Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL PERENCANAAN PROGRAM GIZI

KECAMATAN LIRIK KABUPATEN INDRAGIRI HULU

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6:
KELAS IIIB D3 GIZI
FADHILA SARI RAMADHANI P0315134051
FRISCHILIA ALMUKSI P0315134053
IBELSZA FEBRIDINI P0315134055
RUTH AYU LESTARI P0315134069
WIDIYA NUSANTARI P0315134079

DOSEN PENGAJAR:
DR. ASLIS WIRDA HAYATI, SP,M.Si

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN RIAU


JURUSAN DIII GIZI
2017

1
A. Tujuan penyusunan :
a. Menapis masalah gizi di Kecamatan Lirik
b. Merencanakan bentuk intervensi
B. Sasaran kelompok rawan gizi
a. Ibu hamil, nifas, menyusui
C. Isi proposal
a. Latar belakang
Data data gizi dan kesehatan di Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri
Hulu
b. Tujuan
Ibu Hamil Nifas & Menyusui:
1. Mengetahui prevalensi anemia ibu hamil , nifas dan ibu menyusui
(Easy Touch)
Indikator:
Hb 11gr% : tidak anemia (normal)
Hb 9gr% - 10gr% : anemia ringan
Hb 7gr%-8gr% : anemia sedang
Hb < 7gr% : anemia berat

2. Mengetahui prevalensi KEK pada ibu hamil, nifas, dan ibu menyusui
( Pita LILA)
Indikator :
LILA <23,5 cm : KEK
3. Mengetahui prevalensi Hipertensi pada ibu hamil, nifas dan ibu
menyusui (Sfigmomanometer)
Indikator:
Tekanan darah normal : 140/90 mmHg

4. Mengetahui prevalensi Hiperemesis pada ibu hamil, nifas dan ibu


menyusui (Alat tulis dan alat ukur kuesioner)
Indikator :
Ya (pernah/sedang mengalami hiperemesis) :1
Tidak (tidak pernah mengalami hiperemesis) :2
5. Mengetahui pola konsumsi pada ibu hamil, nifas, dan menyusui
( Wawancara dengan bantuan form recall )
Indikator :
Baik : jika asupan zat gizi 100% dari kebutuhan
Sedang : jika asupan gizi 80-90% dari kebutuhan
Kurang : jika asupan zat gizi 70-79% dari kebutuhan

2
Devisit : jika asupan dari <70% dari kebutuhan

D. Manfaat :
1. Manfaat praktis
Diharapkan dari hasil pengumpulan data dasar ini dapat
memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi masyarakat
mengenai gambaran status gizi pada ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui
di Kecamatan Lirik, Kabupaten Indragiri Hulu.

2. Manfaat teoritis
Diharapkan dari hasil pengumpulan data dasar ini dapat dijadikan
suatu acuan dan referensi sehingga dapat memberikan pemahaman yang
lebih mendalam mengenai gambaran status gizi pada ibu hamil, ibu nifas
dan ibu menyusui di Kecamatan Lirik , Kabupaten Indragiri Hulu.

E. Tinjauan pustaka
A. Anemia dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
1. Definisi anemia
Anemia adalah suatu keadaan adanya penurunan kadar
hemoglobin, hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah nilai normal. Hb
merupakan zat yang berfungsi mengangkut oksigen ke seluruh jaringan
tubuh termasuk ke tubuh janin yang dikandung oleh ibu, sehingga jika
terjadi anemia pada ibu hamil, maka proses pengangkutan oksigen ke
seluruh tubuh tersebut akan mengalami gangguan
Anemia diindikasikan bila hemoglobin (Hb) kurang dari 12 g/dl
pada wanita yang tidak hamil atau kurang dari 11 g/dl pada wanita hamil.
2. Cara penilaian anemia

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu

hamil dapat dibagi menjadi 4 kategori yaitu :

a. Hb 11 gr % : tidak anemia (normal)

b. Hb 9 gr %-10 gr % : anemia ringan

c. Hb 7 gr %-8 gr % : anemia sedang

d. Hb < 7 gr % : anemia berat

3
3. Indikator anemia pada ibu hamil

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin

dibawah 11 gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar <10,5 g % pada

trimester 2. Anemia untuk wanita hamil apabila kurang dari 11,0 gram per

desiliter.

4. Faktor-faktor penyebab anemia

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu

hamil dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :

a. Anemia defesiensi (62 %)

Anemia yang paling sering dijumpai disebabkan karena

kekurangan unsur zat besi dalam makanan, Gangguan absorsi,

kehilangan zat besi yang keluar dari badan menyebabkan perdarahan.

b. Anemia megaloblastik (29,0 %)

Anemia karena defisiensi asam folat jarang sekali karena

defesiensi vitamin B12.Hal ini erat hubungannya dengan defesiensi

makanan.

c. Anemia hopoplastik (8,0 %)

Disebabkan oleh sum-sum tulang kurang mampu membuat

sel-sel darah baru.Dimana penyebabnya belum diketahui dengan

pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rontgen, racun dan

obat - obatan. Terapi dengan obat-obat penambah darah tidak

memberi hasil, maka satu - satunya cara untuk memperbaiki keadaan

penderita yaitu dengan transfusi darah, yang perlu sering diulang

beberapa kali.

d. Anemia hemolitik (0,7 %)

4
Anemia ini disebabkan penghancuran atau pemecahan sel

darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya.Wanita dengan

anemia hemolitik sukar menjadi hamil, Apabila dia hamil maka

anemianya bisa menjadi lebih berat.Kehamilan dapat juga krisis

hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami anemia.

5. Kekurangan Energi Kronis (KEK)

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan dimana remaja

putri/wanita mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang

berlangsung lama atau menahun.Risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK)

adalah keadaan dimana remaja putri/wanita mempunyai kecenderungan

menderita KEK. Seseorang dikatakan menderita risiko KEK bilamana

LILA <23,5 cm.

Untuk mengetahui status gizi ibu hamil digunakan pengukuran

secara langsung dengan menggunakan penilaian antropometri yaitu:

Lingkar Lengan Atas. Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu cara

untuk mengetahui risiko KEK wanita usia subur (Supariasa, 2002 : 48).

Wanita usia subur adalah wanita dengan usia 15 sampai dengan 45 tahun

yang meliputi remaja, ibu hamil, ibu menyusui dan pasangan usia subur

(PUS).

Ambang batas lingkar Lengan Atas (LILA) pada WUS dengan

risiko KEK adalah 23,5 cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur.

Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai

risiko KEK dan sebaliknya apabila LILA lebih dari 23,5 cm berarti wanita

itu tidak berisiko dan dianjurkan untuk tetap mempertahankan keadaan

tersebut.

5
6. Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang

berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-

hari karena keadaan umumnya menjadi memburuk, karena terjadi

dehidrasi (Esti, 2009).

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi sampai

usia kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa yang

dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan

umum dan pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,

terdapat aseton dalam urine, bukan karena penyakit (Maidun, 2009).

Salah satu masalah yang terjadi pada masa kehamilan atau

penyakit yang bisa meningkatkan derajat kesakitan adalah terjadinya

gestosis pada masa kehamilan atau penyakit yang khas terjadi pada

masa kehamilan, dan salah satu gestosis dalam kehamilan

adalah hiperemesis gravidarum (Rukiyah, 2010).

Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi

hormon estrogen dan progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui

dengan pasti dan hormon HCG (human chorionic gonadotropin) juga

berperan dalam menimbulkan mual dan muntah (Sarwono, 2008).

Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering

terjadi pada kehamilan trimester I, kurang lebih pada 6 minggu setelah

haid terakhir selama 10 minggu (Mansjoer, 2001).

7. Gejala dan Tingkat Pada Hiperemesis Gravidarum

Menurut berat ringannya gejala hiperemesis gravidarum dibagi dalam 3


tingkat, yaitu :

6
a. Tingkat I : Ringan

Mual muntah
Nafsu makan berkurang
Berat badan turun
Rasa nyeri di epigastrium
Turgor kulit kurang
Lidah kering
b. Tingkat II : Sedang

Mual dan muntah


Lemah
Apatis
Turgor kulit mulai jelek
Nadi kecil dan cepat
Suhu badan naik (dehidrasi)
Ikterus ringan
Mata cekung
Tensi turun
Hemokonsentrasi
Oliguri dan konstipasi
c. Tingakat III : Berat

Keadaan umum jelek


Kesadaran sangat menurun
Samnolen sampai koma
Nadi kecil, halus dan cepat
Dehidrasi hebat
Suhu badan naik
Tensi turun sekali
Ikterus (Esti, 2009).

7
8. Hipertensi pada kehamilan
Hipertensi adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas
normal yaitu tekanan darah 140/90 mmHg (Prawirohardjo, 2008).
Menurut Prawirohardjo 2008, gangguan hipertensi pada kehamilan
diantaranya adalah:
a. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis
setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12
minggu pasca persalinan.
b. Preeklamsi adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria.
c. Eklamsi adalah preeklamsi yang disertai dengan kejang-kejang sampai
dengan koma.
d. Hipertensi kronik dengan superposed preeklamsi adalah hipertensi
kronik di sertai tanda-tanda preeklamsi atau hipertensi kronik disertai
proteinuria.
e. Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah hipertensi yang
timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan hipertensi
menghilang setelah 3 bulan pascapersalin, kehamilan dengan
preeklamsi tetapi tanpa proteinuria.

Daftar Pustaka

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media


Aesculapius.

Nugraheny, Esti. 2009. Asuhan Kebidanan Pathologis. Jogyakarta :


Pustaka Rihama.

Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka.

Rukiyah, Aiyeyeh. 2010. Asuhan Kebidanan 4 Pathologis. Jakarta : Trans


Info Media.

8
Maidun. 2009. Hiperemesis gravidarum.com
http://maidunggleekpay.com/2009/05/hiperemesis-gravidarum.html diakses
Maizar Handayani 16 mei 2010 jam 10.00 Wib.

Siswono.2003. Kematian ibu Indonesia tertinggi di ASEAN


http://www.suarapembaruan.com/News/2003/09/02/Index.html diakses
Maizar Handayani 28 mei 2010 jam 12.00 Wib.

Anda mungkin juga menyukai