NURMALA FITRI
K21111608
i
SKRIPSI
NURMALA FITRI
K21111608
ii
RINGKASAN
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Ilmu Gizi
Nurmala Fitri
“Studi Validasi Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnaire Dengan
Foood Recall 24 Jam Pada Asupan Zat Gizi Mikro Remaja Di SMA Islam
Athirah Makassar”
iii
KATA PENGANTAR
Food Recall 24 Jam Pada Asupan Zat Gizi Mikro Remaja di SMA Islam Athirah
dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan pada kesempatan
1. Ibu Dr.dra. Nurhaedar Jafar Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi ilmu
dengan sabar dan tulus memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan
Skripsi ini.
Bpk Dian Sidiq Arsyad, SKM, MKM. Selaku Tim pengujin yang telah
iv
4. Kepala Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Islam Hadji Kalla
Makassar, Kepala SMA Islam Athirah Makassar berserta Staf yang telah
6. Tim validasi remaja Fatmah Makuituin atas kebersamaan dan motivasi yang
Kesehatan Massyarakat.
8. Teman-teman Tubel 2011, adik-adik angkatan 2009 dan 2010 Program Studi
9. Terkhusus ucapan terima kasih tak terhingga untuk Ayah dan Ibu sumber
kalian.
10. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
diharapkan.
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
v
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
Penulis
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
A. Hasil Penelitian................................................................................. 47
B. Pembahasan ...................................................................................... 55
A. Kesimpulan ....................................................................................... 65
B. Saran ................................................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Makassar .................................................................................................... 49
4.7 Distribusi Rerata Uji Perbedaan dan Uji Korelasi pada metode
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
3. Persetujuan Responden
4. Identitas Responden
7. Master Tabel
8. Hasil Analisis
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Manusia (SDM) yang potensial dan produktif. Untuk itu diperlukan derajat
kesehatan yang tinggi, dimana salah satu faktor yang berperan dalam
meningkatkan derajat kesehatan adalah status gizi yang baik. Remaja kelak akan
dipersiapkan untuk dapat menjadi tenaga yang berdaya kerja tinggi dan produktif
dewasa. Meskipun sampai saat ini belum ada kesepakatan ahli tentang batasan
remaja baik melalui usia dan kapan mulai serta berakhirnya, akan tetapi masa
remaja ini ditandai dengan datangnya masa pubertas, adanya perkembangan fisik
(Tarmudji, 2001).
perubahan yang dramatis dalam diri seseorang. Pertumbuhan pada usia anak yang
relative terjadi dengan kecepatan yang sama, secara mendadak meningkat saat
1
2
pendukung pertumbuhan fisik juga vitamin A dan C untuk menjaga agar sel serta
jaringan baru tidak cepat rusak (Khomsan, 2004). Defisiensi mineral seperti zat
besi, zinc, dan kalsium merupakan masalah gizi kurang yang banyak diderita oleh
remaja (Ruel, 2001). Menurut Soekatri (2004), zat gizi yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak remaja yaitu zat besi, kalsium,
zinc, vitamin A, dan vitamin C. Namun masalah gizi kurang dalam bentuk
defisiensi vitamin dan mineral seperti vitamin A, kalsium, yodium, zat besi, dan
zinc masih menimpa dua milyar manusia termasuk remaja (Arisman, 2004).
Konsumsi zat besi pada sebagian remaja Indonesia masih berada di bawah
(SKRT) tahun 2001, ditemukan ada sebanyak 26,5% remaja Indonesia yang
berusia 15-19 tahun mengalami anemia atau kekurangan zat besi (Subeno, 2007).
berusia 17-22 tahun menunjukkan rata-rata asupan zat besi remaja tersebut adalah
(BPOM, 2007).
Kalsium merupakan salah satu zat gizi yang kurang diperhatikan remaja
menunjukkan bahwa asupan rata-rata kalsium orang Indonesia hanya 254 mg/hari
(Sulaiman, 2009 dan Syamsir, 2008) sedangkan berdasarkan ALG (Acuan Label
Gizi), asupan harian kalsium untuk kelompok konsumen umum termasuk remaja
harian yang penting bagi remaja di Indonesia adalah zinc, vitamin A, C, E dan
asam folat, asupan harian zinc, vitamin A, C, E dan asam folat pada remaja di
Indonesia masih kurang karena menu konsumsi remaja yang mengandung zat
penelitian Aryani, dkk (2010) pada 21 anak usia sekolah di Bandung dapat
dilihat bahwa asupan harian zinc cukup rendah. Sebesar 85,71% data berada di
setengah dari populasi ini yaitu 42,85% mengalami gejala defisiensi. Penelitian
Elnovriza, dkk (2008) menunjukkan bahwa asupan rata-rata vitamin A pada 107
tercantum pada Acuan Label Gizi sebesar 600 RE atau 2000 IU (BPOM, 2007),
serta untuk vitamin C penelitian yang dilakukan oleh Purnakarya pada mahasiswa
4
di Padang ini juga menunjukkan bahwa rata-rata asupan vitamin C adalah 25.58
2007).
mengandung lemak tinggi. Hasil penelitian Seahaan (2007) pada remaja yang
penelitian yang dilakukan Emma Bennila Bangun, dkk (2012) di SMK 1 jorlang
Hataran Kab. Simalungun menujukan asupan asam folat < 125µg bahwa asupan
asam folat tidak sesuai dengan angka kecukupan asam folat yaitu 125 µg.
Kekurangan asupan harian beberapa zat gizi mikro pada remaja Indonesia
perlu diatasi dengan memperkaya zat gizi pada makanan yang dikonsumsi. Hal ini
menabukan jenis makanan tertentu. Sikap ini terbentuk karena sifat remaja
memang sering mencoba hal baru dan dapat melekatkan ciri khusus pada diri
mereka. Remaja belum sepenuhnya matang, baik secara fisik, kognitif dan
psikososial. Dalam masa pencarian identitas diri ini, remaja cepat sekali
terpengaruhi oleh lingkungan. Kegemaran yang tidak lazim, seperti pilihan untuk
tetapi juga pada pencegahan sehingga fokus saat ini adalah meninjau kembali
makanan yang dikonsumsi setiap hari utama nya bagi para remaja. Sehingga
menurut Wijono (2011) remaja sebaiknya tahu atau mengerti makanan yang ia
makan.
Kebiasaan makan yang diperoleh pada masa remaja akan berdampak pada
kesehatan dalam kehidupan selanjutnya, setelah dewasa dan berusia lanjut. Salah
satu masalah serius yang menghantui dunia kini adalah konsumsi makanan
olahan, seperti yang ditayangkan dalam iklan televisi secara berlebihan. Makanan
ini meski dalam iklan diklaim kaya akan vitamin dan mineral, sering terlalu
banyak mengandung gula dan lemak, dan juga additive. Konsumsi makanan ini
secara berlebihan dapat berakibat kekurangan zat gizi lain (Arisman, 2004).
hygiene individu dan sanitasi, kesehatan mental, aktifitas fisik, faktor protektif,
dihadapi para remaja yang berkaitan dengan masalah gizi. Masalah-masalah gizi
dan kesehatan yang dihadapi remaja tersebut saling berkaitan satu sama lain.
kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan
tersebut. Sedangkan secara lebih khusus bertujuan antara lain untuk menentukan
makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi, yaitu data yang bersifat kualitatif
frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali
kualitatif antara lain metode food frequency, dietary history, telephone,dan food
antara lain metode food recall 24 jam, perkiraan makanan (estimated food
konsumsi zat gizi (konsumsi karotenoid, buah dan sayur-sayuran) dengan metode
dengan metode triad menujukan SQ-FFQ lebih besar dari pada FR 24 jam.
Sementara hasil penelitian Moh razif, dkk, (2008) di Malaysia pada 79 orang
wanita menujukan untuk metode SQ-FFQ dan FR 24 jam tidak ada perbedaan
yang signifikan pada asupan energi, lemak, vitamin A, C dan E yang dikonsumsi
adalah moderate dengan koefesien korelasi lebih dari 0,3 sedangkan untuk metode
Hasil penelitian Faldon Magkos, dkk (2004) di yunani pada masyarakat umum
dapat memberikan perkiraan asupan kalsium dari 533 mg/hr diatas sedangkan
FR 24 jam terhadap asupan gizi Mikro pada remaja selain itu juga belum ada
B. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan asupan zat gizi mikro dengan metode Semi-
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Makassar
9
D. ManfaatPenelitian
1. Secara teoritis
2. Manfaat institusi
massyarakat UNHAS.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Asupan Zat Gizi adalah jumlah makanan yang dikonsumsi seseorang untuk
makanan tidak hanya untuk menghilangkan rasa lapar ataupun memenuhi selera,
enzim-enzim. Zat gizi mikro berupa vitamin dan mineral terutama berperan
tugasnya. Dalam hal ini vitamin dan mineral berperan sebagai zat pengatur.
1. Vitamin
dari makanan, meskipun ada bebrapa jenis vitamin yang dapat diproduksi
itu vitamin yang digolongkan atas dua kelompok yaitu vitamin yang larut
dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam
1) Vitamin A (Retinol)
terjadinya infeksi.
2) Vitamin D (Kalsitrol)
11
12
diferensiasi sel.
3) Vitamin E (Tokoferol)
1) Vitamin B
2) Vitamin C
paling mudah rusak oleh panas dan cahaya, oleh sebab itu
skorbut.
2. Mineral
dari berat tubuh manusia terdiri dari mineral. Setiap hari 10-30 gram
mineral dibuang oleh tubuh dan harus diganti secara teratur. Mineral
a. Mineral makro
dari bahan organik didalam tubuh. Ada tujuh jenis mineral makro
14
b. Mineral mikro
mengetahui kebiasaan makan dan menghitung jumlah yang dimakan baik dalam
jangka panjang maupun jangka pendek. Dalam survey konsumsi pangan terdapat
tiga metode yang digunakan yaitu metode kualitatif, metode kuantitatif, serta
frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan pangan, dan menggali
zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau
15
daftar lain yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar
(Supariasa, 2002).
digunakan dalam menilai asupan zat gizi. Metode dan pengukuran jumlah dan
metode ini cukup akurat, cepat pelaksanaannya, murah, mudah dan tidak
(URT) dari pangan yang telah dikonsumsi oleh responden, saat ketepatan
jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang la1u.
dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu termasuk cara memasak
dan merek makanan bila dibeli dalam bentuk kemasan. Biasanya dimulai
16
sejak ia bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya,
atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke
Recall satu kali 24 jam cukup untuk mengetahui rata-rata asupan zat
gizi untuk kelompok besar. Kelamahan Metode ini kurang cocok untuk
yang diperoleh lebih bersifat kualitatif. Oleh karna itu untuk mendapatkan
secara teliti dengan menggunakan alat ukur rumah tangga (sendok, gelas,
dilakukan minimal dua kali (2x24 jam) tanpa berturut-turut sehingga dapat
variasi yang lebih besar tentang asupan harian indvidu (Gibson, 2005).
kelebihan, yaitu:
kebiasaan makan.
akurat jika makanan yang dimakanan dicatat pada hari yang sama. Asupan
zat gizi individu dikalkulasikan dan dirata-ratakan pada akhir waktu, lalu
Pada metode ini responden diminta untuk mencatat semua yang dimakan
dan diminum setiap kali sebelum makan dalam ukuran rumah tangga, atau
menimbang dalam ukuran berat (gram) dalam periode tertentu (2-4 hari
dapat saja tiga, lima atau tujuh hari bila variasi makanannya beragam
(Moesijanti, 2011).
memperkirakan konsumsi makanan dan asupan zat gizi. Pada metode ini
dikonsumsi responden selama satu hari bila terdapat sisa makanan setelah
Seperti selama satu bulan atau satu tahun yang lalu. Metode ini
dikembangkan oleh Burke pada tahun 1940, kelebihan metode ini adalah
mahal dan asupan zat gizi cenderung dilaporkan secara berlebihan, metode
ini tidak cocok untuk digunakan dalam survey besar (Moesijanti, 2011).
frekuensi konsumsi bahan makanan atau makanan jadi pada waktu lalu.
Kuesioner terdiri dari daftar bahan makanan dan frekuensi makanan. Cara
food frekuensi tidak dilakukan standar ukuran porsi yang digunakan hanya
yang dimakan seseorang dan frekuensi makan dalam waktu tahun, bulan,
hari, minggu atau bulan selama periode waktu tertentu (biasa nya 6
tertentu atau mineral dan aspek lain nya mungkin kurang baik
dicirikan.
21
5. Kuesioner ini terdiri dari daftar sekitar 100 atau lebih sedikit
lainnya.
telepon).
setiap hari, minggu, bulan dan tahun. Selain itu dengan metode
berdasarkan asupan zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan
responden.
3. Quantitatif FFQ
Pengukuran dianggap valid bila metode atau alat yang digunakan mampu
pengukuran yang sudah diterima karena terpecaya dalam akurasi ( gold standard)
yang memiliki tingkat yang lebih besar dari validitas (Gibson, 2005).
Uji validitas adalah suatu langkah pengujian yang dilakukan terhadap isi
dari suatu instrumen dengan tujuan untuk mengukur ketepatan instrumen yang
Menurut Willet (1990) ada beberapa cara untuk menguji validitas suatu
dikonsumsi responden.
mulai makan
konsumsi
dipengaruhi dari sistematik error (bias) pada pelaporan asupan makanan (Barbara,
2003).
Presisi dan akurasi metode pembanding harus lebih tinggi dari metode
yang diuji, dan pengujian harus menguji parameter yang sama dan kerangka
relatif sama bila digunakan pada waktu yang berbeda. Presisi ditentukan oleh
Presisi dapat dilihat dari beberapa cara seperti : beda mean absolut, beda
mean sebagai persentase mean asupan, koefisien korelasi, koefisien variasi yang
1. Pengertian remaja
atau menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas
(Hurlock, 1992). Menurut Sri Rumini dan Siti Sundari (2004), masa
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria. Sedangkan
menurut zakaria derajat dalam masa remaja, anak akan mengalami masa
anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, konginitif, dan
adalah antara 12-21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu 12 sampai 15 tahun masa remaja awal, 15-18
tahun masa remaja pertengahan dan 18-21 tahun masa remaja akhir. Tetapi
bagian yaitu masa pra remaja 10-12 tahun, masa remaja awal 12-15 tahun,
26
masa remaja pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun
(Anonim, 2010).
diri seseorang. Pertumbuhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan
ini maka seorang remaja membutuhkan dukungan zat gizi yang cukup.
Remaja yang memiliki asupan gizi yang cukup akan memiliki kondisi
nutrien yang dibutuhkan jauh lebih tinggi pada masa remaja dari pada
diet yag adekuat pada waktu ini dapat menyebabkan kematangan seksual
1) Kebutuhan Kalsium
10-20 tahun.
2) Kebutuhan Besi
3) Kebutuhan Zinc
seksual sekunder.
4) Kebutuhan Fosfor
tulang.
b. Kebutuhan Vitamin
1) Kebutuhan Vitamin A
kesehatan kulit.
2) Kebutuhan Vitamin D
tulang.
3) Kebutuhan Vitamin E
remaja.
6) Kebutuhan Vitamin C
fungsi otak.
Angka kecukupan gizi pada Usia remaja dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2.1. Angka kecukupan Zat gizi Mikro usia remaja
Zat gizi Laki-laki Perempuan
Kelompok Usia (Tahun) Kelompok Usia (tahun)
10-12 13-15 16-18 10-12 13-15 16-18
Vitamin A (RE) 600 600 600 600 600 600
Vitamin D(µg) 5 5 5 5 5 5
Vitamin E (mg) 11 15 15 11 15 15
Vitamin K (µg) 35 55 55 35 55 55
Tiamin (mg) 1,0 1,2 1,3 1,0 1,1 1,1
Riboflavin (mg) 1,0 1,2 1,3 1,0 1,0 1,0
Niasin (mg) 12 14 16 12 13 14
Asam Folat (µg) 300 400 400 300 400 400
Piridoksin (mg) 1,3 1,3 1,3 1,2 1,2 1,2
Vitamin B12 (µg) 1,8 2,4 2,4 1,8 2,4 2,4
Vitamin C (mg) 50 75 90 50 65 75
Kalsium (mg) 1000 1000 1000 1000 1000 1000
Fosfor (mg) 1000 1000 1000 1000 1000 1000
Magnesium (mg) 170 220 270 180 230 240
Besi (mg) 13 19 15 20 26 26
Yodium (µg) 120 150 150 120 150 150
Seng (mg) 14,0 17,4 17,0 12,6 15,4 14,0
Selenium (µg) 20 30 30 20 30 30
Mangan (mg) 1,9 2,2 2,3 1,6 1,6 1,6
Fluor (mg) 1,7 2,3 2,7 1,8 2,4 2,4
Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan
gaya hidup dan kebiasaan makan remaja yang mempengaruhi baik asupan
khusus, yaitu remaja yang aktif dalam kegiatan olah raga, menderita
Masalah yang sering timbul pada masa remaja yaitu makan tidak
maupun diluar sekolah. Mereka sering makan dengan cepat lalu keluar
rumah. Tidak jarang mereka makan diluar rumah, dengan risiko mereka
makanan dengan sasaran remaja, antara lain restoran fast food. Oleh
karena itu sebaiknya di rumah di sediakan sayur dan buah segar, untuk
menjaga agar kebutuhan gizi tetap terpenuhi. Pola makan remaja sering
kacau, tidak jarang mereka makan pagi dan siang dijadikan satu, remaja
memerlukan makan lebih sering atau dalam Jumlah yang banyak, agar
remaja tersebut saling berkaitan satu sama lain, adapun masalah gizi yang
biasa dialami pada fase remaja akibat defisensi zat gizi mikro adalah
Anemia
tidak akan mampu memenuhi zat-zat gizi bagi dirinya dan juga
(Hayati, 2010).
E. Kerangka Teori
seseorang. Pertumbuhan pada usia anak yang relatif terjadi dengan kecepatan
yang sama, secara mendadak meningkat saat memasuki usia remaja. (Soetardjo,
2011).
Pola makan remaja akan menentukan jumlah zat-zat gizi yang diperoleh
dengan kebutuhan akan menyediakan zat-zat gizi yang cukup untuk remaja, guna
fisik.
36
Faktor sosial
ekonomi
- Penyediaan
makanan
- Kurangnya
ketersediaan
pangan
- Kurangnya
akses terhadap
makanan
bergizi dan
keamanan
makanan
F. Kerangka Fikir
Gambar 2.2. Pola Fikir Variabel Yang Diteliti.
Metode Metode
Validasi
Semi-Quantitatif FFQ Food Recall 24 jam
Keterangan:
: Variabel Yang diteliti
: Perbandingan
G. Defenisi Operasional
Defenisi operasional :
Vitamin B12, Vitamin C, Kalsium, Fosfor, Besi, Zinc) adalah semua zat
gizi mikro yang berasal dari makanan, minuman dan suplemen yang di
konsumsi remaja.
38
Defenisi Operasional:
makanan yang berisi sejumlah bahan makanan maupun makanan jadi yang
Defenisi Operasional :
dengan mencatat semua jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi, yang
dilakukan selama 2 kali 24 jam pada hari yang berbeda, yakni Satu hari
mewakili hari kerja dan satu hari untuk mewakili hari libur.
4. Validasi
Definisi Operasional:
Validasi adalah membandingkan asupan zat gizi mikro sebagai hasil dari
asupan gizi, dengan rata-rata asupan metode Food Recall 24 jam sebagai
H. Hipotesis Penelitian
Recall 24 jam.
Recall 24 jam.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
uji validasi untuk melihat perbedaan dan korelasi jumlah asupan zat gizi mikro
2013.
1. Populasi
(Budiarto, Eko. 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X
2. Sampel
Sampel adalah sebagian subjek atau invidu dalam populasi yang diteliti.
adalah siswa kelas X dan XI yang dipilih dengan kriteria khusus di SMA
65
41
( )
n ={ [( )⁄( )]
} +3
( )
n ={ [( )⁄( )]
}
penelitian berlangsung.
42
D. Instrumen penelitian
Proses uji coba kuesioner dilakukan pada siswa SMA Islam Athirah
dari total responden dalam penelitian. Hasil uji coba kuesioner semi-
minuman yaitu 163 item. Apabila ada bahan makanan dan minuman
yang tidak dikonsumsi atau hanya satu dari dua puluh remaja yang
kuesioner SQ-FFQ.
c. Food picture
Athirah Makassar.
timbangan digital.
dimatikan agar hasil dari foto akan lebih bagus karena flash dari
E. Pengumpulan Data
1. Data Primer.
jam selama 2 hari yakni satu hari untuk mewakili hari kerja, dan satu
hari untuk mewakili hari libur melalui prosedur mencatat semua jenis
lakukan pada hari senin. Dan wawancara kedua FR 24 jam hari kerja
SQ- FFQ serta makanan yang masuk ke dalam daftar SQ-FFQ adalah
tersebut.
2. Data Sekunder.
Data sekunder adalah Data yang diperoleh dari pihak sekolah berupa
data demografi dan data jumlah siswa, serta data lain yang mendukung
dalam penelitian.
nomor ID, kemudian dilakukan entry data. Pengolahan data untuk masing-masing
NutriSurvei Versi Indonesia, untuk kedua metode diambil data rata-rata asupan
perhari. Kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi
G. Analisis Data
1. Analisis univariat
45
Analisis asupan zat gizi mikro dalam bahan makan dari metode SQ-
2. Analisis bivariat
asupan zat gizi mikro dianalisis dengan uji paired t-test untuk sebaran
data normal dan wilcoxon untuk sebaran data tidak normal di gunakan
dari program komputer, dan uji korelasi dianalisis dengan uji pearson
bila sebaran data normal. Bila sebaran data tidak normal digunakan uji
(Sopiyudin ,2011).
Populasi
Siswa SMA Islam Athira
A. Hasil Penelitian
tentang study validasi FR 24 jam dan SQ-FFQ pada remaja di SMA Islam
Athirah Makassar dengan jumlah sampel 93 orang. Adapun hasil dari pengolahan
Yayasan Hadji Kalla dari Perguruan Islam Athirah menjadi Sekolah Islam
saat ini sekolah Islam Athirah telah melebarkan sayap hingga ke Bukit
65
48
1. Pembina
2. Pengurus
3. Pengawas
tanggal 24 April 1984 dengan status sebagai sekolah swasta yang berakreditasi
Tabel 4.2
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di SMA Islam
Athirah Makassar Tahun 2013
Karakteristik N %
Kelas
X 53 57
XI 40 43
Umur (tahun)
14 4 4.3
15 35 37.6
16 38 40.9
17 16 17.2
Jenis Kelamin
Laki-laki 42 45.2
Perempuan 51 54.8
Total 93 100
Sumber : Data Primer, 2013
penelitian terbagi menjadi 2 tingkatan kelas, yaitu kelas X dan XI. Kelas X
tahun yaitu 4 orang (4.3%). Jenis kelamin responden yaitu responden laki-
orang (54.8%).
Asam folat sedangkan mineral yaitu kalsium, Fosfor, Besi dan Zn.
Adapun distribusi rerata asupan zat gizi mikro pada kedua metode
Tabel 4.3
Distribusi Rerata Metode Food Recall 24 Jam dan Semi-Quantitatif
Food Frequency Questionnare Pada Asupan Vitamin Remaja di SMA
Islam Athirah Makassar Tahun 2013
VITAMIN
METODE A (RE) D (µg) E (mg) B12 (mg) Asam Folat C (mg)
(mg)
FR 24jam(1)
min-max 8.9-3357.1 0,3-100.6 0,3-8.2 0,1-8.4 9-256.3 0.1-1072
X±SD/median 3.503±2.219 4.9±1.1 3.1±3.0 1.6±1.4 79.1±193.0 53.2±24.76.
FR 24jam(2)
min-max 19.2-6681 0.3-101.0 1.0-9.0 0.3-5.4 2.0-233.2 0.2-329.0
X±SD/median 4.059±2.863 5.2±1.3 3.27±2.9 1.65±1,5 88.9±79.3 30.6±19.21
FR24jam(1+2)
min-max 18.9-3412 0.4-100.3 0.6-7.3 0.4-6.9 24.6-199.7 3.35-571.8
X±SD/median 3.781±266.7 5.0±1.9 3.2±2.9 1.6±1.6 84.0±74.8 41.9±26.3
SQ-FFQ
min-max 31.6-2051.6 0.2-102.3 1.3-8.8 0.4-113.8 2.0-213.0 6.5-519.0
X±SD/median 4.12±2.99 4.5±1.9 3.2±2.9 3.0±1.6 81.7±77.1 39.0±29.4
asupan lebih tinggi dari FR 24 jam pada asupan Vitamin A, E, dan B12
Tabel 4.4
Distribusi Rerata Metode Food Recall 24 Jamdan Semi-Quantitatif
Food Frequency Questionnare Pada Asupan Mineral Remaja
di SMA Islam Athirah Makassar Tahun 2013
MINERAL
METODE Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Zn (mg)
FR 24jam(1)
min-max 31.8-762.1 60.1-896.2 1.5-17.6 1.1-9.7
X±SD/median 134.4±152.3 4.38±154.3 5.19±3.91 3.3±3.2
FR 24jam(2)
min-max 34.4-830.8 198.4-1031.0 1.5-16.1 1.2-12.3
X±SD/median 3.455±325.2 5.190±149.8 5.3±4.0 3.8±3.6
FR24jam(1+2)
min-max 58.1-752.8 8.15-796.1 2.1-16.8 1.3-10.4
X±SD/median 2.727±263.8 3.010±251.5 5.2±4.5 3.5±3.4
SQ-FFQ
min-max 55.6-618.3 223.8-851.0 2.2-18.5 2.1-8.8
X±SD/median 2.544±234.0 4.903±125.7 5.3±5.0 3.9±3.7
Sumber : Data Primer, 2013
Kalsium, Fosfor, Besi dan Zn perhari antara metode FR 24 jam dan SQ-
tinggi dari FR 24 jam pada asupan Fosfor, Besi dan Zn. Sedangkan
dalam variabel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Hal ini
Tabel 4.5
Distribusi Data Normal pada Asupan Vitamin
dengan Metode Food Recall 24 Jam dan Semi-
Quantitatif Food Frequency Questionnare
Tabel 4.6
Distribusi Data Normal pada Asupan Mineral
dengan Metode Food Recall 24 Jam dan Semi-
Quantitatif Food Frequency Questionnare
c. Hasil uji perbedaan dan uji korelasi asupan zat gizi mikro
kedua metode tersebut. Adapun hasil analisis yang dapat dilihat pada
Tabel.
54
Tabel 4.7
Distribusi Rerata, Uji Perbedaan dan Uji Korelasi dengan Metode
Food Recall 24 Jam dan Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnare
Pada Remaja di SMA Islam Athirah Makassar Tahun 2013
Zat Gizi
SQ-FFQ
Mikro pa prb %prc Pd re
FR24 jam (1+2)
X/MEDIAN±SD X/MEDIAN ±SD
Vitamin A 3.78±266.7 4.12±2.99 0,001 0.3 8.1 0,000 0,786
Dimana metode SQ-FFQ memiliki rata-rata asupan zat gizi mikro lebih
24 jam
metode SQ-FFQ dan FR 24 jam dalam mengukur asupan zat gizi mikro
55
hasil uji tidak signifikan sehingga H0 diterima dan Ha ditolak atau tidak
jam dan SQ-FFQ digunakan uji Formula Pearson atau uji Spearman’s
rho. Pada hasil uji statistik menunjukkan nilai p <0,05 dapat dikatakan
hasil uji signifikan sehingga H0 ditolak dan Ha diterima atau ada hubungan
B. Pembahasan
Dimana pada penelitian ini metode FR 24 Jam merupakan gold standar dan
Jam merupakan suatu metode yamg paling banyak digunakan dalam survey
dilakukan minimal dua kali (2x24 jam) tanpa berturut-turut sehingga dapat
variasi yang lebih besar tentang asupan harian indvidu (Gibson, 2005).
Pada penelitian ini, kuesioner yang akan diuji validitasnya yaitu SQ-
FFQ dimana metode ini bertujuan untuk menilai frekuensi pangan yang
koesioner pada 20 siswa SMA Islam Athirah yang bukan termasuk dalam
sampel penelitian. Pada metode SQ-FFQ terdapat 156 item makanan dan
dari kelimpok makanan dan minuman yang dikonsumsi pada umumnya SQ-
FFQ tidak lebih tinggi atau lebih rendah dari perkiraan FR 24 jam. Oleh
karena itu untuk melihat sejauh mana kemampuan suatu kuesioner untuk
57
zat gizi individu dari hasil kuesioner dengan perkiraan asupan zat gizi yang
metode lain yang diistilahkan sebagai metode refrensi yang memiliki tingkat
yang lebih besar dari validitas. Pengukuran dianggap valid bila metode atau
alat yang diunakan mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (Gibson,
terpercaya dalam akurasi (gold standard) di sebut validasi. Hal ini sejalan
antara metode SQ-FFQ dan FR 24 jam dalam pengukuran asupan zat gizi
paired t-test atau uji Wilcoxon dari program SPSS versi 16, menunjukan ada
mengukur asupan zat gizi mikro meliputi vitamin dan mineral. Hal ini
yang digunakan adalah uji Paired t-test, sedangkan apabila data yang
58
didapatkan tidak normal maka uji perbedaan yang digunakan adalah uji
Wilcoxon. Pada uji normalitas, diperoleh distribusi yang tidak normal pada
zat gizi mikro vitamin A, D, E, B12, Asam Folat, C, Kalsium, Besi dan Zn
hal ini ditunjukkan dengan nilai p<0,05. Sedangkan untuk data yang normal
terdapat pada Fosfor dengan nilai p>0,05. Menurut hasil analisis statistik
pada tabel 4.4 dan 4.5 didapatkan bahwa untuk semua zat gizi mikro nilai p
> 0,05 yang secara statistik nilai ini signifikan atau dengan kata lain ada
perbedaan antara kedua metode tersebut dalam mengukur asupan zat gizi
Pada penelitian ini, didapatkan kedua metode ada berbeda dan ada
yang tidak berbeda dalam mengukur asupan zat gizi mikro meliputi vitamin
A, D, E, B12, Asam Folat, C, Kalsium, Fosfor, Besi dan Zn. Hal ini
berat asupan perhari agar hasil metode ini setara dengan hasil rata-rata
yang memiliki kandungan zat gizi mikro meliputi vitamin dan mineral.
metode terhadap asupan zat gizi mikro pada penelitian ini berbeda secara
signifikan. Hasil analisis asupan vitamin A, B12, C, Fosfor dan Zn. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Betzabeth Slater, dkk pada
buah dan sayuran. Dimana SQ-FFQ lebih besar dari FR 24 jam. Sedangkan
menurut Faidon magkos, dkk pada tahun 2004 di Yunani dalam menilai
tahun 2013 terhadap asupan mineral pada ibu hamil, di Puskesmas Kassi-
menujukan bahwa asupan mineral Fe dan Zn berbeda dengan nilai p < 0,05.
Sementara penelitian yang dilakukuan oleh Starti Takwin, pada tahun 2013
terhadap asupan vitamin pada ibu hamil menujukan bahwa asupan vitamin
A, B12 dan C berbeda dengan nilai p<0,05 antara metode SQ-FFQ dan FR
24 jam. Demikian penelitian yang dilakukan oleh Boeing, dkk pada tahun
bulan selama setahun agar tidak ada perbedaan yang signifikan antara hari
penelitian Shahril dkk (2008) pada 51 wanita Melayu dan 28 wanita India
karbohidrat, lemak total, asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal
dan polyunsaturated, asam lemak dan vitamin A (retinol dan beta karoten),
C dan E. Perbedaan rata-rata persen antara kedua metode itu lebih rendah
asam lemak tak jenuh tunggal (2%) dimana hasil uji signifikan secara
Takwin, pada tahun 2013 terhadap asupan vitamin pada ibu hamil
menujukan bahwa asupan vitamin E dan Asam Folat tidak ada berbeda yang
signifikan dengan nilai p > 0,05 antara metode SQ-FFQ dan FR 24 jam.
menggunakan Formula Pearson atau uji Spearman’s rho. Hasil uji statistik
B12, Asam Folat, C, Kalsium, Fosfor, Besi dan Zn yang dikonsumsi pada
remaja.
Pada uji normalitas, diperoleh distribusi yang tidak normal pada zat
gizi mikro vitamin A, D, E, B12, Asam Folat, C, Kalsium, Besi dan Zn.
Menurut hasil analisis statistik pada tabel 4.4 dan 4.5 didapatkan bahwa
untuk semua zat gizi mikro secara statistik nilai ini signifikan atau dengan
kata lain ada hubungan antara kedua metode tersebut dalam mengukur
asupan zat gizi mikro atau dalam hal ini H0 ditolak dan Ha diterima.
pearson yang ditunjukkan pada tabel 4.6 yaitu untuk asupan vitamin A
memiliki korelasi sangat kuat dan vitamin D, E, B12, C dan kalsium dan Zn
antara kedua metode tersebut memiliki korelasi yang kuat. Untuk beberapa
vitamin dan mineral seperti Asam folat dan Besi menujukan korelasi sedang
antara kedua metode tersebut, ini menujukan metode SQ-FFQ adalah sama
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Neneng Dewi
sulistiani, pada tahun 2013 terhadap asupan mineral Fe, Zn dan kalsium
oleh Starti Takwin, pada tahun 2013 terhadap asupan vitamin pada ibu
FR 24 jam memiliki korelasi sedang 0,45 untuk vitamin B12 dan Asam Folat
dilakukan pada 100 wanita yang berumur 34-75 tahun hasil menunjukkan
koefisien korelasi uji Spearman antara tingkat asupan dengan dua metode
Vit C, dan Vit E, metode SQ-FFQ dan metode FR 24 Jam memiliki korelasi
yang kuat. Demikian juga pada penelitian yang dilakukan Faidon Magkos,
dkk pada tahun 2004 di yunani menujukan bahwa metode SQ-FFQ dan FR
24 jam memiliki hubungan yang sangat kuat dengan korelasi 0,639 untuk
kalsium.
dapat sama baiknya digunakan untuk menilai asupan zat gizi mikro. FR 24
jam yang digunakan sebagai gold standar yang memiliki kelebihan tidak
sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari sehingga validitas dari metode
63
ini juga tinggi untuk menggambarkan actual intake zat gizi dibandingkan
dengan metode lain karena metode ini hanya mencakup konsumsi makan
keberhasilan metode ingatan 24 jam ini tergantung pada daya ingat subjek,
metode ini tidak cocok untuk menilai kebiasaan asupan pangan/ gizi
pada metode ini. Gold standar merupakan alat ukur pembanding untuk
suatu uji validasi, dimana gold standar ini harus lebih baik dari lebih valid
dari metode yang akan dibandingkan, selain itu gold standar juga sebaiknya
memiliki bias yang sedikit agar hasil dari uji validasi kuesioner dapat lebih
valid.
C. Keterbatasan Peneliti
sampel.
BAB V
A. Kesimpulan
2. Rata-rata asupan zat gizi mikro dengan metode Recall 24 jam lebih
Kalsium.
zat gizi mikro meliputi vitamin, A, B12, C, Fosfor dan Zn. dan tidak
gizi mikro meliputi vitamin D, E, Asam Folat, Kalsium dan Besi. pada
gizi mikro meliputi vitamin dan mineral pada remaja SMA Islam
65
66
B. Saran
dan food recall 24 jam pada remaja sehingga dapat melengkapi yang
gunakan dalam menilai asupan zat gizi mikro pada remaja khususnya
Achadi, E. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Raja Grafindo Persada, Jakarta
Khomsan A. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Gramedia
Widiasarana Indonesia, Jakarta.
Ruel MT. 2001. Can Food-Based Strategies Help Reduce Vitamin A and Iron
Deficiencies? A Review of Recent Evidence. Washington DC
:International Food Policy Research Institute
Soetjiningsih. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama, Buku
AJAR I, Sagung Seto, Jakarta
Sri Rumini,; Sri Sundari. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Rineka
Cipta.2004
Subeno BT. 2007. Anemia defisiensi besi pada anak sekolah. http://www.
suaramerdeka.com/harian/0706/25/ragam01.htm
Suhendro, 2003, Jurnal Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas
Pada Remaja Siswa-Siswi SMU di Kota Tangerang, Banten.
Tarmudji, 2001, Jurnal Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Agresivitas
Remaja, http://www.dep diknas. go.id/ journal/ htm.
Todd, K., Mark, H., Doris, H. 1983, Food Intake Measurement : problems and
approaches , Am.J.Clin.Nutr, no :37
Tabel Sintesa Hasil Penelitian Tentang Perbedaan SQ-FFQ dan Recall 24 Jam
Persiapan:
1. Kuesioner FFQ dan Recall NILAI GIZI: ENERGI, NILAI GIZI: ENERGI,
24 Jam ZAT GIZI MAKRO & ZAT GIZI MAKRO &
2. Photo model URT MIKRO MIKRO
makanan
3. Alat tulis Diolah menggunakan
prpgram Nutrisurvey
PENJELASAN RENCANA Dgn memasukkan berat
Cara mengisi: bahan makanan yang
PENELITIAN KEPADA SISWA 1. Menanyakan aktifitas yang pertama kali dilakukan pada dikonsumsi ke dalam
SEBAGAI RESPONDEN saat bangun (untuk memudahkan mengingat) program
2. Kemudian menanyakan makanan yang dikonsumsi tiap
aktifitas yang dilakukan
3. Mencatat menu masakan yang dikonsumsi, dan bahan FFQ RECALL
makanan dalam menu tersebut. 24
4. Untuk URT bahan makanan, diperlihatkan kembali photo
model makanan sesuai dengan bahan makanan yang
dikonsumsi untuk mengetahui beratnya
TIDAK 5. Mencatat berat bahan makanan yang dikonsumsi
KESEDIAA STOP
N ANALISIS DATA
Cara Mengisi:
1. Peneliti menanyakan frekuensi konsumsi bahan makanan (FFQ & FOOD
YA yang tersedia di kuesioner (Harian, Mingguan, Bulanan, RECALL)
dll)
WAWANCARA 2. Pada saat menanyakan jenis porsi yang dikonsumsi (K, S,
B) maka peneliti menunjukkan foto model makanan yang DAY 2: FOOD
DILAKSANAKAN peneliti buat sebelumnya (dgn ukuran porsi sedang yang RECALL 24 JAM
disertai ukuran berat (gr))
3. Setelah mengetahui frekuensi konsumsi dan jenis porsi
yang dikonsumsi maka dapat dihitung rata-rata konsumsi
perhari, misalnya Nasi putih dikonsumsi 2x perhari dengan
IDENTITAS RESPONDEN WAKTU : 3 MENIT porsi sedang (200 gr), maka rata-rata konsumsi perhari
(KARAKTERSTIK) adalah 2 dikali 200 gr = 400 gr
Kelompok Makanan
Makanan pokok = 12
KUESIONER WAKTU : 40 MENIT Lauk hewani = 30, Lauk nabati = 6, Sayuran = 18, DAY 1: FOOD WAKTU : 10 -15 MENIT
Buah = 20, Minyak = 6
FFQ Susu dna hasil olahannya = 6
RECALL 24 JAM
Minuman = 9, Makanan jajanan = 37
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASSYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
Makassar, 2013
Penelitian Responden
IDENTITAS SAMPEL
Penelitian Berjudul :
Nama :………………………………………………………
2 ( ) perempuan
Kelas : 1. ( ) X
2. ( ) XI
............................................................................
...............................................................
FORM FOOD RECALL 24 JAM
No ID
Nama Sampel :
Kelas :
Hari Ke :
Tanggal :
2 Snack
3 Makan Siang
4 Snack
5 Makan Malam
6 Snack
FORMULIR METODE FREKUENSI MAKANAN
Semi Quantitatif
Rata-rata
Berat
K S B
Tidak Pernah
Berat (g)
1-4 x/M
pernah
1-3 x/H
1-3 x/B
Idak
Porsi
g/H
x/H
T
Makanan Pokok
Nasi putih 200 1 prg sdg
Buras 95 1 bh
Ketupat 110 1 bh
Roti Tawar Putih 30 2 iris
Laksa 20 1 prg sdg
Mi instan 80 1 bks
Kentang 40 1 bh sdg
Nama Makanan Frekuensi komsumsi Porsi
Rata-rata
Berat
K S B
Tidak Pernah
Berat (g)
1-4 x/M
pernah
1-3 x/H
1-3 x/B
Idak
Porsi
g/H
x/H
T
Lauk hewani
Rata-rata
Berat
K S B
Tidak Pernah
Berat (g)
1-4 x/M
pernah
1-3 x/H
1-3X /B
Idak
Porsi
g/H
x/H
T
Sayuran
Buncis 50 7 bh
Kacang panjang 50 3 bh
Taoge 50 1 prg
Ketimun 50 3 iris
Wortel 50 1/2 bh
Tomat 25 1 bj
Rata-rata
Berat
K S B
Tidak Pernah
Berat (g)
pernah
Idak
-x /M
Porsi
x/H
X /B
g/H
x/H
T
Buah
Alpukat 50 ½ bh bsr
Apel 75 ½ bh bsr
Mangga 90 ½ bh
sdg
Nangka 60 3 biji
Anggur 125 11 bh
Pir 85 1/2 bh
Pisang ambon 60 1 bh
Kedondong 100 1 bh sdg
Srikaya 100 1 bh sdg
Salak 80 1 bh
Sirsak 60 1 ptg
sdg
Durian 35 3 bj
Langsat 75 5 bh
Melon 190 1 ptg
strawberi 50 4 bh sdg
Rata-rata
Berat
K S B
Tidak Pernah
Berat (g)
pernah
1-3 x/H
1-4 x/M
1-3 x/B
Idak
Porsi
g/H
x/H
T
Minyak
Rata-rata
Berat
K S B
Tidak Pernah
Berat (g)
1-4x/M
pernah
1-3x/H
1-3x/B
Porsi
Idak
g/H
x/H
T
Makanan Jajanan
Wafer Tango 19 4 bh sdg
Malkist crackers 3 1 bh
Donat 65 1 bh
Risoles 50 1 bh
Pudding 65 1 bh
Brownis 30 1 bh
Ubi jalar goreng 60 1 bh
Sukun goreng 13 1 bh
Pisang goreng 60 1 bh
Bakwan 40 1 bh
Perkedel jagung 40 1 bh
Terang bulan 50 1 ptg sdg
Martabak 40 1 ptg sdg
Pisang ijo 60 1 bh
Pallu butung 220 1 mgk
Tella-tella 120 1 prg
Jalangkote 65 1 bh
Tahu isi 20 1 bh
Soto ayam 225 1 mgk
Coto 400 1 mgk
Kentang goreng 100 1 porsi
Tahu bakso 40 1 bj
Mie bakso 370 1 mgk
Astor 40 1 dos
Biskuat 17,5 1 bks kcl
Better 16 1 bks
Hello panda 45 1 bks sdg
Suplemen
Stimuno 1 tablet
Herbalife (shake mix) 22 2 sdm
Analsisis Bivariat
Descriptive Statistics
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
R1Kalsium .189 93 .000 .855 93 .000
R1Fosfor .096 93 .033 .978 93 .125
R1Besi .196 93 .000 .855 93 .000
R1Zn .117 93 .003 .869 93 .000
R1VitA .343 93 .000 .412 93 .000
R1VitD .376 93 .000 .274 93 .000
R1VitE .079 93 .189 .959 93 .005
R1VitB12 .123 93 .002 .809 93 .000
R1VitC .366 93 .000 .262 93 .000
R1VitAsamFolat .121 93 .002 .909 93 .000
R2Kalsium .088 93 .071 .957 93 .004
R2Fosfor .088 93 .075 .959 93 .005
R2Besi .189 93 .000 .867 93 .000
R2Zn .131 93 .000 .849 93 .000
R2VitA .384 93 .000 .307 93 .000
R2VitD .382 93 .000 .273 93 .000
R2VitE .131 93 .000 .883 93 .000
R2VitB12 .110 93 .007 .884 93 .000
R2VitC .219 93 .000 .582 93 .000
R2VitAsamFolat .124 93 .001 .940 93 .000
RTotalKaslium .099 93 .024 .952 93 .002
RTotalFosfor .273 93 .000 .823 93 .000
RTotalBesi .112 93 .006 .889 93 .000
RTotalZn .147 93 .000 .811 93 .000
RTotalVitA .340 93 .000 .465 93 .000
RTotalVitD .389 93 .000 .261 93 .000
RTotalVitE .099 93 .025 .942 93 .000
RTotalVitB12 .151 93 .000 .774 93 .000
RTotalVitC .335 93 .000 .330 93 .000
RTotalVitAsamFolat .108 93 .009 .955 93 .003
FFQKalsium .105 93 .013 .948 93 .001
FFQFosfor .087 93 .080 .977 93 .104
FFQBesi .121 93 .002 .843 93 .000
FFQZn .113 93 .005 .926 93 .000
FFQVitA .285 93 .000 .596 93 .000
FFQVitD .381 93 .000 .226 93 .000
FFQVitE .116 93 .003 .909 93 .000
FFQVitB12 .439 93 .000 .125 93 .000
FFQVitC .277 93 .000 .354 93 .000
FFQVitAsamFolat .145 93 .000 .915 93 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Perbedaan dan Korelasi
Npar Tests
Vitamin A
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
b
Test Statistics
FFQVitA -
RTotalVitA
a
Z -3.447
Nonparametric Correlations
Correlations
RTotalVitA FFQVitA
**
Spearman's rho RTotalVitA Correlation Coefficient 1.000 .786
N 93 93
**
FFQVitA Correlation Coefficient .786 1.000
N 93 93
Ranks
b
Test Statistics
FFQVitD -
RTotalVitD
a
Z -.819
Nonparametric Correlations
Correlations
RTotalVitD FFQVitD
**
Spearman's rho RTotalVitD Correlation Coefficient 1.000 .692
N 93 93
**
FFQVitD Correlation Coefficient .692 1.000
N 93 93
Ranks
b
Test Statistics
FFQVitE - RTotalVitE
a
Z -.964
Asymp. Sig. (2-tailed) .335
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Nonparametric Correlations
Correlations
RTotalVitE FFQVitE
**
Spearman's rho RTotalVitE Correlation Coefficient 1.000 .603
N 93 93
**
FFQVitE Correlation Coefficient .603 1.000
N 93 93
Ranks
b
Test Statistics
FFQVitB12 -
RTotalVitB12
a
Z -2.851
Nonparametric Correlations
Correlations
RTotalVitB12 FFQVitB12
**
Spearman's rho RTotalVitB12 Correlation Coefficient 1.000 .575
N 93 93
**
FFQVitB12 Correlation Coefficient .575 1.000
N 93 93
Ranks
b
Test Statistics
FFQVitC - RTotalVitC
a
Z -2.356
Asymp. Sig. (2-tailed) .018
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Nonparametric Correlations
Correlations
RTotalVitC FFQVitC
**
Spearman's rho RTotalVitC Correlation Coefficient 1.000 .704
N 93 93
**
FFQVitC Correlation Coefficient .704 1.000
N 93 93
Ranks
b
Test Statistics
FFQVitAsamFolat -
RTotalVitAsamFolat
a
Z -.485
Asymp. Sig. (2-tailed) .628
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Nonparametric Correlations
Correlations
RTotalVitAsam FFQVitAsam
Folat Folat
**
Spearman' RTotalVitAsamFolat Correlation Coefficient 1.000 .425
s rho
Sig. (2-tailed) . .000
N 93 93
**
FFQVitAsamFolat Correlation Coefficient .425 1.000
N 93 93
Correlations
RTotalVitAsam FFQVitAsam
Folat Folat
**
Spearman' RTotalVitAsamFolat Correlation Coefficient 1.000 .425
s rho
Sig. (2-tailed) . .000
N 93 93
**
FFQVitAsamFolat Correlation Coefficient .425 1.000
N 93 93
Npar Tests
Kalsium
Ranks
b
Test Statistics
FFQKalsium - RTotalKaslium
a
Z -1.251
Asymp. Sig. (2-tailed) .211
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Nonparametric Correlations
Correlations
RTotalKaslium FFQKalsium
**
Spearman's RTotalKaslium Correlation Coefficient 1.000 .636
rho
Sig. (2-tailed) . .000
N 93 93
**
FFQKalsium Correlation Coefficient .636 1.000
N 93 93
Npar Tests
Besi
Wilcoxon Signed Ranks Tes
Ranks
b
Test Statistics
FFQBesi - RTotalBesi
a
Z -1.084
Asymp. Sig. (2-tailed) .278
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Nonparametric Correlations
Correlations
RTotalBesi FFQBesi
**
Spearman's rho RTotalBesi Correlation Coefficient 1.000 .489
N 93 93
**
FFQBesi Correlation Coefficient .489 1.000
N 93 93
*. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Npar Tests
Zn
Wilcoxon Signed Ranks Tes
Ranks
b
Test Statistics
FFQZn - RTotalZn
a
Z -3.894
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negative ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Nonparametric Correlations
Correlations
RTotalZn FFQZn
**
Spearman's rho RTotalZn Correlation Coefficient 1.000 .547
N 93 93
**
FFQZn Correlation Coefficient .547 1.000
N 93 93
Fosfor
Paired T-Test
N Correlation Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)
RTotalFosfor -
Pair 1 -1.89312E2 243.43515 25.24305 -239.44670 -139.17695 -7.500 92 .000
FFQFosfor
Nonparametric Correlations
Correlations
RTotalFosfor FFQFosfor
**
RTotalFosfor Pearson Correlation 1 .314
N 93 93
**
FFQFosfor Pearson Correlation .314 1
N 93 93
Suku : Bugis
Agama : Islam
E-Mail : vthreezaim26@gmail.com