NIM : 1321121025A
KASUS
Tn. I, usia 60 tahun, status menikah, dirawat di RS dengan diagnosis medis Ileus Obstruksi
Parsial ec. Recti 1/3 distal. Pasien dan istrinya bekerja sebagai petani dengan penghasilan tidak
tetap tergantung hasil panen. Pasien mempunyai 2 orang anak yang sudah tidak tinggal dengan
pasien. Sejak 3 bulan SMRS pasien mengeluh BAB bercampur darah, dan sempat dirawat kelas
III RS Jampang Kulon Sukabumi selama 4 hari dan dibiopsi. Dari hasil biopsy pasien
didiagnosis Ca recti dan harus menjalani operasi. Sejak 1 minggu SMRS pasien mengeluh sulit
BAB tetapi masih bisa buang angin, setiap BAB bercampur darah, dan keras seperti kotoran
kambing. Keluhan disertai nyeri perut hilang. BB pasien sekarang 48 kg, dan TB 163 cm. Hasil
pemeriksaan biokimia : Hb :9,1 g/dl (N = 13,5 – 17,5 g/dl), Hematokrit 27 % (N = 40-52 %),
Eritrosit 3,32 jl/UL (4,5-6,5 jt/UL), Leukosit 8200 /mm3 (N = 3800 – 10600/mm3), trombosit
342.000/mm3 (N = 150.000-450.000/mm3), albumin 2,5 g/dl (N = 3,5-5 g/dl), dan protein total
4,8 g/dl (N = 6,3-8,2 g/dl). Data klinis pasien adalah TD 110/70 mmHg, nadi 88x/menit, RR :
20x/menit, suhu afebris. Secara fisik pasien tampak kurus, lemah, pucat, bising usus (+), dan
hanya bisa berbaring di tempat tidur. Sebelum sakit, pasien biasa makan nasi 2-3 x/hari, dengan
lauk yang sering dikonsumsi telur, ikan asin, tahu dan tempe. Pasien jarang mengkonsumsi buah
dan sayuran, hanya 1-2 kali/minggu, meskipun istrinya sudah memasakkan sayur. Setelah sakit,
pasien makan lebih sedikit dari biasanya. Hasil recall 24 jam saat di RS didapatkan energi : 690
kal, Protein : 34 gram, lemak 20 gram, dan KH 67 gram. Standart makanan RS : Energi 1700
kalori, protein 68 gram, lemak 54 gram, dan karbohidrat 52 gram.
Petunjuk
1. Silahkan membaca bahan ajar M2, dan kerjakan sesuai panduan yang diberikan
2. Dikirimkan ke email kumpulantugasperkuliahan@gmail.com
3. Dikerjakan hingga akhir jam kuliah.
PENYELESAIAN KASUS
Nama : Tn. I
Usia : 60 Tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Ruang/Kelas : Dahlia/III
Riwayat Gizi/Makanan :
Riwayat Gizi Dahulu :
Sebelum sakit, pasien biasa makan nasi 2-3 kali/hari, dengan lauk yang sering dikonsumsi telur,
ikan asin, tahu dan tempe. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayuran, hanya 1-2
kali/minggu. meskipun istrinya sudah memasakkan sayur
Nafsu makan kurang, dan motivasi untuk menghabiskan makanan sangat kurang, karena alasan
diet/makanan RS terasa hambar dan membosankan. Asupan makan dibandingkan dengan
standart makanan RS : Energi : 40,5%, Protein : 50 %, Lemak 37,03% dan KH : 128%. Nafsu
makan (+), sehingga asupan makan : Kurang, berdasarkan SK Kemenkes
No:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, (point 11, Sub
Gizi dengan indikator sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien menggunakan nilai standar
<20%, artinya bahwa pasien dinilai memiliki asupan yang normal apabila mampu menghabiskan
makanan sebesar ≥ 80% dari standar makanan RS, dan jika mengkonsumsi makanan < 80% dari
standar makanan RS, pasien dinilai memiliki asupan makan yang kurang).
Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan
Hb 9,1 g/dl 13,5-17,5 g/dl ↓ Anemia
Haematokrit 27% 40-52% ↓
Eritrosit 3,32 jt/UL 4,5 – 6,5 jt/UL ↓ Anemia
Albumin 2,5 g/dl 3,5-5 g/dl ↓ Hipoalbuminemia
Protein Total 4,8 g/dl 6,3 -8,2 g/dl ↓
Penilaian :
Antropometri
BB : 48 kg, TB 163 cm, BBI = (TB-100) – 10% = 56,7 kg
Penilaian :
Berdasarkan IMT, pasien memiliki status gizi BB Kurang (18,07 kg/m2), karena batasan BB
Kurang yaitu <18,5 kg/m2, menggunakan WHO WPR/IASO/IOTF dalam the Asia Pacific
Perspective : Redefining Obesity and its Treatment, dengan kategori :
<18,5 kg/m2 : BB kurang
18,5-22,9 kg/m2 : normal,
≥ 23 : BB lebih
23-24,9 kg/m2 : at risk (dengan resiko)
25-29,9 kg/m2 : obese I
≥30 kg/m2 : obese II
Fisik Klinis
Fisik : Pasien sadar, secara fisik pasien tampak kurus, lemah, pucat, BU (+).
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinik
Penilaian :
Tekanan darah rendah, secara fisik terdapat tanda-tanda malgizi (pasien tampak kurus, dan
lemah).
Riwayat Personal :
Sosial Ekonomi :
Pasien dan istrinya bekerja sebagai petani dengan penghasilan tidak tetap tergantung hasil panen.
Pasien mempunyai 2 orang anak yang sudah tidak tinggal dengan pasien.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Saat ini menjalani perawatan di RS dengan diagnosis medis Ileus Obstruksi Parsial ec. Recti 1/3
distal.
Sejak 3 bulan SMRS pasien mengeluh BAB bercampur darah, dan sempat dirawat di RS
Jampang Kulon Sukabumi selama 4 hari dan dibiopsi. Dari hasil biopsi pasien didiagnosis Ca
recti dan harus menjalani operasi. Sejak 1 minggu SMRS pasien mengeluh sulit BAB tetapi
masih bisa buang angin, setiap BAB bercampur darah dank eras seperti kotoran kambing.
Keluhan disertai nyeri perut hilang timbul.
Penilaian :
Pasien memiliki status ekonomi yang rendah, saat ini pasien di diagnosis Ileus Obstruksi Parsial
ec. Ca Recti 1/3 distal, dan mengalami gangguan fungsi gastrointestinal
Diagnosa gizi
• NI. 5.1 peningkatan kebutuhan zat gizi fe berkaitan proses penyakit pasien sulit BAB
tetapi masih bisa buang angin, setiap BAB bercampur darah, dan keras seperti kotoran
kambing, pucat (+), lemas (+), ditandai dengan kadar Hb dan eritrosit kurang dari
kebutuhan normal.
• NI 5.1 peningkatan kebutuhan zat gizi protein berkaitan adanya sintesis albumin dalam
tubuh ditandai kadar albumin kurang dari 3,5 gr/dl
• NI 2.1 Kekurangan intake makan dan minuman oral berkaitan pasien makan lebih sedikit
dari biasanya ditandai dengan hasil recall 24 jam masuk kategori deficit.
• NI. 5.2 Malnutrisi energy protein yang nyata berkaitan patofisiologi penyakit ditandai
pasien tampak kurus hasil pengukuran IMT 18,07 (underweight).
• NI 5.4 penurunan kebutuhan zat gizi spesifik berkaitan adanya gangguan fungsi
gastrointestinal ditandai dengan diagnose medis Ileus Obstruksi Parsial ec. Recti 1/3
distal.
• NB 1.1 kurang pengetahuan tentang makanan dan gizi ditandai dengan Pasien jarang
mengkonsumsi buah dan sayuran, hanya 1-2 kali/minggu, meskipun istrinya sudah
memasakkan sayur
Intervensi Gizi
• Tujuan diet :
• Memberikan makanan bergizi seimbang sesuai daya terima pasien
• Membantu menaikkan kadar Hb, Eritrosit dan albumin
• Membantu menaikkan nafsu makan pasien
• Membantu mengontrol atau menaikkan berat badan pasien.
• Protein 68 g/hr
• Lemak 54 gr/hr
• Kh 52 gr/hr
• Tinggi asupan fe