Disusun Oleh:
Kelompok x
Nama (NIM)
Nama (NIM)
A. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. RN No RM : 254925
Umur : 21 th Ruang : Dahlia
Sex : Perempuan Tgl Masuk : 13 Februari 2010
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Tgl Kasus : 17 Februari 2010
Pendidikan : SMA Alamat : Cilacap Selatan
Agama : Islam Diagnosis medis : Hepatitis akut dd DHF
Kesimpulan:
Pasien berusia 21 tahun masuk rumah sakit dengan diagnosis medis hepatitis akut
dd DHF. Adapun keluhan utama pasien adalah nyeri ulu hati, mual, lemas, nyeri perut,
dada panas, pusing, batuk, dan pilek. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu dan
riwayat penyakit keluarga. Pasien memiliki masalah gastrointestinal yaitu nyeri ulu hati,
mual, konstipasi, dan anoreksia.
Adanya nyeri ulu hati, mual, anoreksia, lemas, nyeri perut, dada panas, pusing
merupakan gejala klinis dari hepatitis akut. Menurut Almatsier (2006), Sanityoso (2006),
Suandi (1999), hepatitis akut sering menimbulkan keluhan anoreksia, demam, mual,
muntah, perubahan penghidu dan rasa kecap. Menurut Sanityoso (2006), diare atau
konstipasi juga dapat terjadi pada kondisi hepatitis akut. Menurut Hasse dan Matarese
(2000) dan Rolfes, dkk. (2008), hepatitis akut juga menyebabkan terjadinya demam,
pusing, nyeri kepala, dan kelemahan otot (lemas).
Adanya demam, pusing, dan nyeri kepala dimungkinkan pula karena DHF yang
dialami pasien. Menurut Sutaryo dan Laksono (2007), DHF adalah penyakit demam akut
yang berlangsung 2-7 hari disertai dengan nyeri kepala, nyeri belakang bola mata, nyeri
otot atau nyeri sendi.
B. ANTROPOMETRI
TB : 154 cm BB : 54 kg LLA : 25 cm
Kesimpulan:
IMT = BB / (TB)2 = 54 / (1,54)2 = 22,77
Menurut WHO (2006), pasien dengan IMT 22,77 memiliki status gizi normal karena IMT
pasien berada pada rentang 18,5 - < 23.
C. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Pemeriksaan Nilai Normal Awal Masuk RS (13/02/10) Awal Kasus (16/02/10)
WBC 4,8-10,8 2,79 (rendah) 1,92 (rendah)
RBC 4,7-6,1 4,84 (normal) 4,7 (normal)
HGB 14-18 13,1 (rendah) 12,6 (rendah)
HCT 42-52 38,6 (rendah) 37,9 (rendah)
MCV 79-99 79,8 (normal) 80,6 (normal)
MCH 27-31 27,1 (normal) 26,8 (rendah)
MCHC 33-37 33,9 (normal) 33,2 (normal)
PLT 150-450 159 (normal) 52 (rendah)
SGOT 17-59 U/L 155 (tinggi) 147 (tinggi)
SGPT 21-72 U/L 125 (tinggi) 89 (tinggi)
Cholesterol 0 - 200 mg/dL 127 (normal) -
Glukosa 74-106 mg/dL 103 (normal) -
Creatinin 0,6-1,3 mg/dL 0,7 (normal) -
Kesimpulan:
Berdasarkan data di atas, diketahui bahwa kadar WBC, HGB, dan HCT rendah; kadar
SGOT dan SGPT tinggi; kadar MCH dan PLT mengalami penurunan pada awal kasus.
Adanya penurunan kadar WBC, HGB, dan HCT dimungkinkan karena rendahnya kadar
protein dalam tubuh. Menurut Rolfes, dkk. (2008), adanya stress (termasuk infeksi), akan
meningkatkan kadar hormon kortisol. Hormon kortisol akan meningkatkan degradasi
protein tubuh. Selain itu, kortisol juga berfungsi untuk menghambat sintesis protein tubuh
dan menyebabkan deplesi protein otot, tulang, dan kulit. Rendahnya protein tubuh akan
berpengaruh terhadap pembentukkan WBC, HGB, dan HCT karena salah satu senyawa
pembentuk WBC, HGB, dan HCT adalah protein.
Adanya peningkatan kadar SGOT dan SGPT disebabkan karena adanya kerusakan pada
sel hati (Hasse dan Matarese, 2000).
Adanya penurunan kadar PLT dikarenakan adanya infeksi virus akibat DHF (Sutaryo dan
Laksono, 2007).
Kesimpulan :
Dilihat dari kesan umum, pasien compos mentis, namun masih lemah. Selain itu, pasien
juga mengalami pusing, sesak, dan mual. Adanya sesak akan membatasi asupan makan
pasien. Untuk mengatasi terjadinya sesak, bentuk makanan akan dibuat menjadi lunak
sehingga tubuh tidak perlu bekerja terlalu berat untuk mencerna makanan.
Dilihat dari tanda-tanda vital, pada awal masuk RS, suhu tubuh pasien masih tinggi.
Namun, pada awal kasus, tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh pasien normal.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil recall, diketahui bahwa asupan makan pasien masih defisit, karena
< 60% (Roedjito, 1989), yaitu energi 27,82%; protein 50,49%; lemak 21,32%; dan
karbohidrat 24,26%.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Imunoserologi DHF IgG : positif
IgM : negatif
Kesimpulan : Berdasarkan hasil pemeriksaan imunoserologi, pasien positif DHF.
G. TERAPI MEDIS
Jenis Obat Fungsi Interaksi dengan zat gizi Solusi
Cefotaxime Antibiotik, anti Diare, mual, muntah, Diberikan sebelum atau
bakteri chelat terhadap vitamin sesudah makan (tidak
dan mineral, seperti Ca, bersamaan dengan
Fe, Zn makanan, khususnya susu)
Ranitidin Menghambat -
Diberikan selama dan di
sekresi asam
antara waktu makan atau
lambung,
sebelum dan sesudah makan
mempercepat
tidak menjadi masalah
penyembuhan tukak
Sanmol Penurun panas -
(Retnowati, 2009)
BAGIAN 2. DIAGNOSIS GIZI
PLANNING
1. Tujuan Diet :
a. Memberi makanan sesuai daya terima
b. Memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat akibat infeksi
5. Rekomendasi Diet
Rekomendasi Diet Bahan Makanan Jumlah
Makan Pagi Bubur nasi Bubur Nasi 250 g
Pho Young Hai Tahu 30 g
Telur puyuh 20g
Semur tempe Tempe kedelai murni 50 g
Minyak kelapa 3g
Kecap 5g
Ca labu siam Labu siam mentah 50 g
Minyak kelapa 2g
Selingan pagi Biskuit Biskuit 30 g
Sirup 1 gelas 25 g
Makan siang Bubur nasi Bubur nasi 250 g
Ayam ungkep Ayam 50 g
Tahu bb kecap Tahu 50 g
Minyak kelapa 2g
Kecap 5g
Soto Taoge kacang hijau 10 g
Kool putih 10 g
Mie soun 10 g
Kerupuk aci 10 g
Minyak kelapa 2g
Pisang ambon Pisang ambon 80 g
Selingan siang Biskuit Biskuit 30 g
Sirup 1 gelas 25 g
Makan malam Bubur nasi Bubur nasi 250 g
Daging bb lapis Daging sapi 50 g
Minyak kelapa 3g
Semur tempe Tempe kedelai murni 25 g
Minyak kelapa 3g
Kecap 10 g
Sup kentang dan soun Kentang 20 g
Wortel 20 g
Mie soun 20 g
Minyak kelapa 2g
Semangka Semangka 80 g
Sirup 1 gelas 25 g
Persentase Energi 1992,4 kcal 101,89%
Pemenuhan Protein 69,1 g 102,37%
Lemak 57,5 g 105,85 %
Karbohidrat 299,62 g 100,16%
A. Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat
ataupun agen penyebab infeksi. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan
disebut hepatitis akut, sementara hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut
hepatitis kronis.Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima
virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus
lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning, dan infeksi sitomegalovirus.
Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan (Sanityoso,
2006).
Tujuan terapi diet pada hepatitis akut adalah untuk mengistirahatkan dan
memperbaiki fungsi hati hingga normal. Pada kondisi hepatitis akut, pasien diharapkan
melakukan istirahat total (tirah baring). Dibutuhkan diet tinggi kalori dan tinggi protein
terkait infeksi yang terjadi. Pada kondisi kuning, perlu diperhatikan total asupan lemak
yang akan diberikan. Lemak dapat diberikan rendah hingga sedang, berkisar 20%
hingga 25% (Rolfes, dkk., 2008). Sementara tujuan untuk terapi hepatitis kronis adalah
untuk mencegah komplikasi ke arah pengkerutan hati dan kanker hati. Dibutuhkan
peningkatan kebutuhan energi dan protein terkait infeksi yang terjadi.
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan indeks IMT, status gizi pasien termasuk status gizi normal.
2. Hasil laboratorium terakhir pasien menunjukkan bahwa pasien mengalami penurunan
kadar WBC, HGB, HCT, MCH, dan PLT. Selain itu, pasien mengalami peningkatan
kadar SGOT dan SGPT.
3. Hasil fisik klinis pasien menunjukkan tanda vital pasien normal.
B. SARAN
1. Untuk Pasien
Sebaiknya pasien mempertahankan asupan makan yang sudah baik dan memperbaiki
asupan makan yang masih cukup.
2. Untuk Keluarga Pasien
Sebaiknya pihak keluarga senantiasa memotivasi pasien untuk melakukan diet yang
benar selama menjalani rawat jalan untuk mempercepat proses penyembuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2006. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Hasse, Jeanette M. dan Laura E. Matarese. 2000. Medical Nutrition Therapy for Liver, Biliary
System, and Exocrine Pancreas Disorders in Food, Nutrition, and Diet Therapy.
Philadelphia : The Curtis Center
Retnowati, Agnes. 2009. Skripsi. “Evaluasi Penggunaan Obat Tukak Peptik pada Pasien
Tukak Peptik di Instalasi Rawat Inap RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2008”.
Surakarta : Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Rolfes, Sharon R., Kathryn Pinna, Ellie Whitney. 2008. Understanding Normal and Clinical
Nutrition. Canada : Wadsworth Cengange Learning
Samkoni, dkk. 2003. Dietetik 12. Bandung : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Bandung
Sanityoso, Andri. 2006. Hepatitis Virus Akut dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
I Edisi IV. Editor : Aru W. Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus
Simadibrata, dan Siti Setiati. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI
Suandi, I.K.G. 1999. Seri Gizi Klinik Diit Pada Anak Sakit. Jakarta : EGC
Sutaryo dan Ida Safitri Laksono. 2007. Demam Berdarah Dengue : Diagnosis dan
Pengelolaan dalam 2007 Clinical Updates Ilmu Kedokteran Klinis Terbaru dalam
Praktek Umum. Yogyakarta : Pustaka Cendikia Press dan Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada
LAMPIRAN