Anda di halaman 1dari 57

GIZI NEPHOROTIK SINDROME,

GAGAL GINJAL AKUT, DAN GINJAL


KRONIK

OLEH KELOMPOK 7 :
DESRI NOVARINI (1713211006)
INTAN PERMATA LESTARI (1713211012)
MURNAWELIS (1713211017)
PUTRI MONICA ARUAN (1713211024)
REZI ADELA (1713211028)
Sindroma Nefrotik

Definisi
• Sindroma nefrotik atau nefrosis adalah kumpulan
manifestasi penyakit yang ditandai oleh
ketidakmampuan ginjal untuk memelihara
keseimbangan nitrogen sebagai akibat
meningkatnya permealibitas membran kapiler
glomerulus. Kehilangan protein melalui urin yang
ditandai oleh proteinuria masif (>3,5 g protein 24
jam ) menyebabkan hipoalbuminemia yang diikuti
oleh edema (retensi air ), hipertensi
,hiperlipidemia , anoreksia, dan rasa lemah.
Penyebab

• Sindrom ini biasanya dapat diderita oleh pasien


segala usia, ketika penyakit ini diderita oleh anak ,
penyebab utamanya adalah minimal change
disease (MCD) , juga dikenal sebagai Lesi Nil atau
penyakit Nil. MCD adalah penyakit yang ditandai
dengan kerusakan glomerulus pembuluh darah
kecil di dalam nefron.
• Pada orang dewasa edema dapat diamati dari
pembengkakan di tumit, yang diikuti
pembengkakan betis dan paha .
GEJALA
• Gejala utama sindrom nefrotik adalah penumpukan cairan dalam tubuh atau
edema. Edema terjadi akibat rendahnya protein dalam darah, sehingga
menyebabkan cairan dari dalam pembuluh darah bocor keluar dan menumpuk di
jaringan tubuh.
• Pada anak-anak, edema yang disebabkan sindrom nefrotik dapat diamati dari
pembengkakan di wajah. Sedangkan pada orang dewasa, edema dapat diamati
dari pembengkakan di tumit, yang diikuti pembengkakan di betis dan paha.
• Gejala sindrom nefrotik lain yang dapat muncul adalah:
• Urine yang berbusa akibat adanya protein dalam urine.
• Diare.
• Mual.
• Letih, lesu, dan kehilangan nafsu makan.
• Bertambahnya berat badan akibat penumpukan cairan tubuh.
• Sindrom nefrotik yang disebabkan oleh penyakit lain juga akan menimbulkan
gejala penyakit tersebut. Contohnya, sindrom nefrotik yang disebabkan
oleh rheumatoid arthritis dapat menimbulkan gejala nyeri sendi
DIAGNOSIS
• Pada pemeriksaan awal, dokter akan menanyakan gejala-gejala yang dirasakan dan memeriksa
kondisi fisik penderita. Selain itu, dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan pasien, terutama
penyakit yang pernah diderita.
• Jika penderita adalah anak-anak, dokter juga akan menanyakan kepada keluarganya, apakah ada
anggota keluarga yang pernah menderita penyakit tersebut.Jika dokter menduga seseorang
menderita sindrom nefrotik, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan yang meliputi:
• Tes urine
• Sampel urine akan diperiksa di laboratorium untuk melihat ada tidaknya protein yang bocor. Dokter
dapat meminta pasien untuk melakukan pengambilan sampel urine selama 24 penuh.
• Tes darah
• Tes darah dilakukan dengan mengambil sampel darah pasien untuk memeriksa kadar protein dalam
darah (albumin), disertai dengan tes fungsi ginjal. Tes darah juga dapat dilakukan untuk mencari
penyebab sindrom nefrotik, misalnya pemeriksaan kadar gula darah bagi yang menderita diabetes.
• Biopsi ginjal
• Prosedur ini digunakan untuk mengambil sampel jaringan pada ginjal. Biopsi ginjal dilakukan untuk
memeriksa jaringan ginjal melalui mikroskop.
SYARAT DIET
• Energi cukup untuk memprtahankan keseimbangan nitrogen positif , yang
• Protein sedang, yaitu 1,0 g/ kg BB, atau 0,8 g/kg BB di tambah jumlah ph
yang dikeluarkan melalui urin. Utamakan penggunaan protein bernilai
tinggi.
• Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total. Perbandingan
lemak jenuh ,lemak jenuh tunggal, lemak jenuh ganda adalah 1:1:1.
• Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan energi. Utamakan penggunaan
karbohidrat kompleks.
• Natrium dibatasi yaitu 1-4 g sehari , tergantung berat ringannya endema .
• Kolesterol dibatasi <300 mg, begitu pula gula murni , bila ada peningkatan
trigliserida darah.
• Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang dikeluakan melakukan
ditambah 500 ml pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit
pernapasan.
TUJUAN DIET
• Mengganti kehilangan protein terutama
albumin
• Mengurangi edema dan menjaga
keseimbangan cairan tubuh
• Memonitor hiperkolesterolemia dan
penumpukan trigliserida
• Mengontrol hipertensi
• Mengatasi anoreksia
Jenis Diet Dan Indikasi Pemberian Sindroma Nefrotik

• Karena gejala penyakit bersifat sangat individual, diet disusu secara


individual dengan menyatakan banyak protein dan natrium yang
dibutuhkan di dalam contoh : diet sindroma nefrotik, energi: 1750
kkal, p :50 g , Na:2 g.
• Beberapa diet yang bisa diterapkan untuk mencegah sekaligus
menghindari komplikasi akibat sindrom nefrotik.
• Diet protein -> gangguan ginjal akibat sindrom nefrotik
menyebabkn kehilangan banyak protein dalam tubuh, resiko ini bisa
dicegah dengan mengkonsumsi makanan kaya protein sesuai
kondisi ginjal
• Deit sodium -> diet rendah sodium disarankan untuk mengidap
sindrom nefrotik , hal ini berpotensi sebabkan pembengkakan ginjal
dan hipertensi pada pengidap sindrom nefrotik
• Diet lemak -> perlu mengurangi asuapan lemak untuk mencegak
penyakit kardiovaskular
Gagal Ginjal Akut

Definisi
• Gagal ginjal akut merupakan istilah yang merujuk pada
kondisi ketika ginjal seseorang rusak secara mendadak,
sehingga tidak bisa berfungsi. Gagal ginjal akut terjadi
ketika ginjal tiba-tiba tidak bisa menyaring limbah kimiawi
dari darah yang bisa memicu bertumpuknya limbah
tersebut.
• Biasanya, gagal ginjal akut terjadi sebagai komplikasi dari
penyakit serius lainnya, dan umumnya diderita oleh orang
tua atau pasien perawatan intensif di rumah sakit. Ginjal
dapat mengalami kondisi gagal ginjal akut secara cepat,
hanya dalam beberapa jam saja. Jika tidak ditangani dengan
segera, gagal ginjal akut bisa membahayakan nyawa
penderitanya.
PENYEBAB
• Gagal ginjal akut dapat terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke ginjal, seperti pada:
• Volume darah yang rendah karena perdarahan, muntah dan diare berlebihan sehingga
mengakibatkan dehidrasi berat, luka bakar.
• Jumlah darah yang dipompa jantung di bawah normal karena syok anafilaktik, gagal hati, gagal
jantung atau sepsis.
• Lalu gagal ginjal akut juga dapat terjadi akibat cedera pada ginjal sendiri akibat:
• Penyakit tertentu, contoh glomerulonefritis, sindrom hemolitik uremik, vaskulitis, dan skleroderma.
• Penggumpalan darah pada pembuluh darah vena dan arteri ginjal.
• Infeksi.
• Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid dan antibiotik aminoglikosida.
• Cairan kontras yang digunakan pada saat pemeriksaan foto Rontgen atau CT Scan.
• Racun lainnya, seperti alkohol atau logam berat
• Selain itu, gagal ginjal akut dapat diakibatkan oleh tersumbatnya saluran urine, sehingga limbah dari
ginjal tidak bisa dibuang melalui urine. Tersumbatnya aliran urine ini dapat disebabkan oleh:
• Pembesaran prostat
• Batu ginjal.
• Tumor daerah panggul, contoh tumor kandung kemih atau ovarium.
GEJALA
• Berkurangnya produksi urine.
• Mual dan muntah.
• Nafsu makan berkurang.
• Bau napas menjadi tidak sedap.
• Sesak.
• Tingginya tekanan darah.
• Mudah lelah.
• Penumpukan cairan dalam tubuh (edema), yang dapat menyebabkan pembengkakan pada tungkai
atau kaki.
• Penurunan kesadaran.
• Dehidrasi.
• Kejang.
• Tremor.
• Nyeri pada punggung, di bawah tulang rusuk (flank pain).
• Pada fase awal, gagal ginjal akut biasanya tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, penyakit ini
bisa memburuk dengan cepat dan tiba-tiba penderita mengalami beberapa gejala di atas.
DIAGNOSIS
• Untuk mendiagnosis gagal ginjal akut, dokter akan melakukan beberapa hal
berikut:
• Tes darah.
• Tes urine dan pengukuran volume urine yang keluar.
• Pemindaian.
• Biopsi ginjal
• Biasanya, pasien dewasa bisa disimpulkan terkena gagal ginjal akut jika hasil
diagnosis menunjukkan bahwa:
• Kandungan kreatinin dalam darah di atas normal dan terus meningkat.
• Selain kreatinin, peningkatan ureum darah yang cepat juga terjadi pada gagal ginjal
akut.
• Volume urine yang dibuang berkurang.
• Tes pemindaian seperti USG ginjal ataupun CT scan dapat digunakan untuk
mencari penyebab gagal ginjal akut, misalnya ada penyumbatan pada sistem
saluran kemih. Pemeriksaan dengan mengambil sebagian jaringan ginjal sebagai
sampel untuk diperiksa di bawah mikroskop (biopsi), terkadang diperlukan untuk
menentukan penyebab gagal ginjal akut.
SYARAT DIET
• Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25-35 kkal/BB.
• Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg BB.
Katabolic ringan kebutuhan protein 0,6-1 g/kg
• Lemak sedang, yaitu 20-30 % dari kebutuhan energy total, atau antara 1,5
g/kg BB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5 g/kg BB.
• Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energy setelah dikurangi jumlah
energy yang diperoleh dari protein dan lemak. Apabila terdapat
hipertrigliseridemia, batasi penggunaan karbohidrat sederhana atau gula
murni.
• Natrium dan kalium dibatasi bila ada anuria
• Cairan, sebagai pengganti cairanyang keluar melalui muntah, diare, dan
urin + 500 ml.
• Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk
formula enteral atau parenteral. Bila diperlukan, tambahkan suplemen
atau folat, vitamin B6, vitamin C, vitamin A, dan vitamin K.
TUJUAN DIET
• Memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan fungsi ginjal
• Menurunkan kadar ureum darah
• Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
• Memperbaiki dan mempertahankan status gizi
optimal dan mempercepat penyembuhan
Jenis Diet Dan Indikasi Pemberian Gagal Ginjal Akut

• Jenis diet yang diberikan disesuaikan dengan


keadaan pasien dan berat ringannya katabolisme
protein. Pada katabolic ringan ( keracunan obat)
dapat diberikanmakanan per oral dalam bentuk
lunak. Pada katabolic sedang ( infeksi, peritonitis),
serta katabolic berat (luka bakar, sepsis) diberikan
makanan formula enteral dan atau parenteral.
Jenis diet yang diberikan adalah:
• Diet Gagal Ginjal Akut Lunak
• Diet Gagal Ginjal Akut Cair
GINJAL KRONIK
• Penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi ginjal menurun secara
bertahap karena kerusakan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan sebagai penurunan laju
penyaringan atau filtrasi ginjal selama 3 bulan atau lebih.
• Ginjal berfungsi menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah sebelum dibuang melalui cairan urine. Setiap
hari, kedua ginjal menyaring sekitar 120-150 liter darah, dan menghasilkan sekitar 1-2 liter urine.
• Di dalam setiap ginjal, terdapat unit penyaring atau nefron yang terdiri dari glomerulus dan tubulus. Glomerulus
menyaring cairan dan limbah untuk dikeluarkan, serta mencegah keluarnya sel darah dan molekul besar yang
berbentuk protein.
• Selanjutnya, saat darah melewati unit penyaring tubulus, mineral yang dibutuhkan tubuh disaring kembali
sedangkan sisanya dibuang sebagai limbah. Selain menyaring limbah dan kelebihan cairan, fungsi ginjal lain yang
penting dalam tubuh, di antaranya:
• Menghasilkan enzim renin yang menjaga tekanan darah dan kadar garam dalam tubuh tetap normal.
• Membuat hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang memproduksi sel darah merah.
• Memproduksi vitamin Ddalam bentuk aktif yang menjaga kesehatan tulang.
• Dalam kondisi gagal ginjal kronis, cairan dan elektrolit, serta limbah dapat menumpuk dalam tubuh. Gejala dapat
terasa lebih jelas saat fungsi ginjal sudah semakin menurun. Pada tahap akhir GGK, kondisi penderita dapat
berbahaya jika tidak ditangani dengan terapi pengganti ginjal, salah satunya cuci darah.
• Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan global yang jumlahnya terus meningkat. Berdasarkan hasil
Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 oleh Kementrian Kesehatan RI, sebanyak 0,2% dari total jumlah penduduk
Indonesia.
• Berdasarkan Indonesian Renal Registry yang digagas oleh perkumpulan dokter ginjal se-Indonesia, pada tahun
2016, lebih dari 8000 pasien GGK disebabkan oleh diabetes (nefropati diabetik), dan merupakan penyebab
terbanyak di Indonesia. Disusul oleh hipertensi yang jumlahnya hampir 4000 penderita.
• Penderita GGK yang aktif cuci darah juga terus meningkat dari 30 ribu pada tahun 2015, menjadi lebih dari 50 ribu
pada tahun 2016. Hal ini baik, karena semakin banyak penderita gagal ginjal kronis tahap akhir yang sudah
mengerti dengan pengobatannya. Namun di sisi lain juga menjadi peringatan karena kurang baiknya penanganan
gagal ginjal kronis, sehingga membutuhkan terapi pengganti ginjal.
PENYEBAB
Gagal ginjal kronis disebabkan oleh kerusakan
fungsi ginjal, akibat penyakit yang terjadi dalam
jangka panjang. Penyakit tersebut bisa diabetes,
tekanan darah tinggi, atau penyakit asam urat.
GEJALA
• Gejala gagal ginjal kronis seringkali muncul
ketika sudah masuk tahap lanjut. Gejala
tersebut meliputi:
• Kemunculan darah dalam urine.
• Pembengkakan pada tungkai.
• Tekanan darah tinggi yang tidak terkendali.
DIAGNOSIS
• Untuk memastikan kondisi ginjal penderita, dokter perlu melakukan beberapa tes untuk menilai fungsi ginjal dan
mendeteksi kerusakan ginjal. Tes tersebut meliputi:
• Tes darah.
• Tes urine.
• Biopsi ginjal.
• Setelah hasil tes menunjukkan indikasi gagal ginjal, dokter perlu mengetahui fungsi ginjal yang masih tersisa dan
stadium gagal ginjal yang dialami penderita melalui pemeriksaan laju filtrasi glomerulus atau LFG.

• Pemeriksaan LFG atau eGFR mengukur penyaringan limbah dalam darah oleh ginjal berdasarkan kadar kreatinin
dalam darah, usia ukuran tubuh, dan jenis kelamin. Tes LFG ini dibutuhkan guna menentukan langkah pengobatan
yang sesuai. Berdasarkan pemeriksaan LFG, maka stadium gagal ginjal dapat terbagi menjadi:
• Stadium 1, nilai LFG di atas 90.
• Stadium 2, nilai LFG 60 hingga 89.
• Stadium 3, nilai LFG 30 hingga 59.
• Stadium 4, nilai LFG 15 hingga 29.
• Stadium 5, nilai LFG di bawah 15.
• Pada orang dewasa, nilai LFG normal berada di atas 90, meski seiring penambahan usia, nilai tesebut dapat
berkurang walaupun tanpa penyakit ginjal. Nilai rata-rata LFG berdasarkan usia adalah:
• Usia 20-29, nilai LFG rata-rata 116.
• Usia 30-39, nilai LFG rata-rata 107
• USia 40-49, nilai LFG rata-rata 99
• Usia 50-59, nilai LFG rata-rata 85.
• Usia diatas 70 tahun, nilai LFG rata-rata 75.
• Selain nilai rata-rata LFG, tes untuk melihat kadar albumin dalam darah maupun urine juga akan dilakukan guna
menentukan tingkat keparahan penyakit GGK. Seseorang dinyatakan mengalami gagal ginjal kronis jika selama 3
bulan, nillai rata-rata LFG di bawah 60 dengan ditandai kadar protein (albumin) yang tinggi dalam urine.
• Hasil LFG dari waktu ke waktu dapat naik atau turun. Perubahan nilai LFG yang begitu besar dapat membuat
stadium penderita bertambah atau menurun. Namun yang terpenting, nilai rata-rata LFG tidak menunjukkan hasil
yang semakin menurun.
SYARAT
• energi cukup, yaitu 35 kkal/kgbb.
• Protein rendah, yaitu 0,6-0,7g/kg bb. Sebagian harus bernilai biologik
tinggi.
• lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total. Diutamakan lemak
tidak jenuh ganda.
• karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi jumlah energi
yang diperoleh dari protein dan lemak.
• natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau
anuria.banyaknya natrium yang diberikan antara 1-3 g.
• kalium dibatasi 40-70 mEq apabila ada hiperkalemia(kalium darah >5,5
mEq),oliguria, atau anuria.
• cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran
cairanmelalui keringat dan pernafasan +- 500ml.
• vitamin cukup, bila perlu diberikan tambahan suplemen asam folat,
vitamin C,dan D.
TUJUAN
• mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi
ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
• mencegah dan menurunkan kadar ureum yang
tinggi.
• mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
• mencegah atau mengurangi progresivitas gagal
ginjal, dengan memperlambat penurunan laju
filtrasi glomerulus.
Jenis Diet Dan Indikasi Pemberian Penyakit Ginjal Kronik

• gagal ginjal kronis ada tiga jenis diet yang diberikan


menurut berat badan pasien, yaitu.
• Diet Protein rendah I : 30g protein. Diberikan pada
pasien dengan berat badan 50 kg.
• Diet Protein rendah II :35g protein. Diberikan pada
pasien dengan berat badan 60kg.
• Diet Protein rendah III :40g protein. Diberikan pada
pasien dengan berat badan 65kg.
• karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik
sangat tergantung pada keadaan dan berat badan
perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat
lebih tinggi atau lebih
Contoh Kasus Sindroma Nefrotik &
NCP
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn.X
• Usia : 60 tahun
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Diagnosa : Nefrotik syndrome dengan
hipertensi st II dan Dislipidemia
SKRINING GIZI
NO INDIKATOR KETERANGAN

1 Perubahan BB -

2 Nafsu Makan Berkurang -

3 Kesulitan mengunyah / menelan -

4 Mual muntah -

5 Diare / konstipasi -

6 Alergi / intoleransi zat gizi -

7 Diet khusus +

8 Enteral / parenteral -

9 Serum albumin darah -


NUTRITION ASSESSMENT
Data Antropometri
• BB = 65 Kg
• TB = 170 cm
BB
• IMT =
(𝑇𝐵)2
65
• =
(1.70)2
• = 22.49 (Penilaian : Status Gizi Normal)
• BBI = (TB - 100) - 10% (TB – 100)
• = (170 – 100) - 7
• = 63 Kg
Data Biokimia
N Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal Kesimpulan
O

1 Urea nitrogen 70 mg/dl 20-30 g/100ml Tinggi

2 Creatinin 6 mg/dl 1,0-1,7 mg/100 ml Tinggi

3 Uric acid 12 mg/dl 3-7,5 mg/100 ml Tinggi

4 BUN 92 mg/dl 8-20 mg/100 ml Tinggi

5 Cholesterol 256 mg/dl 150-280 mg/100 Rendah


ml
6 Trigliseride 185 mg/dl 250 mg/100 ml Rendah

7 Total protein 4 mg/dl 6-7, mg/100 ml Rendah


Data Klinis
• Tekanan darah : 180/100 mmHg (hypertensi st II)

Riwayat Makan
• Makanan pokok: nasi, 3x/hari 1 piring, sayur :bayam,
daun singkong, labu siam, 3x/hari ½ mangkuk, Lauk
hewani : ayam dan ikan, 3x/hari, 1 potong sedang, Lauk
nabati : Tempe tahu, tidak pasti, 2-3x/mgg, buah : tidak
tentu kadang, 1-2 x/minggu,
• Snack : nagasari, pisang rebus, kacang rebus, dll yang
tidak digoreng, dulu suka mengkonsumsi soft drink
NUTRITION DIAGNOSIS

Domain Intake
• NI - 5.4 Intake lemak berlebih Penurunan kebutuhan zat gizi
protein Disfungsi ginjal BUN tinggi, kreatinin tinggi, uric
acid tinggi, urea nitrogen tinggi, dan proteinuria tinggi
• NI –55.2 Penurunan kebutuhan zat gizi Intake mineral Na
lebih Kurangnya pengetahuan tentang status penyakit
yang membutuhkan pembatasan mineral (Na0 Hipertensi
(180/100 mmHg)
Domain Klinis
• NC - 2.2 Berat badan lebih Perubahan nilai lab terkait zat
gizi (protein) Gangguan fungsi ginjal (nefrotik syndrome
dengan hipertensi) BUN tinggi, kreatinin tinggi, uric acid
tinggi, urea nitrogen tinggi, dan proteinuria tinggi
NUTRITION INTERVENTION

Tujuan
• Tidak memberatkan faal ginjal
• Mengurangi retensi garam
• Mengganti protein yang hilang bersama urin
• Mengontrol hipertensi
• Mengontrol hipercholesterol
• Mangatasi anoreksia
Syarat dan Prinsip Diet
• Enrgi sesuai sesuai umur
• Lemak dibatasi (lemak jenuh)
• Pembatasan cholesterol
• Pemberian < 30% total kalori (10 % tak jenuh
tunggal, 10 % tak jenuh ganda dan 10 % lemak
jenuh
• Menghindari bahan makanan tinggi natrium
• Cara pemesanan diet : Diet Syndrome
nefrotik, RG II
• Bentuk makanan : ML
• Frekuensi pemberian : 3 kali makanan utama,
2 kali selingan
• Cara pemberian : oral
Perhitungan Kebutuhan Energi
• BMR = BB x 24 jam x 1 kkal=65 x 24 jam x 1 kkal = 1560 kkal
• Koreksi tidur =BB x 8 jam x 0,1 kkal=65 x 8 jam x 0,1 kkal = 52 kkal -
• = 1508 kkal
• Aktifitas = 50% x 1508 kkal = 754 kkal +
• = 2262 kkal
• SDA = 10 % x 2262 kkal = 226,2 kkal +
• Total kebutuhan energy = 2488,2 kkal
• Protein = 0.8gr/kg = 0.8 x 63 = 50.4 gram x 4 = 201.6 kkal
• Lemak = 25% x 2051.74 kkal = 622.05 kkal : 9 = 69.11 gram
• Karbohidrat = 2488,2 – (201.6 + 622.05)
• = 1664.55 kkal : 4 = 416.13 gr
• Energi Pagi = 30% x 2488,2 kkal = 746.46 kkal
• Energi Siang = 35% x 2488,2 kkal = 870.87 kkal
• Energi Malam = 35% x 2488,2 kkal = 870.87 kkal
IMPLEMENTASI
• Penyusunan menu sehari : terlampir
• Rencana konsultasi Gizi Konsultasi
• Masalah Gizi : Penyakit ginjal (syndrome nefrotik, hipertensi, dislipidemia)
• Materi : Pengertian syndrome nefrotik, hipertensi, dyslipidemia, Diit penyakit
ginjal (syndrome nefrotik, hipertensi, dislipidemia) Contoh menu yang seimbang
• Tujuan umum Setelah melakukan penyuluhan, klien dan keluarga mengenali,
mengerti dan mampu membuat keputusan yang benar dalam mengatasi masalah
syndrome nefrotik, hipertensi, dislipidemia.
• Tujuan khusus Memberikan pengetahuan dan penjelasan. Mengenai pola Menu
seimbang dan makanan yang bergizi.
• Memberikan motivasi kepada pasien.
• Sasaran : pasien dan keluarga
• Waktu : 30menit
• Metode : konsultasi dan Tanya jawab
• Media : leaflet tentang syndrome nefrotik, hipertensi, dislipidemia dan food
model
• Tempat : rumah sakit (poligizi)
EDUKASI
• Penjelasan mengenai penyakit ginjal (nefrotik
syndrome, hipertensi, dan dyslipidemia
• Penjelasan mengenai pola makan yang sehat dan
seimbang
• Memperbaiki kebiasaan makan kurang baik
• Menganjurkan untuk mempertahankan berat
badan normal
• Menganjurkan memperbanyak makanan berserat
tinggi (sayur, buah dan karbohidrat kompleks)
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring
• Asupan makan per hari
• Perubahan BB
• Perubahan hasil laboratorium
• Perubahan fisik klinis
• Perubahan kadar lipid
• Perubahan pola makan
Evaluasi
• Adakah perubahan asupan makan per hari ?
• Adakah perubahan BB ?
• Adakah perubahan hasil laboratorium ?
• Adakah perubahan fisik klinis ?
Contoh Kasus Gagal Ginjal Akut & NCP
Seorang pasien perempuan umur 2 tahun 6 bulan, BB saat ini : 14,1 kg,
(sebelum masuk RS : 13 kg). TB / PB : 89 cm, LLA : 18 cm masuk RS dengan
diagnosa medis gagal ginjal dengan hipertensi. Datang dengan riwayat : 10
HRSMRS demam, batuk, pilek, BAB agak keras, BAK lancar. 8 HRSMRS mondok
di RSU, demam (+), batuk sedikit, ada pucat lalu ditransfusi darah, perut
kembung (+) dilakukan USG Abdomen (Renal Parenchym Disease Bilateral),
BAK sedikit – sedikit, demam turun 2 hari lalu naik lagi. 5 HRSMRS demam (+),
BAK sering tapi sedikit – sedikit, badan mulai tampak agak bengkak, Ureum
87,7 gr/dl, Cretinin : 5,42 gr/dl. Riwayat keluarga penyakit ginjal dari pihak
ayah (>3 orang), penyakit hipertensi : ayah, nenek (dari pihak ayah), DM (-).
Penderita mempunyai pola makan sbb : makan 2-3 x sehari, makanan pokok :
nasi 2-3x/hari, ± ½ centong, lauk hewani : 4-5x/minggu, 1 potong sedang
(ungkep, goreng) tidak suka telur atau daging, lauk nabati : tahu/ tempe 5-
6x/minggu, 1 ptg sedang, sayur berkuah seperti gulai daun sngkong, sup
lodeh 4-5x/minggu, buah : pisang ambon, jeruk 5-6x/minggu, 1 buah air
minum : air putih >5 gelas/hari, 120cc, snack : potato dan kerupuk hampir
tiap hari. Susun pelayanan gizi untuk pasien tersebut.
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Nn. X
• Umur : 2 tahun 6 bulan
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Diagnosa : gagal ginjal dengan hipertensi
SKRINING GIZI
NO INDIKATOR KETERANGAN

1 Perubahan BB +

2 Nafsu makan berkurang -

3 Kesulitan Mengunyah dan Menelan +

4 Mual dan Muntah -

5 Diare / Konstipasi -

6 Alergi dan Intoleran zat gizi -

7 Diet Khusus +

8 Enteral / Parental -

9 Serum Albumin darah -


NUTRITION ASSESMENT
Data Antropometri
• PB : 89 cm
• BB : 14,1 kg
• LLA : 18 cm
• Umur : 2 tahun 6 bulan
• Status Gizi Kategori Z-score
89
• PB/ U =
2
• = 44.5 ( Normal )
14.1
• BB/U =
2
• = 7.05 ( Gizi Baik )
14.1
• BB/PB =
89
• = 0.15 ( Normal )
17.84
• IMT/U =
2
• = 8.92 ( Normal )
Data Biokimia

N Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


O

1 Biokimia Ureum 87,7 gr/dl

2 Cretinin 5,42 gr/dl


Data Fisik dan Klinis
• 10 HRSMRS demam, batuk, pilek, BAB agak keras,
BAK lancar.
• 8 HRSMRS mondok di RSU, demam (+), batuk
sedikit, ada pucat lalu ditransfusi darah, perut
kembung (+) dilakukan USG Abdomen (Renal
Parenchym Disease Bilateral), BAK sedikit –
sedikit, demam turun 2 hari lalu naik lagi.
• 5 HRSMRS demam (+), BAK sering tapi sedikit –
sedikit
• Badan mulai tampak agak bengkak
Riwayat Makan
• makan 2-3 x sehari, makanan pokok : nasi 2-3x/hari, ± ½ centong,
• lauk hewani : 4-5x/minggu, 1 potong sedang (ungkep, goreng) tidak
suka telur atau daging,
• lauk nabati : tahu/ tempe 5-6x/minggu, 1 ptg sedang, sayur berkuah
seperti gulai daun sngkong, sup lodeh 4-5x/minggu,
• buah : pisang ambon, jeruk 5-6x/minggu,
• 1 buah air minum : air putih >5 gelas/hari, 120cc,
• snack : potato dan kerupuk
Riwayat Penyakit
• Riwayat keluarga penyakit ginjal dari pihak ayah (>3 orang),
penyakit hipertensi : ayah, nenek (dari pihak ayah), DM (-).
NUTRITION DIAGNOSIS
Domain Intake
• NI-3.2 Intake Cairan berlebih Adanya faktor fisiologis,
yaitu penurunan kebutuhan cairan akibat adanya
gangguan fungsi ginjal Edema
• NI-5.4 Penurunan Kebutuhan zat gizi (Protein) Disfungsi
ginjal (gagal ginjal dengan hipertensi) Edema
Domain Klinis
• NC-2.2 Perubahan Nilai zat gizi Lab Ureum :87,7 gr/dl,
Creatinin : 5,42 gr/dl terkait Gangguan fungsi ginjal ,
gagal ginjal dengan hipertensi Edema
NUTRITION INTERVENTION
Tujuan
• Mempertahankan status gizi Meringankan kerja ginjal
• Memperbaiki Keadaan Umum
• Memberi contoh menu yang sehat dan seimbang
• Mengganti protein yang keluar bersama urin
• Menurunkan produksi sampah yang harus diekskresi
• Menghindari ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
Prinsip dan Syarat
• Energi sesuai dengan kebutuhan sehari
• Lemak cukuup
• Protein tinggi 3-4 gr/kg berat badan
• Konsumsi sayuran hijau ditambah untuk meningkatkan
kadar Hb
• Natrium dibatasi
• Cara pemesanan diet : Tinggi Protein Rendah
Garam
• Bentuk makanan : ML
• Frekuensi pemberian : 3 kali makanan utama,
2 kali selingan
• Cara pemberian : oral
• Perhitungan Kebutuhan Energi
• Nelson
• KKB = 50% x 100 kkal/kg BB
• = 50% x 100 kkal x 14,1 kg = 705 kkal
• Pertumbuhan = 10 % x 705 kkal = 70,5 kkal+
• = 775,5 kkal
• Aktivitas = 12 % x 775,5 kkal = 93,06 kkal+
• = 868,56 kkal
• Feces = 10 % x 868,56 kkal = 70,5 kkal
• = 955,41 kkal
• SDA = 10 % x 955,41 kkal = 95,54 kkal
• =1050,95 kkal
• Kenaikan BMR 12% = 12% x 705 kkal = 84,6 kkal
• = 1135,55 kkal

• Total Kalori sehari yang dibutuhkan Klien adalah 1135,58 kkal
• Kalori yang dibutuhkan : 1135, 58 kkal
• Lemak : 25 % x 1135,58 kkal = 283,9 kkal = 31,54 g
• Protein : 4g/Kg BB = 4g x 14,1 kg = 56,4 g = 225,6 kkal
• KH :Energi-(L+P)
• = 1135,58 kkal – (283,9 kkal + 225,6 kkal)
• = 626,06 kkal = 156,51 g
IMPLEMENTASI
• Penyusunan menu sehari
• Rencana Konsultasi Gizi Masalah Gizi : Penyakit Gagal Ginjal
• Materi Penjelasan mengenai Gagal Ginjal, Diit khusus untuk Gagal
Ginjal, Contoh menu seimbang. Dengan tujuan Memberi
pengetahuan dan penjelasan tentang masalah gizi yang diderita
klien. Agar keluarga pasien dapat mengerti pentingnya diet yang
dijalani. Dan pentingnya pola makan yang benar.
• Sasaran : orang tua pasien
• Waktu : 30 menit
• Metode : Konsultasi dan tanya jawab
• Media : food Model dan leaflet
• Tempat : kamar perawatan dan poligizi

EDUKASI
• Menjelaskan Mengenai Gagal Ginjal
• Penjelasan mengenai Diit Gagal Ginjal dan Hipertensi
MONITORING DAN EVALUASI
• Asupan makan/ hari
• Perubahan fisik klinis seperti; edema, KU
membaik
• Perubahan BB, sehingga status gizi tetap stabil
• Perubahan pola makan
• Perubahan data biokimia (ureum dan
creatinin)
Contoh Kasus Penyakit Ginjal Kronik
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. H
• Umur : 28 Tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga ( IRT )
• Agama : Islam
• Pendidikan : SMA
• Tanggal Masuk : 27 / 01 / 2012

• Ruang Rawat: Lontara 1 Bawah Belakang, Kamar 62.
• Diagnosa Medis : CKD Stage V.
• Alamat : Desa; Datara, Kec; Bonto Ramba, Jeneponto,
Makassar.
DATA SUBJEKTIF
• Keluhan Utama : Pasien merasa sesak nafas, mual, dan badan terasa lemah.
• Riwayat Penyakit Sekarang :
• Pasien merasa nyeri seperti di tusuk terutama saat BAK
• Pasien tidak mencucih darah
• Terdapat Oedema di kaki sebelah kanan.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
• Pasien tidak mempunyai penyakit sebelumnya.
• Riwayat Gizi Sekarang :
• Asupan makanya kurang
• Makanan dari RS tidak pernah di habiskan
• Sering mengkonsumsi makanan ringan dari luar.
• Riwayat Gizi Dahulu :
• Pola makan 3 ×/hari.
• Sebelum masuk RS napsu makannya baik
• Tidak suka mengkonsumsi ikan
• Sering mengkonsumsi bakso / pangsit
• Sosial Ekonomi :
• Ny. H bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga, ia sudah menikah dan memiliki seorang anak,
suaminya bekerja sebagai seorang petani, Dan Penghasilannya cukup.
• NUTRITION ASSESMENT
• Data Antropometri
• U : 28 Thun
• TB : 153 cm
• BB : 48 Kg + Odema
• BB Koreksi = 48 ( 10% - 48 )
• = 48 – 4.8
• = 43.2
BB
• IMT =
(𝑇𝐵)2
48
• =
(1.53)2
• = 20.51 (Penilaian : Status Gizi Normal)
• BBI = (TB - 100) - 10% (TB – 100)
• = (153 – 100) - 10% (153 – 100)
• = 47.7 Kg
• NUTRITION DIAGNOSIS
• Domain Intake
• NI.52.2. Kelebihan intake protein di sebabkan oleh kurangnya nafsu
makan dan ditandai dengan Hasil recall 24 jam sebelum intervensi :
E : 992.45 kkal (50.55%), P : 17.15 gr (59.92%), L : 14.5 gr
(26.59%), KH : 148 gr(46.39%)

• Domain klinik
• NC.2.2 Perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus yang
disebabkan oleh gangguan sistem gastrotestinal dan disfungsi ginjal
akibat penyumbatan usus bagian colon yang ditandai dengan :
Ureum ↑, Kratinin ↑, Albumin ↓, Asam urat ↑
• Domain Behaviour
• NB. 1.3 Belum siap untuk melakukan diet atau perubahan pola
hidup yang disebabkan karena kurangnya kemauan untuk berubah
atau memperbaiki kesalahan yang ditandai dengan penolakan
terhadap diet yang dianjurkan seperti tidak suka makan rumah
sakit. Dan tidak suka makan ikan.
• NUTRITION INTERVENTION
• Tujuan
• Memberikan makanan yang adekuat untuk
• Membantu menurunkan kadar ureum dan kreatinin
agar menjadi normal
• Untuk mempertahankan status gizi optimal dengan
memperhitungkan sisa fungsi ginjal agar tidak
memberatkan fungsi ginjal
• Untuk menurunkan asam urat
• Meningkatkan albumin
• Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
• Mencegah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal
dengan memperlambat turunyna laju filtrasi
glomerulus
• Prinsip dan Syarat
• Energi cukup yaitu 35 kkal/kg BB
• Protein rendah yaitu 0.6 – 0.8 gr/kg BB
• Lemak cukup yaitu 25% dari kebutuhan energi total ( Di
utamakan lemak tidak jenuh ganda ).
• Karbohidrat cukup yaitu kebutuhan energi total di
kurangi energi yang berasal dari lemak.
• Natrium di batasi karena ada Oedema, banyak natrium
yang di butuhkan yang di berikan antara 1 – 3 gr.
• Kalium di batasi ( 40 – 70 mEq )
• Cairan di batasi yaitu sebanyak jumlah urin sehari
ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan
pernapasan ( ± 500 ml )
• Cara pemesanan diet : Rendah Garam ( RG ),
Rendah Protein ( RP ).
• Bentuk makanan : ML
• Frekuensi pemberian : 3 kali makanan utama,
2 kali selingan
• Cara pemberian : oral
• Perhitungan Kebutuhan Gizi :
• Kebutuhan Energi :
• BEE = 35 × BBI
• = 35 × 47.7
• = 1669.5 kkal
• Factor Aktifitas ( Fa ) :
• Tidur = 15 jam =

• Duduk = 5 jam =
• Berdiri = 2 jam =

• Berjalan = 2 jam =

• FA = 0.6 + 0.2 + 0.09 + 0.09
• = 0.98
• Total Energi Esensial ( TEE ) :
• TEE = BEE ×Fa ×Fs
• = 1669.5 × 0.98 ×1.2
• = 1963.3 kkal
• Kebutuhan Zat Gizi :
• Protein = 0.6 × BBI
• = 0.6 × 47.7
• = 28.62 Gr.

• Lemak =

• KH = = 319.03
• IMPLEMENTASI
• Diet Pasien
• Diet yang di berikan adalah RG, RP, dengan tujuan agar tidak memberatkan fungsi ginjal dan
membantu menurunkan kadar ureum dan kreatinin dalam darah dan juga membantu mengatur
keseimbangan elektrolit.

• Diet yang di berikan tersebut mengandung Energi sebesar, 1963.3, kkal, Protein, 0.8 gr/kg BB,
Lemak 25% dan Karbohidrat sisa dari protein dan lemak sebesar dari energi. Diet pasien di berikan
dalam bentuk makanan Lunak.

• Standar kebutuhan Energi Dan Zat Gizi.
• Dari hasil perhitungan, maka didapatkan standar kebutuhan energi dan zat gizi harian pasien.
• Energi = 1963.3 kkal
• Protein= 28.62 Gr.
• Lemak = 54.53 Gr
• KH = 319.03 Gr
• Sasaran : Pasien dan keluarga
• Waktu : 10 menit
• Tempat : Lontar 1, bawah belakang, ruangan 62.
• Alat Bantu : Leaflet
• Metode : Penyuluhan individu dan Tanya jawab
• EDUKASI
• Memberikan Materi : Diet rendah garam II ( RG II ), Diet rendah protein ( RP )
MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring
• Asupan zat – zat Gizi
• Pemeriksaan Antropometri ( BB )
• Pemeriksaan Laboratorium
• Pemeriksaan Fisik / Klinis

Evaluasi
• Menayakan kembali isi materi yang telah di berikan
• Melihat kapatuhan pasien dalam menjalankan diet.

Anda mungkin juga menyukai