1. AIHA (auto immune hemolytic anemia) : suatu kelainan pada sel darah merah akibat autoantibody
(produksi antibody untuk menghancukan eritrosit pada tubuh sendiri). Selain AIHA ada alloimmune dan
drug-induced IHA. Insidennya sangat jarang (1-3 kasus per 100,000/tahun). Klasifikasi AIHA secara
umum dibedakan berdasarkan temperatur reaktivitas RBC autoatibody. Warm autoantibody bereaksi
pada suhu sekita 37 oC, sementara cold 0-4oC. Klasifikasinya yaitu warm AIHA, cold agglutinin syndrome,
paroxysmal cold hemoglobinuria, mixed-type AIHA, dan drug-induced AIHA. Proses autoantibody ini
dimediasi oleh IgG (eksravaskular hemolisis) dan IgM (intra dan ekstravaskular hemolisis). Untuk
membedakan intra/ekstravaskular hemolisis diperlukan tes CBC with peripheral smear, bilirubin, LDH,
haptoglobin, dan urin Hb. Spleen merupakan lokasi umum terjadinya ekstravaskular hemolisis terkait IgG.
Untuk diagnosis AIHA butuh bukti dari tes serologis autoantibody serta uji klinis dan/atau laboratorium
hemolisis. Treatmentnya: apabila drug-induced lalu hemolisis terjadi secara signifikan, maka pengobatan
dihentikan terlebih bila ada alternatif pengobatan; pemberian kortikosteroid; transfusi RBC.
2. Myalgia : istilah medis untuk nyeri otot. Tanda dan gejalanya yaitu nyeri, spasme otot, keterbatasan
lingkup gerak sendi (LGS), dan penurunan kekuatan otot
3. UIBC (unsaturated iron binding capacity) :
4. TIBC (total iron binding capacity) :
5. Direct Coombs test : test serologis autoantibody dengan cara uji antiglobulin secara langsung.
a. Asesmen kasus
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama
: Ny M.M
Umur
: 59 tahun
Sex
: Perempuan
Pekerjaan
:
Pendidikan
:
Agama
:
No RM
Ruang
Tanggal Masuk
Tanggal Kasus
Alamat
Diagnosis Medis
: 54.68.21
: IGD
: 25 Agustus 2015
: 12 Juni 2014
: Rejowinangun, Yogyakarta
: AIHA, myalgia, hiperglikemia
Penyakit kronik
Kesehatan mulut
Pengobatan
Perubahan berat badan
Mempersiapkan
makanan
Riwayat/ pola makan
B. Antropometri
RL
154 cm
Berat Badan
41 kg
LLA
22,5 cm
Kesimpulan:
BMI
= 41/1,502^2 = 18,2 (underweight)
LLA = 22,5/30,7x100%= 73,3 %
TB
= 63,18 + (0,63 x 154) 0,17 x 59) = 150,2 cm
C. Pemeriksaan Biokimia
Pemeriksaan
Nilai Normal
Pemeriksaan
Keterangan
Limfosit
4,6 10,6 (10e3/ul)
16%
Tinggi
Eritrosit
4,2 5,4 (10e3/ul)
1,67 %
Rendah
Hb
12 18 g/dl
8,1
Rendah
Hematokrit
37 47 %
16,7
Rendah
MCV
81 99 fl
100
Tinggi
MCH
27 31 g/dl
48,5 pg
Tinggi
MCHC
33 37 g/dl
48,5
Tinggi
eosinofil
0,6%
basofil
0,1%
RDV-CV
20,%
GDP
161
Tinggi
GPS
364
Tinggi
D. Pemeriksaan Fisik Klinik
1. Kesan Umum : mual, muntah, baal di bibir, nyeri kaki kiri
2. Vital Sign :
Pemeriksaa
Awal Masuk
Nilai Normal
n
RS
Tensi
120/70 mmHg
< 120/80 mmHg
Keterangan
prehipertens
i
Respirasi
21x/menit
Nadi
128x/menit
Suhu
36,8C
3. Kepala/ Abdomen / Extremitas : -
12-16x/menit
60-100x/menit
36,5-37,2 oC
Tinggi
Tinggi
Normal
F. Terapi Medis
Jenis
Obat/Tindakan
11,6
Karbohidrat
(g)
82,6
2,1
26,3 %
34,94%
15 %
Solusi
Energi (kcal)
Protein (g)
Lemak (g)
953,8
9,4
60 %
15,28 %
Fungsi
Fe
b. Diagnosis Gizi
- Inadequate oral food intake (NI-2.1) bd masalah gastrointestinal yaitu mual dan muntah dd penurunan
BB dan pemenuhan hasil recall 24 jam <80 %.
- Inconsistent carbohydrate intake (NI-53.4) bd hiperglikemia dd hasil lab GDP dan GDS tinggi.
- Increased nutrient (Fe and protein) needs (NI-5.1) bd anemia hemolitika dd hasil tes lab Hb rendah
asupan Fe rendah, keluhan anemia (lemas).
d. Intervensi gizi
Tujuan: - memberi asupan makanan sesuai dengan kebutuhan energi
- Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal
Prinsip:
- Energi cukup yaitu kkal/hari
- Protein tinggi,
- Lemak cukup, 25 % total energi.
- KH by difference
- Fe tinggi
- Tidak mengonsumsi makanan dan minuman bersuhu hangat