Nama : Tn. I
Usia : 60 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Petani
Ruang/Kelas : Dahlia/III
Hari Perawatan : 5 (hari kelima)
Diagnosis Medis : Ileus Obstruksi Parsial ec. Recti 1/3 distal.
1. Pengkajian Gizi
Riwayat Gizi/Makanan :
Riwayat Gizi Dahulu :
Sebelum sakit, pasien biasa makan nasi 2-3 kali/hari, dengan lauk yang sering dikonsumsi telur,
ikan asin, tahu dan tempe. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayuran, hanya 1-2
kali/minggu.
Nafsu makan kurang, dan motivasi untuk menghabiskan makanan sangat kurang, karena alasan
diet/makanan RS terasa hambar dan membosankan.
Asupan makan dibandingkan dengan standart makanan RS : Energi : 64,1%, Protein : 50 %,
Lemak 37,6% dan KH : 52%. Nafsu makan (-), sehingga asupan makan : Kurang, berdasarkan
SK Kemenkes No:129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit,
(point 11, Sub Gizi dengan indikator sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien
menggunakan nilai standar <20%, artinya bahwa pasien dinilai memiliki asupan yang normal
apabila mampu menghabiskan makanan sebesar ≥ 80% dari standar makanan RS, dan jika
mengkonsumsi makanan < 80% dari standar makanan RS, pasien dinilai memiliki asupan makan
yang kurang).
Biokimia
Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Biokimia Pasien
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Keterangan
Hb 9,1 g/dl 13,5-17,5 g/dl ↓ Anemia
Haematokrit 27% 40-52% ↓
Eritrosit 3,32 jt/UL 4,5 – 6,5 jt/UL ↓ Anemia
Albumin 2,5 g/dl 3,5-5 g/dl ↓ Hipoalbuminemia
Protein Total 4,8 g/dl 6,3 -8,2 g/dl ↓
Penilaian :
Pasien mengalami anemia, hipoalbuminemia.
Antropometri
BB : 48 kg, TB 163 cm, BBI = (TB-100) – 10% = 56,7 kg
Perhitungan IMT : BB/(TB)2 = 48/(1,63)2 = 18.07 kg/m2
Penilaian :
Berdasarkan IMT, pasien memiliki status gizi BB Kurang (18,07 kg/m2), karena batasan BB
Kurang yaitu <18,5 kg/m2, menggunakan WHO WPR/IASO/IOTF dalam the Asia Pacific
Perspective : Redefining Obesity and its Treatment, dengan kategori :
<18,5 kg/m2 : BB kurang
18,5-22,9 kg/m2 : normal,
≥ 23 : BB lebih
23-24,9 kg/m2 : at risk (dengan resiko)
25-29,9 kg/m2 : obese I
≥30 kg/m2 : obese II
Fisik Klinis
Fisik : Pasien sadar, secara fisik pasien tampak kurus, lemah, pucat, BU (+).
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Klinik
Penilaian :
Tekanan darah rendah, secara fisik terdapat tanda-tanda malgizi (pasien tampak kurus, dan
lemah).
Riwayat Personal :
Sosial Ekonomi :
Pasien dan istrinya bekerja sebagai petani dengan penghasilan tidak tetap tergantung hasil panen.
Pasien mempunyai 2 orang anak yang sudah tidak tinggal dengan pasien.
Penilaian :
Pasien memiliki status ekonomi yang rendah, saat ini pasiendidiagnosis Ileus Obstruksi Parsial
ec. Ca Recti 1/3 distal, dan mengalami gangguan fungsi gastrointestinal.
2. DIAGNOSIS GIZI
NI.2.1 → Makanan dan minuman oral tidak adekuat (P) berkaitan dengan nafsu makan kurang
(E) ditandai dengan hasil recall Energi : 64,1%, Protein 50 %, Lemak 37,6%, dan KH 52%, (rata-
rata tingkat konsumsi makan : 51%, termasuk kategori kurang) (S/S).
NI.5.1 → Peningkatan kebutuhan protein (P) berkaitan dengan penyakit pasien (E) ditandai
dengan asupan protein kurang (50%), hipoalbuminemia, anemia (S/S).
NC.1.4 → Gangguan fungsi GI (P) berkaitan dengan penyakit Ileus Obstruktif (E) ditandai
dengan rasa nyeri di perut (S/S).
NC.3.1 → BB kurang (P) berkaitan dengan riwayat penyakit pasien (Ca recti) dan malgizi (E)
ditandai dengan BBA (48 kg) <BBI (56,7 kg), IMT pasien 18,07 kg/m2 (S/S).
NB.1.3 → Tidak siap untuk berdiet (P) berkaitan dengan motivasi pasien yang kurang (E)
ditandai dengan pasien tidak mau menerima diet yang diberikan oleh RS, asupan makan rata-rata
hanya 51% (S/S).
3. INTERVENSI GIZI
Tujuan :
Meningkatkan asupan makanan sesuai dengan kebutuhan
Memberikan dukungan gizi enteral tinggi protein sehingga meningkatkan asupan asupan protein,
kadar hipoalbunemia, dan kadar Hb.
Memberikan makanan yang tidak memperberat fungsi gastrointestinal, sehingga keluhan nyeri
perut berkurang
Memperbaiki status gizi dan mempertahankan BB agar tidak jatuh pada kondisi penurunan BB
yang drastis.
Memberikan edukasi pemahaman pentingnya diet pasien untuk penyembuhan.