Dosen pengampu :
Oleh :
22030115120045
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
I. Gambaran Umum Kasus
Tn M berusia 47 tahun masuk ke RS, datang dengan keluhan nyeri perut, demam
lebih dari 2 minggu, mual dan lemas. Pasien merupakan rujukan dari rumah sakit X.
Mobilitas pasien dengan bantuan. Di Rumah Sakit X, menurut penyataan keluarga Tn
M didiagnosis terdapat gangguan pada hepar. Saat ini, pasien terdiagnosis abses hepar.
Dari hasil pengukuran antropometri diperoleh LLA sebesar 27 cm dan panjang ulna
27,5 cm. Menurut pernyataan pasien dan keluarga, pasien merasa kehilangan berat
badan, hal tersebut diketahui pasien dari beberapa baju pasien terasa longgar. Tn M
adalah kepala keluarga dan tinggal bersama istri dan ketiga anaknya. Tn M bekerja
sebagai wiraswasta sementara istrinya karyawan. Tn M pernah terpapar edukasi
mengenai makanan yang seharusnya dihindari seperti makanan yang berlemak,
bersantan dan sudah diterapkan ketika dirumah. Tidak memiliki riwayat alergi terhadap
makanan dan obat.
Pola makan sebelum masuk rumah sakit, 2 hingga 3 kali makan utama dan 2 kali
selingan. Dalam satu kali makan, pasien mengasup makanan pokok, sayur dan 1 lauk
hewani atau nabati. Nasi ½ gelas 2 – 3x/hari, roti 1 iris 2x /hari, ayam 1 pt sdg
1x/minggu, ikan gabus 1 ptg sdg 2x/minggu, telur 1 butir 2x/hari, tahu dan tempe @ 1
ptg setiap hari, sayur buncis /bayam/sop 1 centong setiap makan, susu kental manis
3x/minggu 1 gelas, teh manis setiap hari dengan gula 2 sdm, madu 1 sdt seiap hari,
pepaya/pisang 1 buah 1x/hari. Selama di rumah sakit, Tn M memiliki pola makan 3 kali
makan utama dan 2 kali selingan. MRS nasi tim 450 g, sop 1 mangkok, tahu rebus 1 pt,
susu 2 gelas/hari, pepes kakap kemangi 1 ptg sdg, tahu bumbu kecap 1 ptg, kare sayur
1 mangkuk, pepaya 1 ptg, sate bakso ayam 1 tusuk, kering tempe 1 p, sayur asem 1
mangkok. Tn M mengonsumsi nasi tim yang diberikan oleh RS, lauk hewani, dan sayur
pada menu pagi, siang, dan malam.
Hasil tanda vital tekanan darah 130/90 mmHg, suhu 38 °C, nadi 120 ×/menit dan
repiratory rate 22 ×/menit. Nafsu makan pasien tidak menentu. Pasien mual dan nafsu
makan menurun. Uji lab menunjukkan kadar Hb 11,9 g/dl, Ht 34,8 %, SGPT 110 U/l,
SGOT 158 U/l, leukosit 12,9 ribu/uL, Salmonella typhi O, H positif. Obat yang diberikan
injeksi cefotaxime, ketorolac, paracetamol, OMZ.
II. Skrining Gizi
A. Pemilihan Metode Skrining
Metode skrining yang digunakan untuk kasus ini yaitu metode NRS-
2002 yang merupakan metode skrining umum untuk pasien dewasa. Menurut
2
Kondrup J dalam ESPEN Guidelines for Nutrition Screening 2002 metode NRS
1 ini merupakan alat skrining yang dikembangkan untuk mengetahui status gizi
seseorang dengan asumsi ditandai oleh tingkat keparahan malnutrisi dan tingkat
peningkatan akan asupan gizi yang terjadi karena penyakit yang diderita
tersebut serta dalam pelaksanaannya NRS meliputi dua hal yaitu mengukur
kemungkinan terjadinya gizi kurang dan mengukur tingkat keparahan penyakit
yang di derita.
B. Pengisian Kuesioner
No Pertanyaan Jawaban
1 IMT < 20,5 Ya Tidak
2 BB turun dalam 3 bulan Ya Tidak
3 Asupan makan turun dalam 1 minggu terakhir Ya Tidak
4 Menderita sakit berat Ya Tidak
Bila ada jawaban YA, lanjut skrining berikutnya
3
normal pada
minggu lalu
1. Usia >70 tahun 1
Total skor 3
Berisiko malnutrisi / tidak
C. Kesimpulan Kuesioner
Dari pengisian skrining tersebut dapat disimpulkan bahwa Tn. M beresiko
mengalami malnutrisi, sehingga memerlukan penanganan lebih lanjut melalui
proses asuhan gizi terstandar.
III. Assessment Gizi
A. Pengkajian Antropometri ( AD)
Domain Data Interpretasi
Body composition (1.1) Panjang ulna 27,5 cm Status gizi kurang
Rumus ilayperuma
97,252 + 2,645 x panjang
ulna
TB = 170 cm
LILA 27cm
BB = -93,2 + 3,29 x LiLA +
0,43 x TB
BB = 68,7 Kg
IMT = 23,7 kg/m2
Persentil LILA
LILA Aktual : LILA
persentil x 100%
27 : 32,2 x 100%
83 %
Kesimpulan Berdasarkan persentil LILA status gizi pasien dalam kategori
kurang yaitu 83%
B. Pengkajian Biokimia ( BD )
4
C. Pengkajian Klinis/ Fisik ( PD )
5
MRS = 1560 kkal
MRS =
Tahu rebus 1 pt
Susu 2 gls/hr
Pepes kakap kemangi 1 ptg sdg
Tahu bumbu kecap 1 ptg
Kare sayur 1 mgkk
Sate bakso ayam 1 tsk
Kering tempe 1 p
Kuantitatif
SMRS = 27,1 g
MRS = 76,4 g
Kesimpulan Asupan protein pasien defisit sedang walaupun terjadi kenaikan sebesar 46,4%
Karbohidrat intake Kualitatif SMRS 43.5%(defisit berat)
(1.5.3) SMRS = MRS 49 % (defisit berat)
nasi putih ½ gls x 3 sehari
roti 1 iris x 2/hari
gula pasir 2 sdm/hari
madu 1 sdt/hr
susu kental manis 1 gls x3/mgg
Pepaya / pisang 1 bh x1/hr
6
MRS =
Nasi tim 450 g x 3 /hr
Pepaya 1 ptg
Kuantitatif
SMRS = 144,1 gram
MRS = 187,5 gram
Kesimpulan Asupan karbohidrat pasien dalam kategori defisit berat
Fiber intake (1.5.4) Kualitatif SMRS 16,4%(defisit berat)
SMRS MRS 48,8% (defisit berat)
Sayur :
sayur buncis/bayam/sayur sop, 1 centong x
3 sehari
Buah :
Pepaya / pisang 1 bh x1/hr
MRS
Sayur sop 1 mgkk
Kare sayur 1 mgkk
Pepaya 1 ptg
Sayur asem 1 mgkk
Kuantitas
SMRS : 6,9 g
MRS : 20,5 g
Mikronutrient Intake Vitamin Intake (1.6.1)
(1.6) SMRS :
1. Vitamin A = 135,8 mcg
2. Vitamin B2 = 0,3mg
3. Vitamin C = 16 mg
4. Vitamin E = 0 mg
5. Vitamin B6 = 0,5 mg
6. Vitamin B12 = 0,3 mcg
7. Asam folat = 87,6 mcg
MRS
1. Vitamin A = 1802,6 mcg
2. Vitamin B2 = 0,9 mg
3. Vitamin C = 121,7 mg
4. Vitamin E = - mg
5. Vitamin B6 = 1,3 mg
6. Vitamin B12 = 0,9 mcg
7. Asam folat = 327,1 mcg
7
Efek samping : diare,detak
jantung tidak beraturan, demam,
mual, muntah dan sakit kepala.
Kegunaan :obat antiinflamasi
nonsteroid, untuk meredakan
peradangan dan nyeri pasca
operasi mata.
ketorolac,
Efek samping :mata kering,
pusing, mual, muntah, diare.
kegunaan : obat analgesik(pereda
nyeri) dan antipiretik(penurun
demam)
efek samping : penurunan sel
paracetamol, darah putih atau trombosit, ruam,
kesulitan bernafas, detak jantung
cepat,tekanan darah rendah.
kegunaan :menurunkan kadar
asam lambung dan mencegah
serta mengobati gangguan
OMZ pencernaan.
efek samping: sakit kepala,
konstipasi, diare, sakit perut,
nyeri sendi, nafsu makan hilang.
Kesimpulan Ada potensi efek samping obat yang berpengaruh terhadap penurunan nafsu
makan pasien
8
F. Komperative Standar ( CS)
9
IV. Diagnosis Gizi
1. Asupan energi tidak adekuat (NI-1.2) berkaitan dengan penurunan nafsu makan,
mual, takikardia, takipnea, demam dan hipertensi ditandai dengan kecukupan
asupan energi smrs pasien 34% dan mrs 60% dari rekomendasi kebutuhan.
2. Perubahan nilai laboratorium profil gastrointestinal (NC-2.2) berkaitan dengan
penyakit yang diderita pasien yaitu abses hati dan infeksi bakteri S. Typhi
ditandai dengan peningkatan nilai SGPT 110 U/L dan SGOT 158 U/L.
3. Kurangnya monitoring diri (NB-1.4) berkaitan dengaan kurangnya menjaga
hygiene dan sanitasi diri serta kurang teraturnya pola makan ditandai dengan
Tn M terinfeksi bakteri salmonella typhi dan memiliki kebiasan makan 2-3 kali
sehari.
V. Intervensi Gizi
A. Perencanaan
1. Tujuan Intervensi
a. Memenuhi kebutuhan energi sebesar 2100 kkal secara oral yang
disesuaikan dengan kondisi aktual pasien.
b. Menurunkan progresi kerusakan jaringan hati secara luas dan mencegah
terjadinya komplikasi.
c. Meningkatkan monitoring diri pasien melalui pendekatan keluarga
dengan edukasi dan konseling untuk memperbaiki tingkat hygiene dan
sanitasi serta pola makan pasien yang akhirnya dapat memperbaiki
status gizi pasien.
2. Preskripsi Diet
a. Komposisi Diet
i. Memberikan asupan energi sebesar 2100 kkal secara oral yang
bersumber dari protein, karbohidrat kompleks dan lemak tidak
jenuh yang diberikan 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
dalam sehari dengan perbandingan kalori yang hampir sama.
ii. Memberikan asupan lemak sebesar 25% dari total energi atau 58
g yang diutamakan bersumber dari lemak tidak jenuh ganda
seperti susu kedelai, minyak kedelai, minyak jagung,ikan tuna,
ikan salmon, ikan sarden.
10
iii. Memberikan asupan karbohidrat sebesar 59% dari total
kebutuhan energi yaitu 309 g/hari yang bersumber dari
karbohidrat kompleks dan tidak mengandung gas.
iv. Memberikan asupan protein sebesar 1,4 g/kg BB/hr atau 96 gram
yang bersumber dari protein dengan asam amino BCAA seperti
leusin, isoleusin dan valin Yang Biasa ada di produk susu dan
sumber protein nabati.
v. Memberikan asupan serat sebesar 42 gram per hari yang
diutamakan sumber serat larut air dan tidak mengandung gas
untuk menurunkan faktor pendukung penurunan nafsu makan.
vi. Memberikan asupan cairan sebesar 1500-2000 ml/hari yang
disesuaikan dengan kondisi aktual pasien.
vii. Memberikan asupan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral
sesuai dengan rekomendasi yang dibuat berdasarkan AKG 2013
bersumber dari sayur dan buah serta bahan makanan lain yang
diberikan kepada pasien.
a. Vitamin A = 665 mcg
b. Vitamin B2 = 1,77 mg
c. Vitamin C = 99,7 mg
d. Vitamin E = 16,6 mg
e. Vitamin B6 = 1,44 mg
f. Vitamin B12 = 2,65 mcg
g. Asam folat = 443,2 mcg
h. Kalsium = 1108 mg
i. Magnesium = 387,8 mg
j. Kalium = 5207 mg
k. Natrium = 1662 mg
b. Jenis Diet
Jenis diet yang akan diberikan kepada pasien adalah jenis Diet TETP
yang dilakukan evaluasi setiap 1-2 hari sekali.
c. Bentuk Makanan
Bentuk makanan yang akan diberikan kepada pasien dalam bentuk lunak
dengan alasan pasien masih mengalami penurunan nafsu makan karena
11
ada keluhan mual,muntah serta ada riwayat penurunan berat badan
sebelumnya.
d. Rute
Makanan diberikan melalui rute oral dengan alasan kesadaran pasien
masih dalam kategori normal atau sadar.
e. Frekuensi
Frekuensi makan pasien disesuaikan dengan standar rumah sakit yaitu
3 kali makan utama dan 2 kali makan selingan.
B. Implementasi
1. Pemberian Diet
Pemberian diet diwujudkan dalam rekomendasi menu yang terlampir.
2. Edukasi Gizi
Pemateri : Ahli gizi RS
Materi : Informasi terkait asuhan gizi pasien Tn M
Tempat : Ruang Pasien
Waktu : 1 hari sesudah masuk rumah sakit dan sebelum pasien pulang
Durasi : 30 menit
Media : leaflet
Sasaran : anggota Keluarga terutama istri dan anak Tn M
Tujuan :
1. Meningkatkan pengetahuan anggota keluarga dan pasien tentang
bagaimana asuhan gizi pada Tn M
2. Memberikan informasi terkait bahan makanan dan cara
pengolahan yang sebaiknya dihindari dan disarankan.
3. Memberikan informasi terkait pola hidup sehat yang dapat
mendukung kesembuhan pasien.
3. Konseling Gizi
Konselor : Ahli Gizi RS
Materi : Diskusi tentang pengaturan diet yang sudah dilaksanakan dan
masalah yang dihadapi selama menjalani diet.
Tempat : Ruang Pasien
Waktu : sehari setelah masuk rumah sakit / setelah edukasi dan 2 hari
setelah diet berjalan.
Durasi : 30 menit
12
Media : leaflet
Sasaran : Tn M dan istri
Strategi : pendekatan personal
Tujuan :
1. Meningkatkan asupan pasien dengan mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah yang mungkin dihadapi pasien dengan
komunikasi 2 arah.
2. Memberikan informasi terkait pola makan yang baik dan menjaga
hygiene dan sanitasi.
4. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang ada dirumah sakit dengan
mengadakan tim meeting untuk membahas keadaan aktual pasien dan
penyelesaian yang tepat dai sudut padang dokter, perawat, farmasi dan gizi.
VI. Monitoring dan Evaluasi Gizi
VII. Pembahasan
Abses hati merupakan kista berisi nanah yang terdapat di hati erat hubungannya
dengan sanitasi yang buruk dan status ekonomi yang rendah. Penyebab abses hati
dapat disebabkan oleh infeksi dari bakteri, parasit ataupun jamur. Di negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia, abses hati amuba lebih sering didapatkan
secara endemik dibandingkan dengan abses hati piogenik. Abses hati piogenik
disebabkan oleh infeksi bakteri seperti E. coli, S. Faecalis, P.
13
Vulgaris, dan Salmonella typhi. Sedangkan abses hati amebik disebabkan oleh
organisme mikroskopis parasit yaitu E. Histolytica.4
Ada beberapa penyebab umum terjadinya abses hati yaitu : Infeksi saluran empedu
(30% -60%): obstruksi empedu dan kondisi peradangan sekunder (misalnya,
kolesistitis, choledocholithiasis, dan kolangitis, terutama pada pasien dengan
keganasan saluran empedu dengan stent empedu), Infeksi dari organ-organ
pencernaan atau organ pelvis melalui sirkulasi portal (24%): contoh termasuk usus
buntu, divertikulitis, dan perforasi usus, sekitar 20% kasus Tidak diketahui
penyebab pastinya dan Penyebaran hematogen sekunder dengan bakteremia (15%):
infeksi endokarditis, pielonefritis, infeksi mulut yang tidak diobati, semua penyebab
gangguan sistem kekebalan tubuh pada anak-anak (misalnya, leukemia).
Sedangkan faktor risiko terjadinya abses diantaranya seperti adanya Radang usus,
terutama penyakit Crohn, karena hilangnya integritas barrier mukosa, Sirosis hati,
Transplantasi hati, Embolisasi arteri hepatika (pada pasien karsinoma hepatoseluler
yang menjalani terapi TACE (Trans Arterial Chemo Embolization)),
Institusionalisasi (pada lembaga pemasyarakatan, panti wreda, dan lain-lain),
Gangguan sistem kekebalan tubuh, Usia yang lebih tua (terutama terkait dengan
sepsis bilier), Malnutrisi, keganasan, kehamilan, penggunaan steroid, dan asupan
alkohol yang berlebihan merupakan predisposisi pembentukan abses hati.
Tanda gejala yang sering muncul pada penderita abses hati yaitu : Nyeri perut kanan
atas,Demam, Anoreksia (nafsu makan menurum), Nausea (mual), Vomitus
(muntah), Berat badan menurun, Batuk, Pembengkakan perut kanan atas, Ikterus
(kuning pada mata dan kulit), BAB berdarah, Temperatur tubuh naik, Malnutrisi,
Fluktuasi dan Hepatomegali.
Seperti yang terjadi pasien Tn M datang ke RS dengan keluhan nyeri perut, demam
lebih dari 2 minggu, mual dan lemas. Pasien merupakan rujukan dari rumah sakit
X. Mobilitas pasien dengan bantuan. Di Rumah Sakit X, menurut penyataan
keluarga Tn M didiagnosis terdapat gangguan pada hepar. Saat ini, pasien
terdiagnosis abses hepar.pasien juga menyatakan terjadi penurunan berat badan
yang ditandai dengan baju yang dipakai pasien terasa longgar. Sehingga sebelum
melakukan pengkajian gizi dilakukan skrining gizi terlebih dahulu dengan
pengisian form NRS 2002 dimana Menurut Kondrup J dalam ESPEN Guidelines
for Nutrition Screening 2002 metode NRS 1 ini merupakan alat skrining yang
dikembangkan untuk mengetahui status gizi seseorang dengan asumsi ditandai oleh
14
tingkat keparahan malnutrisi dan tingkat peningkatan akan asupan gizi yang terjadi
karena penyakit yang diderita tersebut serta dalam pelaksanaannya NRS meliputi
dua hal yaitu mengukur kemungkinan terjadinya gizi kurang dan mengukur tingkat
keparahan penyakit yang di derita sehingga cocok digunakan pada pasien Tn M ini.
Sehingga didapatkan skor NRS sebesar 3 yang dikategorikan pasien berisiko
mengalami malnutrisi sehingga perlu dilakukan proses asuhan gizi secara terstandar
oleh ahli gizi rumah sakit tersebut.
Data hasil pengkajian data asessmen pasien didapatkan rangkuman beberapa
besaran masalah yaitu status gizi pasien kurang dengan melihat nilai persentil LILA
pasien, terjadi abses hati karena bakteri salmonella typhi sehingga bisa dipastikan
pasien kurang menjaga hygiene dan sanitasi makan, gangguan makan seperti
adanya mual, muntah, takikardia , takipnea dan penurunan nafsu makan yang
berpotensi memperparah malnutrisi pada pasien Tn M ini, selain itu juga didapatkan
data bahwa ada kemungkinan efek samping obat yang ikut berperan dalam
menambah penurunan nafsu makan pasien dan walaupun pasien sudah pernah
terpapar dengan edukasi gizi tentang makanan yang harus dihindari tetapi dalam
monitoring diri masih kurang dibuktikan dengan kebiasaan makan pasien saat di
rumah sekitar 2-3 kali dan adanya infeksi bakteri salmonella typhi yang
menunjukkan kurang terjaganya hygiene dan sanitasi makan pasien sehingga
intervensi pada kasus in didasarkan pada besaran masalah tersebut dan mencoba
untuk menyelesaikan masalah tersebut secara bertahap sehingga didapatkan
diagnosis gizi seperti :
i. Asupan energi tidak adekuat (NI-1.2) berkaitan dengan penurunan nafsu makan,
mual, takikardia, takipnea, demam dan hipertensi ditandai dengan kecukupan
asupan energi smrs pasien 34% dan mrs 60% dari rekomendasi kebutuhan.
ii. Perubahan nilai laboratorium profil gastrointestinal (NC-2.2) berkaitan dengan
penyakit yang diderita pasien yaitu abses hati dan infeksi bakteri S. Typhi
ditandai dengan peningkatan nilai SGPT 110 U/L dan SGOT 158 U/L.
iii. Kurangnya monitoring diri (NB-1.4) berkaitan dengaan kurangnya menjaga
hygiene dan sanitasi diri serta kurang teraturnya pola makan ditandai dengan
Tn M terinfeksi bakteri salmonella typhi dan memiliki kebiasan makan 2-3 kali
sehari.
15
Sehingga tujuan intervensi pada kasus ini adalah Memenuhi kebutuhan energi
sebesar 2100 kkal secara oral yang disesuaikan dengan kondisi aktual pasien,
Menurunkan progresi kerusakan jaringan hati secara luas dan mencegah terjadinya
komplikasi dan Meningkatkan monitoring diri pasien melalui pendekatan keluarga
dengan edukasi dan konseling untuk memperbaiki tingkat hygiene dan sanitasi serta
pola makan pasien yang akhirnya dapat memperbaiki status gizi pasien.
BCAA diperlukan pula untuk eliminasi amonia yang meningkat. Eliminasi amonia
menjadi glutamin memerlukan glutamat atau asam glutamik, sedangkan BCAA
merupakan prekursor glutamat. Ini akan menyebabkan makin menurunnya kadar
BCAA. Di sisi lain, asam amino aromatik (AAA) meningkat karena tidak
dimetabolisme oleh sel hati yang rusak. Akibatnya rasio BCAA / AAA menurun,
dan dapat menyebabkan terjadinya ensefalopati hepatik.
16
Untuk monitoring dan evaluasi lebih difokuskan pada evaluasi makan dan
kepatuhan pasien dalam menjalani diet dan menjaga kebersihan makan, untuk nilai
laboratorium akan dimonitoring pada nilai profil gastrointestinal setelah 4 hari
pasien menjalani diet karena ini didasarkan waktu paruh nilai SGOT dan SGPT.
VIII. Kesimpulan
Sehingga dari proses asuhan gizi tersebut pasien mengalami tiga masalah yaitu
Asupan energi tidak adekuat (NI-1.2) berkaitan dengan penurunan nafsu makan,
mual, takikardia, takipnea, demam dan hipertensi ditandai dengan kecukupan
asupan energi smrs pasien 34% dan mrs 60% dari rekomendasi kebutuhan,
Perubahan nilai laboratorium profil gastrointestinal (NC-2.2) berkaitan dengan
penyakit yang diderita pasien yaitu abses hati dan infeksi bakteri S. Typhi ditandai
dengan peningkatan nilai SGPT 110 U/L dan SGOT 158 U/L dan Kurangnya
monitoring diri (NB-1.4) berkaitan dengaan kurangnya menjaga hygiene dan
sanitasi diri serta kurang teraturnya pola makan ditandai dengan Tn M terinfeksi
bakteri salmonella typhi dan memiliki kebiasan makan 2-3 kali sehari.Dan
mencoba menyelesaikan dengan pemberian diet yang telah dimodifikasi serta
peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga melalui edukasi dan konseling gizi
serta tetap mengkoordinasikan keadaan aktual pasien dengan profesi kesehatan lain.
17
IX. Daftar Pustaka
1. Kondrup, J DKK. 2003. ESPEN Guidelines for Nutrition Screening 2002. Clinical
Nutrition 22 (4):415-421. doi:10.1016/S0261-5614(03)00098-0.
2. wahyuningsih,Retno.2013.penatalaksanaan Diet pada pasien. Yogyakarta : Graha
Ilmu
3. JNC VII. 2003. The seventh report of the Joint National Committee on prevention,
detection, evaluation, and treatment of high blood pressure. Hypertension, 42: 1206-
52. http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/42/6/1206, 8 Desember 2009
4. Sulaiman, Akbar, Lesmana dan Noer. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati. Jakarta:
Jayabadi
5. Leman, martin. 2003. BCAA untuk Sirosis Hepatik. Medical Tribune ed Februari.
18
X. Lampiran
A. Perhitungan Kebutuhan Gizi
1. Antropometri
Panjang ulna : 27,5 cm
Perkiraan Tinggi Badan menurut Rumus ilayperuma
= 97,252 + 2,645 x panjang ulna
= 97,252 + 2,645 x 27,5
= 169,9 cm = 170 cm
TB 170 cm
Perkiraan Berat Badan menurut LILA
Lila = 27 cm
BB = -93,2 + 3,29 x LiLA + 0,43 x TB
BB = -93,2 + 3,29 x 27 + 0,43 x 170
BB = -93,2 + 88,83 + 73,1
BB = 68,73 kg
BB = 68,7 Kg
(rumus Darnis estimated of boy weight in hospitalized-2012)
IMT = BB : TB2
IMT = 23,7 Kg/m2
Perkiraan Status Gizi menurut persentil LILA
LILA persentil : 32,2 ( baku harvard WHO-NCHS)
Persentil = LILA Aktual : LILA persentil x 100%
= 27 : 32,2 x 100%
= 83 % ( gizi kurang )
2. Kebutuhan
a. Sebelum Masuk Rumah Sakit
BEE = 66,47 + 13,75 BB + 5 TB – 6,76 U
= 66,47 + 13,75 (68,7) + 5 (170) – 6,76 (47)
= 66,47 + 944,6 + 850 – 317,72
= 1543 kkal
Faktor Aktivitas ringan
AF = 30 % BEE
= 30 % 1543 = 463 kkal
19
SDA = 10% (BEE+ AF)
20
Kebutuhan Zat Gizi Mikro
Vitamin A = 68,7 x 600 : 62 = 665 mcg
Vitamin B2 = 68,7 x 1,6 : 62 = 1,77 mg
Vitamin C = 68,7 x 90 : 62= 99,7 mg
Vitamin E = 68,7 x 15 : 62 = 16,6 mg
Vitamin B6 = 68,7 x 1,3 : 62 = 1,44 mg
Vitamin B12 = 68,7 x 2,4 : 62 = 2,65 mcg
Asam folat = 68,7 x 400 : 62 = 443,2 mcg
Kalsium = 68,7 x 1000: 62 = 1108 mg
Magnesium = 68,7 x 350 : 62 = 387,8 mg
Kalium = 68,7 x 4700: 62 = 5207 mg
Natrium = 68,7 x 1500 : 62 = 1662 mg
B. Estimasi Asupan
1. Asupan sebelum masuk rumah sakit
==========================================================
Analysis of the diet plan
==========================================================
Food Amount energy carbohydr.
__________________________________________________________________
Meal analysis: energy 762,0 kcal (100 %), carbohydrate 144,1 g (100 %)
==========================================================
Result
==========================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
energy 762,0 kcal 2400,0 kcal 32 %
price 733,0 cent 2600,0 cent 28 %
protein 27,1 g(14%) 59,0 g(12 %) 46 %
fat 11,3 g(13%) 92,0 g(< 30 %) 12 %
carbohydr. 144,1 g(74%) 419,0 g(> 55 %) 34 %
dietary fiber 6,9 g 30,0 g 23 %
21
phytic acid 714,5 mg - -
calcium 215,3 mg 1000,0 mg 22 %
magnesium 206,9 mg 350,0 mg 59 %
zinc 2,8 mg 10,0 mg 28 %
iron 7,9 mg 10,0 mg 79 %
Vit. B1 0,3 mg 1,2 mg 24 %
Vit. B2 0,3 mg 1,4 mg 24 %
niacine 4,0 mg - -
Vit. B6 0,5 mg 1,5 mg 36 %
pantoth. acid 1,4 mg 6,0 mg 23 %
tot. fol.acid 87,6 µg 400,0 µg 22 %
Vit. B12 0,3 µg 3,0 µg 9%
Vit. C 16,0 mg 100,0 mg 16 %
Vit. A 135,8 µg 1000,0 µg 14 %
Meal analysis: energy 1560,1 kcal (100 %), carbohydrate 187,5 g (100 %)
==========================================================
Result
===========================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
__________________________________________________________________
energy 1560,1 kcal 2400,0 kcal 65 %
price 1687,5 cent 2600,0 cent 65 %
protein 76,4 g(19%) 59,0 g(12 %) 129 %
fat 61,5 g(34%) 92,0 g(< 30 %) 67 %
22
carbohydr. 187,5 g(47%) 419,0 g(> 55 %) 45 %
dietary fiber 20,5 g 30,0 g 68 %
phytic acid 2119,6 mg - -
calcium 654,0 mg 1000,0 mg 65 %
magnesium 514,7 mg 350,0 mg 147 %
zinc 8,5 mg 10,0 mg 85 %
iron 29,5 mg 10,0 mg 295 %
Vit. B1 0,7 mg 1,2 mg 62 %
Vit. B2 0,9 mg 1,4 mg 64 %
niacine 12,8 mg - -
Vit. B6 1,3 mg 1,5 mg 86 %
pantoth. acid 4,0 mg 6,0 mg 66 %
tot. fol.acid 327,1 µg 400,0 µg 82 %
Vit. B12 0,9 µg 3,0 µg 30 %
Vit. C 121,7 mg 100,0 mg 122 %
Vit. A 1802,6 µg 1000,0 µg 180 %
23
C. Rekomendasi Menu
Nama Diet : Diet TETP 2100 kkal
Bentuk Makanan : Makanan Lunak
Frekuensi : 3 kali makan utama dan 2 kali snack
Komposisi : protein 100,3 g, karbohidrat 256 g, lemak 62 g, serat 21,7 g
dan cairan 1500 ml.
Menu Bahan makanan Berat URT Penukar Kkal
Pagi 07:00
Nasi Tim Beras 150 1 gls 1½karbohidrat 175,7
Sayur bening Wortel 100 1 gls 1 sayuran 44,9
Bayam 100 1 gls 1 sayuran 37
Tahu 110 1 ptg bsr 1 nabati 83,6
Bola-bola ikan Ikan mujair 60 1 ekor sdg 1 hewani 50,3
Minyak kelapa sawit 10 1 sdm 2 minyak 86,2
Air Air 300 1 gls
Snack 1 10:00
Biskuit Biskuit 50 5 keping 1 karbohidrat 227,5
Susu Susu 30 3 sdm 1 susu 19,8
Air 300 1 gls
Siang 12:00
Nasi Tim Beras 200 1 ½ gls 2 karbohidrat 234,2
Sup brokoli Brokoli 100 1 gls 1 sayuran 28
Ikan kakap tepung Ikan kakap 40 1 ptg sdg 1 hewani 33,6
Tepung terigu 10 1 sdm 36,4
Minyak kelapa sawit 5 1 sdt 1 minyak 43,1
Perkedel tempe Tempe 50 2 ptg sdg ½ nabati 49,8
bakar
Air Air 300 1 gls
Snack 2 14:00
Pudding alpukat Buah alpukat 100 1 bh 1 buah 161,1
susu Susu 20 2 sdm 1 susu 147,2
Gula pasir 13 1 sdm 1 gula 50,3
Agar-agar 2 ½ bks
Malam 20:00
Bubur Tepung beras merah 150 15 sdm 1½karbohidrat 175,7
Semur tahu Tahu 110 1 bj bsr 1 nabati 83,6
Labu air 100 1 gls 1 sayuran 20,1
Orak arik daging Daging ayam giling 40 1 ptg sdg 1 hewani 114
ayam Telur ayam 30 ½ btr ½ hewani 46,5
Pisang kepok Pisang kepok 110 1 bh 1 buah 127,5
Susu Susu 40 4 sdm 2 susu 26,4
Air 300 1 gls bsr
24
=============================================================
Analysis of the diet plan
=============================================================
Food Amount energy carbohydr.
_____________________________________________________________________
BREAKFAST
nasi tim 150 g 175,7 kcal 38,6 g
carrot 100 g 44,9 kcal 10,5 g
bayam segar 100 g 37,0 kcal 7,3 g
tahu 110 g 83,6 kcal 2,1 g
ikan mujair segar 60 g 50,3 kcal 0,0 g
minyak kelapa sawit 10 g 86,2 kcal 0,0 g
Meal analysis: energy 477,8 kcal (22 %), carbohydrate 58,4 g (23 %)
1. BREAK
sun_MP-ASI Biskuit 50 g 227,5 kcal 1,4 g
susu sapi 30 g 19,8 kcal 1,4 g
LUNCH
nasi tim 200 g 234,2 kcal 51,4 g
broccoli, boiled 100 g 28,0 kcal 5,1 g
ikan kakap 40 g 33,6 kcal 0,0 g
tepung terigu 10 g 36,4 kcal 7,6 g
minyak kelapa sawit 5g 43,1 kcal 0,0 g
tempe kedele murni 50 g 99,5 kcal 8,5 g
Meal analysis: energy 474,8 kcal (22 %), carbohydrate 72,6 g (28 %)
2. BREAK
avocado 100 g 161,1 kcal 7,4 g
tepung susu skim 40 g 147,2 kcal 20,6 g
gula pasir 13 g 50,3 kcal 13,0 g
agar-agar 2g 0,0 kcal 0,0 g
Meal analysis: energy 358,6 kcal (17 %), carbohydrate 41,0 g (16 %)
DINNER
nasi tim 150 g 175,7 kcal 38,6 g
tahu 110 g 83,6 kcal 2,1 g
labu air mentah 100 g 20,1 kcal 4,3 g
daging ayam 40 g 114,0 kcal 0,0 g
telur ayam 30 g 46,5 kcal 0,3 g
pisang kepok 110 g 127,5 kcal 34,3 g
susu sapi 40 g 26,4 kcal 1,9 g
Meal analysis: energy 593,7 kcal (28 %), carbohydrate 81,5 g (32 %)
25
=============================================================
Result
=============================================================
Nutrient analysed recommended percentage
value value/day fulfillment
_____________________________________________________________________
energy 2152,3 kcal 2400,0 kcal 90 %
price 2831,5 cent 2600,0 cent 109 %
protein 100,3 g(20%) 59,0 g(12 %) 170 %
fat 62,4 g(28%) 92,0 g(< 30 %) 68 %
carbohydr. 256,4 g(52%) 419,0 g(> 55 %) 61 %
dietary fiber 21,7 g 30,0 g 72 %
phytic acid 1664,0 mg - -
calcium 1473,7 mg 1000,0 mg 147 %
magnesium 620,1 mg 350,0 mg 177 %
zinc 12,6 mg 10,0 mg 126 %
iron 27,5 mg 10,0 mg 275 %
Vit. B1 1,5 mg 1,2 mg 122 %
Vit. B2 2,3 mg 1,4 mg 162 %
niacine 21,1 mg - -
Vit. B6 3,3 mg 1,5 mg 222 %
pantoth. acid 7,1 mg 6,0 mg 119 %
tot. fol.acid 386,0 µg 400,0 µg 97 %
Vit. B12 4,3 µg 3,0 µg 143 %
Vit. C 142,2 mg 100,0 mg 142 %
Vit. A 1920,1 µg 1000,0 µg 192 %
26
27
28