Kelas: Gizi B
2110714060
STUDI KASUS DISLIPIDEMIA
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. AR No RM : 01.19.32.82
Umur : 50 tahun Ruang : Poliklinik Gizi
Sex : Laki-laki Tanggal Masuk :-
Pekerjaan : Karyawan swasta Tanggal Kasus :-
Pendidikan : SMA Alamat : Limo Depok
Agama : Islam Diagnosis : Dislipidemia dan
Medis Obesitas
Kesimpulan :
Dihadapkan pasien laki-laki berusia 50 tahun dengan diagnosis medis
dislipidemia dan obesitas. Hasil laboratorium menunjukan bahwa pasien memiliki kadar
kolesterol total, LDL, dan trigliserida tinggi. Nafsu makan pasien cukup tinggi sehingga
mengalami kesulitan dalam menurunkan berat badan. Pada riwayat penyakit dahulu,
pasien menderita hipertiroid dan hipertensi stadium II. Hasil pengkajian data personal
fisik, pasien merupakan laki-laki berusia 50 tahun dengan riwayat hipertensi sehingga
memiliki risiko tinggi penyakit kardiovaskular.
Pembahasan:
Dislipidemia adalah ketidaknormalan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan atau penurunan kadar lipid dalam plasma darah. Kelainan kadar lipid
terutama adalah kenaikan kadar kolesterol Low density Lipoprotein (LDL) dan
trigliserida serta penurunan kadar kolesterol High Density Lipoprotein (HDL).
Berikut merupakan tabel status kadar lipid dalam darah:
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengukuran antropometri, diperoleh status gizi pasien obesitas
tingkat 2 (IMT 33,6).
C. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan Satuan/ Hasil Cek Lab. Keterangan
urin/darah Nilai Normal Tanggal 14/06/2013
TSH 0,4 – 4,0 0,58 Normal
FT4 0,8 – 1,76 0,8 Normal
Kolesterol total < 200 mg/dl 264 mg/dl Tinggi
HDL 35 - 55 mg/dl 40 mg/dl Rendah
LDL < 130 mg/dl 195 mg/dl Tinggi
Trigliserida 40 - 155 mg/dl 188 mg/dl Tinggi
Calsium 1,5 – 2,5 mmol/L 2,25 mmol/L Normal
Natrium 136 – 145 mmol/L 141 mmol/L Normal
Kalium 3,5 – 5,1 mmol/L 4,31 mmol/L Normal
Chloride 98 – 107 mmol/L 101,6 mmol/L Normal
Kesimpulan :
Data Pemeriksaan biokimia menunjukan bahwa kolesterol total, LDL, dan trigliserida
pasien tinggi, dan HDL pasien rendah.
Pembahasan
Kolesterol merupakan jenis lemak yang memiliki peran penting dalam sistem
metabolisme sel. Namun, apabila jumlahnya berlebihan dapat menimbulkan efek negatif
yang berakibat fatal pada sistem organ dan jaringan. Kolesterol dikatakan tinggi apabila
kadar lemak trigliserida dan LDL melampaui batas normal serta menumpul atau
terakumulasi pada dinding-dinding pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan
penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah.
Kesimpulan :
Berdasarkan pemeriksaan fisik klinis, pasien dalam keadaan sadar, respirasi, nadi,
dan suhu menunjukan normal namun tekanan darah berada di atas batas normal.
Kesimpulan :
Berdasarkan tabel asupan zat gizi, dapat terlihat hasil bahwa asupan makan pasien
(protein, lemak, dan energi) telah melebihi 120% kebutuhan sehingga perlu dikurangi.
Sementara itu, asupan karbohidrat perlu ditingkatkan lagi agar minimal bisa mencapai
diatas 80%.
F. Terapi Medis
Jenis Obat/ Fungsi Interaksi dengan
Tindakan Zat Gizi
Thyrozol Terapi konservatif pada pasien Absorpsi obat terganggu
hipertiroid dengan memblokir total apabila diberikan bersama
produksi hormon tiroid. dengan makanan.
Maintate 1 x Bisoprolol fumarate untuk pengobatan Absorpsi obat terganggu
hipertensi sebagai penghambat terhadap apabila diberikan bersama
2,5 g ACE inhibitor, diuretik, dan glikosida dengan makanan.
jantung.
1. Domain Asupan
- Asupan Lemak Berlebih (NI-5.6.3) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan
pasien terkait zat gizi pada makanan yang ditandai dengan persentase pemenuhan
lemak sebanyak 241,29%.
- Asupan Protein Berlebih (NI-5.7.2) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan
terkait zat gizi pada makanan yang ditandai dengan persentase pemenuhan protein
sebanyak 179,78%.
- Asupan Karbohidrat Tidak Adekuat (NI-5.8.1) berkaitan dengan kurangnya
pengetahuan terkait zat gizi pada makanan yang ditandai dengan persentase
pemenuhan karbohidrat sebanyak 66,74%.
2. Domain Klinis
- Berat Badan Berlebih (NC-3.3) berkaitan dengan kelebihan asupan energi yang
ditandai dengan hasil IMT lebih dari 25, yaitu 33,64.
3. Domain Perilaku
- Gangguan Pola Makan (NB-1.5) berkaitan dengan kurangnya pengetahuan terkait
zat gizi pada makanan yang ditandai dengan seringnya mengkonsumsi makanan
berlemak dan tinggi gula.
BAGIAN 3. INTERVENSI
PLANNING
1. Tujuan Diet
a. Memberikan asupan makanan yang mencakup energi, zat gizi makro, dan zat gizi mikro
yang mencukupi kebutuhan pasien.
b. Menurunkan berat badan pasien hingga mencapai IMT dan status gizi yang normal.
c. Menurunkan BB ½ - 1 Kg/minggu dengan batasi energi.
d. Kurangi sel lemak.
e. Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
f. Menurunkan asupan kolesterol makanan.
g. Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan karbohidrat
sederhana.
2. Syarat/Prinsip Diet
a. Pemberian energi sebesar kkal.
b. Pemberian protein sebesar 20% atau 88,94 gram.
c. Pemberian lemak sebesar 25% atau 49,41 gram.
d. Pemberian karbohidrat sebesar 55% atau 244,58 gram.
e. Kolesterol < 300 mg.
f. Serat tinggi, terutama serat larut air.
g. Frekuensi pemberian makanan yaitu 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan.
h. Banyak minum air.
i. Bentuk makanan padat.
20% 𝑥 1778,8
= 4
25% 𝑥 1778,8
= 9
55% 𝑥 1778,8
= 4
IMPLEMENTASI
1. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
- Jenis diet/bentuk makanan/cara pemberian : Diet Dislipidemia I & diet rendah
energi/Lunak/Oral
- Parenteral nutrisi : -
Implementasi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)
Standar RS 2965.2 145.3 164.1 245.6
Kebutuhan (planning) 2088.9 78.3 58 313.3
%Standar/Kebutuhan 141,95% 185,57% 282,93% 78,39%
Pembahasan :
Berdasarkan kajian terapi diet RS diatas, Asupan oral meliputi energi, protein, dan
lemak melebihi kebutuhan planning yang telah dihitung menggunakan rumus mifflin. Pasien
diketahui memiliki keluhan berupa berat badan berlebih serta memiliki tekanan darah tinggi.
Hal ini disebabkan oleh nafsu makan yang tinggi, terutama konsumsi protein hewani seperti
daging sapi, telur ayam, dan ikan bandeng yang tinggi lemak. Selain itu, pasien jarang
makan sayur dan buah, sehingga asupan karbohidratnya kurang. Pasien juga minum teh
manis sebanyak 400 ml per hari. Nafsu makan yang tinggi, asupan energi yang berlebihan,
dan kurangnya aktivitas fisik menjadi penyebab keluhan pasien.
2. Rekomendasi Menu
4. Penerapan Konseling
makro yang
berkualitas Media: lisan