Fungsi utama ginjal adalah memelihara keseimbangan homeostatik cairan, elektronik, dan
bahan-bahan organik dalam tubuh. Hal ini terjadi melalui proses filtrasi, reabsorbsi, dan sekresi.
Disamping itu ginjal mempunyai fungsi endokrin penting, seperti sintesis hormon eritropoetin serta
ekskesi renin dan aldosteron, mengubah vitamin D menjadi bentuk aktif, dan berbagai jenis
degradasi hormon.
Diet khusus diperlukan bila fungsi ginjal terganggu, yaitu pada penyakit-penyakit seperti:
sindroma nefrotik, gagal ginjal akut, penyakit ginjal kronik dengan penurunan fungsi ginjal ringan
sampai berat, penyakit ginjal tahap akhir yang memerlukan transplantasi ginjal atau dialisis, dan batu
ginjal. Diet pada penyakit ginjal ditekankan pada pengontrolan asupan energi, protein, cairan,
elektrolit natrium, kalium, kalsium, dan fosfor.
Syarat Diet
Syarat-syarat diet penyakit gagal ginjal akut adalah:
Energi cukup uintuk mencegah katabolisme, yaitu 24-35 kkal/kg BB.
Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6-1,5 g/kg BB. Pada katabolik ringan
kebutuhan protein berkisar pada 0,6-1g/kg BB, katabolik sedang 0,8-1,2 g/kg BB, dan
katabolik berat 1-1,5 g/kg BB.
Lemak sedang, yaitu 20-20% dari kebutuhan energi total, atau antara 0,5-1,5 g/kg BB. Untuk
katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5 g/kg BB.
Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah energi yang diperoleh
dari protein dan lemak. Apabila terdapat hipertrigliserida, batasi penggunaan karbohidrat
sederhana atau gula murni.
Natrium dan kalium dibatasi bila ada anuria.
Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin ialah lebih dari
500 ml.
Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk formula enteral
atau parenteral. Bila diperlukan, tambahan suplemen asam folat, vitamin B6, vitamin C,
vitamin A, dan vitamin K.
Nilai Gizi
Pembagian Makanan Sehari
Diet Penyakit Ginjal Kronik
Gambaran Umum
Penyakit Ginjal Kronik (Chronic Kidney Disease) adalah keadaan dimana terjadi penurunan
fungsi yang cukup berat secara perlahan-lahan (menahun) disebabkan oleh berbagai penyakit ginjal.
Penyakit ini bersifat progresif dan umumnya tidak dapat pulih kembali (irreversible). Gejala penyakit
ini umumnya adalah tidak ada nafsu makan, mual, muntah, pusing, sesak napas, rasa lelah, edema
pada kaki dan tangan, serta uremia. Apabila nilai Glomerulo Filtration Rate (GFR) atau Tes Kliren
Kreatinin (TKK) <23 ml/menit, diberikan diet protein rendah.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit ginjal kronik adalah untuk:
Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperthitungkan sisi fungsi
ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal
Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia)
Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya laju
filtrasi glomerolus
Syarat Diet
Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.
Protein rendah, yaitu 0,6-0,75 kg/BB. Sebagian harus bernilai biologik tinggi.
Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total. Diutamakan lemak tak jenuh ganda.
Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi energi yang berasal dari
karbohidrat dan lemak.
Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria. Banyaknya
natrium yang diberikan antara 1-3 g.
Kalium dibatasi, (40-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah >5,5 m Eq), oliguria,
atau anuria.
Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui
keringat dan pernapasan (kurang lebih 500 ml)
Vitamin cukup, bila perlu diberikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin C, dan vitamin
D.
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu:
Diet protein rendah I: 30 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg.
Diet protein rendah II: 35 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg.
Diet protein rendah III: 40 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 65 kg.
Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung pada keadaan dan berat
badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari
standar. Mutu protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial murni.
Keterangan: Pada pasien yang tidak mengalami dialisis, protein yang diberikan adalah 50% protein nabati
dan sisanya protein hewani. Kacang-kacangan tidak dianjurkan pada diet rendah protein <40 g.
Referensi:
Almatsier, Sunita (Ed.). 2006. Penuntun Diet Edisi Baru (Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto
Mangunkusumo dan asosiasi Dietisien Indonesia). Gramedia: Jakarta