemak dan aktivitas fisik serta hubungannya
dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan. J Gizi dan Diet Indones
(Indonesian J Nutr Diet. 2017;4(3):139.
4. Salwani D. Diagnosis dan Tatalaksana Hipokalemia. 2018;57–72.
5. Yaswir R, Ferawati I. Fisiologi dan Gangguan Keseimbangan Natrium, Kalium dan
Klorida serta Pemeriksaan Laboratorium. J Kesehat Andalas. 2012;1(2):80–5.
6. Susanti M. Hubungan asupan natrium dan kalium dengan tekanan darah pada lansia di
Kelurahan Pajang. Ilmu Kesehat. 2017;3(1):1–21.
7. Rosmalita A. KONSELING DALAM BIDANG KESEHATAN. 2015;VI:1–17.