Anda di halaman 1dari 19

KASUS HARIAN 3

(COLIC ABDOMEN DAN HIPERTENSI)

Gambaran Kasus

Tn. S berusi 51 tahun, suku Jawa, beragama Islam, dan berkeja sebagai
Tentara. Tn. S adalah pasien rawat inap dengan diagnosis medis colic abdomen
dan hipertensi, masuk dengan keluhsn nyeri pada perut, mual, muntah 2x dan
tidak nafsu makan. Tn. S memiliki TB= 170 cm, BB= 55 kg. Hasil laboratorium
biokimia Tn.S memiliki kadar Leukosit= 7.900/mm3, Hematokrit: 45%,
Trombosit: 156.000/mm3, dan Hemoglobin: 14.6 gr/dl. Dari hasil pemeriksaan
klinis Tn.S memiliki tekanan darah 150/70mmHg, suhu badan 36 ◦C, respirasi 20
x/menit, dan nadi 84 x/menit.

Hasil dietary history Tn. S pada pagi hari mengonsumsi nasi goreng 1
porsi, telur ceplok 1 porsi, kopi 1 gelas (250ml) atau setara 2 sdm kopi. Siang hari
Tn. S mengonsumsi nasi 1 porsi dengan lauk ayam sayur 1 porsi, sayur nangka 1
porsi, tempe yang digoreng 1 porsi, dan pada sore hari Tn. S mengonsumsi kopi
manis 1 gealas (250ml). pada siang hari Tn. S mengonsumsi 1 porsi nasi, 1 porsi
ayam goreng, dan juga tempe goreng 1 porsi. Tn. S suka membeli makanan di luar
rumah.
BAGIAN 1. ASSESSMENT

A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S No RM : -
Umur : 51 tahun Ruang : -
Sex : Pria Tgl Masuk : -
Pekerjaan : Tentara Tgl Kasus : -
Pendidikan : - Alamat : -
Agama : Islam Diagnosis medis : Colic abdomen dan Hipertensi

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Nyeri perut, mual, muntah 2x, dan tidak nafsu
Keluhan Utama
makan
Riwayat Penyakit
Colic abdomen dan Hipertensi
Sekarang

3. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi


Data sosio ekonomi Penghasilan : -
Jumlah anggota keluarga : -
Suku : Jawa
Aktifitas fisik Jumlah jam kerja : -
Jumlah jam tidur sehari : -
Jenis olahraga : -
Alergi makanan -
Masalah Colic abdomen
gastrointestinal
Penyakit kronik -
Kesehatan mulut Tidak ada gangguan kesehatan mulut
Pengobatan -
Peubahan berat badan -
Mempersiapkan Suka membeli makanan di luar rumah
makanan
Dietary History Pagi: 1 porsi nasi, 1 porsi telur, 1 gelas kopi
(250ml)/ 2sdm kopi
Siang: 1 porsi nasi, 1 porsi ayam sayur, 1 porsi
sayur nangka, 1 porsi tempe goreng
16.00: 1 gelas kopi manis (250ml)
Malam: 1 porsi nasi, 1 porsi ayam goreng, 1 porsi
tempe goreng

Kesimpulan :

Tn. S masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri perut, mual,


muntah 2x, dan tidak nafsu makan. Hasil diagnose Tn. S adalah Colic
abdomen dan juga Hipertensi. Dilihat dari hasil dietary history Tn. S
sering mengonsumsi makanan yang diolah dengan digoreng dan juga
bersantan. Tn.S juga suka meminum kopi jika dilihat dari hasil dietary
history

Pembahasan :
Keluhan utama yang dimiliki oleh Tn. S merupakan gejala dari
penyakit colic abdomen, yaitu mengalami mules, mual, perut terasa perih,
muntah, sendawa yang berlebih serta kehilangan nafsu makan (1). Rasa
nyeri pada perut bersumber dari organ yang terdapat dalam abdomen
(perut) yang mendasari terjadinya penyakit ini adalah infeksi pada organ di
dalam perut, dan juga adanya sumbatan dari organ perut (2). Hasil dietary
history Tn. S sering mengonsumsi makanan yang diolah dengan digoreng
atau memiliki kandungan lemak yang tinggi, konsumsi dari makanan yang
tinggi lemak dapat memicu munculnya gejala seperti mual, dan juga nyeri
pada perut (3). Hasil diagnosis Tn. S mengalami colic abdomen yang
merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan nyeri parah
pada perut yang disebabkan oleh menegang atau adanya sumbatan atau
peradangan yang terjadi di dalam perut (2). Tn. S juga didiagnosa
mengalami hipertensi, dari hasil dietary history Tn. S jarang mengonsumsi
sayur dan tidak mengonsumsi buah serta makanan yang tinggi lemak
namun tidak diimbangi dengan sayur dan buah menjadi faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian hipertensi. Konsumsi lemak yang tinggi
berpengaruh terhadap tingginya simpanan kolesterol dalam darah dan
menyebabkan plak sehingga terjadi penyumbatan yang menyebabkan
terjadinya hipertensi (4). Kebiasaan meminum kopi Tn.S juga
meningkatkan risiko kejadian hipertensi karena kandungan kafein pada
kopi memiliki efek terhadap tekanan darah secara akut (5).
B. Antropometri
Tinggi Badan Berat Badan
170 cm 55 kg

Kesimpulan :
IMT pasien tergolong normal 19.04 kg/m².
Pembahasan :
IMT = BB/TB2
= 55/(1.7)²
= 55/2.89
= 19.04 kg/m²

Berdasarkan klasifikasi status gizi berdasarkan IMT menurut HISOBI 2004


Klasifikasi Status Gizi IMT (kg/m2)
Kurus <18,5
Normal 18,5 – 22,9
Gemuk (Overweight) >23
Resiko Obesitas 23 – 24,9
Obesitas I 25 – 29,9
Obesitas II >30

C. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Darah Satuan/Nilai
Awal Kasus Keterangan
Normal
Hematokrit 40-54% 45% Normal
Trombosit 150.000 - 400.000 156.000 Normal
Hemoglobin 13.5-17.5 g/dl 14.6 g/dl Normal
Leukosit 3200-10.000 mm3 7.900 mm3 Normal

Kesimpulan :
Dari hasil pemeriksaan biokimia yang dilakukan Tn. S
pemeriksaan darah dihasilkan hematocrit, trombosit, hemoglobin, dan
leukosit yang normal.

D. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Satuan/Nilai
Awal Kasus Keterangan
Urin/Darah Normal
Tekanan Darah 150/70
120/80 mmHg Tinggi
mmHg
Nadi 60-100 x/menit 84 x/menit Normal
Respirasi 12-20 x/menit 20 x/menit Normal
Suhu ◦
36.1 C- 37.7 C
◦ ◦
36. C Normal

Kesimpulan :
Hasil pemeriksaan fisik Tn. S menunjuukan tekanan darah yang tinggi,
sedangkan nadi, respirasi dan suhu yang dimiliki Tn. S adalah normal.
Pembahasan :
Pada keadaan hipertensi tekanan darah yang meningkat ditimbulkan
karena darah dipompakan tidak menimbulkan gejala sementara tekanan darah
yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan
hipertensi. Hipertensi merupakan keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan diastolic lebih dari sama dengan 90 mmHg setelah
dilakukan pengukuran dua kali terpisah, Tn. S mengalami hipertensi tingkat 1 (6).
Faktor risiko terjadinya hipertensi yaitu faktor genetic, obesitas, kelebihan asupan
natrium dan makanan berlemak, dyslipidemia, serta kurangnya aktivitas fisik.
Konsumsi makanan yang tinggi garam dan juga lemak memiliki pengaruh yang
signifikan dalam peningkatan tekanan darah (7).

E. Asupan Zat Gizi


Tn. S pada pagi hari mengonsumsi nasi goreng 1 porsi, telur ceplok 1
porsi, kopi 1 gelas (250ml) atau setara 2 sdm kopi. Siang hari Tn. S mengonsumsi
nasi 1 porsi dengan lauk ayam sayur 1 porsi, sayur nangka 1 porsi, tempe yang
digoreng 1 porsi, dan pada sore hari Tn. S mengonsumsi kopi manis 1 gelas
(250ml). pada siang hari Tn. S mengonsumsi 1 porsi nasi, 1 porsi ayam goreng,
dan juga tempe goreng 1 porsi.

Energi (kkal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)


Implementasi
1656.2 79.6 78.1 157.6
Asupan oral
Kebutuhan 2035 76.3 33.9 356.2
% Asupan 81% 104% 230% 44.2%

Berdasarkan hasil perhitungan dari dietary history Tn. S sudah mencukupi


dari kebutuhan energy sebanyak 81%, namun asupan lemak sangat berlebih
hingga 230%, protein 104% sudah baik, dan asupan karbohidrat yang kurang
44.2%.

Tabel Kategori Persen Asupan Menurut WNPG 2004


Kategori Persen Asupan
Kurang ≤ 80%
Baik >80% - 110%
Lebih >110%

F. Terapi Medis

Jenis Obat/Tindakan Fungsi Interaksi Gizi

Tidak diketahui terapi medis yang diberikan


BAGIAN 2.
DIAGNOSA GIZI

(NI-5.5) Asupan gizi yang tidak seimbang berkaitan dengan kurangnya


pengetahuan ditandai dengan kurangnya asupan kalori, berlebihnya asupan
protein, dan rendahnya asupan lemak dan juga karbohidrat

(NI-5.6.2) Asupan lemak yang berlebih berkaitan dengan kurangnya pengetahuan


ditandai dengan hasil dietary history yang persen asupan lemaknya sangat
melebihi

(NI-5.8.5) Kurangnya asupan serat berkaitan dengan sering mengonsumsi


makanan gorengan dan kurangnya asupan sayur dan buah ditandai dengan nyeri
pada perut

(NB-1.1) Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan juga makanan berkaitan


dengan pemilihan makanan pasien ditandai dengan pasien menyukai makanan
yang tinggi lemak seperti digoreng dan jarang mengonsumsi sayur dan buah
BAGIAN 3.
INTERVENSI GIZI

A. Perencanaan
1. Tujuan Intervensi
a. Memberikan makanan dan cairan yang secukupnya yang
tidak memberatkan lambung serta mencegah dan
menteralkan sekresi asam lambung yang berlebihan
b. Membantu menghilangkan retensi garam atau air di dalam
jaringan dan juga membantu menurunkan tekanan darah
2. Preskripsi Diet
a. Syarat Diet :
 Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan
 Energy, dan protein cukup serta lemak rendah yaitu
10-15%
 Rendah serat terutama serat tidak larut air
 Cairan yang cukup
 Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu
yang tajam
 Tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak
 Jumlah natrium disesuaikan dengan berat dari
kejadian hipertensi, pada stage 2 hipertensi boleh
diberikan garam ½ sdt atau 2 gram dan hindari
makanan yang tinggi natrium
b. Terapi Diet
 Jenis Diet : Diet Lambung II dan
Rendah Garam II
 Bentuk Makanan : Lunak
 Cara Pemberian : Oral
 Frekuensi : 3x makanan utama dan 2x
selingan
c. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
 Harris Benedict
Laki-laki = 66 + (13.7 x BB) + (5 x TB) – (6.8 x U)
= 66 + (13.7 x 55) + (5 x 170) – (6.8 x 51)
= 66 + 753.5 + 850 – 346.8
= 1.304.7 kkal

Faktor aktivitas= 1.3


Faktor Stress= 1.2 (peradangan saluran cerna yang
dimana colic abdomen)
Total kebutuhan kalori = 1634.9 x 1.3 x 1.2
= 2035.5
 Kebutuhan Lemak = 15% dari kebutuhan kalori
Kebutuhan Lemak = 33.9
 Kebutuhan Protein = 15% dari kebutuhan kalori
Kebutuhan Protein = 76.3
 Kebutuhan Karbohidrat = 70% dari kebutuhan
kalori
Kebutuhan Karbohidrat = 356.2 gr
B. Implementasi
1. Rekomendasi Menu
Bahan Berat Energi Protein Lemak KH
Waktu Menu
Makanan (gram) (kkal) (gram) (gram) (gram)
Nasi Tim Nasi Putih 100 180 3 0.3 39.8
Telur Ayam 75 116.25 8.5 6.9 0.9
Fuyunghai Margarine 2 12.7 0 1.4 0
Telur Kucai 5 2.1 0 0.03 0.39
Makan Wortel 20 3.8 0.05 0 1
Pagi Tahu Bumbu Tahu 100 76 8.1 4.8 3.8
Bali Kemangi 1.1 0 0 0 0.4
Wortel 40 14.4 0.4 0 3.16
Capcay Kuah Sawi Putih 40 6.0 0.2 0.1 1.4
Jagung Putren 20 7 0.1 0.02 1.6
Buah Pisang 150 138 1.5 0.8 35.1
Selingan Kacang Hijau 50 173 8 0.8 32
Bubur Kacang
Pagi
Hijau Gula merah 10 37.6 0 0 10.7

Nasi Tim Nasi Putih 100 180 3 0.3 39.8


Ayam 30 85.5 7.1 4.6 1.9
Tepung terigu 10 16.5 0 0 4.1
Ayam Katsu
Tepung roti 10 45 0.2 0.1 2.2
Makan
Telur 25 38.75 3.2 2.6 0.3
Siang
Tempe 50 101 8 3.2 8.5
Wortel 10 3.6 0.1 0 0.8
Tempe Ceria
Margarine 2 12.7 0 1.4 0
Buncis 10 1.85 0.05 0.01 1.2
Buah Pepaya 200 78 0 0 17.8
Agar-agar 2 94 0.4 0.2 26.2
Selingan Buah naga 30 31 0.7 0.3 6
Puding Buah
Sore Buah pir 30 17.4 0.1 0 5
Gula 5 19.85 0 0 4.8
Nasi Tim Nasi Putih 100 180 3 0.3 39.8
Ikan nila 30 57.6 5 0.5 4
Ikan asam
Tomat 50 10.5 0 0 3.6
manis
Daun bawang 10 10.5 0.3 0.5 1.1
Makan Tempe 50 101 8 3.2 8.5
Malam Tepung terigu 10 16.5 0 0 4.1
Rolade tempe
Telur 10 15.5 1.1 0.9 0.2
Tepung panir 10 45 0.2 0.1 2.2
Oyong 50 9.5 0.4 0 2.2
Sayur oyong +
Soun 25 87.75 0.4 0 21.3
Soun
Daun bawang 10 6 0.2 0 1.2

TOTAL 2031.85 71.3 33.36 337.05


KEBUTUHAN 2035.5 76.3 33.9 356.2

%PEMENUHAN KEBUTUHAN 99% 93.5% 98% 94.6%


2. Edukasi Gizi
 Topik :
Diet Lambung dan Diet Hipertensi
 Sasaran :
Pasien yang mengalami dan keluarga yang menjaga untuk
membantu mengingatkan pasien untuk mengonsumsi
makanan yang sehat dan gizi seimbang serta tidak
memberatkan kerja lambung dan juga tidak memicu
kenaikan tekanan darah
 Tujuan Edukasi :
Membantu pasien dalam memilih makanan dan juga
membantu pasien untuk mengonsumsi makanan sesuai
dengan kebutuhannya
 Tempat Dan Waktu :
Zoom meeting online dan dilakukan 15-20 menit
 METODE :
Penyuluhan melalui media leaflet, dan edukasi dilakukan
dengan sesi Tanya jawab langsung ke[ada pasien dan
dibantu dengan keluarga pasien
 ALAT :
Leaflet
 ISI MATERI E DUKASI :
a. Menginformasikan mengenai diet rendah garam
b. Memberitahu mengenai diet lambung dan makanan
yang tidak menimbulkan kontraksi pada lambung
Pembahasan:
Tujuan dari pemberian edukasi ini antara lain untuk
meningkatkan pengetahuan mengenai masalah gizi yang
dialami pasien. Factor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya masalah gizi pasien, dan cara mengatur makanan
serta pemilihan bagi pasien. Edukasi yang diberikan ini
dilakukan dengan cara memberikan serta menjelaskan
leaflet yang telah dibuat. Dengan adanya edukasi ini
diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan pasien dan
keluarga pasien mengenai masalah gizi yang dialami oleh
pasien. Dalam pelaksanaanya, media yang digunakan dalam
edukasi berupa leaflet.

3. Penerapan Konseling :
a. Sasaran Konseling : Pasien dan Keluarga pasien
b. Tujuan Konseling :
 Memberikan motivasi kepada pasien untuk makan dengan
porsi dan jumlah yang cukup
 Memberikan motivasi kepada pasien untuk mengonsumsi
sayur dan buah yang baik bagi kesehatannya
 Memberikan pengetahuan kepada pasien dalam memilih
jenis pengolahan makanan dan bahan makanan yang akan
dikonsumsi dimana nantinya akan mempengaruhi
kesehatan pasien dan memilih makaan yang tidak
memberatkan kerja lambung dan juga rendah natrium
c. Target Konseling :
 Pasien semakin termotivasi untuk mengonsumsi sayur dan
juga buah
 Keluarga dapat membantu dan mendukung pasien untuk
menerapkan diet dan mengonsumsi makanan yang lebih
sehat seperti masakan di rumah
 Pasien semakin termotivasi untuk mengurangi asupan
makanan yang digoreng atau meminum kopi yang
berlebihan yang berpengaruh terhadap tekanan darah
d. Waktu Konseling :
Waktu konseling kepada pasien dan keluarga pasien sekitar 30
menit
e. Metode Konseling :
Penyuluhan individu
f. Alat Bantu Konseling :
 Leaflet: Dapat digunakan untuk menunjukkan pengertian,
penyebab, tanda atau gejala, dan cara pengendalian dari
colic abdomen dan hipertensi
g. Materi Konseling :
Pemberian materi konseling bertujuan untuk
menumbuhkan, mengembangkan dan juga membantu individu
yang membutuhkan pengetahuan lebih (8). Materi konseling
berisi mengenai pengertian mengenai pengertian, tanda atau
gejala, penyebab, dan cara pengendalian dari penyakit yang
dialami Tn. S yaitu colic abdomen dan juga hipertensi
BAGIAN 4.
MONITORING-EVALUASI

A. Dampak Perilaku dan Lingkungan terkait Gizi

Indikator Metode Target Hasil


Pencapaian
Tingkat Wawancara dan Pengetahuan Pasien dan
pengetahuan Tanya jawab pasien dan keluarga
mengenai mengenai materi keluarga memahami,
makanan dan yang diberikan meningkat mampu
gizi menginformasukan
kembali dan
berusaha
menerapkan pola
hidup dan pola
makan sehat terkait
penyakit yang
diderita pasien

B. Dampak Asupan Makan dan Zat Gizi

Indikator Metode Target Hasil


Pencapaian
Asupan Energi Food Recall 24 Asupan makan Asupan makan
Asupan Lemak jam pasien mencapai pasien mencapai
Asupan Protein 80% dari total 100% dari
Asupan kebutuhan gizi kebutuhan gizi
Karbohidrat

C. Dampak terhadap Tanda dan Gejala Fisik terkait Gizi

Parameter Metode Target Hasil


Pencapaian
Tekanan Darah Tes Fisik/Klinis Tekanan darah Dalam batas
menjadi normal normal
Perut Nyeri Konsultasi Perut tidak terasa Perut tidak
nyeri terasa sakit
DAFTAR PUSTAKA

1. Setiadi A, Yunita Y, Nugroho IP. Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Penyakit


Lambung Menggunakan Forward Chaining. J Pendidik Inform dan Sains.
2019;8(1):19.
2. Manurung ED, Nadeak B, Ndruru E. Implementasi Algoritma Hebb Rule
Pada Diagnosa Penyakit Kolik Abdomen Pada Orang Dewasa. JURIKOM
(Jurnal Ris Komputer). 2020;7(2):250.
3. Fikrinnisa R, Jambi UA. Perubahan gaya hidup dan pola terjadinya
gangguan pencernaan . Salah disertai dengan keluhan seperti cepat
didapatkan kelainan pada pemeriksaan gastroenterologi konvensional , atau
tidak dengan keluhan dispepsia mencapai 40 % didapatkan pada umur yang
leb. 2018;7(2):175–80.
4. Kartika LA, Afifah E, Suryani I. Asupan lemak dan aktivitas fisik serta
hubungannya dengan kejadian hipertensi pada pasien rawat jalan. J Gizi
dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet. 2017;4(3):139.
5. Kurniawaty ANMI& E. Pengaruh Kopi terhadap Hipertensi. Evi
Kurniawaty| Pengaruh Kopi terhadap Hipertens Major |. 2016;5(2):6.
6. Nuraini B. Risk Factors of Hypertension. J Major. 2015;4(5):10–9.
7. Sudarsono EKR, Sasmita JFA, Handyasto AB, Kuswantiningsih N,
Arissaputra SS. Peningkatan Pengetahuan Terkait Hipertensi Guna
Perbaikan Tekanan Darah pada Pemuda di Dusun Japanan, Margodadi,
Seyegan, Sleman, Yogyakarta. J Pengabdi Kpd Masy (Indonesian J
Community Engag. 2017;3(1):26–38.
8. Rosmalita A. KONSELING DALAM BIDANG KESEHATAN.
2015;VI:1–17.

Anda mungkin juga menyukai