Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA AT CAUSA CA REKTI


1. DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit
lebih rendah dari harga normal.
Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb
< 12 g/dl dan Ht < 37 % pada wanita.
Memungkinkan terjadinya :

Penurunan kuantitas hemoglobin

Penurunan komponen eritrosit

Ca Recti merupakan salah satu dari keganasan pada kolon dan


rektum yang khusus menyerang bagian Recti yang terjadi akibat gangguan
proliferasi sel epitel yang tidak terkendali.
Kanker rekti adalah pertumbuhan sel abnormal atau keganasan atau
maligna pada daerah rectum.Kanker kolorektal adalah suatu tumor kedua yang
mematikan setelah kanker paru, lebih banyak pada pria dari pada wanita
(Lucmans 1993).
Anemia at causa Ca Rekti adalah menurunya kadar Hb dalam tubuh yaitu
<14g/dl yang disebabkan oleh Ca recti, karena adanya pedarahan yang akut
maupun kronis pada recti.
2. ETIOLOGI
Penyebab dari anemia adalah
Dikelompokkan menjadi 2 faktor utama, yaitu :
1. Penurunan produksi eritrosit, dapat terjadi karena :
a. Kerusakan sumsum tulang
b. Berkurangnya bahan pembentuk eritrosit
2. Peningkatan kehilangan eritrosit dalam sirkulasi
a. percepatan penghancuran eritrosit
b. Perdarahan

Pada kasus anemia ini adalah karena adanya perdarahan pada anus atau
rekti yang disebabkan oeh sel ganas yaitu Ca recti.
3. PATOFISIOLOGI/PATHWAY
Anemia terjadi karena adanya perdarahan berlebih pada anus yang disebabkan
oleh Ca rekti.
Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta
merusak jaringan normal pada rectum kemudian meluas ke dalam sturktur
sekitarnya.
Disaat penderita melakukan BAB, terjadi perdarahan

karena adanya

penyempitan pada rectum. Perdarahan ini dimulai sedikit demi sedikit dan
dalam waktu yang lama, hingga tumor menjadi lebih besar dan kemudian
mengalami perdarahan yang lebih kronis.

Kehilangan darah 1000 ml atau lebih hilangnya beberapa struktur darah yang
akut.
Kehilangan darah 30 % atau lebih

diaphoresisi, gelisah, takikardi, nafas

tersengal-sengal, shock.
HYPOXIA

Tubuh mengadakan kompensasi

Cardiac output < pernafasan meningkat untuk memperbanyak jumlah


oksigen ke jaringan

Meningkatkan pelepasan oksigen oleh hemoglobin

Meningkatkan volume plasma dengan cara mengeluarkan cairan dari


jaringan

Distribusi ulang darah ke organ-organ vital


Cerebral Hypoxia

Hypoxia kronis

Gangguan mental

Gejala GIT

Mengantuk

Anoreksia

Sakit kepala

Nausea

Pusing

Konstipasi/diare
Stomatitis

4. MANIFESTASI KLINIS
Pada anemia:

Sistem cardiovascular : sianosis/pucat, tachycardia

Sistem respirasi : dyspnea

Sistem syaraf pusat : pusing/sakit kepala, tinnitus

Sistem pencernaan : diare/konstipasi, anoreksia, nausea, stomatitis.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Uji Hematologi/Lab. Darah : untuk menentukan jenis dan penyebab


anemia

Kadar Hb/Hmt

Indeks eritrosit, leukosit dan trombosit

Kadar Fe, asam folat, Vitamin B12

Waktu pendarahan, waktu protrombin dan waktu tromboplastin

Penatalaksanaan
-

Ditujukan penyebab dari anemia yaitu karena Ca rekti

Mengganti darah yang hilang

Dan penatalaksanaan tergantung dari jenis anemia (Aplasti, hemolitik,


defisiensi besi, megaloblastik, dll)

DAFTAR PUSTAKA

Price, A. Sylvia. 2006. Patofisiologi Edisi I, EGC : Jakarta.


Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. EGC : Jakarta.
Nanda. 2002. Diagnosis Keperawatan Nanda, EGC : Jakarta.

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Riwayat Kesehatan

Keluhan utama : kelemahan, kelelahan, malaise,perut melilit diare dan


sakit perut kambuhan,tinja berarna kecoklatan dan bercampur dengan
darah.

Faktor pencetus anemia disebabkan oleh ca recti.

Riwayat konsumsi obat dahulu pada saat sakit pasien meminum obat
resep dari dokter.

Riwayat minum alcohol,pasien mengkonsumsi alkohol hanya pada saat


remaja,sekarang tidak mengkonsumsi alkohol lagi.

Riwayat terjadinya kehilangan darah berlebihan,pernah pada saat


mengalami kecelakaan pada saat kecil berumur 14 tahun.

Riwayat keluarga: riwayat penyakit keluarga seperti yang diderita


pasien selama ini disangkal,

Riwayat nutrisi : kekurangan nutrisi esensial seperti besi, Vitamin B12


dan asam folat,dan selama sakit ada perubahan berat badan dari 85 kg
menjadi 70 kg atau turun hingga 15 kg.

b. Pemeriksaan Fisik

Status perfusi jaringan : kulit/mukosa pucat

Status respirasi : dispnea

Status cardiovaskuler : takikardi, palpitasi

Status saraf pusat : parestesia, gangguan koordinasi dan kejang

Status gastrointestinal : mual, muntah, diare, anoreksia, stomatitis.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas

Tanda : kelemahan, banyak istirahat, palpitasi, takikardi, peningkatan


TD, dispnea.

Kriteria evaluasi : peningkatan toleransi aktivitas ; nadi, pernafasan


dan tekanan darah normal.

Intervensi :
-

Kaji kemampuan melakukan tugas, catat adanya kelelahan dan


kesulitan melakukan tugas

Kaji gangguan keseimbangan jalan dan kelemahan otot

Awasi vital sign selama dan sesudah aktivitas

Ubah posisi perlahan, pantau terhadap pusing

Beri bantuan aktivitas/ambulasi bila perlu

Anjurkan menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, nafas


pendek, kelemahan dan pusing.

2. Perubahan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

Tanda : penurunan BB, perubahan mukosa mulut ; kehilangan tonus


otot

Kriteria evaluasi : peningkatan BB/stabil dengan nilai Laboratorium


normal ; tidak ada tanda malnutrisi

Intervensi :
-

Observasi dan catat masukan makanan

Timbang berat badan setiap hari

Observasi mual/muntah, flatus dan gejala lain

Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik

Berikan pencuci mulut yang diencerkan bila mukosa oral luka

Pantau hasil lab : Hb/Hmt, protein, besi, B12, asam folat dan
elektrolit serum

Beri obat sesuai interuksi : vitamin, mineral, besi oral

Beri diet halus, rendah serat, tidak merangsang

3. Resiko tinggi terhadap infeksi

Kriteria evaluasi : mengidentifikasi perilaku untuk mencegah resiko


infeksi, meningkatkan penyembuhan luka dan bebas demam.

Intervensi :
-

Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan dan klien

Pertahankan tehnik aseptic

Berikan perawatan kulit, perianal dan oral

Tingkatkan masukan cairan adekuat

Pantau dan batasi pengunjung, beri isolasi

Pantau suhu

Ambil spesimen untuk kultur sesuai indikasi

Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik

4. Kerusakan integritas kulit/resiko kerusakan integritas kulit

Kriteria evaluasi : Mengidentifikasi factor-faktor perilaku untuk


mencegah cidera kulit.

Intervensi :
-

Catat adanya perubahan pada turgor, warna, hangat local, eritema

Ubah posisi secara periodic

Ajarkan agar kulit tetap kering dan bersih

Bantu latihan rentang gerak pasif

Gunakan alat pelindung ; kasur tekanan udara, bantal sesuai indikasi

5. Konstipasi/diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan


pencernaan, efek samping terapi oral.

Tanda : perubahan frekuensi, karakteristik dan jumlah feces ;


mual/muntah ; anoreksia; nyeri abdomen tiba-tiba, gangguan bunyi
usus.

Kriteria evaluasi : fungsi usus normal ; perubahan perilaku hidup yang


diperlukan sebagai penyebab.

Intervensi :
- Observasi warna, konsistensi, frekuensi, jumlah.
- Auskultasi bunyi usus
- Awasi masukan/keluaran
- Dorong masukan 2500-3000 ml
- Konsul dengan ahli gizi : diet tinggi serat
- Berikan pelembek feces atau enema sesuai indikasi
- Berikan obat anti diare sesuai indikasi

6. Perubahan perfusi jaringan

Kemungkinan dibuktikan oleh : palpitasi, kulit pucat, membrane


mukosa kering, kuku dan rambut rapuh, ekstremitas dingin, penurunan
haluaran urine, penurunan tekanan darah capilari refill melambat,
disorientasi.

Kriteria evaluasi : menunjukkan perfusi adekuat ; tanda vital stabil,


membrane mukosa berwarna merah muda, capilari refill baik, mental
baik.

Intervensi :
-

Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane


mukosa dan kuku

Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi

Awasi upaya pernafasan : auskultasi bunyi nafas

Selidiki keluhan nyeri dada dan palpitasi

Kaji respon verbal melambat, agitasi bingung

Catat keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan sesuai indikasi

Awasi pemeriksaan laboratorium : Hb, Mmt dan jumlah eritrosit

Berikan sel darah merah sesuai indikasi

Berikan oksigen sesuai indikasi

3. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PASIEN ANEMIA


DISEBABKAN OLEH CA RECTI
Pengkajian dimulai tanggal

: 13 juni 2011

Pengkajian berakhir tanggal

: 16 juni 2011

PENGKAJIAN
I.

IDENTITAS KLIEN
Nama klien

: Tn D

Umur

: 45 tahun

Jenis kelamin

: laki-laki

Agama

: islam

Status perkawinan

: kawin

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: TNI-AD

Alamat

: Ds. Sokawera rt/rw patikraja Banyumas

Keluarga terdekat yang dapat dihubungi (orang tua, wali, suami, istri, dan
lain-lain ):

II.

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga (IRT)

Pendidikan

: SMP

Alamat

: Sokawera Rt/rw patikraja Banyumas.

STATUS KESEHATAN SAAT INI

Keluhan utama

Pasien mengatakan,merasakan kelemahan, keletihan dan diare sakit


perut kadang datang secara tiba-tiba,dan tinja berwarna kecoklatan
bercampur dengan darah.

Faktor pencetus : anemia at causa ca recti. Hb 6,5 g/dl

Lamanya keluhan: pasien mengatakan sakit sudah 3bulan

Faktor yang memperberat : keletihan dan pola makan tidak teratur

Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :


Sendiri : pasien mengatakan jika sakit datang pasien mencoba
beristirahat.
Orang lain : pasien mengatakan disuruh kerumah sakit oleh
keluarga.

Diagnosa Medik
a. Anemia tanggal 10 februari 1991
b. Operasi colon 4 maret 1991
c. Anemia at causa ca recti 13 juni 2011

Riwayat Penyakit Sebelumnya


Pasien mengatakan sebelumnya pernah menderita panyakit
yang sama dan pernah MRS di RSWK yaitu anemia ,dan pernah di
operasi pada tanggal 4 maret pada tahun 1991 pada bagian abdomen
kanan, kolon dipotong sepanjang 20 cm .

Riwayat Penyakit Keluarga


Dalam keluarga pasien yang mempunyai penyakit sama dengan
pasien adalah ibu pasien yaitu hanya anemia tetapi tidak disebabkan
oleh ca recti. Sedangkan dalam keluarga pasien tidak ada penyakit
menurun (seperti Diabetes Millitus, epilepsy, dll) maupun penyakit
menular (seperti TBC, lepra, dll)

Riwayat penyakit sekarang


Pasien mengatakan badan lemas, nafsu makanan berkurang,
pusing, tidak bisa beraktivitas dalam pemenuhan kebutuhan seharihari, mual, muntah kadang merasakan perut sakit melilit dan datang

10

secara tiba-tiba

. Hal ini sudah dirasakan 3 bulan yang lalu.

Keterangan :
:

(pria)

(wanita)

Pasien

Tinggal bersama pasien

meninggal

III.

POLA FUNGSI KESEHATAN


a. Pola Aktivitas dan Latihan

Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan segala aktivitas sendiri

Saat ini

: Pasien untuk keperluan mandi, berpakaian,

eliminasi, makan pasien memerlukan bantuan orang lain, sedang


untuk mobilisasi ditempat tidur bisa sendiri.
b. Pola Istirahat tidur

Sebelum sakit : Pasien tidur siang 1 jam, tidur pada malam hari
5-6

jam.

Kebiasaan

tidur

pasien

tidak

mempengaruhi

kehidupannya, karena tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan


untuk pemenuhan kebutuhan tidur.

11

Saat ini

: Pasien tidur siang 2-3 jam, tidur pada malam

hari 6-8 jam. Karena kondisi pasien yang lemah maka pasien
tidurnya agak sedikit terganggu dan tidak nyenyak.
c. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : Pasien makan biasa sehari 3 kali tidak teratur


jamnya, terkadang makan cuma 2 kali bahkan sering 1 kali makan,
lauk sering seadanya, minum 5-6 gelas perhari air putih dan the
manis/susu sehari 1 kali dan jarang makan sayuran.

Saat ini

: Makan pada awal sakit selama 2 hari tidak mau

makan karena perutnya mual dan muntah jika diberi makanan, tapi
setelah hari ke 2 itu pasien sudah mulai makan dan makanan yang
disajikanpun bergizi tapi sering tidak dihabiskan, makan Cuma 5
sendok serta terlihat makan sate kambing, berat badan turun drastis
hingga 15 kg berat badan sebelum sakit atau 3 bulan yang lalu
berat badan 85 sekarang berat badan 70 kg.
d. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : BAB : 1x /hari


BAK : 3-5x /hari
Saat ini

: BAB : 2x /hari/hari,konsistensi cair lembek dan

berlendir, warna feses kecoklatan pekat serta kadang sulit untuk


BAB.
BAK : 2-4x /hari,ada perubahan pola pada miksi.
e. Pola Koping

Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah dalam beraktivitas

Saat ini

: pasien mengatakan dengan penyakitnya sekarang

tidak merasa cemas, dipasrahkan semua kepada tuhan Yang Maha


Esa, klien mengatakan siap jika nanti dipasang kolostomi.

12

f. Pola Konsep diri

Sebelum sakit : Harga diri inggi, disiplin dan mandiri

Saat ini

: Harga diri mersa terggangu jika dipasang anus

buatan yaitu dengan kolostomi.


g. Personal Hygiene

Sebelum sakit : Pasien dapat membersihkan tubuh secara bersih


dan mandiri

Saat ini

: Pasien berkeadaan tubuh bersih, mandi (muka dan

tangan) dibersihkan keluarga pagi dan sore, gosok gigi tidak


mampu, hanya berkumur saja.
h. Pola Psikologis

Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah dalam psikologisnya

Saat ini

: Pasien merasa siap untuk menjalani operasi demi

kesembuhanya.
i. Pola Peran dan berhubungan

Sebelum sakit : Pasien dapat berhubungan/berkomunikasi dengan


siapapun, baik keluarga maupun teman.

Saat ini

: Pasien dalam berhubungan/berkomunikasi tetap

baik dengan siapapun, Cuma pasien tidak bisa main keluar.

Bahasa utama : pasien menggunakan bahasa jawa untuk


berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Pasien berbicara
dengan jelas tanpa ada gangguan seperti cedal atau bisu,dll.pasien
tinggal dengan dua orang anak dan istrinya,adat

istiadat yang

digunakan

menggunakan

adalah

jawa

banyumasan

dan

musyawarah dalam menentukan keputusan,keadaan ekonomi


pasien cukupuntuk menghidupi keluargannya.
j. Pola Kognitif

Sebelum sakit :Pasien tidak ada masalah dalam hal kecerdasan.

13

Saat ini

:Pasien masih mampu berbicara, membaca, berfikir,

menghitung, daya ingat juga baik, bisa berinteraksi dengan orangorang yang berada di sebelahnya.
k. Persepsi

persepsi klien kepada dirinya sendiri, bahwa dirinya percaya dapat


sembuh setalah dilakukan operasi besok, klien mersa sudah mantap
untuk dilakukan operasi untuk kesembuhanya.

l. Pola Seksual dan Reproduksi

Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah dalam BAK tetap lancer
dan normal.

Saat ini

: Pasien dalam hal BAK tidak ada masalah seperti

sebelum sakit.
m. Pola Nilai dan Kepercayaan

Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah, tetap bisa beribadah


setiap hari dan rutin mengikuti pengajian .

Saat ini

IV.

: Pasien hanya bisa beribadah dirumah sakit.


PEMERIKSAAN FISIK

1.

Keadaan Umum
Pasien bedrest di tempat tidur, keadaan tampak lemah,
muka pucat, bibir kering, serta kerapian diri sangat kurang, pasien
masih mampu menjawab pertanyaan dengan spontan dan pasien
tampak cemas dengan penyakit yang ia derita.

2.

Tanda-tanda Vital
Tensi (TD)

: 100/70 mmHg

Nadi

: 100x/menit

Pernafasan

: 28x/menit

Suhu

: 37 C

14

TB

: 155 cm

BB

: 70 Kg, sebelum sakit 85 Kg

3.

Tingkat Kesadaran
Kesadaran umum pasien tampak lemah dan kesadaran GCS
Compos Mentis (15) :
-

motorik

:5

verbal

:5

mata

:5

4.

Pemereiksaan Tubuh
a. Pemeriksaan Kepala dan Rambut
Bentuk kepala

: bulat, besar, simetris dan kulit kepala :

tidak ada luka, tidak berbau, berketombe dan tidak berkutu.


Rambut

: pertumbuhan baik, hitam, agak rontok dan

tidak berbau.
Wajah

: bulat oval, struktur wajah simetris, wajah

pucat.
Kelainan lain

:-

b. Pemeriksaan Mata
Kelengkapan

: lengkap kanan dan kiri

Kesimetrisan

: kedua mata simetris dan tidak juling

Konjungtiva

: putih pucat

Seklera

: putih

Pupil

: reflek cahaya baik untuk mengecil dan

melebar sama besar.


Kelainan lain

: tidak ada kelainan.

c. Pemerikaan Hidung
Tulang

: normal, tidak ada pembengkakan

Lubang

: tidak ada secret, tidak ada sumbatan, tidak

ada pendarahan
Cuping

: bernafas normal, cuping tidak bergerak

Daging tumbuh

: tidak ada polip

15

Kelainan lain

: tidak ada kelainan

d. Pemeriksaan Telinga
Bentuk

: simetris

Lubang

: sedikit ada serumen, tidak ada pendarahan,

tidak ada benda asing


Ketajaman

: normal

Ukuran

: sedang

Kelenturan

: normal, lentur

Kelainan lain

:-

e. Pemeriksaan Mulut
Keadaan bibir

: kering

Gigi

: caries gigi tidak ada, warna :

kekuningan, disela-sela gigi ada sedikit sisi makanan


Gusi

: tidak ada pendarahan, tidak ada

pembengkakan
Lidah

: Warna merah, sedikit kotor, tidak

ada pendarahan
Kemampuan menelan

: normal

Kelainan lain

:-

f. Pemeriksaan Kulit
Kebersihan

: bersih

Kehangatan

: kulit terasa dingin

Warna

: pucat

Tekstur

: halus

Tugor

: sedikit turun

Kelainan lain

:-

g. Pemeriksaan Dada
Bentuk dada

: simetris

Pernafasan

: frekuensi = 28 x / menit

Tanda kesulitan bernafas : tidak ada


Irama

: regular

16

Kelainan lain

:-

h. Pemeriksaan Jantung
Palpitasi

: tidak ada pulsasi

Ictus cordis

: normal

Pembesaran jantung

: tidak ada pembesaran (normal)

Auskultasi

Bunyi jantung I

: suara lub

Bunyi jantung II

: suara dub

Bunyi jantung tambahan


Suara bising

: tidak ada bunyi

: tidak ada suara

Frekuensi denyut jantung : 100x/menit


Kelainan lain

:-

i. Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi : tidak simetris,terlihat kembung
Banyangan pembuluh darah

: tidak ada

-Auskultasi

: peristaltic usus 25x/menit

-Palpasi

Tanda nyeri tekan :

ada,nyeri tekan pada saat diraba di

kuadran III
Benjolan

ada,pada abdomen pada saat di palpasi

pada abdomen kuadran III


Tanda acites

: normal

Hepar

: normal, tidak ada pembesaran hati

Lien

: normal

Kelainan lain

:-

j. Pemeriksaan Genetalia
Jenis kelamin pria genetalia terlihat bersih
k. Pemeriksaan Neurologi
Tingkat kesadaran

: kompos metis (sadar penuh) GCS


(15)

17

Tanda rangsangan otak

: suhu normal, kepala nyeri, tidak


kaku kuduk, terasa mual dan
muntah

Saraf otak

: semua saraf berfungsi dengan baik


(normal)

Reflek

: normal

Kelainan lain

:-

l. Pemeriksaan Status Mental


Kondisi emosi perasaan : biasa (tidak terlalu senang dan
tidak

terlalu

susah),

biasa

menerima keadaannya.
Orientasi

: pasien dapat berorientasi dengan


diri

sendiri,

orang

lain

dan

lingkungan
Proses berfikir

: ingatan baik, dapat berfikir dengan


baik,

dapat

ambil

keputusan

dengan cepat, diajak bicara bias


sambung.
Persepsi

: persepsi

klien

kepada

dirinya

sendiri, bahwa dirinya percaya


dapat sembuh setalah dilakukan
operasi besok, klien mersa sudah
mantap untuk dilakukan operasi
untuk kesembuhanya.
Bahasa

: bahasa

dan

kata-kata

yang

digunakan jelas mudah dimengerti


Kelainan lain

: -

18

V.

DATA PENUNJANG

Laboratorium :

Ro :

USG :

VI.

TERAPI MEDIS
Hb saat masuk RS 6,5 mmHg,tranfusi pertama prc 2kolg= 250 mlx2= 8,6
mmHg, Hb saat keluar RS 9,2 mmHg.
Injeksi ranitidin/12 jam = 3 x sehari
Injeksi transamin 8 jam = 2 x sehari
Antasida 3x cl sehari

PRIORITAS MASALAH

1.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhibungan dengan


intake kurang, akibat Hb rendah
2.Intoleransi Aktivitas berdasarkan tidak seimbangnya antara 02 dan kebutuhan.
3.gangguan absorsi/diare berhubungan dengan penurunan masukan diet,
perubahan pencernaan.
4.Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berdasarkan kurangnya
informasi.

19

ANALISA DATA
No
Analisa Data
I DS = Klien mengatakan merasa berat
badannya menurun.
-

Problem
Etiologi
Ketidakseimbangan Intake kurang
Nutrisi kurang dari

HB pre tranfusi = 6,5

akibat HB turun

Kebutuhan tubuh

DO = BB turun sebelum sakit = 85 kg


Saat sakit = 70 kg.
- Mengeluh mual muntah, nafsu
makan berkurang.
DS = Klien mengatakan dalam aktivitas
II

pemenuhan kebutuhan tidak bisa


dilakukan sendiri.

Tidak seimbang
Intoleransi aktivitas antara O2 dan
kebutuhan.

DO = - Pasien trebaring di tempat tidur.


- Pasien lemah dan merasa lelah.
- Nadi = 100 x per menit
- Penafasan = 28 x per menit
- TD = 90 / 70 mmHg
- HB post tranfusi = 8,6

20

perubahan
DS=-pasien

mengatakan

lemas,.perut

III melilit, BAB encer dan terus menerus

fungsi
Gangguan

DO=-pasien terlihat lemas

malpencernaan.

absorsi(diare )

-pasien terlihat pucat


-KU cukup
-konsistensi cair,BAB 4-5x/hari

Kurang
DS = Klien selalu menanyakan penyebab

informasi

penyakitnya dan kapan ia bisa


IV

sembuh.
DO = - Pasien nampak lemas
-

Pasien

kurang

bersemanganKurang pengetahuan

dalam program pengobatan

tentang penyakit dan


pengobatan

IMPLEMANTASI
Dx

Tanggal

Implementasi

21

13-6-11

Memerlukan observasi tanda-tanda vital


T = 100/70 mmHg
N = 100 x / memnit
R = 28 x / menit
SH = 370C
Membantu memberikan makanan dalam porsi kecil dan
hangat
Memantau kandungan nutrisi dan kalori.
Mengkaji riwayat makanan yang disukai pasien lebih
suka makanan yang ada kuahnya beserta lauknya terserah,

II

14-6-11

tidak suka makan sayuran hijau.


Mengkaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas
Pasien merasa lelah dan letih serta kesulitan setelah turun
dari dari tempat tidur.
Mengobservasi tanda-tanda vital setelah aktivitas
TD : 110/80 mmHg
N : 92 x / menit
R : 24 x / menit
SH : 370C
Membantu klien makan
Memberi anjuran pada klien

III

15-6-11

- Mengobservasi warna, konsistensi, frekuensi,


jumlah.
- Auskultasi bunyi usus
-Mengawasi masukan/keluaran
- memberikan masukan 2500-3000 ml
- Konsul dengan ahli gizi : diet tinggi serat
- Memantau masukan dan haluaran serta berat
badan
- Kolaborasi memberikan obat anti diare sesuai

22

indikasi.
IV

16-6-11

_ Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit


dan pengobatan
Menjelaskan penyebab penyakitnya pada klien
Menjelaskan tujuan pemeriksaan dan pengobatan
Memberikan pendidikan kesehatan tentang anemia
CATATAN PERKEMBANGAN

Dx
I

Tanggal
EVALUASI
13-6-11 S : Klien mengarahkan keadaan masih lemas tapi agak membaik
09.45 wib
dari yang kemarin.
O : - K.U lemah di tempat tidur
- Terdapat sedikit makanan yang belum habis di meja makan
- Berat badan menunjukkan sedikit perubahan
- Tanda-tanda Vital
TD
: 100 / 70 mmHg
Nadi
: 100 x / menit
Pernafasan : 28 x / menit
Suhu
: 370C
A : - kekurangan nutrisi belum teratasi
- Makan belum dihabiskan
- K.U masih keliahtan lemah
P : Lanjutkan intervensi
- Memberikan makanan keadaan hangat
- Menimbang berat badan

23

II

14-6-11 S : Klien mengatakan bisa duduk dan bisa merapikan tempat


14.30 wib
tidurnya sendiri dan bajunya sendiri dan mengarah pada
kondisi yang sudah membaik, bisa beraktivitas tapi sedang.
O : - Pasien rapi
- Makan dan minum dihabiskan
- Pasien duduk dan merapikan rambutnya
- Tanda-tanda Vital
TD
: 110 / 80 mmHg
Nadi
: 92 x / menit
Pernafasan : 24 x / menit
Suhu
: 370C
A :
Masalah teratasi sebagian, aktivitas sudah dapat dilakukan
sebagian mandiri
P : Langkah intervensi
- Observasi tanda vital
- Membantu dalam aktivitas agak berat.

III 15-6-2011
09.45wib

S :klien mengatakan mencret terus- menerus disertai badan lemas


dan lemah serta
O : klien terlihat pucat dan terlihat tiduran
BAB hingga 4 kali dengan kosistensi cair
A : masalah klien belum teratasi, diare masih belum berhenti.
P : lanjutkan intervensi
Memantau keseimbangan cairan RL infus 20 tpm
Memonitor TTV
Kolaborasi dal

IV 16-6-11
S : Klien mengangguk sudah mengerti dan mengatakan sudah
09.00wib
mampu berjalan ke kamar mandi sendiri
O : - Cemas berkurang dan lebih aktif dalam beraktivitas
- Posisi duduk
- Lebih santai dan tenang
- Bisa teratasi
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

PEMBAHASAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN

PADA PASIEN ANEMIA DISEBABKAN

OLEH CA RECTI DI RSWK RUANG EDELWAISE


Diagnosa Keperawatan menurut teori Keperawatan :

24

1. Intoleransi aktivitas
2. Perubahan Nutrisi
3. Resiko tinggi terhadap infeksi
4. Kerusakan integritas kulit / resiko kerusakan integritas kulit.
5. Konstipasi / diare berhubungan dengan penurunan masukan diet,
perubahan proses pencernaan, efek samping terapi obat.
6. Perubahan perfusi jaringan.
Diagnosa Keperawatan yang muncul pada pasien :
1. Ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake kurang, akibat Hb rendah.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tidak seimbang antara O2 dan
kebutuhan.
3. diare brhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses
pencernaan
Antara Diagnosa Keperawatan menurut teori Keperawatan disbanding dengan
Diagnosa Keperawatan ynag muncul pada pasien, ternyata ada perbedaan,
yaitu :

Pada pasien Nn Tn D tidak muncul diagnosa :


1. Resiko tinggi terhadap infeksi
Hal ini dikarenakan pasien sudah dapat menjaga kebersihan dirinya
(personal Hygiene) dengan baik.
2. Kerusakan integritas kulit / Resiko kerusakan integritas kulit.
Hal ini dikarenakan pasien masih ada pergerakan atau tidak bedrest di
temapt tidur sehingga sirkulasi darah masih sedikit lancar dan
kemungkinan terjadi resiko kerusakan integritas kulit atau dikupitus.

Dan Muncul Diagnosa Baru, yaitu :


1. Kurangnya

pengetahuan

tentang

penyakit

berhubungan dengan kurangnya informasi.

25

dan

pengobatan

Hal ini dikarenakan pasien kurang mendapatkan informasi kesehatan


khususnya tentang penyakit yang ia derita, yaitu kesehatan khususnya
tentang penyakit yang ia derita, yaitu anemia defisiensi besi.
Jadi Diagnosa yang ada pada teori tidak selalu muncul pada diagnosa pasien,
hal ini dikarenakan kondisi pasien antara satu dengan yang lain berbeda.

26

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No
DIANGOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
I Keseimbangan nutrisi kurang dariSetelah dilakukan tindakan
1. Lakukan observasiUntuk mengetahui perkembangan status kesehatan
kebutuhan

berhubungan

dengankeadaan

pasien

membaik

pengurangan jumlah sel darah merah,dengan kriteria :


kwantitas hemoglobin, dan volume- KU : membaik
pada sel darah merah (homotokrit)

Tanda-tandaklien.

Vital pasien
2. berikan makan apaMakan sedikit dapat menurunkan kelemahan-kelemahan

- Nafsu makan naik dengan


menghasilkan

pada

porsi keil tapi sering meningktakna pemaukan juga mencegah distergaster.

_amper
3. makan sedikit tapiMengindentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan

setengah makanan yang

sering,hidangan

dihidangkan

makanan hangat

intervensi.

- Berat badan naik -1 kg/4-64. Timbang berat badan


hari

tiap hari.

Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas

5. Konsultasi pada ahliintervensi nutrisi.


gizi.

Membantu

membuat

rencanan

untuk

memenuhi

kebutuhan individu.

No DIANGOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
II Intoleran aktifitas B/d ketidakSetelah dilakukan tindakan1. Kaji kemampuan pasien-Untuk menentukan pilihan intervansi/bantuan

seimbangan antara suplai 02 dankeperawatan selama 2x24

untuk

kebutuhan

jam keadaan umum pasien

cara-cara

membaik dengan kriteria :

keletihan dan kesulitan.

- Toleransi

melakukan

aktivitas2. Observasi

meningkat

(kebutuhan

sehari-hari)
- Nadi N 60 x / menit

kelelahan,
TD.
selama

Nadi,
dan

sesudah aktifitas.
3. Berikan

- Pernafasan N 20-24x / menit


- Tensi : N 120/80 mmHg

eprnafasan

tugas

bantuan

dalam- Manifestasi kardio pulmonal dari upaya

aktivitas pasien bila perlu.

4. Anjurkan

pasien

jantung dan paru untuk membawa jumlah O 2

bila

adekuat kejaringan.

papirasi, nyeri dada nafas


pendek, lemah-lemah.
- Membantu pasien bila diperlukan.

- Pegangan kardio pulmonal berlebihan dapat


menimbulkan dekompensasi.

No

DIANGOSA KEPERAWATAN

III Konstipasi/diare

TUJUAN

berhubungan-Balance cairan adekuat

INTERVENSI
-Berikan cairan adekuat misal-Dapat

RASIONAL
menurunkan

potensial

terhadap

dengan penurunan masukan diet,-TTV stabil


perubahan

pencernaan,

2000-3000ml/24 jam

konstipasi

efek-membran mukosa lembab, -peningkatan serat diet

samping terapi oral.

Turgor kulit baik,urin output-pantau


adekuat.

masukan

-mengantisipasi tanda-tanda bahaya peritonitis


dandan perforasi

haluaran.
-berikan

-Mencegah
cairan

IV

sesuaicairan

terapi
-kolaborasi pemberian obat.

Kurang pengetahuan tentang


penyakit
IV sehubungan
informasi.

dan

pengobatannya

dengan

kurangnya

timbulnya

kekurangan

asupan

Setelah dilakukan tindakan


keperawatan selama 1x24
jam

pengetahuan

pasien

Memeprmudah dalam intervensi karena tahu

berubah dengan kriteria :

1.Kaji ringkas pengetahuan

- Pasien tidak bertanya lagi

pasien tentang penyakit dan

- Ekspresi wajah tidak cemaspengobatan


lagi
- Pasien bersemangat dalam
pengobaran program.

- Mengurangi beban klien mengurangi rasa

2.Beri kesempatan pasien


untuk

tingkat pengetahuan klien.

cemas.

mengekspresikan

perasaannya.
3.Jelaskan
pemeriksaan

tujuan- Dengan klien atau maksud dan tujuan klien


dan

lebih percaya dan kooperatif.

pengobatan
4.Libatkan pasien dalam
setiap tindakan yang akan- Membuat klien lebih aktif dan bersemangat.
dilakukan
5.Berikan
kesehatan
berhubungan

pendidikan
yang- Bertambahnya informasi tentang penyakit
dengan

anemia khususnya tentang

membuat klien lebih siap dalam mensikapi


penyakitnya.

anemia defisiensi besi.

PENUTUP

1.

KESIMPULAN
Berdasarkan Asuhan Keperawatan yang telah kami buat dan juga
telah kami implementasikan pada pasien. Maka kami dapat menyimpulkan
bahwa hasil yang kami peroleh telah sesuai dengan apa yang kami harapkan
walaupun tidak sepenuhnya sesuai dengan Asuhan Keperawatan yang ada
menurut teori, tapi efektivitas Asuhan Keperawatan yang telah dibuat telah
terbukti dengan kesembuhan pasien atau peningkatan status kesehatan pasien.

2.

SARAN
Dari Asuhan Keperawatan yang telah kami buat, kami menyarankan
bagi pembuat Asuhan Keperawatan berikutnya agar lebih teliti dan akurat
dalam pengkajian agar diagnosa yang diangkat sesuai dengan keluhan pasien.

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan pada pada pasien dengan anemia at


causa ca recti telah dikoreksi, diresponsi dan disetujui pada
tanggal :

CI RUANGAN

HIDAYATI SHOLEKHAH

PEMBIMBING AKADEMIK

AMD

MUSTIAH YULISTIANI S.KP

Asuhan Keperawatan Penyakit


ANEMIA at causa CA RECTI

Disusun oleh:
Adi Kusuma Yudha
Irvan Mutaqin
M. Yazid Jamil
Riyan Rinanda

Program Studi Keperawatan s1


Fakultas Ilmu Kesehatan
Univesitas Muhammadiyah Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai