Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN BLOK ASUHAN GIZI KLINIK 2

Tata Laksana Diet pada Pasien Hiperglikemia dd Dispepsia dengan Riwayat


Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi

Disusun Oleh:
Anisa Dwi Lestari (12/329138/KU/14927)

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
BAGIAN I. PENGKAJIAN DATA

A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. R No RM : 74 08 95
Umur : 50 th Ruang : Bougenvile
Sex : perempuan TglMasuk : 4/ 05/ 2015
Pekerjaan : ibu rumah tangga TglKasus : 6/ 05/ 2015
Pendidikan :- Alamat : Prembon
Agama : Islam Diagnosis medis : Hiperglikemia dd Dispepsia

2. Berkaitan dengan Riwayat Penyakit


Keluhan Utama Susah bicara, lemas, tidak ingat dengan anggota keluarga, datang
dengan gangguan kesadaran
Riwayat Penyakit Hiperglikemia
Sekarang
Riwayat Penyakit Diabetes Melitus Tipe 2
Dahulu Hipertensi
Riwayat Penyakit -
Keluarga

3. Berkaitan Dengan RiwayatGizi

Data Sosio Penghasilan :Menengah


ekonomi
Jumlah anggota keluarga : 1 (yang tinggal bersama)
Suku : Jawa
Aktifitas fisik Jumlah jam kerja : - jam/hari
Jumlah jam tidur sehari : 9 jam/hari
Jenis olahraga : - Frekuensi : -
Alergi makanan Makanan . : - Penyebab : -
Jenis diet khusus : -

Masalah Nyeri ulu hati (Ya/Tidak), Mual (Ya/Tidak), Muntah (Ya/Tidak),


gastrointestinal Diare (Ya/Tidak), Konstipasi (Ya/Tidak), Anoreksia (Ya/Tidak),
Perubahan pengecapan/penciuman (Ya/Tidak)
Penyakit kronik Jenispenyakit : -
Modifikasi diet : -
Jenisdan lama pengobatan : -
Kesehatan mulut Sulit menelan (Ya/Tidak) , Stomatitis (Ya/Tidak , Gigi lengkap
(Ya/Tidak)
Pengobatan Vitamin/mineral/suplemengizi lain : -
Frekuensidanjumlah : -
Perubahanberatba Bertambah/berkurang : berat badan berkurang dalam 1-2 bulan
dan terakhir tetapi tidak dilakukan penimbangan

Mempersiapkanm Fasilitas memasak : ada


akanan Fasilitas menyimpanmakanan : ada
Riwayat / Makanan pokok 3x/hari dan selingan 2x sehari
polamakan Ny R tidak suka mengkonsumsi makanan pokok selain nasi. Ny R
suka mengkonsumsi ketimun karena angagapan bahwa keimun dapat
menjaga tekanan darah. Selain itu, Ny R tidak suka makan sayur yang
bersantan, Ny R lebih suka makan sayuran dengan yang disop
bening. Ny R semenjak didiagnosis mengalami diabetes melitus sudah
tidak minum teh dengan gula, tetapi teh tawar dan mulai menghindari
makanan yang manis.
Pola konsumsi px :
Makanan Pokok : nasi 3x/hari @ 1,5 centong
LH : ikan gabus 2x/minggu @ ½ ekor dengan digoreng, telur ayam 1-
2x/minggu @ 1 butir dengan digoreng, telur asin 1-2x/minggu
LN : tempe 3-4/minggu @ 1 potong, tahu 3-4x/minggu @ 1 potong
Sayur : bayam, daun ketela pohon, daun katuk, wortel setiap hari ada
sayur, timun, timun juga setiap hari pasti ada
Minum : teh tawar 1x/hri @ 1 gelas @ 200 ml, air putih 3-4gelas/hari
@200 ml
Buah : pisang setiap hari @1 bh, jeruk 1 bh 2x/minggu, apel 1 bh
2x/minggu

Kesimpulan :
Pasien NY R berusia 50 tahun dengan diagnosis medis Hiperglikemia dd Dispepsia
dengan riwayat Diabetes Melitus tipe 2. Keluhan utama pasien yaitu nyeri ulu hati dan
perubahan pengecapan/penciuman tetapi tidak mengalami mual, muntah, anoreksia,
dan konstipasi. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi tetapi tidak sedang menjalani
diet hipertensi.
Pasien telah memperhatikan penerapan diet pada diabetes melitus yaitu dengan
memperhatikan jumlah dan jenis bahan makanannya.
B. Antropometri
LLA Panjang Ulna
30 cm 25 cm
Karena tinggi badan pasien tidak diketahui, pengukuran tinggi badan menggunakan
panjang ulna dengan rumus sebagai berikut (Wiryani dkk, 2010) :

Estimasi berat badan menggunakan Berat Badan Ideal menggunakan rumus Brocca,

Berdasarkan tabel tersebut, estimasi tinggi badan pasien yaitu 165 cm :


BBI = 90 %(TB –100)
= 90%(165-100)
= 58.5 kg
Berdasarkan Wahyuningsih (2013), Lila merupakan cara untuk menentukan status gizi
pasien apabila pasien tidak bisa ditimbang.
𝐿𝐼𝐿𝐴𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
Persentil = 𝐿𝐼𝐿𝐴𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑖𝑙 x 100%
30
= x100%
29,9

= 100,33
Kesimpulan :
Pasien memiliki status gizi baik dengan persentil LILA >70%, yakni 100.3%
(Wahyuningsih, 2013).
C.Pemeriksaan Biokimia
Tanggal Pemeriksaan : 4 Mei 2015
Pemeriksaanurin/darah Nilai Normal Nilai Pasien Keterangan Nilai Pasien Keterangan
(4 Mei 2015) (4 Mei 2015) (5 Mei 2015) (5 Mei 2015)

HGB 12-16 9,2 Rendah - -


Eritrosit 4-53 3,3 Normal - -
Leukosit 4 – 11,0 4000 Normal - -
Trombosit 4000-10000 248000 Normal - -
HCT 36-48 28 Normal - -
Kolesterol 60-200 363 Tinggi - -
Trigleserida 70-200 214 Tinggi - -
SGOT 0-31 43 Tinggi - -
SGPT 0-36 22 Normal - -
WBC 3,7-10,1 - - 10,3 Tinggi
Neu 1,63-6,96 - - 6,66 Normal
Lym 1,09-2,99 - - 2,89 Normal
Mono 0,24-0,79 - - 0,456 Normal
Eos 0,3-0,44 - - 0,227 Normal
BASO 0,10-0,8 - - 0,106 Normal
RBC 3,6-4,69 - - 4,63 Normal
HGB 10,8-14,2 - - 14,1 Normal
HCT 37,7-53,7 - - 39,9 Normal
MCV 81,1-96 - - 86,2 Normal
MCH 27-31,2 - - 30,4 Normal
MCHC 31,8-35,4 - - 35,3 Normal
RDW 11,5-14,5 - - 11,4 Rendah
PLT 155-366 - - 210 Normal
MPV 6,9-10,6 - - 7,96 Normal
Glukosa 75-115 - - 172 Tinggi
Urea 10-50 - - 21 Normal
Kreatinin 0,5-1,2 - - 1,1 Normal
Natrium 135-155 - - 148 Normal
Klorida 94-111 - - 106 Normal
Kalium 3,5-5,5 - - 3,1 Normal
Kesimpulan :
Berdasarkan pemeriksaan biokimia tanggal 4 Mei 2015, kadar hemoglobinnya rendah,
sedangkan kadar kolesterol, trigliserida, dan SGOT tinggi. Peningkatan kadar kolesterol
dalam darah (hiperkolesterolemia) menunjukkan adanya gangguan metabolisme
kolesterol (Rufaida, dkk, 2012). Selain itu, peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida
menunjukkan adanya kelainan metabolisme lipid (Wahyuningsih, 2013). Menurut
Riswanto (2009), peningkatan kadar SGOT 1-3 kali dari normal kemungkinan dapat
menunjukkan bahwa terjadi perlemakan hati ataupun adanya sirosis. Kadar SGOT yang
tinggi dibanding dengan kadar SGPT menunjukkan adanya kerusakan hati kronis.
Berdasarkan pemeriksaan biokimia tanggal 5 Mei 2015, Kadar WBC dan glukosa darah
tinggi,sedangkan kadar RDW rendah. Peningkatan kadar WBC dapat terjadi karena
adanya inflamasi kronis. Kadar Glukosa darah tinggi menunjukkan terjadinya
hiperglikemia. Kadar RDW rendah menunjukkan eritrosit mempunyai variasi yang kecil.
D. Pemeriksaan Fisik Klinik
1. Kesan Umum : Compos mentis, lemas, dan susah bicara
2. Vital Sign :
Pemeriksaan 6 Mei 2015 Nilai Normal
Tekanan Darah 140/90 mmHg 120/80 mmHg
Nadi 82x/menit 60-100x/menit
Suhu 360C ≤370C
3. Pemeriksaan Penunjang
Kesimpulan :
Pasien dalam keadaan compos mentis dalam keadaan lemas , memiliki ganguan ingatan,
dan susah bicara. Berdasarkan pemeriksaan vital sign, Menurut JNC 7 dalam
Kuswandhani (2006), Tekanan darah pasien diatas normal dan termasuk kategori
hipertensi stage 1, sedangkan nadi dan suhu pasien normal.
E. Asupan Zat Gizi
Hasil Recall 24 jam diet : Diet rumah sakit
Tanggal : 5 Mei 2015
Diet RS : Diet DM A 1301 Bubur Biasa, RG III
Energi
Implementasi Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
(kal)
Asupan oral RS 641 29 24 81
Standar 1535.62 57.59 42.66 230.34

Asupan Oral/Standar 42% 50.4% 56.83% 35%


(%)
Kesimpulan :
Asupan energy, protein, lemak, dan karbohidrat termasuk kategori defisit berat. Karena
asupannya kurang dari 70%. (Wahyuningsih, 2013)
F. TERAPI MEDIS
Jenis Interaksi dengan zat Solusi
Fungsi
Obat/tindakan gizi
Mengganggu absobsi Obat diminum sebelum
Digunakan sebagai pengobatan garam-gram Fe dan makan
jangka pendek tukak duodenal, ester ampisilin.
Rocer
tukak lambung, refluks Dapat menyebabkan
esofagitis. diare, mual, konstipasi,
dan kembung.
Digunakan untuk kesehatan -
Dapat menimbulkan
Neurosanbe syaraf yang terdiri dari vitamin
gangguan pencernaan
B1, B6, dan B12
Dapat menimbulkan Obat diminum sebelum
efek hipoglikemia makan
Menurunkan kadar glukosa
Dapat menimbulkan
Glibenkamid darah pada pasien diabetes
ganguan pencernaan
mellitus
seperti mual dan
muntah
BAB II
DIAGNOSIS GIZI

NI-2.1 Asupan Oral Inadekuat berkaitan dengan adanya nyeri ulu hati dan perubahan
pengecapan dan penciuman dalam kondisi Dispepsia dibuktikan oleh hasil recall 24 jam
yaitu energy 50% dan Lemak 58%

NI-5.4 Penurunan kebutuhan natrium berkaitan dengan ketidaknormalan tekanan darah


dibuktikan oleh riwayat hipertensi, pemeriksaan klinis tekanan darah 140/90 mmHg.

NI-5.4 Penurunan kebutuhan karbohidrat berkaitan dengan kondisi Hiperglikemia pada


Diabetes Melitus Tipe 2 dibuktikan oleh riwayat diabetes mellitus, kadar glukosa darah tinggi
yaitu 172 mm/dl

NI 2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan disfungsi organ dibuktikan
oleh kadar kolesterol yaitu 363 dan kadar trigliserida yaitu 214
BAGIAN III
INTERVENSI GIZI

A. PLANNING
1. Tujuan Diet
a. Mengontrol kadar gula darah supaya mendekati normal
b. Memberikan cukup energi untuk mempertahankan berat badan
c. Mencapai kadar lipida serum normal
d. Meningkatkan asupan makan pasien tanpa memperberat kerja saluran pencernaan
e. Membantu menormalkan tekanan darah
2. Syarat / Prinsip Diet :
a. Energi cukup untuk mencukupi kebutuhan dan mencegah penurunan berat badan
berdasarkan berat badan, usia, jenis kelamin, dan faktor aktifitas
b. Karbohidrat sedang yaitu 60% dari kebutuhan energi
c. Protein sedang, yaitu 15% dari kebutuhan energi
d. Lemak sedang, yaitu 25% dari kebutuhan energi, dalam bentuk <10% dari
kebutuhan energy total berasal dari lemak jenuh, 10% dari lemak tidak jenuh
ganda, sisanya dari lemak tidak jenuh tunggal
e. Asupan kolesterol makan dibatasi yaitu ≤ 300 mg per hari
f. Natrium terbatas, yaitu 1700-1900 mg/hr
g. Bentuk makanan mudah dicerna, rendah serat, dan tidak mengandung bumbu
yang tajam
h. Penggunaan gula murni dalam makanan dan minuman tidak diperbolehkan
kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu. Bila kadar glukosa darah sudah
terkendali, diperbolehkan mengonsumsi gula murni sampai 5% dari kebutuhan
energy total
i. Penggunaan gula alternative dalam jumlah terbatas
j. Sesuai dengan prinsip 3J, yaitu tepat jadwal makan, tepat jumlah, dan tepat jenis
makanannya
3. Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi
a. Kebutuhan Energi
Kebutuhan Energi Basal = 25 kkal x BBI
= 25 x 58.5
= 1462.5 kkal
Koreksi Usia = 5% x 1462.5 kkal
= 73.13 kkal
Aktifitas fisik = 10%x1462.5
= 146.25 kkal
Kebutuhan Energi = Energi basal – Koreksi usia + Aktifitas - K. Berat Badan
= 1462.5 – 73.13 – 146.25
= 1535.62 kkal
b. Kebutuhan Protein
Kebutuhan Protein = 15% x1535.62
= 230.34 kkal = 57.59 gr
c. Kebutuhan Lemak
Kebutuhan Lemak = 25% x 1535.62
= 383.91 kkal = 42.66 gr
d. Kebutuhan Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat =60%x1535.62
= 921.37 kkal = 230.34 gr
4. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian
Terapi Diet : Diet DM A 1500, RG III
Bentuk makanan : Makanan Lunak Nasi Tim
Cara pemberian : Oral
Rencana Diet
Tanggal 7-8 Mei 2015
Snack Makan Sore Makan Pagi Snack Pagi Makan Siang
Sore
Jeruk Nasi Tim Nasi Tim Melon Nasi Tim
Manis Bandeng goring Rolade kakap Tim ayam wortel
Tahu bb kuning Tempe bb Tahu bb kuning
Sayur asem semur Sop makaroni
Semangka Sop gambas Jeruk manis
wortel

Rekomendasi Energi Protein Lemak Karbohidrat Ko Na


(kkal) (gr) (gr)
Rekomendasi 1418.58 60.74 39 213.1 181 1662.05
Kebutuhan 1535.62 57.59 42.66 230.34 <300 1900
% 92.42% 105% 91.4% 92.5% 60.3% 87.4%
pemenuhan
Tanggal 8-9 Mei 2015
Snack Makan Sore Makan Pagi Snack Pagi Makan Siang
Sore
Melon Nasi Tim Nasi Tim Pisang Nasi Tim
Ayam bb semur Telur ayam bb Bandeng goring
ambon
Tempe bb terik semur Tempe bb kuning
Sop bayam wortel Tahu bacem Sop kacang merah
Pisang ambon Bening katuk Melon
jagung manis

Rekomendasi Energi Protein Lemak Karbohidrat KO Na


(kkal) (gr) (gr)
Rekomendasi 1436.6 61 41.7 215.6 124.7 1672.7

Kebutuhan 1535.62 57.59 42.66 230.34 <300 1900


% pemenuhan 94% 105.8% 98% 94% 42% 88%

Preskripsi Diet :
Perhitungan kebutuhan energy menggunakan rumus perkeni dengan
mempertimbangkan berat badan, usia, jenis kelamin, dan faktor aktifitas. Pasien
memiliki kebutuhan basal sebesar 25 kal/kg BB. Pasien berusia 50 tahun sehingga
dilakukan faktor koreksi yaitu dengan penurunan kebutuhan kalori sebesar 5%.
Aktifitas pasien ditambah 10% karena jenis aktifitas pasien tergolong dalam keadaan
istirahat. Persentase pada rekomendasi tanggal 7-8 Mei 2015 yaitu energy 92.42%,
protein 105%, lemak 91.4%, dan karbohidrat 92.5%, sedangkan asupan kolesterol dan
natrium sudah sesuai dibawah ambang batas yaitu 60.3% dan 87.4% dari ambang
batas. Persentase pada rekomendasi tanggal 8-9 Mei 2015 yaitu energy 94%, protein
105.8%, lemak 98%, dan karbohidrat 94%, sedangkan asupan kolesterol dan natrium
sudah sesuai dibawah ambang batas yaitu 42.% dan 88% dari ambang batas. Prinsip
diet kalori cukup, kandungan karbohidrat sedang (60% dari kebutuhan total), lemak
sedang(25% dari kebutuhan total). Selain itu, rendah garam yang diterapkan sesuai
dengan standar rendah garam III rumahsakit yaitu (1700-1900 mg). Bentuk makanan
yang diberikan yaitu makanan yang mudah dicerna, rendah serat, dan tidak
mengandung bumbu yang tajam. Menu makanan yang disusun disesuaikan dengan
syarat/prinsip diet pasien, pembatasan natrium, pembatasan kolesterol, dan
menghindarkan makanan yang merangsang saluran cerna. Penyajian makanan dalam
bentuk lunak yaitu nasi tim. Menu yang diberikan juga ditambahkan dengan adanya
garnish untuk menarik selera makan pasien.
Perubahan pemberian jenis diet yaitu dari Diet DM A 1300 RG III menjadi Diet DM A
1500 RG III karena berdasarkan perhitungan kebutuhan, kebutuhan pasien lebih
mendekati standar Diet DM A 1500 RG III. Selain itu, dilakukan perubahan bentuk
makanan dari makanan lunak (bubur biasa) menjadi makanan lunak (nasi tim). Hal
tersebut dilakukan karena keluhan gangguan pencernaan pasien telah berkurang
serta tingkat penerimaan terhadap nasi tim diharap lebih tinggi karena pasien tidak
terlalu menyukai bubur.
5. Rencana Monitoring dan Evaluasi
Yang diukur Pengukuran Evaluasi/Target
IMT Pengukuran IMT jika pasien IMT tetap normal
Antropometri LILA sudah dapat ditimbang dan LILA tetap normal
pengukuran LILA
Biokimia Menyesuaikan Normal
Tekanan Thermometer, tensimeter, Tetap normal
darah, dan palpasi
Fisik-Klinik respirasi, suhu,
dan nadi Menyesuaikan

Keluhan Wawancara dan observasi Berkurang


Energi, protein, Wawancara dan observasi Asupan minimal
Dietary lemak, Dilakukan setiap hari memenuhi kebutuhan
karbohidrat basal yaitu 80%

6. Rencana Konsultasi Gizi


Masalah Gizi Tujuan Konseling Materi Konseling Keterangan
Gizi
Asupan oral Meningkatkan - Penjelasan
inadekuat asupan serta tentang penting
pengaturan pola peningkatan
makan untuk asupan makan
memenuhi pasien untuk
kebutuhan gizi mempertahankan
sehari pasien dan status gizi optimal
memperbaiki nafsu - penerapan prinsip
makan sehingga 3J yaitu tepat
dapat jadwalnya, tepat
mempertahankan jenisnya, dan
status gizi optimal tepat jumlahnya
Penurunan Penurunan - cara pencegahan
karbohidrat dan kebutuhan terjadinya
pemilihan jenis karbohidrat dengan hipogliemia
karbohidrat cara menghindari - Pengaturan
karbohidrat penggunaan gula
sederhana dan murni dan gula
pemakaian gula alternative
murni  Penjelasan
Penurunan Membatasi asupan pemilihan bahan
kebutuhan natrium natrium sehari makanan yang
pasien untuk dianjurkan dan
mengontrol tekanan tidak dianjurkan
darah bagi pasien DM
Pemilihan jenis lemak Pemilihan jenis tipe 2
lemak dan cara  Penjelasan
pengolahan bahan tentang
makanan yang baik pembatasan
untuk menormalkan asupan natrium
kadar trigliserida termasuk
dalam darah membatasi
Pembatasan asupan Membatasi asupan konsumsi rendah
kolesterol kolesterol untuk garam atau terkait
membantu pemilihan bahan
menormalkan kadar makanan yang
kolesterol dalam tinggi natrium
darah untuk dibatasi
Masalah Mengatasi keluhan serta cara
gastrointestinal dalam nyeri atau rasa tidak penambahan
kondisi dispepsia nyaman di perut garam di rumah
 Penjelasan
tentang
pembatasan
asupan kolesterol
melalui pemilihan
jenis makanan
yang dianjurkan
dan tidak
dianjurkan
 Penjelasan
mengenai
pemberian bentuk
makanan yang
mudah dicerna,
dan tidak
menimbulkan rasa
tidak nyaman di
perut dan dapat
ditingkatkan
secara bertahap
B. Implementasi
1. Terapi Diet Rumah Sakit
Jenis Diet : Diet DM A 1500 RG III
Bentuk Makanan : Makanan Lunak (Nasi Tim)
Cara Pemberian : Oral
Kajian Terapi :
Energi (kcal) Protein (gr) Lemak (gr) KH (gr)
Standar Diet 1516 53.7 49.8 206.6
RS
Kebutuhan 1535.62 57.59 42.66 230.34
% standar 98.76% 92.75% 117% 90%
/kebutuhan
Pembahasan :
Berdasarkan Wahyuningsih (2013), pemenuhan kebutuhan standar RS dibandingkan
dengan kebutuhan pasien dapat dikategorikan pemenuhan normal. Oleh karena itu,
rekomendasi diet untuk pasien dapat dilanjutkan.
2. Rekomendasi Diet
Tanggal 7-8 Mei 2015
Standar Diet RS Rekomendasi Diet
Snack Sore Snack DM 1 Jeruk Manis
Teh manis 1
(gula DM)
Makan Sore Makanan Pokok (200 gr) Nasi Tim (100 gr)
Hewani 1 (L) Bandeng goring (50 gr)
Nabati 2 (L) Tahu bb kuning (100 gr)
Sayur 75 (T) Sayur asem ( 75 gr)
Buah 1 Semangka (150 gr)
Makan Pagi Makanan Pokok (200 gr) Nasi Tim (100 gr)
Hewani 1 (L) Rolade kakap (35 gr)
Nabati 1 (L) Tempe bb semur (40 gr)
Sayur 75 (T) Sop gambas wortel ( 75 gr)
Snack Pagi Snack DM 1 Melon (150 gr)
Teh manis 1
(gula DM)
Makan Siang Makanan Pokok (200 gr) Nasi Tim (150 gr)
Hewani 1 (G/S) Tim ayam wortel (40 gr)
Nabati 2 (L) Tahu bb kuning (50 gr)
Sayur 75 (K) Sop makaroni (75 gr)
Buah 1 Jeruk manis (125 gr)
Nilai Gizi dibanding E = 98.76% E = 92.42%
Kebutuhan P = 92.75% P = 105%
L = 117% L = 91.4%
KH = 90% KH = 92.5
Kolesterol 60.3%
Natrium 87.4%
Tanggal 8-9 Mei 2015
Standar Diet RS Rekomendasi Diet
Snack Sore Snack DM 1 Melon (150 gr)
Teh manis 1
(gula DM)
Makan Sore Makanan Pokok (200 gr) Nasi Tim (100 gr)
Hewani 1 (L) Ayam bb semur (50 gr)
Nabati 2 (L) Tempe bb terik (25 gr)
Sayur 75 (T) Sop bayam wortel ( 75 gr)
Buah 1 Pisang ambon (150 gr)
Makan Pagi Makanan Pokok (200 gr) Nasi Tim (100 gr)
Hewani 1 (L) Telur ayam bb semur (55 gr)
Nabati 1 (L) Tahu bacem (50 gr)
Sayur 75 (T) Bening katuk jagung manis
( 75 gr)
Snack Pagi Snack DM 1 Pisang ambon (150 gr)
Teh manis 1
(gula DM)
Makan Siang Makanan Pokok (200 gr) Nasi Tim (150 gr)
Hewani 1 (G/S) Bandeng goring (50 gr)
Nabati 2 (L) Tempe bb kuning (25 gr)
Sayur 75 (K) Sop kacang merah (75 gr)
Buah 1 Melon (150 gr)
Nilai Gizi dibanding E = 98.76% E = 94%
Kebutuhan P = 92.75% P = 105.8%
L = 117% L = 98%
KH = 90% KH = 94%
Kolesterol 42%
Natrium 88%
3. Penerapan Diet berdasarkan Rekomendasi Diet
Pemesanan Diet : Diet DM 1500 RG III
Pembahasan :
Diet yang didasarkan pada rekomendasi dapat diterpakan karena pemesanan diet
hanya mengubah jumlah yang diberikan kepada pasien tanpa mengubah jenis menu
yang diberikan dan telah disesuaikan dengan kebijakan instalasi gizi RSUD
Banyumas.
4. Penerapan Konseling
Masalah Gizi Tujuan Konseling Materi Konseling Keterangan
Gizi
Asupan oral Meningkatkan - Penjelasan tentang penting
inadekuat asupan serta peningkatan asupan makan
pengaturan pola pasien untuk
makan untuk mempertahankan status gizi
memenuhi optimal
kebutuhan gizi - penerapan prinsip 3J yaitu
sehari pasien tepat jadwalnya, tepat
dan memperbaiki jenisnya, dan tepat jumlahnya
nafsu makan - cara pencegahan terjadinya
sehingga dapat hipogliemia
mempertahankan - Pengaturan penggunaan gula
status gizi murni dan gula alternative
optimal  Penjelasan pemilihan bahan
Penurunan Penurunan makanan yang dianjurkan dan
karbohidrat kebutuhan tidak dianjurkan bagi pasien
dan pemilihan karbohidrat DM tipe 2
jenis dengan cara  Penjelasan tentang
karbohidrat menghindari pembatasan asupan natrium
karbohidrat termasuk membatasi
sederhana dan konsumsi rendah garam atau
pemakaian gula terkait pemilihan bahan
murni makanan yang tinggi natrium
Penurunan Membatasi untuk dibatasi serta cara
kebutuhan asupan natrium penambahan garam di rumah
natrium sehari pasien  Penjelasan tentang
untuk mengontrol pembatasan asupan
tekanan darah kolesterol melalui pemilihan
Pemilihan jenis Pemilihan jenis jenis makanan yang
lemak lemak dan cara dianjurkan dan tidak
pengolahan dianjurkan
bahan makanan  Penjelasan mengenai
yang baik untuk pemberian bentuk makanan
menormalkan yang mudah dicerna, dan
kadar trigliserida tidak menimbulkan rasa tidak
dalam darah nyaman di perut dan dapat
Pembatasan Membatasi ditingkatkan secara bertahap
asupan asupan
kolesterol kolesterol untuk
membantu
menormalkan
kadar kolesterol
dalam darah
Masalah Mengatasi
gastrointestinal keluhan nyeri
dalam kondisi atau rasa tidak
dyspepsia nyaman di perut

5.
BAB IV
DASAR TEORI
A. Pemenuhan Kebutuhan Asupan Pasien
Kriteria tingkat konsumsi (Wahyuningsih, 2013)
1. Diatas kebutuhan >120%
2. Normal 90-119%
3. Defisit Ringan 80-89%
4. Defisit sedang 70-79%
5. <70%
B. Hiperglikemia dan Diabetes Melitus
1. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan kondisi yang mengalami peningkatan kadar glukosa
darah (Almatsier, 2010). Pada pasien dengan riwayat Diabetes Melitus dapat terjadi
kondisi hiperglikemia yaitu kondisi tidak terkendalinya kadar glukosa darah.
2. Patofisologi
Diabetes mellitus terjadi karena ketidakseimbangan antara produksi glukosa endogen
dan ambilan glukosa oleh jaringan sehingga terjadi hiperglikemia. Peningkatan
glukosa plasma merangsang pelepasan insulin oleh sel β-pankreas yang
menyebabkan hiperinsulinemia. Kedua keadaan ini akan merangsang ambilan
glukosa oleh jaringan pada saluran cerna dan hati serta jaringan perifer terutama otot
sembari menekan produksi glukosa endogen (Arisman, 2008).
Meskipun patofisiologi DM bermuara pada resistensi insulin, toleransi glukosa akan
tetap terjaga normal selama masih dapat dikompensasi oleh peningkatan sekresi
insulin. Pada DM tipe 2 kelainan utama berupa resistensi insulin dan penurunan
fungsi sekresi sel β. Resistensi insulin dalam merespon lonjakan glukosa darah
menyebabkan produksi glukosa oleh hati terjadi bersamaan dengan penurunan
ambilan glukosa oleh jaringan (Arisman, 2008).
Peningkatan kadar glukosa darah dalam keadaan puasa merupakan cerminan dari
pengurangan ambilan glukosa oleh jaringan atau pertambahan glukoneogenesis. Jika
kadar glukosa meningkat semakin tinggi, maka ginjal tidak akan mampu
mereabsorpsi glukosa yang tersaring, sehingga glukosa akan tumpah ke dalam urin
yang disebut glukosuria (Arisman, 2008).
Pengaruh tingginya kadar glukosa darah yang berlangsung kronis dikenal dengan
nama toksisitas glukosa. Resistensi insulin semakin berat oleh peningkatan kadar
asam lemak bebas dalam darah dan berdampak lebih buruk pada kinerja sel β dalam
menyekresikan insulin. Gejala ini disebut lipotoksisitas (Arisman, 2008).
Peningkatan kadar glukosa darah dalam keadaan puasa merupakan cerminan dari
pengurangan ambilan glukosa oleh jaringan atau pertambahan glukoneogenesis. Jika
kadar glukosa meningkat semakin tinggi, maka ginjal tidak akan mampu
mereabsorpsi glukosa yang tersaring, sehingga glukosa akan tumpah ke dalam urin
yang disebut glukosuria (Arisman, 2008).

Pengaruh tingginya kadar glukosa darah yang berlangsung kronis dikenal dengan
nama toksisitas glukosa. Resistensi insulin semakin berat oleh peningkatan kadar
asam lemak bebas dalam darah dan berdampak lebih buruk pada kinerja sel β dalam
menyekresikan insulin. Gejala ini disebut lipotoksisitas (Arisman, 2008).

3. Tipe Diabetes Melitus


Peningkatan kadar glukosa plasma merangsang pelepasan insulin oleh sel-sel β-
pankreas, menyebabkan hiperinsulinemia. Keadaan hiperglikemia dan
hiperinsulinemia ini akan merangsang ambilan glukosa oleh saluran cerna dan hati
dan jaringan perifer (terutama otot lurik) (Arisman, 2008).
WHO (1994) dalam Arisman (2008) mengklasifkasikan diabetes ke dalam 5
kelompok, yaitu :
a. Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1 terjadi karena kerusakan sel β-pankreas yang menyebabkan
defisiensi sekresi insulin. Kadar insulin bisa sangat rendah atau tidak ada sama
sekali. Gejala biasanya muncul mendadak, berat, dan sangat progresif sehingga jika
tidak diawasi dapat berkembang menjadi ketoasidosis dan koma. Saat penegakan
diagnosis, pasien biasanya memiliki berat badan yang rendah, hasil tes deteksi
antibody islet hanye bernilai sekitar 50-80% dan kadar gula darah puasa >140 mg/dL.
b. Diabetes Mellitus Tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 tidak tergantung pada insulin sepanjang hidupnya. Namun,
pada kasus yang parah, insulin diperlukan. Diabetes mellitus tipe 2 biasa terjadi pada
usia 40-an tahun ke atas dan cenderung tidak berkembang ke arah ketosis. DM tipe 2
ini dibagi menjadi kelompok obese dan non-obese. Kemungkinan terkena DM tipe 2
akan meningkat sebanyak 2 kali lipat saat berat badan bertambah 20% diatas berat
badan ideal.
Gejala DM tipe 2 muncul perlahan, ringan, dan progresifitasnya lambat. Koma pada
DM tipe 2 dapat terjadi pada kasus-kasus berat dan ketoasidosis jarang muncul,
kecuali pada kasus-kasus infeksi.
c. Diabetes Mellitus Tipe 3
Sering disebut DM tipe lain atau DM sekunder. Penyebabnya antara lain karena
penyakit pada pankreas yang merusak sel β, sindrom hormonal yang mengganggu
sekresi atau menghambat kerja insulin, obat-obatan yang mengganggu sekresi insulin
atau kerja insulin, sindrom genetik, dan kondisi tertentu yang jarang terjadi, seperti
kelainan reseptor insulin.
d. Diabetes Mellitus Kehamilan/Diabetes Mellitus Gestasional
Diabetes mellitus gestasional didefinisikan sebagai setiap intoleransi glukosa yang
timbul atau terdeteksi pada kehamilan pertama. DM gestasional biasanya muncul
pada trimester kedua atau ketiga. Wanita yang sebelumnya telah mengidap DM
kemudian hamil tidak termasuk dalam kategori ini.
e. Diabetes Melitus terkait Malnutrisi
Kategori ini diusulkan WHO karena kasusnya banyak ditemukan di negara-negara
berkembang terutama di wilayah tropis. DM tipe ini biasanya menampakkan gejala
pada usia muda (biasanya <30 tahun). Ciri-cirinya adalah BMI <20, hiperglikemia
derajat sedang hingga berat, cenderung tidak berkembang kearah ketosis, dan
kadang-kadang disertai riwayat malnutrisi semasa bayi atau anak-anak.
4. Penatalaksanaan Gizi
Tujuan dari penatalaksanaan gizi pada Diabetes Melitus yaitu (Almatsier, 2010 yaitu
untuk membantu pasien memperbaiki kebiasaan makan dan olahraga untuk
mendapatkan control metabolic yang lebih baik, dengan cara :
a. Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan
menyeimbangkan asupan makan dengan insulin atau dengan obat pnurun glukosa
oral dan aktifitas fisik
b. Mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal
c. Memberi cukup energy untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal
d. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan insulin
seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta masalah yang
berhubungan dengan latihan jasmani
e. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal
Selain itu, terapi gizi pada Diabetes Melitus tipe 2 lebih ditekankan pada 3J, yaitu
Jadwal, Jumlah, dan Jenis; jadwal makan yang teratur, jumlah kalori dari makanan
sesuai dengan kebutuhan, dan jenis makanan dengan indeks glikemik rendah.
Asupan gula harus dibatasi, yakni ≤10% kebutuhan karbohidrat sehari. Kolesterol
juga harus dibatasi <300 mg karena pasien DM tipe 2 berisiko tinggi terkena penyakit
kardiovaskuler (Hartono, 2013).
B. Dispepsia
1. Pengertian
Dispepsia merupakan rasa nyer atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau
dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas (perut kembung), perasaan penuh
(cepat kenyang) atau rasa sakit atau rasa terbakar di perut (Wahyuningsih, 2013).
2. Penatalaksanaan Gizi,
Tujuan dari penatalaksanaan gizi pada pasien dyspepsia yaitu untuk mengatasi rasa
keluhan, nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas, perasaan penuh
(cepat kenyang) atau rasa sakit di perut.
C. Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan darah melebihi normal.
Klasifikasi tekanan darah menurut JNC VII :

2. Patofisiologi
Tekanan darah yang dibutuhkan dalam mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi
dilakukan oleh aksi memompa jantung dan dukungan dari arteri, fungsi kerja ini
dipengaruhi oleh interaksi berbagai faktor yang kompleks. Adanya abnormalitas dari
faktor tersebut menyebabkan peningkatan curah jantung.
3. Penatalaksanaan Gizi pada Hipertensi
Tujuan penatalaksanaan gizi pada pasien hipertensi yaitu untuk menurunkan
tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menjadi normal, menurunkan
faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak, kolesterol,
dan asam urat dalam dalam, serta memperhatikan pula penyakit degenerative yang
menyertai darah tinggi seperti jantung, ginjal, diabetes mellitus.
Pengaturan diet pada pasien hipertensi :
a. Pasien mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam dan gizi seimbang
b. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi pasien
c. Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan pasien dan jenis makanan dalam
daftar diet
d. Makanan yang harus dihindari yaitu makanan dengan lemak jenuh tinggi, makanan
olahan dengan tinggi ggram natrium, makanan kaleng, makanan yang diawetkan,
bumbu-bumbu olahan yang tinggi natrium,, serta alcohol
Cara pengaturan diet bagi pasien hipertensi :
a. Memperbaiki rasa tawar dengan penambahan gula, bumbu-bumbu lain yang sedikit
natrium.
b. Makanan yang ditumis untuk memperbaiki rasa
c. Menghindari penggunaan garam meja
d. Pengaturan penggunaan garam
BAB V

MONITORING DAN EVALUASI


Tanggal Diagnosis Monitoring dan Evaluasi Kesimpulan dan Tindak Lanjut (Assesment

Antropometri Biokimia Fisik Klinik Asupan Diagnosis Gizi, dan Intervensi Gizi.

7-8 Mei 2015 Hiperglikemia dengan Tetap GDP 135 TD =140/80 E = 50% A= Tetap
0
Dispepsia S = 36 C P = 42% B= Gula darah sudah menurun dibanding saat
N = 70 x L = 33.6% pengambilan kasus
Keluhan : KH =57% C = Diastole menurun, suhu dan nadi stabil
pasien D = Asupan energy dan karbohidrat terdapat
masih terjadi peningkatan dibandingkan hasil recall 24 jam,
ganguan tetapi asupan lprotein dan lemak terjadi
ingatan penurunan asupan. Hal tersebut karena pasien
tetapi mulai tidak menyukai lauk yang disajikan dan menurut
dapat pasien lauk yang disajikan masih terasa amis.
merespon Diagnosis Gizi : Tetap
Intervensi yang diberikan tetap
8-9 Mei 2015 Hiperglikemia dengan Tetap GDP 257 TD E= 68% A= Tetap
Dispepsia =190/100 P=75% B = Gula darah meningkat dibanding saat
0
S = 36 C L=74% pengambilan kasus, kadar glukosa darah
N = 70 x KH=68% meningkat kemungkinan dapat terjadi karena
Keluhan : kadar lipi dalam darah belum normal sehingga
pasien sebagai faktor risiko untuk meningkatkan gula
masih terjadi darah (Jafar, 2011).
ganguan C = Tekanan darah pasien meningkat, kadar
ingatan meningkat meningkat kemungkinan dapat terjadi
tetapi mulai karena kadar lipid dalam darah belum normal
dapat sehingga sebagai faktor risiko untuk
merespon meningkatkan tekanan darah (Jafar, 2011).
D = Asupan energy, lemak, karbohidrat, dan
protein terjadi peningkatan dibandingkan
monitoring pertama. Asupan protein dan lemak
telah memenuhi target.
Diagnosis : Tetap
Intervensi : karena tekanan darah naik sehingga
pemberian rendah garam dinaikkan menjadi RG II
(1200-1500 mg)
Bab 4
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan pemeriksaan antropometri, pasien memiliki status gizi baik
dengan persentil LILA >70%, yakni 100.3%.
2. Setelah monitoring dan evaluasi, hasil pemeriksaan biokimia, kadar glukosa
darah pada monitoring hari pertama yaitu 135 sedangkan pada monitoring
hari kedua kadar glukosa darah 257.
3. Setelah monitoring data fisik-klinik, secara umum pasien terlihat compos
mentis, lemah, dan masih memiliki gangguan ingatan. Pada monitoring hari
pertama tekanan darah pasien yaitu 140/80 mmHg, sedangkan nadi dan suhu
pasien normal. Pada monitoring hari kedua tekanan darah pasien yaitu 190/100
mmHg, sedangkan nadi dan suhu pasien normal.
4. Pada akhir monitoring terjadi peningkatan asupan pasien yaitu Energi 68%,
protein 75%, lemak 74%, dan karbohidrat 68%.

B. Saran
1. Memotivasi pasien untuk memperbaiki asupan makan agar adekuat
2. Memonitor kadar glukosa darah pasien agar tetap stabil
3. Memberikan motivasi kepada pasien dan keluarganya untuk
memeperhatikan asupan berdasarkan prinsip 3J
4. Memotivasi pasien untuk memilih makanan rendah natrium
5. Memotivasi pasien untuk memilih makanan yang rendah kolesterol
Daftar Pustaka

Almatsier, Sunita. 2007. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Arisman. 2008. Obesitas, Diabetes Mellitus, dan Dislipidemia: Konsep, Teori, dan
Penanganan Aplikatif. Jakarta : EGC.
Hartono, Andry. 2013. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit Edisi 2. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Heriyanto. Media Informasi dan Penyakit. 13 April 2015. http://medicastore.com/
Jafar. 2011. Sindrom Metabolik. Makasar : Unhas.
Kuswardhani. RA.. Penatalaksanaan Hipertensi pada Lanjut Usia. Denpasar : FK Denpasar.
Perkeni. 2011. Konsensus DM Indonesia 2011. Diakses dari <http://perkeni.org/> [Diakses
pada tanggal 13 April 2015]
Rufaida, dkk. 2012. Profil Kadar Kolesterol Total, Low Density Lipoprotein (LDL) Dan
Gambaran Histopatologis Aorta Pada Tikus (Rattus Norvegicus) Hiperkolesterolemia
Dengan Terapi Ekstrak Air Benalu Mangga (Dendropthoe Pentandra. Malang : Unibraw.
Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Wiryani, dkk. 2010. Hubungan antara Sudut Kelengkungan Thorax dan Selisih Tinggi
Badan Ukur dan Tinggi Badan Hitung Berdasarkan Tinggi Lutut pada Pasien
Usia Lanjut di Poliklik Geriatri Rumah Sakit. Dalam jurnal Penyakit Dalam
volume 11 nomor 1.
Lampiran
Hasil Skrinning Gizi
Variabel Pertanyaan Skor
Kondisi Pasien Sekarang Apakah pasien terlihat kurus Tidak =0
Penurunan Berat badan Apakah pakaian anda terasa Ya = 1
lebih longgar?
Apakah akhir-akhir ini anda Ya = 1
kehilangan berat badan secara
tidak sengaja (3-6 bulan
terakhir)?
Penurunan nafsu makan Apakah anda mengalami Ya = 1
penurunan nafsu makan selama
satu minggu terakhir?
Riwayat Penyakit Apakah anda merasa lelah, loyo Ya = 1
tidak bertenaga?
Apakah anda menderita suatu
penyakit yang mengakibatkan
adanya perubahan jumlah atau
jenis makanan yang Anda
makan?

Kesimpulan :
Skor Skrinning yaitu 4 (berisiko malnutrisi)
A. Recall 24 Jam tanggal 5 Mei 2015

Bahan Stnadar Persentase Berat yang


Waktu Makan Menu makanan Makanan porsi habis dihabiskan E P L KH
Pagi Bubur Nasi 100 50% 50 35.95 0.65 0.05 8
Daging bb Semur Daging sapi 45 50% 22.5 60.5025 5.6025 4.05 0
Minyak 1.25 50% 0.625 5.388125 0 0.625 0
Tahu Saos Tomat Tahu 100 50% 50 38 4.05 2.4 0.95
Minyak 2.5 50% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Bening Labu siam Labu Siam 80 0% 0 0 0 0 0
Minyak 0.5 0% 0 0 0 0 0
Snack Susu Diabetasol 60 50% 30 180.69 6.84 5.76 26.22
Siang Bubur Nasi 100 50% 50 35.95 0.65 0.05 8
Otak-otak
bandeng Bandeng 100 0% 0 0 0 0 0
Minyak 5 0% 0 0 0 0 0
Tempe Bb opor Tempe 50 50% 25 49.775 4.75 1.925 4.25
Minyak 2.5 50% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Sayur asem wortel 30 0% 0 0 0 0 0
Kacang
panjang 30 0% 0 0 0 0 0
Jagung manis 24 0% 0 0 0 0 0
kacang biji 2 0% 0 0 0 0 0
Labu Siam 80 0% 0 0 0 0 0
Minyak 0.5 0% 0 0 0 0 0
Pepaya Pepaya 150 50% 75 35.85 0 0 9
Snack Pisang aroma Pisang 65 50% 32.5 93.0475 1.7875 3.185 15.665
Malam Bubur Nasi 100 50% 50 35.95 0.65 0.05 8
Ayam bb kecap daging ayam 100 0% 0 0 0 0 0
minyak 1.25 0% 0 0 0 0 0
Tahu bb kuning Tahu 100 50% 50 38 4.05 2.4 0.95
Minyak 2.5 50% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Sop Jagung Jagung manis 60 0% 0 0 0 0 0
wortel 30 0% 0 0 0 0 0
Kentang 30 0% 0 0 0 0 0
Minyak 0.5 0% 0 0 0 0 0

Total 641.4319 29.03 24.245 81.035


Pemenuhan Recall terhadap standar RS DM A Bubur 49.30299 57.82869 46.44636 54.02333
B. Menu Rekomendasi Hari 1 tanggal 7-8 Mei 2015

Waktu
Makan Menu makanan Bahan Makanan Stnadar porsi E P L KH Na KO
Snack
Sore
RG Buah Jeruk manis 125 73.625 1.375 0.125 18.5 0 0
makan
sore Nasi Tim Nasi 100 117.1 2.2 0.2 25.7 0 0
7 mei
2015 Bandeng goreng Bandeng 50 41.95 7.4 1.15 0 40 29
Minyak 5 43.105 0 5 0 0 0
Tahu bb kuning
(RG) Tahu 100 76 8.1 4.8 1.9 0 0
Minyak 2.5 21.5525 0 2.5 0 0 0
Sayur asem Wortel 30 7.38 0.3 0 1.5 193.5 0
Kacang panjang 30 10.47 0.57 0.09 2.37 0 0
Jagung manis 24 25.92 0.792 0.312 6.024 0 0
kacang biji 2 11.338 0.516 0.984 0.322 0 0
Labu Siam 80 16.08 0.72 0.24 3.44 0 0
Minyak 0.5 4.3105 0 0.5 0 0 0
semangka Semangka 150 48 0.9 0.6 10.8 0 0
Pagi Nasi Tim Nasi 100 117.1 2.2 0.2 25.7 0 0
8 Mei
2015 Rolade kakap Kakap 35 29.365 6.37 0.245 0 505.45 15.4
Minyak 2.5 21.5525 0 2.5 0 0 0
Sop gambas wortel Gambas 60 14.76 0.6 0 3 193.5 0
Wortel 30 7.38 0.3 0 1.5 0 0
Minyak 0.5 4.3105 0 0.5 0 0 0
Bihun 10 38.1 0.03 0.01 9.13 0 0
Tempe bb
semur(RG) Tempe 40 79.64 7.6 3.08 6.8 0 0
Minyak 2.5 21.5525 0 2.5 0 0 0
Snack
Pagi Melon Melon 150 48 0.9 0.6 10.8 0 0
Siang Nasi Tim Nasi 150 175.65 3.3 0.3 38.55 0 0
8 Mei
2015 Tim ayam wortel Telur ayam 27.5 42.6525 3.465 2.915 0.3025 517.85 116.6
Ayam 25 71.225 6.725 4.725 0 18.25 19.75
Minyak 2.5 21.5525 0 2.5 0 0 0
Tahu bb kuning
(RG) Tahu 50 12.3 0.5 0 2.5 0 0
Minyak 1.25 10.77625 0 1.25 0 0 0
Sop makaroni Makaroni 30 105.6 3.6 0.54 21.24 193.5 0
Wortel 50 12.3 0.5 0 2.5 0 0
Kobis 40 10 0.4 0 2 0 0
Minyak 0.5 4.3105 0 0.5 0 0 0
Jeruk manis Jeruk manis 125 73.625 1.375 0.125 18.5 0 0

Total 1418.583 60.738 38.991 213.0785 1662.05 180.8


Pemenuhan(%) 92.41585 105.4662 91.39944 92.50608 87.47632 60.25
C. Menu Rekomendasi Hari 2 tanggal 8-9 Mei 2015
Waktu Standar
Makan Menu makanan Bahan Makanan porsi E P L KH Na KO
Snack
Sore Melon Melon 150 48 0.9 0.6 10.8 0 0
makan
sore Nasi Tim Nasi 100 117.1 2.2 0.2 25.7 0 0
8 mei
2015 Ayam bb semur (RG) Ayam 50 142.45 13.45 9.45 0 520.25 36.5
Minyak 2.5 21.5525 0 2.5 0 0 0
Tempe bb terik (RG) Tempe 25 49.775 4.75 1.925 4.25 0 0
Minyak 1.25 10.77625 0 1.25 0 0 0
Sop bayam wortel Bayam 24 8.88 0.888 0.048 1.752 193.5 0
wortel 40 9.84 0.4 0 2 0 0
Minyak 0.5 4.3105 0 0.5 0 0 0
Pisang ambon Pisang ambon 150 138 1.5 0.75 35.1 0 0
Makan
Nasi 100
pagi Nasi Tim 117.1 2.2 0.2 25.7 0 0
9 Mei
Telur ayam 55
2015 Telur ayam bb semur (RG) 85.305 6.93 5.83 0.605 551.95 68.2
Minyak 2.5 21.5525 0 2.5 0 0 0
Bening katuk jagung manis Jagung manis 25 27 0.825 0.325 6.275 193.5 0
katuk 35 21 1.855 0.315 3.92 0 0
Minyak 0.5 4.3105 0 0.5 0 0 0
Tahu bb bacem (RG) Tahu 50 38 4.05 2.4 0.95 0 0
Minyak 1.25 10.77625 0 1.25 0 0 0
Snack
Pisang ambon 150
Pagi Pisang ambon 138 1.5 0.75 35.1 0 0
Makan
Nasi Tim 150
Siang Nasi Tim 175.65 3.3 0.3 38.55 0 0
9 Mei
Bandeng 50
2015 Bandeng goreng (RG) 41.95 7.4 1.15 0 20 20
Minyak 5 43.105 0 5 0 0 0
Tempe bb kuning (RG) Tempe 25 49.775 4.75 1.925 4.25 0 0
Minyak 1.25 10.77625 0 1.25 0 0 0
Sop kacang merah kacang merah 10 35.51 2.3 0.13 6.02 193.5 0
kembang kol 20 5 0.2 0 1 0 0
Buncis 20 6.98 0.38 0.06 1.58 0 0
Wortel 25 6.15 0.25 0 1.25 0 0
Minyak 0 0 0 0 0 0
Melon Melon 150 48 0.9 0.6 10.8 0 0

E P L KH Na Ko
Total 1436.625 60.928 41.708 215.602 1672.7 124.7
% 93.59119 105.7961 97.7684 93.60163 88.03684 41.56667
D. Recall Monev tanggal 7-8 Mei 2015

Waktu Stnadar Persentase Berat yang


Menu makanan Bahan Makanan
Makan porsi habis dihabiskan
E P L KH
Snack
Sore RG Buah Jeruk manis 125 80% 100 58.9 1.1 0.1 14.8
makan
sore Nasi Tim Nasi 100 80% 80 93.68 1.76 0.16 20.56
7 mei 2015 Bandeng goreng Bandeng 50 0% 0 0 0 0 0
Minyak 5 0% 0 0 0 0 0
Tahu bb kuning Tahu 100 50% 50 38 4.05 2.4 0.95
Minyak 2.5 50% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Sayur asem wortel 30 20% 6 1.476 0.06 0 0.3
Kacang panjang 30 20% 6 2.094 0.114 0.018 0.474
Jagung manis 24 20% 4.8 5.184 0.1584 0.0624 1.2048
kacang biji 2 20% 0.4 2.2676 0.1032 0.1968 0.0644
Labu Siam 80 20% 16 3.216 0.144 0.048 0.688
Minyak 0.5 20% 0.1 0.8621 0 0.1 0
semangka semangka 150 100% 150 48 0.9 0.6 10.8
Pagi Nasi Tim Nasi 100 60% 60 70.26 1.32 0.12 15.42
8 Mei 2015 Rolade kakap Kakap 35 0% 0 0 0 0 0
Minyak 2.5 0% 0 0 0 0 0
Sop gambas
wortel Gambas 60 30% 18 4.428 0.18 0 0.9
Wortel 30 30% 9 2.214 0.09 0 0.45
Minyak 0.5 30% 0.15 1.29315 0 0.15 0
Bihun 10 30% 3 11.43 0.009 0.003 2.739
Tempe bb semur Tempe 40 50% 20 39.82 3.8 1.54 3.4
Minyak 2.5 50% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Snack
Pagi Melon melon 150 100% 150 48 0.9 0.6 10.8
Siang Nasi Tim Nasi 150 80% 120 140.52 2.64 0.24 30.84
8 Mei 2015 Tim ayam wortel Telur ayam 27.5 50% 13.75 21.32625 1.7325 1.4575 0.15125
ayam 25 50% 12.5 35.6125 3.3625 2.3625 0
Minyak 2.5 50% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Tahu bb kuning Tahu 50 100% 50 12.3 0.5 0 2.5
Minyak 1.25 100% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Sop makaroni Makaroni 30 0% 0 0 0 0 0
Wortel 50 0% 0 0 0 0 0
Kobis 40 0% 0 0 0 0 0
Minyak 0.5 0% 0 0 0 0 0
Jeruk manis Jeruk manis 125 75% 93.75 55.21875 1.03125 0.09375 13.875

E P L KH
739.2074 23.95485 15.25195 130.9165
Pemenuhan 48.15683 41.5955 35.75234 56.83618

Pemenuhan
basal 48.15683 41.61537 35.77005 56.85839
E. Recall Monev tanggal 8-9 Mei 2015

Berat
Waktu Stnadar Persentase
Menu makanan Bahan Makanan yang
Makan porsi habis
dihabiskan
E P L KH
Snack
Sore Melon Melon 150 100% 150 48 0.9 0.6 10.8
makan
sore Nasi Tim Nasi 100 50% 50 58.55 1.1 0.1 12.85
8 mei
2015 Ayam bb semur Ayam 50 50% 25 71.225 6.725 4.725 0
Minyak 2.5 50% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Tempe bb terik Tempe 25 100% 25 49.775 4.75 1.925 4.25
Minyak 1.25 100% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Sop bayam wortel Bayam 24 50% 12 4.44 0.444 0.024 0.876
wortel 40 50% 20 4.92 0.2 0 1
Minyak 0.5 50% 0.25 2.15525 0 0.25 0
Pisang ambon Pisang ambon 150 100% 150 138 1.5 0.75 35.1
Makan
Nasi 100
pagi Nasi Tim 50% 50 58.55 1.1 0.1 12.85
9 Mei
Telur ayam 55
2015 Telur ayam bb semur 100% 55 85.305 6.93 5.83 0.605
Minyak 2.5 100% 2.5 21.5525 0 2.5 0
Bening katuk jagung
Jagung manis 25
manis 50% 12.5 13.5 0.4125 0.1625 3.1375
katuk 35 50% 17.5 10.5 0.9275 0.1575 1.96
Minyak 0.5 50% 0.25 2.15525 0 0.25 0
Tahu bb bacem Tahu 50 100% 50 38 4.05 2.4 0.95
Minyak 1.25 100% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Snack
Pisang ambon 150
Pagi Pisang ambon 100% 150 138 1.5 0.75 35.1
Makan
Nasi Tim 150
Siang Nasi Tim 50% 75 87.825 1.65 0.15 19.275
9 Mei
Bandeng 50
2015 Bandeng goreng 50% 25 20.975 3.7 0.575 0
Minyak 5 50% 2.5 21.5525 0 2.5 0
Tempe bb kuning Tempe 25 100% 25 49.775 4.75 1.925 4.25
Minyak 1.25 100% 1.25 10.77625 0 1.25 0
Sop kacang merah kacang merah 10 50% 5 17.755 1.15 0.065 3.01
kembang kol 20 50% 10 2.5 0.1 0 0.5
Buncis 20 50% 10 3.49 0.19 0.03 0.79
Wortel 25 50% 12.5 3.075 0.125 0 0.625
Minyak 0.5 50% 0.25 2.15525 0 0.25 0
Melon Melon 150 100% 150 48 0.9 0.6 10.8

E P L KH
1044.836 43.104 31.619 158.7285
% 68.06748 74.84633 74.11861 68.91052

Anda mungkin juga menyukai