1. Identitas Pasien
Agama : Islam
Pneumonia
2. Data Subyektif
1) Berkaitan Dengan Riwayat Penyakit
Riwayat Sekarang :
demam, pilek dan batuk. Hari masuk rumah sakit keluhan tetap, nafas
28
29
IGD RSUD Sleman. HMRS keluhan tetap, batuk bertambah sering dan
biasanya dibeli pada pagi hari kemudian dibagi dua untuk makan
pagi dan makan siang atau sore.Bubur untuk makan siang atau sore
dirumah sakit, juga terlihat bahwa higyene sanitasi dari ibu pasien
BAB berbentuk cair, ibu pasien tidak mengetahui dan pasien tidak
c) Masalah Gastrointestinal :
d) Kesehatan mulut :
(Ya/Tidak).
Keterangan:
pasien.
90 – 119 % : normal
80 - 89 % : defisit Ringan
70 – 79 % : defisit Sedang
Nilai Gizi
Berat
Waktu Makanan Energi P L KH
(gr)
(Kal) (gr) (gr) (gr)
09.00 ASI 300 ml 185,7 4,5 9,6 21
11.00 SGM 76,8 360 10 14 46
13.00 Bubur 20 80 3 2 14
TOTAL 625,7 17,5 25,6 81
90 – 119 % : normal
80 - 89 % : defisit Ringan
70 – 79 % : defisit Sedang
3. Data Obyektif
a. Antropomentri
Hasil pengukuran antropometri pasien adalah sebagai berikut:
Umur : 8 bulan
b. Data Biokimia
dan klinis pada pasien. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan klinis
Tabel 11. Hasil pemeriksaan fisik dan klinis (08 April 2013)
Pemeriksaan Fisik
1. Kesadaan Umum: Compos Mentis. gelisah, Demam +, sesak +, batuk +,
pilek +, BAB cair 3 x dengan lendir berdarah +,
Mata cowong + dan akral hangat.
Pemeriksaan Klinis
1. Assessment
a. Diagnosa Medis
b. Status Gizi:
Perhitungan
36
c. Terapi Gizi
2. Diagnosa Gizi
NI.1.4
NB.3.1
a. Planning
1) Terapi Diet
a) Tujuan Diet :
b) Prinsip Diet :
c) Syarat Diet :
Fase Stabilisasi:
h) Perhitungan Energi :
(Seashore, 1994)
Metabolisme
1152,715 Kal
= 1087,5 cc
dan evaluasi untuk mengetahui parameter apa saja yang akan di amati
2) Konseling
a) Masalah
Intake energi yang tidak mencukupi dan intake makanan yang tidak
aman.
b) Tujuan
f) Cara/ metode
g) Materi
1. Tujuan diet
meningkat.
2. Prinsip diet
anak
b. sumber protein:
semangka.
kenyang.
42
dipaksa.
makan.
diare.
43
h) Rencana Kegiatan
rencana kegiatan.
Kegiatan
No
Tahapan Waktu Penyuluh Peserta
1. Pembukaan 5 a. memberi salam a. Menjawab salam
menit b. memperkenalka b. Mendengarakan
n diri
c. menjelaskan
tujuan
i) Pelaksana
j) Evaluasi
1. Cara : Lisan
b. Implementasi
Jenis diet yang diberikan kepada pasien adalah diet gizi seimbang
untuk ibu 1500 kalori dengan pemberian makan secara oral. Pasien
gr, Lemak 19,21 gr dan lemak 223,2 gr. namun kebutuhan gizi pasien
ini belum dapat terpenuhi karena pada HMRS pasien rewel sehingga
pasien sulit untuk diberikan makanan secara oral dari rumah sakit. Pada
hari itu, pasien hanya mendapatkan asupan makan dari susu formula
defisit berat, Pada asupan energi yaitu 20,98%, asupan protein 29,88%,
demam, dehidrasi ringan dan diare cair dengan lendir darah, dan asupan
pasien yang termasuk defisit berat maka atas kesepakatan antara dokter,
Setelah dilakukan intervensi terapi gizi selama 3 hari, maka didapat hasil
Tanggal Monitoring
Indikator Parameter
09-04-2013 10-04-2013 11-04-2013
Antropometri Berat Badan 5,8 kg 5,8 kg 5,9 kg
Biokimia Hemoglobin 10,8 - -
Hematokrit 35,6 - -
Kalium 4,4 - -
Natrium 137 - -
Klorida 101 - -
Fisik/klinis Keadaan Compos Compos Compos
Umum Mentis, Mentis, Mentis
Gelisah senyum senyum
Mata Mata Mata Mata
cowong + berkurang cowong -
Respirasi 42x/menit 40x/ menit 45x/menit
Nadi 134x / menit 130x / menit 140 x/menit
Suhu 37° C 36°C 36°C
BAB Mencret 1 x Kental 1 x Kental 1 x
Asupan Energi 79,17 % 92,37% 94,66 %
47
C. Tinjauan Pustaka
1. Status Gizi
derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat- zat gizi lain yang diperoleh
penilaian status gizi secara antropometri, karena lebih praktis dan mudah
tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk
ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh. Indikator antropometri yang
umum digunakan untuk menilai status gizi balita adalah berat badan
menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan
48
BB/U karena mempunyai kelebihan yaitu lebih mudah dan lebih cepat
dimengerti oleh masyarakat umum, baik untuk mengatur status gizi akut
skore atau Standar deviasi unit (SD) sebagai batas ambang kategori dan
Kategori status gizi anak umur 0-60 bulan berdasarkan BB/U, TB/U
c. Indikator pertumbuhan
Indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara
pengukuran status gizi. Berat badan menurut umur tidak sensitif untuk
mengetahui apakah seseorang mengalami kekurangan gizi masa lalu atau masa
kini. berat badan menurut umur merefleksikan status gizi masa lalu maupun
masa kini.
50
Indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu. beton dan bengoa
status gizi masa lampau juga lebih erat kaitannya dengan status sosial ekonomi.
Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan. Dalam
tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Jellife pada tahun 1966 telah
BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini
a. Definisi
Diare cair akut merupakan diare yang terjadi secara akut dan berlangsung
pengeluaran tinja yang lunak / cair yang sering dan tanpa darah. Mungkin
disertai muntah dan panas. Diare cair akut menyebabkan dehidrasi, dan bila
b. Epidemiologi
makanan dan minuman yang tercemar tinja atau yang kontak langsung dengan
terjadinya diare yaitu tidak memberikan ASI secara penuh 4-6 bulan pertama
masak pada suhu kamar dalam waktu cukup lama, menggunakan air minuman
yang tercemar oleh bakteri yang berasal dari tinja, tidak mencuci tangan setelah
buang air besar, sesudah membuang tinja atau sebelum memasak makanan,
terhadap diare antara lain tidak memberikan ASI sampai umur 2 tahun, kurang
terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan, insiden paling banyak pada umur 6 –
musim diare dapat terjadi melalui letak geografi. Pada daerah sub tropik, diare
karena bakteri lebih sering terjadi pada musim panas seda ngkan diare karena
virus (rotavirus) puncaknya pada musim dingin. Pada daerah tropik diare
sedangkan puncak diare karena bakteri adalah pada musim hujan. Kebanyakan
infeksi usus bersifat asimtomatik / tanpa gejala dan proporsi ini meningkat di
c. Etiologi
a) Faktor infeksi
b) Faktor Malabsorbsi
pada bayi dan anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak
dan protein.
c) Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun
d) Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas).
53
yaitu:
a) Gangguan osmotik
terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus
b) Gangguan sekresi
akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus
3. Pneumonia
a. Definisi Pneumonia
Gejala penyakit pneumonia ini berupa nafas cepat dan nafas sesak, karena paru
54
sebanyak 50 kali per Klasifikasi Pneumonia untuk golongan umur < 2 bulan
menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40
kali per menit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun
b. Klasifikasi Pneumonia
a) Pneumonia berat, adanya nafas sesak atau tarikan dinding dada bagian
bawah.
kali per menit, untuk usia 1 tahun - <5 tahun 40 kali per menit.
c) Bukan pneumonia, batuk pilek biasa tidak ada tarikan dinding dada
c. Determinan Pneumonia
1) Faktor Host
a) Umur
bayi dan balita. Faktor usia merupakan salah satu faktor risiko kematian
pada balita yang sedang menderita pneumonia. Semakin tua usia balita
b) Jenis Kelamin
perempuan.
c) Status Gizi
karena kurang makan tetapi juga karena penyakit, terutama diare dan
ISPA. Anak yang tidak memperoleh makanan cukup dan seimbang, daya
adanya kekurangan energi protein. Anak dengan daya tahan tubuh yang
yaitu: Berat Badan per Umur (BB/U), Tinggi Badan per Umur (TB/U),
2) Faktor Agent
kualitas gizi anak menyebabkan daya tahan tubuh berkurang dan mudah
b) Pendidikan Ibu
oleh ibu kepada anak yang menderita ISPA. Jika pengetahuan ibu untuk
Mg = Minggu
58
c. Tanda-tanda dehidrasi
Tabel 20. Tanda-tanda dehidrasi
No. Tanda Cara melihat dan menetukan
1. Letargis Anak yang letargis tidak bisa bangun dan
apatis.Dia tampak mengantuk dan tidak
memnunjukkan ketertarikan terhadap kejadian
disekelilingnya.
2. Anak gelisah dan rewel Anak selau gelisah dan rewel terutama bila
disentuh atau dipegang untuk tindakan.
3. Tidak ada air mata Lihat ada air matanya atau tidak pada saat
menangis.
4. Mata cekung Mata anak yang gizi buruk selalu tampak
cekung, mirip tanda anak dehidrasi. tanya ibu
apakah mata cekung tesebut sudah ada seperti
biasanya ataukah baru beberpa saat timbulnya.
5. Mulut dan lidah kering Raba dengan jari yang kering dan bersih untuk
menentukan apakah lidah dan mulutnya kering
Tatalaksana anak dengan gzi buruk dibagi menjadi 3 fase yaitu fase
Terapi gizi pada gizi buruk bertujuan untuk memberikan makanan tinggi
a) Fase stabilisasi
a) Fase stabilisasi :
b) Fase transisi :
c) Fase rehabilitasi :
61
makanan balita.
umurnya
h) Sudah berada di kondisi gizi kurang (sudah tidak ada gizi buruk).
62
diagnosa masuk DCA dehidrasi ringan susp Pneumonia dengan gizi kurang
Status gizi pasien berdasarkan PB/U termasuk kategori pendek. PB/U ini
menggambarkan status gizi masa lampau pasien. hal ini berhubungan dengan
status gizi pasien pada saat lahir Berat Badan pasien hanya 1100 gram (BBLR).
Status gizi pasien berdasarkan BB/U termasuk kategori gizi kurang (-2,9 SD)
SD).Sedangkan pada pemeriksaan fisik dan klinis, Keadaan umum pasien pada
saat hari masuk rumah sakit dalam keadaan dehidrasi ringan, infeksi berupa
suspect pneumonia dengan gejala batuk, demam, sesak, pilek dan diare cair
Stabilisasi Transisi
No. Tindakan Keterangan
H1-2 H3
1. Atasi atau cegah Pasien tidak mengalami
hipoglikemia hipoglikemia
2. Atasi atau cegah Pasien tidak mengalami
hipotermia hipotermia
3. Atasi atau cegah Pemberian resomal pada H1
dehidrasi Masuk Rumah Sakit
4. Perbaiki Pemberian resomal pada H1
gangguan Masuk Rumah Sakit
elektrolit
5. Obati infeksi Pemberian antibiotik untuk
infeksi saluran pernafasan pasien
yaitu cefotaxime (inject)
kemudian cetixime (oral).
6. Perbaiki Fe - Pada fase stabilisasi dan transisi
defisiensi nutrien tanpa pemberian Fe.
mikro Zat gizi mikro yang diberikan
yaitu asam folat 5 mg/hari, Zn 1 x
10mg, vitamin A 100000 IU,
sanbe plex 1 x 0,5cc.
7. Makanan F75 pada fase stabilisasi H1 dan
stabilisasi dan H2
transisi
8. Makanan tumbuh F100 pada fase transisi H3.
kejar
9. Stimulasi -
10. Siapkan tindak Pemulangan pasien dengan
lanjut pemberian konseling terhadap
keluarga pasien.
64
2. Perkembangan Pasien
hari selama pelaksanaan monitoring dan evaluasi kasus yaitu pada tanggal 9 -
11 April 2013.
Monitoring dan evaluasi terhadap berat badan dilakukan setiap hari dari
tanggal 9-11 April 2013. Berat badan Ideal pasien yaitu 8,7 kg. Berat badan
pada tanggal 9/04/2013 dan 10/04/2013 yaitu 5,8 kg dan pada tanggal
terdapat kenaikan 0,1 kg pada hari ketiga intervensi. Hal ini bisa terjadi karena
kondisi dehidrasi pasien mulai teratasi dan asupan pasien selama intervensi
terus meningkat.
0
09/04/2013 10/04/2013 11/04/2013
b. Data Laboratorium
Selama Monitoring dan evaluasi, tidak ada hasil laboratorium terbaru dari
pasien, pada data awal, elektrolit tetap normal meskipun mengalami dehidrasi
umum, respirasi, nadi, suhu dan frekuensi serta konsistensi BAB pasien.
Keadaan umum pasien yaitu sadar namun gelisah dengan keadaan mata cekung
pasien sudah mulai bisa tersenyum meski keadaan mata masih sekung. Mata
cekung pada bayi merupakan tanda terjadinya dehidrasi pada bayi. Pada hari
66
ketiga (11-04-2013), keadaan umum pasien sadar dan sudah mulai sering
tersenyum, mata pada pasien juga sudah membaik (tidak cekung). Respirasi
bayi berumur 2-12 bulan dikatakan pneumonia jika pernafasan cepat > 50
suspect. Suhu aksiler pasien selama monitoring 3 hari yaitu antara 36°-37° C.
Suhu ini masih termasuk normal, pasien tidak mengalami hipotermia, karena
pasien gizi buruk dikatakan mengalami hipotermia jika suhu aksiler <36,5° C.
Pemeriksaan fisik klinis terakhir yaitu pada BAB pasien. Monitoring terhadap
pasien, pada hari pertama (09-04-2013), pasien masih mencret 1x, sedangkan
pada hari kedua (10-04-2013) dan hari ketiga (11-04-2013), BAB pasien mulai
Monitoring evaluasi
Pemeriksaan Normal
9-4-2013 10-04-2013 11-04-2013
Kesadaran Compos Compos Compos Compos
Umum Mentis, Gelisah Mentis, senyum Mentis, senyum Mentis
Mata cekung + Mata cekung + Mata cekung - Normal
Respirasi 42x/menit 40x/ menit 45x/menit -
Nadi 134x / menit 130x / menit 140 x/menit -
Suhu (aksiler) 37° C 36°C 36°C >36° C
BAB Mencret 1 x Kental 1 x Kental 1 x Kental
67
d. Perkembangan Diet
apakah perlu perubahan diet atau tidak pada pasien apabila disesuaikan sengan
2013), Dilakukan tatalaksana gizi buruk dengan fase stabilisasi, pada fase ini
jenis diet yang diberikan adalah F75 90 ml dengan 8 kali pemberian. Volume
cairan yang diberikan berdasarkan syarat diet menurut berat badan pasien. Pada
hari pertama pengambilan kasus, berat badan yang tertera pada rekam medis
pasien yaitu 5,6 kg, sehingga rekomendasi diet yang diberikan pada hari
pertama yaitu diet berdasarkan berat badan tersebut, namun setelah dilakukan
penimbangan ulang terhadap berat badan pasien dihari yang sama, ternyata
berat badan badan pasien adalah 5,8 kg. Pengukuran dilakukan pada saat
pasien menggunakan baju, namun baju pasien tipis sehingga tidak begitu
pemberian cairan dan kalori pada formula 75 pada hari pertama tersebut masih
dibawah syarat diet dan kebutuhan pasien, sehingga intevensi hari kedua (10-
04-2013) masih pada fase stabilisasi namun jumlah cairan yang diberikan
(11-04-2013) juga dilakukan penimbangan pada berat badan, hasilnya yaitu 5,9
kg. Berdasarkan hasil catatan perkembangan pasien pada hari ketiga tersebut,
pemeriksaan fisik klinis pasien mulai membaik, diare dan dehidrasi juga mulai
teratasi sehingga berdasarkan koordinasi antara perawat, dokter dan ahli gizi,
68
pasien mulai masuk ke fase transisi dan diberikan formula 100. Formula ini
pasien. Dari hal tersebut dapat telihat apakah kondisi pasien membaik atau
sebaliknya.
76%, hal ini dikarenakan pada pemberian di jam pertama, NGT pada pasien
terlepas sehingga F75 diberikan secara oral. Pada hari pertama ini, pasien
masih rewel dan gelisah sehingga pemberian pertama dengan volume 90ml
hanya diminum 30ml melalui oral. Selain itu, pada pemberian ke-5 (jam 01.00
(jam 04.00 WIB) diberikan pada jam (jam 06.00 WIB). Hal tersebut
seharusnya diberikan jam 10.00 WIB diberikan pada jam 09.30 WIB untuk
mengurangi rentang waktu yang terlalu jauh terhadap pemberian formula. Hal
Pada hari kedua (10-04-2013) yang masih menggunakan formula 75, asupan
makan pasien mulai meningkat daripada hari pertama. Kondisi pasien sudah
mulai membaik, sehingga selain melalui NGT pemberian Formula sedikit demi
sedikit diberikan melalui oral untuk membiasakan pasien terhadap rasa dari
formula tersebut. Pada hari kedua ini, pemberian formula masih sebanyak 8 x
sebanyak 85% dan 15% melalui oral. Setiap memberian NGT, semua masuk
tanpa ada yang dimuntahkan, sedangkan sisanya yang diberikan melalui oral,
ibu pasien memberikan sedikit sedikit. Dari pemberian secara oral terkadang
ada sisanya karena pasien sudah tidak mau atau karena formula sudah terlalu
lama didiamkan (lebih dari 1 jam). Pemberian formula 20% secara oral ini
hanya dilakukan pada siang hari saat pasien tidak tidur, sedangkan pada malam
hari, semua volume pemberian masuk lewat NGT. Hal ini menyebabkan
dihari ketiga ini juga dilakukan dengan 2 cara yaitu melalui NGT dan Oral
dimana pemberian melalui oral ditingkatkan dari 15% menjadi 30% dan
70
melalui NGT 70% pada siang hari, sedangkan pada malam hari tetap 100%
diberikan melalui NGT. Di hari ketiga ini, asupan melalui oral lebih banyak
dibandingkan hari kedua jadi sisa formula yang tidak diminum juga semakin
kondisi pasien semakin lama semakin membaik. Pada hari pertama, asupan
selang NGT pasien, sedangkan kondisi pasien masih lemah dan rewel sehingga
sulit untuk diberikan secara oral, selain itu faktor dari ketidaktepatan waktu
menyebabkan kurangnya asupan pasien pada hari pertama tersebut. Pada hari
kedua, asupan pasien sudah mendekati kebutuhan pasien, pada hari kedua ini
71
pemberian mulai dicobakan secara oral sehingga masih terdapat sisa sedikit
dari formula yang terkadang tidak dihabiskan karena pasien sudah tidak mau
minum. Namun pada hari tersebut, daya terima pasien sudah baik terhadap
dirumah. Pada hari ketiga, asupan pasien menjadi lebih mendekati kebutuhan,
600
400 kebutuhan
200
0 asupan
g. Pemulangan pasien.
selera makan pasien sudah baik, pasien sudah tidak cengeng dan bisa
tersenyum, suhu tubuh normal, diare mulai teratasi dan terjadi ke naikan berat
materi konseling yang diberikan. Hal tersebut bisa dilihat umpan balik dari
keluarga pasien dengan menanyakan kembali hal yang kurang jelas, khususnya
yang berkaitan dengan higyene dan sanitasi pada persiapan, pengolahan dan
diperbolehkan pulang. Untuk itu, rencana tindak lanjut yang dilakukan yaitu
pemberian formula untuk pasien agar dibawa pulang untuk diminum dirumah.
Setelah itu, diharapkan keluarga pasien rutin membawa pasien ke puskesmas agar