Disusun Oleh:
Anisa Dwi Lestari (12/329138/KU/14927)
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. R No RM : 74 08 95
Umur : 50 th Ruang : Bougenvile
Sex : perempuan TglMasuk : 4/ 05/ 2015
Pekerjaan : ibu rumah tangga TglKasus : 6/ 05/ 2015
Pendidikan :- Alamat : Prembon
Agama : Islam Diagnosis medis : Hiperglikemia dd Dispepsia
Kesimpulan :
Pasien NY R berusia 50 tahun dengan diagnosis medis Hiperglikemia dd Dispepsia
dengan riwayat Diabetes Melitus tipe 2. Keluhan utama pasien yaitu nyeri ulu hati dan
perubahan pengecapan/penciuman tetapi tidak mengalami mual, muntah, anoreksia,
dan konstipasi. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi tetapi tidak sedang menjalani
diet hipertensi.
Pasien telah memperhatikan penerapan diet pada diabetes melitus yaitu dengan
memperhatikan jumlah dan jenis bahan makanannya.
B. Antropometri
LLA Panjang Ulna
30 cm 25 cm
Karena tinggi badan pasien tidak diketahui, pengukuran tinggi badan menggunakan
panjang ulna dengan rumus sebagai berikut (Wiryani dkk, 2010) :
Estimasi berat badan menggunakan Berat Badan Ideal menggunakan rumus Brocca,
= 100,33
Kesimpulan :
Pasien memiliki status gizi baik dengan persentil LILA >70%, yakni 100.3%
(Wahyuningsih, 2013).
C.Pemeriksaan Biokimia
Tanggal Pemeriksaan : 4 Mei 2015
Pemeriksaanurin/darah Nilai Normal Nilai Pasien Keterangan Nilai Pasien Keterangan
(4 Mei 2015) (4 Mei 2015) (5 Mei 2015) (5 Mei 2015)
NI-2.1 Asupan Oral Inadekuat berkaitan dengan adanya nyeri ulu hati dan perubahan
pengecapan dan penciuman dalam kondisi Dispepsia dibuktikan oleh hasil recall 24 jam
yaitu energy 50% dan Lemak 58%
NI 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan disfungsi organ dibuktikan
oleh kadar kolesterol yaitu 363 dan kadar trigliserida yaitu 214
BAGIAN III
INTERVENSI GIZI
A. PLANNING
1. Tujuan Diet
a. Mengontrol kadar gula darah supaya mendekati normal
b. Memberikan cukup energi untuk mempertahankan berat badan
c. Mencapai kadar lipida serum normal
d. Meningkatkan asupan makan pasien tanpa memperberat kerja saluran pencernaan
e. Membantu menormalkan tekanan darah
2. Syarat / Prinsip Diet :
a. Energi cukup untuk mencukupi kebutuhan dan mencegah penurunan berat badan
berdasarkan berat badan, usia, jenis kelamin, dan faktor aktifitas
b. Karbohidrat sedang yaitu 60% dari kebutuhan energi
c. Protein sedang, yaitu 15% dari kebutuhan energi
d. Lemak sedang, yaitu 25% dari kebutuhan energi, dalam bentuk <10% dari
kebutuhan energy total berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh
ganda, sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal
e. Asupan kolesterol makan dibatasi yaitu ≤ 300 mg per hari
f. Natrium terbatas, yaitu 1700-1900 mg/hr
g. Bentuk makanan mudah dicerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu
yang tajam
h. Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah
terkendali, diperbolehkan mengonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan
energy total
i. Penggunaan gula alternative dalam jumlah terbatas
j. Sesuai dengan prinsip 3J, yaitu tepat jadwal makan, tepat jumlah, dan tepat jenis
makanannya
3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan Energi Basal = 25 kkal x BBI
= 25 x 58.5
= 1462.5 kkal
Koreksi Usia = 5% x 1462.5 kkal
= 73.13 kkal
Aktifitas fisik = 10%x1462.5
= 146.25 kkal
Kebutuhan Energi = Energi basal – Koreksi usia + Aktifitas - K. Berat Badan
= 1462.5 – 73.13 – 146.25
= 1535.62 kkal
b. Kebutuhan Protein
Kebutuhan Protein = 15% x1535.62
= 230.34 kkal = 57.59 gr
c. Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Lemak = 25% x 1535.62
= 383.91 kkal = 42.66 gr
d. Kebutuhan Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat =60%x1535.62
= 921.37 kkal = 230.34 gr
4. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian
Terapi Diet : Diet DM A 1500, RG III
Bentuk makanan : Makanan Lunak Nasi Tim
Cara pemberian : Oral
Rencana Diet
Tanggal 7-8 Mei 2015
Snack Makan Sore Makan Pagi Snack Pagi Makan Siang
Sore
Jeruk Nasi Tim Nasi Tim Melon Nasi Tim
Manis Bandeng goring Rolade kakap Tim ayam wortel
Tahu bb kuning Tempe bb Tahu bb kuning
Sayur asem semur Sop makaroni
Semangka Sop gambas Jeruk manis
wortel
Preskripsi Diet :
Perhitungan kebutuhan energy menggunakan rumus perkeni dengan
mempertimbangkan berat badan, usia, jenis kelamin, dan faktor aktifitas. Pasien
memiliki kebutuhan basal sebesar 25 kal/kg BB. Pasien berusia 50 tahun sehingga
dilakukan faktor koreksi yaitu dengan penurunan kebutuhan kalori sebesar 5%.
Aktifitas pasien ditambah 10% karena jenis aktifitas pasien tergolong dalam keadaan
istirahat. Persentase pada rekomendasi tanggal 7-8 Mei 2015 yaitu energy 92.42%,
protein 105%, lemak 91.4%, dan karbohidrat 92.5%, sedangkan asupan kolesterol dan
natrium sudah sesuai dibawah ambang batas yaitu 60.3% dan 87.4% dari ambang
batas. Persentase pada rekomendasi tanggal 8-9 Mei 2015 yaitu energy 94%, protein
105.8%, lemak 98%, dan karbohidrat 94%, sedangkan asupan kolesterol dan natrium
sudah sesuai dibawah ambang batas yaitu 42.% dan 88% dari ambang batas. Prinsip
diet kalori cukup, kandungan karbohidrat sedang (60% dari kebutuhan total), lemak
sedang(25% dari kebutuhan total). Selain itu, rendah garam yang diterapkan sesuai
dengan standar rendah garam III rumahsakit yaitu (1700-1900 mg). Bentuk makanan
yang diberikan yaitu makanan yang mudah dicerna, rendah serat, dan tidak
mengandung bumbu yang tajam. Menu makanan yang disusun disesuaikan dengan
syarat/prinsip diet pasien, pembatasan natrium, pembatasan kolesterol, dan
menghindarkan makanan yang merangsang saluran cerna. Penyajian makanan dalam
bentuk lunak yaitu nasi tim. Menu yang diberikan juga ditambahkan dengan adanya
garnish untuk menarik selera makan pasien.
Perubahan pemberian jenis diet yaitu dari Diet DM A 1300 RG III menjadi Diet DM A
1500 RG III karena berdasarkan perhitungan kebutuhan, kebutuhan pasien lebih
mendekati standar Diet DM A 1500 RG III. Selain itu, dilakukan perubahan bentuk
makanan dari makanan lunak (bubur biasa) menjadi makanan lunak (nasi tim). Hal
tersebut dilakukan karena keluhan gangguan pencernaan pasien telah berkurang
serta tingkat penerimaan terhadap nasi tim diharap lebih tinggi karena pasien tidak
terlalu menyukai bubur.
5. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Yang diukur Pengukuran Evaluasi/Target
IMT Pengukuran IMT jika pasien IMT tetap normal
Antropometri LILA sudah dapat ditimbang dan LILA tetap normal
pengukuran LILA
Biokimia Menyesuaikan Normal
Tekanan Thermometer, tensimeter, Tetap normal
darah, dan palpasi
Fisik-Klinik respirasi, suhu,
dan nadi Menyesuaikan
5.
BAB IV
DASAR TEORI
A. Pemenuhan Kebutuhan Asupan Pasien
Kriteria tingkat konsumsi (Wahyuningsih, 2013)
1. Diatas kebutuhan >120%
2. Normal 90-119%
3. Defisit Ringan 80-89%
4. Defisit sedang 70-79%
5. <70%
B. Hiperglikemia dan Diabetes Melitus
1. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan kondisi yang mengalami peningkatan kadar glukosa
darah (Almatsier, 2010). Pada pasien dengan riwayat Diabetes Melitus dapat terjadi
kondisi hiperglikemia yaitu kondisi tidak terkendalinya kadar glukosa darah.
2. Patofisologi
Diabetes mellitus terjadi karena ketidakseimbangan antara produksi glukosa endogen
dan ambilan glukosa oleh jaringan sehingga terjadi hiperglikemia. Peningkatan
glukosa plasma merangsang pelepasan insulin oleh sel β-pankreas yang
menyebabkan hiperinsulinemia. Kedua keadaan ini akan merangsang ambilan
glukosa oleh jaringan pada saluran cerna dan hati serta jaringan perifer terutama otot
sembari menekan produksi glukosa endogen (Arisman, 2008).
Meskipun patofisiologi DM bermuara pada resistensi insulin, toleransi glukosa akan
tetap terjaga normal selama masih dapat dikompensasi oleh peningkatan sekresi
insulin. Pada DM tipe 2 kelainan utama berupa resistensi insulin dan penurunan
fungsi sekresi sel β. Resistensi insulin dalam merespon lonjakan glukosa darah
menyebabkan produksi glukosa oleh hati terjadi bersamaan dengan penurunan
ambilan glukosa oleh jaringan (Arisman, 2008).
Peningkatan kadar glukosa darah dalam keadaan puasa merupakan cerminan dari
pengurangan ambilan glukosa oleh jaringan atau pertambahan glukoneogenesis. Jika
kadar glukosa meningkat semakin tinggi, maka ginjal tidak akan mampu
mereabsorpsi glukosa yang tersaring, sehingga glukosa akan tumpah ke dalam urin
yang disebut glukosuria (Arisman, 2008).
Pengaruh tingginya kadar glukosa darah yang berlangsung kronis dikenal dengan
nama toksisitas glukosa. Resistensi insulin semakin berat oleh peningkatan kadar
asam lemak bebas dalam darah dan berdampak lebih buruk pada kinerja sel β dalam
menyekresikan insulin. Gejala ini disebut lipotoksisitas (Arisman, 2008).
Peningkatan kadar glukosa darah dalam keadaan puasa merupakan cerminan dari
pengurangan ambilan glukosa oleh jaringan atau pertambahan glukoneogenesis. Jika
kadar glukosa meningkat semakin tinggi, maka ginjal tidak akan mampu
mereabsorpsi glukosa yang tersaring, sehingga glukosa akan tumpah ke dalam urin
yang disebut glukosuria (Arisman, 2008).
Pengaruh tingginya kadar glukosa darah yang berlangsung kronis dikenal dengan
nama toksisitas glukosa. Resistensi insulin semakin berat oleh peningkatan kadar
asam lemak bebas dalam darah dan berdampak lebih buruk pada kinerja sel β dalam
menyekresikan insulin. Gejala ini disebut lipotoksisitas (Arisman, 2008).
2. Patofisiologi
Tekanan darah yang dibutuhkan dalam mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi
dilakukan oleh aksi memompa jantung dan dukungan dari arteri, fungsi kerja ini
dipengaruhi oleh interaksi berbagai faktor yang kompleks. Adanya abnormalitas dari
faktor tersebut menyebabkan peningkatan curah jantung.
3. Penatalaksanaan Gizi pada Hipertensi
Tujuan penatalaksanaan gizi pada pasien hipertensi yaitu untuk menurunkan
tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menjadi normal, menurunkan
faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak, kolesterol,
dan asam urat dalam dalam, serta memperhatikan pula penyakit degenerative yang
menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal, diabetes mellitus.
Pengaturan diet pada pasien hipertensi :
a. Pasien mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam dan gizi seimbang
b. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi pasien
c. Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan pasien dan jenis makanan dalam
daftar diet
d. Makanan yang harus dihindari yaitu makanan dengan lemak jenuh tinggi, makanan
olahan dengan tinggi ggram natrium, makanan kaleng, makanan yang diawetkan,
bumbu-bumbu olahan yang tinggi natrium,, serta alcohol
Cara pengaturan diet bagi pasien hipertensi :
a. Memperbaiki rasa tawar dengan penambahan gula, bumbu-bumbu lain yang sedikit
natrium.
b. Makanan yang ditumis untuk memperbaiki rasa
c. Menghindari penggunaan garam meja
d. Pengaturan penggunaan garam
BAB V
Antropometri Biokimia Fisik Klinik Asupan Diagnosis Gizi, dan Intervensi Gizi.
7-8 Mei 2015 Hiperglikemia dengan Tetap GDP 135 TD =140/80 E = 50% A= Tetap
0
Dispepsia S = 36 C P = 42% B= Gula darah sudah menurun dibanding saat
N = 70 x L = 33.6% pengambilan kasus
Keluhan : KH =57% C = Diastole menurun, suhu dan nadi stabil
pasien D = Asupan energy dan karbohidrat terdapat
masih terjadi peningkatan dibandingkan hasil recall 24 jam,
ganguan tetapi asupan lprotein dan lemak terjadi
ingatan penurunan asupan. Hal tersebut karena pasien
tetapi mulai tidak menyukai lauk yang disajikan dan menurut
dapat pasien lauk yang disajikan masih terasa amis.
merespon Diagnosis Gizi : Tetap
Intervensi yang diberikan tetap
8-9 Mei 2015 Hiperglikemia dengan Tetap GDP 257 TD E= 68% A= Tetap
Dispepsia =190/100 P=75% B = Gula darah meningkat dibanding saat
0
S = 36 C L=74% pengambilan kasus, kadar glukosa darah
N = 70 x KH=68% meningkat kemungkinan dapat terjadi karena
Keluhan : kadar lipi dalam darah belum normal sehingga
pasien sebagai faktor risiko untuk meningkatkan gula
masih terjadi darah (Jafar, 2011).
ganguan C = Tekanan darah pasien meningkat, kadar
ingatan meningkat meningkat kemungkinan dapat terjadi
tetapi mulai karena kadar lipid dalam darah belum normal
dapat sehingga sebagai faktor risiko untuk
merespon meningkatkan tekanan darah (Jafar, 2011).
D = Asupan energy, lemak, karbohidrat, dan
protein terjadi peningkatan dibandingkan
monitoring pertama. Asupan protein dan lemak
telah memenuhi target.
Diagnosis : Tetap
Intervensi : karena tekanan darah naik sehingga
pemberian rendah garam dinaikkan menjadi RG II
(1200-1500 mg)
Bab 4
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pemeriksaan antropometri, pasien memiliki status gizi baik
dengan persentil LILA >70%, yakni 100.3%.
2. Setelah monitoring dan evaluasi, hasil pemeriksaan biokimia, kadar glukosa
darah pada monitoring hari pertama yaitu 135 sedangkan pada monitoring
hari kedua kadar glukosa darah 257.
3. Setelah monitoring data fisik-klinik, secara umum pasien terlihat compos
mentis, lemah, dan masih memiliki gangguan ingatan. Pada monitoring hari
pertama tekanan darah pasien yaitu 140/80 mmHg, sedangkan nadi dan suhu
pasien normal. Pada monitoring hari kedua tekanan darah pasien yaitu 190/100
mmHg, sedangkan nadi dan suhu pasien normal.
4. Pada akhir monitoring terjadi peningkatan asupan pasien yaitu Energi 68%,
protein 75%, lemak 74%, dan karbohidrat 68%.
B. Saran
1. Memotivasi pasien untuk memperbaiki asupan makan agar adekuat
2. Memonitor kadar glukosa darah pasien agar tetap stabil
3. Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarganya untuk
memeperhatikan asupan berdasarkan prinsip 3J
4. Memotivasi pasien untuk memilih makanan rendah natrium
5. Memotivasi pasien untuk memilih makanan yang rendah kolesterol
Daftar Pustaka
Almatsier, Sunita. 2007. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Arisman. 2008. Obesitas, Diabetes Mellitus, dan Dislipidemia: Konsep, Teori, dan
Penanganan Aplikatif. Jakarta : EGC.
Hartono, Andry. 2013. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit Edisi 2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Heriyanto. Media Informasi dan Penyakit. 13 April 2015. http://medicastore.com/
Jafar. 2011. Sindrom Metabolik. Makasar : Unhas.
Kuswardhani. RA.. Penatalaksanaan Hipertensi pada Lanjut Usia. Denpasar : FK Denpasar.
Perkeni. 2011. Konsensus DM Indonesia 2011. Diakses dari <http://perkeni.org/> [Diakses
pada tanggal 13 April 2015]
Rufaida, dkk. 2012. Profil Kadar Kolesterol Total, Low Density Lipoprotein (LDL) Dan
Gambaran Histopatologis Aorta Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Hiperkolesterolemia
Dengan Terapi Ekstrak Air Benalu Mangga (Dendropthoe Pentandra. Malang : Unibraw.
Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wiryani, dkk. 2010. Hubungan antara Sudut Kelengkungan Thorax dan Selisih Tinggi
Badan Ukur dan Tinggi Badan Hitung Berdasarkan Tinggi Lutut pada Pasien
Usia Lanjut di Poliklik Geriatri Rumah Sakit. Dalam jurnal Penyakit Dalam
volume 11 nomor 1.
Lampiran
Hasil Skrinning Gizi
Variabel Pertanyaan Skor
Kondisi Pasien Sekarang Apakah pasien terlihat kurus Tidak =0
Penurunan Berat badan Apakah pakaian anda terasa Ya = 1
lebih longgar?
Apakah akhir-akhir ini anda Ya = 1
kehilangan berat badan secara
tidak sengaja (3-6 bulan
terakhir)?
Penurunan nafsu makan Apakah anda mengalami Ya = 1
penurunan nafsu makan selama
satu minggu terakhir?
Riwayat Penyakit Apakah anda merasa lelah, loyo Ya = 1
tidak bertenaga?
Apakah anda menderita suatu
penyakit yang mengakibatkan
adanya perubahan jumlah atau
jenis makanan yang Anda
makan?
Kesimpulan :
Skor Skrinning yaitu 4 (berisiko malnutrisi)
A. Recall 24 Jam tanggal 5 Mei 2015
Waktu
Makan Menu makanan Bahan Makanan Stnadar porsi E P L KH Na KO
Snack
Sore
RG Buah Jeruk manis 125 73.625 1.375 0.125 18.5 0 0
makan
sore Nasi Tim Nasi 100 117.1 2.2 0.2 25.7 0 0
7 mei
2015 Bandeng goreng Bandeng 50 41.95 7.4 1.15 0 40 29
Minyak 5 43.105 0 5 0 0 0
Tahu bb kuning
(RG) Tahu 100 76 8.1 4.8 1.9 0 0
Minyak 2.5 21.5525 0 2.5 0 0 0
Sayur asem Wortel 30 7.38 0.3 0 1.5 193.5 0
Kacang panjang 30 10.47 0.57 0.09 2.37 0 0
Jagung manis 24 25.92 0.792 0.312 6.024 0 0
kacang biji 2 11.338 0.516 0.984 0.322 0 0
Labu Siam 80 16.08 0.72 0.24 3.44 0 0
Minyak 0.5 4.3105 0 0.5 0 0 0
semangka Semangka 150 48 0.9 0.6 10.8 0 0
Pagi Nasi Tim Nasi 100 117.1 2.2 0.2 25.7 0 0
8 Mei
2015 Rolade kakap Kakap 35 29.365 6.37 0.245 0 505.45 15.4
Minyak 2.5 21.5525 0 2.5 0 0 0
Sop gambas wortel Gambas 60 14.76 0.6 0 3 193.5 0
Wortel 30 7.38 0.3 0 1.5 0 0
Minyak 0.5 4.3105 0 0.5 0 0 0
Bihun 10 38.1 0.03 0.01 9.13 0 0
Tempe bb
semur(RG) Tempe 40 79.64 7.6 3.08 6.8 0 0
Minyak 2.5 21.5525 0 2.5 0 0 0
Snack
Pagi Melon Melon 150 48 0.9 0.6 10.8 0 0
Siang Nasi Tim Nasi 150 175.65 3.3 0.3 38.55 0 0
8 Mei
2015 Tim ayam wortel Telur ayam 27.5 42.6525 3.465 2.915 0.3025 517.85 116.6
Ayam 25 71.225 6.725 4.725 0 18.25 19.75
Minyak 2.5 21.5525 0 2.5 0 0 0
Tahu bb kuning
(RG) Tahu 50 12.3 0.5 0 2.5 0 0
Minyak 1.25 10.77625 0 1.25 0 0 0
Sop makaroni Makaroni 30 105.6 3.6 0.54 21.24 193.5 0
Wortel 50 12.3 0.5 0 2.5 0 0
Kobis 40 10 0.4 0 2 0 0
Minyak 0.5 4.3105 0 0.5 0 0 0
Jeruk manis Jeruk manis 125 73.625 1.375 0.125 18.5 0 0
E P L KH Na Ko
Total 1436.625 60.928 41.708 215.602 1672.7 124.7
% 93.59119 105.7961 97.7684 93.60163 88.03684 41.56667
D. Recall Monev tanggal 7-8 Mei 2015
E P L KH
739.2074 23.95485 15.25195 130.9165
Pemenuhan 48.15683 41.5955 35.75234 56.83618
Pemenuhan
basal 48.15683 41.61537 35.77005 56.85839
E. Recall Monev tanggal 8-9 Mei 2015
Berat
Waktu Stnadar Persentase
Menu makanan Bahan Makanan yang
Makan porsi habis
dihabiskan
E P L KH
Snack
Sore Melon Melon 150 100% 150 48 0.9 0.6 10.8
makan
sore Nasi Tim Nasi 100 50% 50 58.55 1.1 0.1 12.85
8 mei
2015 Ayam bb semur Ayam 50 50% 25 71.225 6.725 4.725 0
Minyak 2.5 50% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Tempe bb terik Tempe 25 100% 25 49.775 4.75 1.925 4.25
Minyak 1.25 100% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Sop bayam wortel Bayam 24 50% 12 4.44 0.444 0.024 0.876
wortel 40 50% 20 4.92 0.2 0 1
Minyak 0.5 50% 0.25 2.15525 0 0.25 0
Pisang ambon Pisang ambon 150 100% 150 138 1.5 0.75 35.1
Makan
Nasi 100
pagi Nasi Tim 50% 50 58.55 1.1 0.1 12.85
9 Mei
Telur ayam 55
2015 Telur ayam bb semur 100% 55 85.305 6.93 5.83 0.605
Minyak 2.5 100% 2.5 21.5525 0 2.5 0
Bening katuk jagung
Jagung manis 25
manis 50% 12.5 13.5 0.4125 0.1625 3.1375
katuk 35 50% 17.5 10.5 0.9275 0.1575 1.96
Minyak 0.5 50% 0.25 2.15525 0 0.25 0
Tahu bb bacem Tahu 50 100% 50 38 4.05 2.4 0.95
Minyak 1.25 100% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Snack
Pisang ambon 150
Pagi Pisang ambon 100% 150 138 1.5 0.75 35.1
Makan
Nasi Tim 150
Siang Nasi Tim 50% 75 87.825 1.65 0.15 19.275
9 Mei
Bandeng 50
2015 Bandeng goreng 50% 25 20.975 3.7 0.575 0
Minyak 5 50% 2.5 21.5525 0 2.5 0
Tempe bb kuning Tempe 25 100% 25 49.775 4.75 1.925 4.25
Minyak 1.25 100% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Sop kacang merah kacang merah 10 50% 5 17.755 1.15 0.065 3.01
kembang kol 20 50% 10 2.5 0.1 0 0.5
Buncis 20 50% 10 3.49 0.19 0.03 0.79
Wortel 25 50% 12.5 3.075 0.125 0 0.625
Minyak 0.5 50% 0.25 2.15525 0 0.25 0
Melon Melon 150 100% 150 48 0.9 0.6 10.8
E P L KH
1044.836 43.104 31.619 158.7285
% 68.06748 74.84633 74.11861 68.91052