Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS KECIL

ASUHAN GIZI PADA KASUS RETENSI URINE


DI BANGSAL MAWAR RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

DISUSUN OLEH:

SUSANTA SOMALIA KAMUN 15120025

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATY YOGYAKARTA
TAHUN 2019

1
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KASUS KECIL


ASUHAN GIZI PADA KASUS RETENSI URINE
DI BANGSAL MAWAR RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Disusun oleh :

Susanta Somalia Kamun 15120025

Diterima dan disahkan pada Maret 2019

Mengetahui,
Kepala Ruang Instalasi Gizi Pembimbing Lahan
RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

Isnain Agung L., S.Gz Alifah Nasriyati, AMG


NIP. 19730108 199603 1 004 NIP . 19671017 199703 2004

2
BAB I. PENDAHULUAN
A. ASSEMENT

1. ANAMNESIS
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. P No RM : 555278
Umur : 64 tahun Ruang : Melati timur/6 c
Sex : Laki-laki Tgl Masuk : 26 Februari 2019
Pekerjaan : Tani Tgl Kasus : 1 Maret 2019
Pendidikan : SD Alamat : Duri Tegal Rejogendang
Agama : Islam Diagnosis : Retensi Urine

b. Berkaitan Dengan Riwayat Penyakit


Keluhan Utama Tidak bisa BAK, pusing lemas dan nyeri
perut
Riwayat Penyakit Sekarang Retensi Urine
Riwayat Penyakit Dahulu -
Riwayat Penyakit Keluarga -

c. Berkaitan Dengan Riwayat Gizi


Data Sosial Ekonomi Penghasilan : -
Jumlah anggota keluarga : 3
Suku : Jawa
Aktifitas Fisik Jumlah jam kerja : -
Jumlah jama tidur : 8-7 jam
Jenis olaraga : -
Frekuensi : -
Alergi Makanan -
Masalah Gastrointestinal Nyeri ulu hati (+), muntah (-), mual (-),
konstipasi (-), diare (-), anoreksia (-),
perubahan pengecapan/penciuman (-)
Penyakit Kronis -
Kesehatan Mulut Sulit menelan (-), stomatitis (-), gigi
lengkap (-)
Pengobatan Vitamin/mineral/suplemen gizi lain :
Frekuensi dan jumlah :
Perubahan Berat Badan -
Mempersiapkan Makanan
Riwayat/pola makan Makanan Pokok : nasi 3x/hari, @
singkong 3x/mg,@ ubi 3x/mg,@ roti
tawar 1x/hr,@ kentang 3x/bulan.
Lauk Hewani:ayam kecap 1x/mg 1
ptg,@ ikan lele 2x/minggu 1 ptg,@

3
bandeng goreng 2x/hr,@puti telur
7x/hari 1 butir,@ daging 1x/bln.
Lauk Nabati :tempe goreng,bacem
7/hr,@ tahu goreng 7x/hr
Sayur :bening bayam1x/hari,@ oseng
kangkung 1x/mg,@ oseng kacang
buncis 1x/hr,@ daun singkong 1x/hr.
Buah : jeruk 1x/mg,@ semangka
1x/mg,@ pepaya 1x/mg peer 1x/mg.
Minuman : teh 1x/hari 1 gls 200 ml,@
susu 7x/hr 1 gls,@ air putih 1x/hari 1
botol aqua 600 ml

Kesimpulan dan Pembahasan

Dihadapkan pada pasien laki-laki usia 64 tahun dengan diagnosis medis


retensi urine. Retensi urine adalah suatu keadaan penumpukan urine di kandung
kemih dan tidak mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya secara
sempurna. Retensio urine adalah kesulitan miski karena kegagalan urine dari
fesika urinaria (Depkes RI Pusdiknakes 1995). untuk riwayat makan, pasien tidak
memiliki riwayat alergi makan, pasien memiliki nyeri uluh hati. Untuk pola
makan pasien, frekuensi makan dalam sehari sudah cukupbaik yaitu 3x/hari.

2. ANTROPOMETRI
LLA : 16 cm
RL : 24 cm
Estimasi LILA :
LILA Aktual
= x100
LILA Standar

21 cm
= x 100
33,0 cm
= 63,63%

Estimasi TB menggunakan RL :
= 118,24 + (0,24 x 167) – (0,07 x 64)
= 118,24 + 40,08 – 4,48
= 153,84 cm

Estimasi BB menggunakan LILA :


= LiLA Aktual x (TB – 100)
LiLA Standar
= 21 cm x ( 153,83 – 100)

4
34,2 cm
= 34,2 kg

BBI = BBI – 100


= 153, 84 – 100
= 53,8 kg

Kesimpulan :
Berdasarkan estimasi LiLA menunjukan bahwa pasien memiliki status gizi
kurang dari batas normal (>90%). Untuk tinggi badan estimasi berdasarkan
rentang lengan diperole 153,84 cm, dan berat badan estimasi berdasarkan LiLA
sebesar 53,8 kg (Depkes RI).

3. PEMERIKSAAN BIOKIMIA
Pengukuran laboratorium dilakukan pada hari/tanggal : 25 Februari 2019
Pemeriksaan Nilai Nilai Keterangan
Pemeriksaan Rujukan
Hemoglobin 10.34 g/dl 11.5-15.5 Rendah defisienzi zat besi
Eritrosit 3.64 juta/μl 4.0-4.2 Rendah defisiensi zat besi
Hematokrit 31.4% 35-45 Rendah defisiensi zat besi
Limfosit 10.3% 19 - 48 Rendah adanya infeksi
Ureum 28,7 10 - 50 Normal
Kreatinin 0.68 0.60 - 0.90 Rendah adanya gangguan
ginjal
GDS 92 mg/dl <200 Normal

Kesimpulan :
Dari hasil data laboratorium tanggal 1 Maret. Pasien diduga mengalami
defisienzi zat besi, hal ini di tujukan dengan menurunya nilai hemoglobin,
eritrosit, dan hematokrit. Pasien juga mengalami infeksi yang ditandai dengan
nilai limfosit rendah dan adanya gangguan bagian ginjal yang ditandai dengan
rendahnya kreatinin.

4. PEMERIKSAAN FISIK DAN KLINIS


Tanggal :
1. Kesan Umum : CM sedang
2. Vital Sign : - Tensi : 110/80 mmHg - Respirasi : 20x/menit
- Nadi : 80x/menit - Suhu : 36ºC

5
Kesimpulan :
Vital sign pasien yaitu tekanan darah, nadi, respirasi, suhu dalam batas
normal.

5. ASUPAN ZAT GIZI


Hasil Recall 24 jam diet : Rumah sakit
Tanggal : 27 Februari 2019
Diet RS : Nasi
Implementasi Energi Protein Lemak KH
(kcal) (gram) (gram) (gram)
Asupan oral 837,0 34,3 23,7 123,9
Infus - - - -
Standar Rumah Sakit 1712,3 65,6 47,6 256,1
% Asupan 48,88 52,68 50,31 48,37
(kurang) (kurang) (kurang) (kurang)

Kesimpulan :
Dari hasil recall 24 jam yang telah dilakukan, diperoleh persen asupan gizi dari
energi, protein, lemak dan karbohidrat kurang dari batas normal (>80 – 110%).
Hal ini dikarenakan pasien tidak selalu makan habis.

6. TERAPI MEDIS
Jenis Obat/tindakan Fungsi Interaksi Dengan Zat
Gizi
Cefotamin Sebagai antibiotik yang Bisa diberikan
digunakan untuk sebanyak 1 sampai 2
mengobati berbagai gram melalui infus
macam infeksi bakteri setiap 6-8 jam.
misalnya infeksi
pernafasan bagian
bawah, infeksi saluran
kemih, meningitis.
Ketorolak Mengatasi nyeri sedang Diberikan setelah
hingga nyeri berat untuk makan
sementara.
ranitidin Digunakan untuk Diberikan setelah
mengurangi produksi makan
asam lambung sehingga
dapat mengurangi rasa
nyeri uluhati akibat

6
ulkus atau tukak
lambung, dan masalah
asam lambung tinggi
lainnya.

Sumber (Modul Penggunaan Obat Rasional Kementerian Kesehatan RI Tahun


2011).

B. DIAGNOSIS GIZI
1. NC-2.2 Perubahan nilai laboratorium berkaitan dengan gangguan fungsi
kantong empedu ditandai dengan hemoglobin, eritrosit, hematokrit dan limfosit
rendah serta pasien sering merasa nyeri saat BAK.
2. NI-2.1 Inadekuat oral food dan beverage intake berkaitan dengan pasien tidak
mau makan di tandai dengan asupan energi 48,89%, protein 52,68%, lemak
50,31% dan KH 48,37% kurang.
Pembahasan Diagnosis Gizi :
Adanya retensi urine mengakibatkan pasien mengalami defisienzi zat besi dan
pasien merasa nyeri pada saat BAK.
C. INTERVENSI GIZI

1. PLANNING
a. Tujuan Diet :
1) Meningtakan asupan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
2) Membantu meningkatkan asupan energi dan protein untuk proses
penyembuhan
3) Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
b. Prinsip dan Syarat Diet
1) Energi cukup yaitu 35 kcal/kgBB/hari
2) Protein 0,8 g/kgBB/hari
3) Lemak cukup 25% dari kebutuhan energi total
4) KH merupakan sisah dari kebutuhan energi total – (EP +EL)
5) Makan porsi kecil tapi sering

7
c. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi (ASPEN 2009)
Energi = 35 kcal/kgBB/hari
= 35 kcal x 53,8 kg
= 1.883 kcal
Protein = 0,8 g/kgBB/hari
= 10,8 x 53,8
= 43,04 gram
= 172,16 kcal
Lemak = 25% x kebutuhan total energi
= 25% x 1.883 kcal
= 470,75 kcal
= 52,30 gram
KH = TE – ( EP + EL)
= 1.883 kcal – (172,16 kcal + 470,75 kcal)
= 1.883 – 298,59
= 1.584,41 kcal
= 395,10 gram
d. Terapi Diet, Bentuk Makanan, dan Cara Pemberian
Jenis diet : TKTP
Bentuk makanan : Lunak
Cara pemberian : Oral
e. Rencana monitoring dan evaluasi
Anamnesis Yang diukur Pengukuran Evaluasi/target
Antropometri LiLA Awal dan akhir LiLA
kasus stabil/meningkat
Biokimia Hemoglobin, Setiap ada Meningkat
eritrosit, pemeriksaan lab
hematokrit,
limfosit
Fisik/Klinis - - -
Dietary Asupan E, P, L, Setiap hari Asupan
KH mencapai
80 -110%
kebutuhan

8
f. Rencana Konsulatsi Gizi :
Masalah Gizi Tujuan Materi Keterangan
Konselin
- Perubahan - Memberikan - Pengertian Media:
nilai pemahaman diet TKTP Leaflet
laboratorium kepada pasien - Tujuan dan Sasaran:
- Inadekuat dan keluarga prinsip pasien dan
oral food and mengenai diet - Bahan makan keluarga
beverage yang yang Tempat:Bang
intake diberikan. dianjurkan sal
dan yang Waktu: 10-15
tidak menit
dianjurkan Metode:Cera
mah dan
tanya jawab.

2. Implementasi
a. Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
- Jenis Diet/Bentuk/Cara Pemberian : TKTP/Lunak/Oral
Energi Protein Lemak KH
(kcal) (gram) (gram) (gram)
Standar diet RS 1712,3 65,1 47,6 256,1
Infus - - - -
Kebutuhan (planning) 1883 43,04 52,30 395,10
%standar/kebutuhan 90,93% 66,11% 91,01% 64,81%

Pembahasan Diet RS :
Diet yang diberikan rumah sakit tergolong cukup baik karena tingkat persen
terhadap kebutuhan protein dan lemak >80%. Untuk menambah persen protein,
dan karbohidrat yang rendah makan diet perlu untuk dimodifikasi dengan
penambahan sumber protein.

b. Rekomendasi Diet :
- Standar diet
Standar Diet RS Rekomendasi
Standar Diet
Makan pagi
Bubur 120 gram 180 gram
Lauk hewani 50 gram 100 gram
Lauk nabati 25 gram 25 gram
Sayur 75 gram 75 gram
Makan siang
Nasi 120 gram 180 gram

9
Lauk hewani 50 gram 100 gram
Lauk nabati 25 gram 25 gram
Sayur 75 gram 75 gram
Makan sore
Nasi 120 gram 180 gram
Lauk hewani 50 gram 50 gram
Lauk nabati 25 gram 25 gram
Sayur 75 gram 75 gram
Energi 1712,3 kcal 1134,1 kcal
Protein 65,1 gram 63,1 gram
Lemak 47,6 gram 49,8 gram
Karbohidrat 256,1 gram 229,3 gram

c. Kajian Rekomendasi Diet :


Energi Protein Lemak KH
(kcal) (gram) (gram) (gram)
Rekomendasi Diet 1023 60,3 50,2 241,3
Kebutuhan (planning) 1135 42,56 25,22 170,25
%rekomendasi/kebutu 90,13% 70,58% 50,23% 70,55%
han

d. Penerapan Diet Berdasarkan Rekomendasi


Pemesanan Diet :
- Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa die RS berbeda dengan
rekomendasi diet yang disarankan. Untuk mencukupi kebutuhan pasien,
maka standar RS sedikit di ubah (dilakukan pemorsian) yaitu dengan
menambah lauk hewani 2 porsi.

10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Retensi Urine

Retensi urine adalah ketidakmampuan dalam mengeluarkan urine sesuai


dengan keinginan, sehingga urine yang terkumpul di buli-buli melampaui batas
maksimal. Salah satu penyebabnya adalah akibat penyempitan pada lumen uretra
karena fibrosis pada dindingnya, disebut dengan striktur uretra. Sumbatan dapat
terjadi pada saluran kemih atas dan saluran kemih bawah. Sumbatan pada saluran
kemih atas meliputi organ ginjal dan ureter dapat memberikan manifestasi klinis
berupa nyeri kolik atau anuria. Sedangkan sumbatan saluran kemih bawah pada
buli-buli dan uretra menyebabkan retensi urine. Penanganan kuratif penyakit ini
adalah dengan operasi, namun tidak jarang beberapa teknik operasi dapat
menimbulkan rekurensi penyakit yang tinggi bagi pasien. Maka dari itu
diperlukan penanganan tepat dan adekuat untuk menghindari resiko kekambuhan
penyakit striktur uretra.

B. Anatomi Dan Fisiologi Sistem Perkemihan

Struktur anatomi dan fisiologi system urinaris bagian bawah.


Sistem urinaria bagian bawah terdiri atas buli-buli dan uretra yang keduanya harus
bekerja secara sinergis untuk dapat menjalankan fungsinya dalam menyimpan
(storage) dan mengeluarkan (voiding) urine. Buli-buli merupakan organ berongga
yang terdiri atas mukosa, otot polos destrusor, dan serosa. Pada perbatasan antara
buli-buli dan uretra, terdapat sfingter uretra interna yang terdiri atas otot polos.
Sfingter interna ini selalu tertutup pada saat fase miksi atau pengeluaran
(evacuating). Disebelah distal dari uretra posterior terdapat sfingter uretra eksterna
yang terdiri atas otot bergaris dari otot dasar panggul. Sfingters ini membuka pada
saat miksi sesuai dengan perintah dari korteks serebri. (buku dasar-dasar urologi)
Pada fase pengisian, terjadi relaksasi otot destrusor dan pada fase pengeluaran
urine terjadi kontraksi otot detrusor. Selama pengisian urine, buli-buli mampu
untuk melakukan akomodasi yaitu meningkatkan volumenya dengan

11
mempertahankan tekanannya dibawah 15 cm H2O, sampai volumenya cukup
besar. (buku dasar-dasar urologi ).

C. Penyebab Retensi Urine


Secara garis besar penyebab retensi dapat dapat diklasifikasi menjadi 5 jenis
yaitu akibat obstruksi, infeksi, farmakologi, neurologi, dan faktor trauma.
Obstruksi pada saluran kemih bawah dapat terjadi akibat faktor intrinsik, atau
faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik berasal dari sistem saluran kemih dan bagian
yang mengelilinginya seperti pembesaran prostat jinak, tumor buli-buli, striktur
uretra, phimosis, paraphimosis, dan lainnya. Sedangkan faktor ekstrinsik,
sumbatan berasal dari sistem organ lain, contohnya jika terdapat massa di saluran
cerna yang menekan leher buli-buli, sehingga membuat retensi urine. Dari semua
penyebab, yang terbanyak adalah akibat pembesaran prostat jinak. Penyebab
kedua akibat infeksi yang menghasilkan peradangan, kemudian terjadilah edema
yang menutup lumen saluran uretra. Reaksi radang paling sering terjadi adalah
prostatitis akut, yaitu peradangan pada kelenjar prostat dan menimbulkan
pembengkakan pada kelenjar tersebut. Penyebab lainnya adalah uretritis, infeksi
herpes genitalia, vulvovaginitis, dan lain-lain.

12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Hasil penilaian antropometri, pasien memiliki status gizi kurang.
2. Hasil penilaian biokimia, pasien mengalami defisienzi zat besi dan infeksi
3. Hasil penilaian fisik dan klinis, vital sign pasien normal
4. Hasil penilaian dietary, asupan makan pasien untuk energi, protein, lemak,
dan karbohidrat termasuk dalam kategori <80%.
5. Diet yang diberikan pada pasien adalah TKTP
6. Monitoring dan evaluasi menunjukan status gizi pasien kurang, pasien
masi mengalami defisienzi zat besi dan infeksi
( Tekanan darah , nadi, suhu, respirasi dalam batas normal),
7. Asupan makan dari energi, protein, lemak dan dalam kategori <80% .

B. Saran
1. Keluarga pasien termasuk Istri dapat memberikan motivasi makan kepada
pasien agar dapat makan sesuai dengan anjuran yang telah diberikan pada
saat konseling.
2. Keluarga pasien dapat memberikan makanan yang sesuai dengan diet yang
diberikan agar kondisi pasien dapat menjadi lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Purnomo B. Basuki. Dasar-dasar urologi. Edisi ketiga. Jakarta: CV Sagung Seto;


2011.

Barbagli Guido, Lazerri Masimo. Surgical treatment of anterior urethral stricture


disease: brief overview. International Braz J Urol. 2007; 33. P. 461-469.

Selius Brian, Subedi Rajesh. Urinary retention in adults: diagnosis and initial
management. American Family Physician. 2008; 77. P. 643-650.

Santucci Richard, Joyce Geoffrey, Wisse Matthew . Male Urethral Stricture


Disease. Urologic Disease in America. (Diakses 15 Januari 2011). Diunduh
dari URL:
http://kidney.niddk.nih.gov/statistics/uda/male_urethral_stricture_disease-
chapter16.pdf.

14
15

Anda mungkin juga menyukai