Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENDIDIKAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN IBU BALITA

USIA 24 - 48 BULAN DI WILAYAH PUSKESMAS TANETE KABUPATEN


BULUKUMBA
Dr . HASNAH M. NOOR, SKM., M.Kes, MARHAENI, S.ST, M.Kes., Syaniah Umar,SST., M.Keb

Prodi D III Kebidanan Makassar Poltekkes Kemenkes Makassar

ABSTRAK Gizi Balita terhadap pengetahuan ibu


Pengetahuan dan sikap ibu yang dengan p.value 0,000 <α=0,05. Karena
baik mengenai 1000 HPK, khususnya itu disarankan untuk dijadikannya model
intervensi pada anak usia bawah dua pendidikan spesifik gizi Balita dibarengi
tahun penting terutama bagi kualitas dengan pemberian makanan tambahan
kesehatan anak dan merupakan salah sesuai dengan umur sehingga masalah
satu dasar terjadinya perubahan terkait devisiensi gizi pada anak di awal
perilaku ibu dalam upaya meningkatkan kehidupannya dapat di cegah.
kualitas kesehatan ibu dan anak
terutama dalam masa 1000 hari Key Words: Pendidikan Gizi,
pertama kehidupan, khususnya dalam pengetahuan Ibu Balita
masa 730 hari setelah anak lahir tentang Gizi
(Organization, 2013). Penelitian yang
bertujuan menganalisis pengaruh I. PENDAHULUAN
intervensi spesifik terhadap A. Latar Belakang Masalah
pengetahuan, sikap dan pola asuh ibu
Balita usia 24-48 bulan tentang intrvensi Pembangunan suatu bangsa pada
pada kelompok tersebut. Subyek hakekatnya untuk mewujudkan
adalah ibu dari anak usia dua tahun di kesejahteraan rakyat. Salah satu
wilayah puskesmas Tanete tepatnya indikator keberhasilan pembangunan
desa Kambuno yang dipilih secara acak adalah peningkatan kualitas manusia.
stratified multi stage. Data diperoleh Upaya meningkatkan kualitas Sumber
secara primer melalui wawancara Daya Manusia (SDM) seharusnya
terstruktur, terkait pengetahuan, sikap dimulai sedini mungkin sejak janin
dan Pola asuh ibu tentang aspek gizi dalam kandungan dan akan berlanjut
sesuai umur tersebut dan pemantauan hingga 730 hari setelah anak lahir.
tumbuh kembang anak (Utami et al., Masa balita khususnya diusia bawah
2008). dua tahun merupakan periode yang
Penelitian ini menggunakan quasi sangat menentukan kualitas SDM di
experimen dengan desain pre-test-post- masa depan, karena tumbuh kembang
test melalui pendidikan dan pelatihan anak sangat ditentukan sejak masa ini.
yang dilakukan sebanyak satu hari dan Penanganan yang tepat pada awal
selanjutnya pada bulan berikut kehidupan anak yang dilahirkan akan
dilakukan intervensi berupa simulasi menentukan kualitas hidup mereka di
dan demostrasi pembuatan makanan kemudian hari (Qulub, 2016).
tambahan kepada kedua kelompok Anak dalam usia yang masih dini
untuk kemudian dianalisis baik terutama bawah dua tahun merupakan
pengetahuan, sikap, pola asuh dan konsumen pasif artinya mereka belum
status gizi Balita pada dua kelompok. dapat mengambil dan memilih
Hasil penelitian berdasarkan hasil makanan sendiri, sulit diberikan
uji Wilcoxon disimpulkan bahwa ada pengertian tentang makanan serta
pengaruh secara signifikan Pendidikan kemampuan mereka untuk menerima
2

berbagai jenis maakanan tertentu upaya meningkatkan kualitas anak


masih terbatas (Santrock, 2015). sebagai calon SDM yang tangguh yang
Dengan demikian keterbatasan diawali pada usia dini, yakni keluarga
tersebut, kebutuhan yang paling (Behrman, 1995), masyarakat dan
mendasar terutama dalam pemenuhan pemerintah (Mock et al., 2000). Ibu
nutrient hanya dipenuhi dengan adalah pilar utama yang perlu dilbatkan
bantuan orang lain, sehingga diyakini dalam perbaaikan gizi anak akan
individu dalam fase awal kehidupannya memberi dampak yang lebih besar
sangat rawan terhadap timbulnya dalam membentuk pola makan anak
masalah gizi. untuk memenuhi kebutuhan gizinya
Global SUN Movement (Kirks and Hughes, 1986).
bertujuan untuk menurunkan masalah . Di Puskesmas Tanete
gizi, dengan fokus pada 1000 HPK berdasarkan hasil pencatatan dan
yaitu pada ibu hamil, ibu menyusui dan pelaporan KIA yang tediri dari 2
anak usia 0-24 bulan. Gerakan SUN Kelurahan dan 11 Desa dengan jumlah
Movement di Indonesia dikenal dengan balita 4.055, terdapat 14 Balita (0,35%)
Gerakan Nasional Percepatan yang mengalami gizi kurang. Hal yang
Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu mmengejutkan dari sejumlah
Hari Pertama Kehidupan disingkat Kelurahan dan Desa yang ada,
menjadi Gerakan 1000 Hari Pertama terdapat ada du desa dengan jumlah
Kehidupan (HPK), dengan Balita yang mengalami gizi kurang
implementasi program melalui gerakan yang cukup tinggi, yakni Desa
1000 HPK terdiri dari program spesifik Kambuno dengan jumlah Balita 192
dan program sensitif. Program spesifik terdapat 12 anak (6,25%), balita yang
dilakukan langsung terhadap kelompok mengalami gizi kurang termasuk 1
sasaran 1000 HPK oleh sektor orang yang mengalami gizi buruk.
kesehatan, yaitu ibu hamil, bayi 0—6 Karena itulah penelitian ini diarahkan di
bulan, dan bayi 7— 24 bulan desa tersebut untuk mengetahui
sedangkan program sensitif dampak Intervensi Spesifik Pendidikan
merupakan kegiatan yang dilakukan gizi terhadap perilaku ibu dalam
lintas sektor dengan sasaran pemenuhan nutrisi dan Status gizi anak
masyarakat umum, dampaknya sensitif usia dua sampai empat tahun,
keselamatan proses pertumbuhan dan mengingat pada kelompok inilah
perkembangan 1000 hari pertama merupakan usia yang rawan terhadap
kehidupan (Sumarni, 2016). masalah gizi tersebut.
. Intervensi gizi bagi masyarakat
terutama pada anak dalam masa BAHAN DAN METODE PENELITIAN
seribu hari awal kehidupan telah
A. Jenis Penelitian
dilakukan secara menyeluruh
Penelitian ini menggunakan
diseantero dunia, namun upaya
Quasi Experimental dengan design
peningkatan pengetahuan dan sikap
“pre test–post test design control
dalam membangun perilaku positif
group” (Stillman and Michael, 1982),
yang di Indonesia dengan
suatu pendekatan yang digunakan
memamdukan berbagai aspek,
untuk memahami pengaruh
terutama pendidikan gizi belum
Intervensi Spesifik pendidikan gizi
sepenuhnya menjangkau masyarakat
pada kelompok Balita tentang
secara menyeluruh. Karena itu perlu
pengetahuan, sikap dan pola asuh
strategi dengan melibatkan berbagai
anak hubungannya dengan status
unsur (Zeitlin et al., 1993, 1995). Tiga
gizi anak usia 24 - 48 bulan.
elemen penting yang berperan dalam
3

B. Subyek dipersiapkan terkait variabel penelitian,


Populasi dalam penelitian ini adalah selanjutnya data yang terkumpul dan
keluarga yang mempunyai bayi dan dianggap bebas dari kesalahan
Balita usia 24 - 48 bulan yang ada dan selanjutnya diolah dan dianalisis secara
terdaftar di Desa Kambuno wilayah deskriptif dan inverensial pada
Puskesmas Tanete Kecamatan convidence Level (0,95) atau tingkat
Bulukumpa Kabupaten Bulukumba signifikansi (α=0,05). Data yang telah
sebesar 192 orang dan subyeknya diolah lalu dianalisis menggunakan uji
adalah anak balita laki-laki dan Non Parametrik statistik yakni “wilcoxon
perempuan beserta ibunya yang dibagi Signed Rank Test” untuk melihat
ke dalam dua kelompok subyek yakni pengaruh intervensi pendidikan
bayi dan Balita usia 24 - 48 bulan terhadap ibu Balita melalui perbedaan
dengan satu kelompok intervensi (KI) nilai antara pre-test dan post test, dan uji
dan untuk kelompok control (KK). “Mann Withney” untuk melihat perbedan
nilai antara kelompok intervensi dengan
Pengolahan Data kelompk kontrol mengingat data yang
ada tidak berdistribusi normal.
Data yang dikumpulkan secara
taksonomi dengan mencari keterkaitan HASIL DAN PEMBAHASAN
antara pertanyaan yang satu dengan A. Hasil
pertanyaan lain, juga secara
komponensial dengan menulis semua Setelah selesainya intervensi pada
simbol-simbol yang ada kemudian kelompok subyek, maka dilakukan
dibuat dalam bentuk transkrip dan identifikasi data sesuai indikator
analisis (Mathew B. Miles, 1992). dilanjutkan dengan pengolahan dan
analisis data untuk pembuktian uji
Analisis Data hipotesis, selengkapnya diuraikan pada
Data menggunakan instrument halaman berikut:
berupa questioner yang telah

1. Analisis Deskriptif
a. Karakteristik Ibu Balita
Tabel 1. Distribusi Ibu Balita Menurut Tingkat Pendidikan dan
Pekerjaan di Desa Kambuno Kec. Bulukumpa Kab.
Bulukumba Tahun 2017
Kelompok Ibu Uji Beda
Jumlah
Pendidikan Intervensi Kontrol
n % n % n % p.value
SD 11 40,7 16 59,3 27 32,2 0,140
SLTP 12 63,2 7 36,8 19 22,6
SLTA 18 51,4 17 48,6 35 41,7
Perguruan Tinggi 1 33,3 2 66,7 3 3,6
Total 42 50 42 50 84 100.0
Intervensi Kontrol Jumlah Uji Beda
Pekerjaan
n % n % n % p.value
Ibu Rumah Tangga 41 50.0 41 50,0 82 97.6 0,362
PNS 1 100 0 0,0 1 1,2
Wiraswasta 0 0.0 1 100,0 1 1,2
42 50,0 42 50,0 84 100,0
Sumber : Data Primer
4

Secara deskriptif hasil analisis data orang (97,6%), masingmasing 42 orang


pada tabel 1 menunjukkan tingkat ditiap kelompok, sedangkan dua orang
pendidikan ibu Balita sebagai subyek lainnya, dimana satu orang pada
penelitian, terbanyak lulusan Sekolah kelompok intervensi bekerja sebagai
Dasar (SD) sebesar 27 (32,2%, pegawai negeri sipil (PNS), dan satu
terbanyak pada kelompo kontrol orang dari kelompok kontrol bekerja
sebanyak 16 orang (59,3%), diikuti sebagai wiraswasta.
dengan SLTA sebanyak 22,6%, Hasil uji beda karakteristik
tertinggi pada kelompok intervensi pendidikan dan pekekerjaan ibu pada
sebesar 12 (63,2%), sedangkan untuk kedua kelompok intervensi dan
perguruan tinggi paling rendah hanya 1 kelompok kontrol masing-masing
orang atau 33,3%. menunjukkan p.value 0,140 dan 0,362
Memperhatikan jenis pekerjaan, labih besar dari α=0,05 yang berarti
dari sejumlah ibu balita sebagai subyek kedua kelompok tersebut tidak
penelitian terbanyak yang bekerja rutin menunjukkan perbedaan yang bearti.
sebagai ibu rummah tangga yakni 82

b. Karakteristik Balita Menurut Jenis Kelamin, Riwayat ASI Eksklusif dan


Status Gizi

Tabel 2. Distribusi Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Riwayat ASI


Eksklusif, dan StatusGizi Pre dan Post Test di Desa Kambuno
Kec. Bulukumpa Kab. Bulukumba Tahun 2017
Kelompok Ibu Uji
Jumlah
Jenis Kelamin Intervensi Kontrol Beda
n % n % n % p.value
Laki-laki 21 51,2 20 48,8 41 48,8 0,761
Perempuan 21 48,8 22 51,2 43 51,2
Total 42 50,0 42 50,0 84 100,0
Riwayat ASI Intervensi Kontrol Jumlah 0,171
Eksklusif n % n % n %
Eksklusif 20 50,0 20 50,0 40 47,6
ASI ( 4 bulan ) 19 55,9 15 44,1 34 40,5
ASI ( 1-3 bulan ) 3 30,0 7 8,3 10 11,9
Total 42 50,0 42 50,0 84 100,0
Status Gizi Balita Intervensi Kontrol Jumlah 0,000
Pra Intervensi n % n % n %
Status Gizi uruk 1 100 0 0,0 1 1,2
Status Gizi Kurang 8 72,7 3 27,3 11 13,1
Status Gizi Baik 33 45,8 39 54,2 72 85,7
Total 42 50,0 42 50,0 84 100,0
Status Gizi Post Intervensi Kontrol Jumlah
Intervensi n % n % n %
Status Gizi uruk 1 25,0 3 75,0 4 4,8
Status Gizi Kurang 41 51,3 39 48,8 80 95,2
Total 42 50,0 42 50,0 84 100,0
Sumber : Data Primer
5

Data pada tabel 2 menunjukkan p.value=0,171> α=0,05 menunjukkan


jumlah laki-laki balita berimbang antara bahwa ledua kelompok tersebut tidak
laki-laki dan perempuan masing- berbeda secara vermakna, kecuali
masing 41 laki-laki dan 43 (48,8%) karakteristik Riwayat ASI Eksklusif
perempuan (51,2%). diperoleh nilai p=0,000 < α=0,05,
Memperhatikan pula tentan riwayat menunjukkan bahwa karakteristik
pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 pemberian ASI pada kedua kelompok
bulan, ternyata di desa Kambuno masih tersebut berbeda secara signifikan.
cukup minim. Hal tersebut terlihat Setelah dilakukan intervensi
bahwa ibu ketika melahirka anaknya, pada tahap akhir dan dilakukan evalua
masih cenderung belum eksklusif yang akhir dari hasil penelitian ini terlihat
sesungguhnya. 47% dari subyek yang data pada tabel di atas menunjukkan
ada dan berhasil diwawancara ibunya status gizi balita dari kedua kelompok
hanya terdapat baru 40 (47,6%) yang masih terdpat ada 4 gizi kurang yakni 1
memberikan ASI secara ekksklusif (25,0% balita pada kelompok
pada anaknya. Hal tersebut diketahui ontervensi, dan 3 (75%) pada
berdasarkan hasil wawancara saat kelompok kontrol. Selanjutnya pada
identifikasi data. Mereka bahka masih analisis inferensial didapatkan hasil uji
kebanyakan memberikan asupan hipotesis sebagaimana terlihat pada
pralaktar pada anaknya disaat ASI bagian berikut.
belum keluar. Alasan mereka yang 2. Analisis inferensial
sempat diwawancara mengatakan Analisis ini bertujuan sebagai
bahwa kebiasaan meberikan makanan dasar pembuktian ada tidaknya
pralaktal pada anaknya karne memang pengaruh intervensi spesifik
sudah menjadi kebasaan dari orang pendidikan gizi pada Balita gina
terdahulu mereks. melihat ada tidaknya pengaruh setelah
Hasil uji beda karakteristik kaedua intervensi terhadap pengetahuan,
kelompok intervensi dan kelompok sikap dan pola asuh orang tua
kontrol tentang jenis kelamin Balita terhadap anaknya dan dan bagaimana
dengan p.value = 0,761>α=0,05, dan hubungannya dengan keadaan gizi
riwayat ASI Eksklusif dengan Balita, dan hasilnya terlihat berikut ini
.
a. Pengaruh Pengetahuan Ibu
Tabel 3. Pengaruh Pengetahuan Ibu Balita di Desa Kambuno Wilayah
PuskesmasTanete Kecamatan Bulukumpa kab. Bulukumba
Tahun 2017

Pengetahuan Ibu Median (Minimum- p.value


n Mean± S.D
Maksimum (α=0.05)
Pre Intervensi 42 38,00 (30-44) 37,69 ±3,302 0,000
Post Intervensi 42 45.00 (34,0-49,0) 44,12 ±3,12

Sumber : Data Primer

Hasil analisis menggunakan uji populasi ini, namun tidakla salah bila
wilcoxon yang bertujuan untuk melihat dalam sajian hasil penelitian ini
pengaruh intervensi spesifik terhadap ditunjukkan. Rerata pengetahuan ibu
pengetahuan ibu Balita, walaupun nilai balita dalam pretest adalah 37,69
rerata tidak dapat merepresentasikan ±3,302, dan pada post test 44,12 ±
6

3,117, nilai median pretest 38,00 dan Balita antara pre-post-test tidak terlihat
nilai minimum – maksimum 30-44. adanya nilai yang negatif (Negative
Hasil uji wilcoxom tentang Rank = 0) atau dengan kata lain tidak
pengetahuan antara pre-post-test satu orangpun menunjukkan
terlihat adanya nilai yang negatif perubahan pola asuh ke arah yang
(Negative Rank = 1) atau ada satu mendukung terwujudnya tumbuh
orang ibu bakita yang pengetahuannya kembang anak balitanya, untuk yang
tentang gizi balita mengalami mengalami peningkatan dalam pola
penurunan dan yang mengalami asuh ibu balita terhadap tumbuh
peningkatan pengetahuan sebanyak kembang anaknya terutama diusia
(Positive Rank= 39) atau ada 39 ibu, awal kehidupan (Positive Rank= 38)
sedangkan yang memiliki nilai sama atau ada 38 menunjukkan peningkatan
antara pre dan post-test pada nilai Ties terhadap pola asuh anaknya,
=2 atau atau ada ibu balita dari 42 sedangkan untuk nilai Ties terdapat 4
orang yang mengalami intervensi tidak ibu, dan yang memiliki nilai sama
menunjukkan perubahan dalam hal antara pre dan post-test dari 42 orang
pengetahuannya. yang mengalami intervensi tidak
Analisis lanjut menunjukkan yang menunjukkan pola asuh terhadap
menunjukkan bahwa melalui intervensi tumbuh kembang anaknya sebagai
spesifik pendidikan terhadap salah satu alternatif untuk peningkatan
pengetahuan ibu balita berpengaruh status gizi anaknya.
secara signifikan dengan nilai Analisis lanjut menunjukkan
p=0,000<α=0,05. Kenyataan tersebut bahwa melalui intervensi spesifik
menunjukkan bahwa melalui intervensi pendidikan terhadap pola asuh ibu
pendidikan dalam upaya meningkatkan balita berpengaruh secara signifikan
pengetahuan ibu Balita menjadi bagian dengan nilai p=0,000<α=0,05. Yang
penting terutama dalam perbaikan gizi berarti bahwa melalui intervensi
balita. pendidikan menunjukkan perbedaan
Hasil uji wilcoxom tentang seignifikan antara pre dan post test.
intervensi pendidikan gizi terhadap ibu

b. Rerata Perbedaan Pre-Post test Kelompok Subyek

Tabel 4. Pengaruh Terhadap Pengetahuan Ibu Balita Antara Kelompok


Intervensi dengan Kelompok Kontrol di Desa Kambuno Wilayah
Puskesmas Tanete Kecamatan Bulukumpa kab. Bulukumba
Tahun 2017

Pengetahuan Ibu n Mean± S.D p.value (α=0.05)


0,000
Kelompok Intervensi 42 6,453 ± 3,6
Kontrol 42 0,00 ± 0,00
Sumber : Data Primer

Rata-rata perubahan pengetahuan ibu pendidikan secara spesifik tentang


dari dua kelompok terlihat adanya gizi. Hal tersebut terlihat dari besarnya
perbedaan yang cukup signifikan. rerata peningkatan pengetahuan pada
Antara kelompok yang mendapatkan kelompok intervensi meningkat rata-
7

rata 6,453 ± 3,6 dibandingkan dengan dengan kelompok persiapan


kelompok kontrol yang tidak mengalami intervensi.
peningkatan Hasil uji statistik Hasil analisis menggunakan uji
menggunakan Uji Mann-Whitney wilcoxon yang bertujuan untuk melihat
menunjukkan p.value = 0,000<α=0,05 pengaruh intervensi spesifik terhadap
baik pada pengetahuan, sikap maupun
pengetahuan ibu Balita, walaupun nilai
pola asuh. Hal tersebut menunjukkan
rerata tidak dapat merepresentasikan
adanya pengaruh intervensi pendidikan
gizi terhadap pengetahuan ibu. populasi ini, namun tidakla salah bila
dalam sajian hasil penelitian ini
B. Pembahasan ditunjukkan. Rerata pengetahuan ibu
Setelah dilakukan analisis balita dalam pretest adalah 37,69
dengan uji yang sesuai dengan ±3,302, dan pada post test 44,12 ±
kondisi variabel dalam penelitian 3,117, nilai median pretest 38,00 dan
dapat disimpulkan sebagai berikut: nilai minimum – maksimum 30-44.
1. Pendidikan Terhadap Hasil analisis lanjut menunjukkan
Pengetahuan Ibu bahwa melalui pendidikan terhadap
Data hasil evaluasi akhir secara pengetahuan ibu balita tentang gizi
umum dilakukan analisis yang berpengaruh secara signifikan dengan
diawali secara deskriptif dari dua nilai p=0,000<α=0,05. Kenyataan
kelompok subyek yang dipilih secara tersebut menunjukkan bahwa melalui
simple random sampling dengan intervensi pendidikan dalam upaya
ratio 1 ;1 didapatkan bahwa kedua meningkatkan pengetahuan ibu Balita
kelompok subyek tersebut secara menjadi bagian penting terutama
karakteristik dari aspek pendidikan, dalam perbaikan gizi balita.
demikian pula pekerjaan dari subyek Hasil penelitian ini sejalan dengan
ibu Balita tidak menunjukkan hasil penelitian Aswita 2008
perbedaan bermakna sesuai nilaip membuktikan bahwa penyuluhan gizi
=0,140 untuk pendidikan ibu dan yang dilaksanakan melalui program
0,362 untuk karakteristik pekerjaan, pendampingan gizi merupakan salah
dengan kata lain bahwa kedua satu upaya pendekatan yang dapat
kelompok subyek tersebut homogen. dilakukan untuk meningkatkan
Berbeda pada karakteristik pengetahuan sehingga menghasilkan
subyek dari Balita berdasarkan jenis perubahan perilaku yang baik.
kelamin, dan riwayat ASI Eksklusif dari Intervensi penyuluhan yang dilakukan
uji beda karakteristik masing-masing oleh TGP berpengaruh terhadap
menunjukkan nilai p=0,761>α=0,05 peningkatan pengetahuan ibu pada
untuk jenis kelamin, dan kelompok intervensi dan pada
p=0,171>α=0,05 untuk riwayat ASI kelompok kontrol mengalami
ekksklusif, menunjukkan kedua stabilisasi. Dengan adanya
kelompok subyek tidak berbeda penyuluhan ibu balita KEP mengerti
secara bermakna, kecuali untun status dan memahami serta mau dan mampu
gizi pada kediua kelompok dengan melaksanakan apa yang dinasehatkan
nilai p=0,000<α=0,05 yang sehingga mampu mengasuh dan
menunjukkan bahwa terdapat merawat balita gizi kurang menjadi
perbedaan yang bermakna status gizi lebih baik.
elompok intervensi dibandingkan Hasil penelitian ini diperkuat pula
dengan kelompok kontrol, dengan dengan ungkapan Notoadmodjo,
kata lain, pada karakteristik kedua bahwa individu yang mendapatkan
kelompok sampel lebih baik pada informasi secara edukatif akan
kelompok kontrol dibandingkan meningkatkan pemahan indivu
8

tersebut terhadap suatu obyek DAFTAR PUSTAKA


tertentu. Karena menurutnya orang
oernah menerima suatu informasi akn Bappenas (2012) Kerangka kebijakan
berbeda padangannya dengan orang Gerakan Sadar Gizi dalam Rangka
yang sama sekali tidak pernah Seribu Hari Pertama Kehidupan.
mendengar informasi tersebut Jakarta: Litbang Kemenkes.
(Notoatmodjo S, 2007).
Behrman, J. (1995) ‘Household
A. Kesimpulan behavior , preschool child health
Sesuai dengan tujuan yang and nutrition , and the role of
ingin dicapai dalam penelitian ini, dan information .’, In: Child growth and
hasil analisis yang diperoleh, maka nutrition in developing countries:
dapat disimpulkan sebagai berikut: priorities for action, edited by Per
1. Ada pengaruh pendidikan gizi Pinstrup- Andersen, David
terhadap pengetahuan ibu dalam Pelletier, Harold Alderman. Ithaca,
tumbuh kembang Balita usia 24 – New York, Cornell University
48 bulan Press, pp. 32–52.
2. Ada perbedaan pengetahuan ibu
tentang gizi pada kelompok Cerqueira, M. and Olson, C. (1995)
intervensi dibandingkan dengan ‘Nutrition education in developing
kelompok kontrol countries : an examination of
B. Saran recent successful projects .’, In:
Sesuai dengan hasil penelitian Child growth and nutrition in
sebagaimana dinyatakan dalam simplan developing countries: priorities for
penelitian ini, maka disarankan sebagai action, edited by Per Pinstrup-
berikut: Andersen, David Pelletier, Harold
1. Perlunya perluasan pendidikan gizi Alderman. Ithaca, New York,
melalui penyuluhan yang intensif dan Cornell University Press, pp. 53–
berkesinambungan tentang gizi 77.
sesuai tumbuh kembang pada anak
balita dalam upaya peningkatan Johnson, E. D., Felicia, I. O. and Otto,
pengetahuan dan sikap masyarakat I. (2016) ‘Knowledge , Attitude and
khussusnya ibu Balita, dan Practice of Exclusive
pendampingan melalui pola asuh Breastfeeding by Women of
anak dalam upaya perbaikan dan Reproductive Age in Nigeria .’, (5),
peningkatan status gizinya sesuai pp. 1350–1361.
tumbuh kembangnya.
2. Perlunya sosialisasi tentang cara Kirks, B. A. and Hughes, C. (1986)
pengolahan dan penyajian makanan ‘Long-Term Behavioral Effects of
sesuai dengan tumbuh kembang Parent Involvement in Nutrition
anak, baik secara perorangan maupun Education’, Journal of Nutrition
kelompok dalam rangka penerapan Education, 18(5), p. 203.
pengetahuan yang diperoleh
masyarakat tentang nutrisi, khususnya Kurniawan, B., Sakit, R. and
ibu balita sebagai upaya untuk Lamongan, M. (2013) ‘Determinan
perbaikan gizi Balita. Keberhasilan Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif Determinants of the
Successful of Exclusive Breast
Feeding’, Kedokteran Brawijaya,
27(4), pp. 236–240.
9

Education, 18(4), p. 20307.


Lemeshow, S. et al. (1990) ‘Stanley
Lemeshow, David W Hosmer Jr, Santrock, J. W. (2015) Life-span
Janelle Klar, and Stephen K. Development. Ed ke-7. Edited by J.
Lwanga’, in Adequacy Sample Size W. Santrock. New York: McGraw-
in Health Sudies. Chichester-New Hill.
Yorl-Brisbone-Toronto-Singapore:
WHO by John Wiley & Sons Ltd, Stillman, I. and Michael, W. (1982)
pp. 11–14. ‘Handbook in Research and
Evaluation’, Psychology in School.
Martínez Galiano, J. M. and Delgado California, 19(3), pp. 413–414. doi:
Rodríguez, M. (2013) ‘Early 10.1002/1520-6807(198207)19.
initiation of breastfeeding is
benefited by maternal education Sumarni, S. (2016) ‘Bagaimana
program].’, Revista da Associação Mungkin Menyelamatkan 1000
Médica Brasileira (1992), 59(3), pp. Hari Pertama Kehidupan Tanpa dis
254–7. doi: ertai Program Gizi Prakonsepsi’,
10.1016/j.ramb.2012.12.001. IAKMI, (November).

Mock, J. P. et al. (2000) ‘Community- UNICEF (2003) ‘UNICEF and the


level determinants of child growth Global Strategy on Infant and
in an Indonesian tea plantation’, Young Child Feeding ( GSIYCF )
Europesn Journal of Clinical Understanding the Past – Planning
Nutrition, 54(2), pp. 28–42. the Future’, Childhood A Global
Journal Of Child Research, pp. 1–
Organization, W. H. (2013) ‘Buku Saku 72
Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan WHO (1998) ‘Complementary Feeding
Rujukan’, Unicef. of Young Children in Developing
Countries : a review of current
Qulub, S. T. (2016) ‘Pembentukan scientific knowledge’, World Health
Kualitas Anak pada 1000 Hari Organization (WHO).
Pertama Kehidupan Perspektif
Hukum Islam’, Al-Jinayah, 2(2). e family - Implications for international
development. Shibuya-ku, Tokyo
Rinke, W. J. (1986) ‘Holistic Education : 150, Japan: United Nation
A New Paradigm for Nutrition University Press.
Education’, Journal of Nutrition

Anda mungkin juga menyukai