Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MENU MAKANAN LANSIA

Oleh :

JULI 2020

A. PengertianGizi
Pada Lansia Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi yang diberikan dengan baik
yang dapat membantu dalam proses beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan
perubahan –perubahan yang dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan
pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.
B. Pola Hidup Sehat pada Lansia
Pola hidup sangat mempengaruhi penampilan untuk menjadi awet muda dan
panjang umur atau sebaliknya. Mengatur pola makan setelah berusia 40 tahun keatas,
sangatlah penting. Asupan gizi seimbang sangat diperlukan tubuh jika ingin awet muda
dan berusia lanjut dalam keadaan tetap sehat. Tidak dapat disangkal, banyak kendala
yang dihadapi manusia saat memasuki pertambahan usia dan mulai menua. Terutama bila
sejak muda tidak menerapakan pola hidup sehat atau sudah terserang beragam penyakit
seperti stroke, hipertensi, jantung, dan sebagainya. Bahkan ketajaman penglihatan
manusia sudah berkurang sejak berusia 40 tahun. Kemampuan tersebut berkurang
terutama untuk melihat jarak dekat sehingga memerlukan kaca mata berlensa cembung.
Keadaan ini tidak dapat dihindari, namun mudah diatasi dengan menggunakan kacamata.
Penyebabnya bisa bermacam-macam namun lebih sering karena ketuaan itu sendiri dan
akibat hipertensi (Hanata, 2010).
Agar tetap aktif sampai tua, sejak muda seseorang perlu melakukan
mempertahankan kemudian pola hidup sehat dengan menkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang, melakukan aktifitas fisik atau olahraga secara benar dan teratur dan tidak
merokok. Rencana hidup yang realistis seharusnya sudah dirancang jauh sebelum
memasuki masa lanjut usia, paling tidak individu sudah punya bayangan aktivitas apa
yang akan dilakukan kelak bila pensiun sesuia dengan kemampuan dan minatnya.
Berdasarkan prinsip tersebut maka lanjut usia merupakan usia yang penuh kemandirian
baik dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari, bekerja maupun berolahraga. Dengan
menjaga kesehatan fisik, mental, spiritual, ekonomi, dan social, seseorang dapat memilih
masa tua yang lebih membahagiakan, terhindar dari banyak masalah kesehatan (Nugroho,
2000). Tujuan Pemberian Nutrisi Untuk Lansia
Menurut Mubarok (2009), tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada lanjut usia
antara lain sebagai berikut :
1. Mempertahankan gizi yang seimbang dalam kaitannya untuk menunda atau
mencegah kemunduran fungsi organ
2. Gizi diharapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh pada lansia
3. Membiasakan makanan yang cukup dan teratur
4. Menghindari kebiasaan pola makan yang buruk, seperti mengomsumsi makanan
yang berkolesterol, meminum minuman keras, dan lain-lain.
5. Mempertahankan kesehatan dan menunda lahirnya penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung koroner, ginjal, atherosklerosis, dan lain-lain.
6. Melalui penelitian epidemiologi menjelaskan faktor resiko penyakit karena
komsumsi bahan makanan tertentu seperti penyakit sendi dan tulang akibat asam
urat, penyakit jantung, koroner karena kolesterol dan lemak jenuh,diabetes
melitus akibat obesitas karena komsumsi hidrat arang.
C. Pemberian Makanan Pada Lansia
Menurut Nugroho (2008), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan
pada lanjut usia sebagai berikut :
1. Apakah makanan yang disajikan memenuhi kebutuhan gizi
2. Sajikan makan tersebut pada waktunya secara teratur dan dalam porsi yang kecil
saja
3. Jangan menunjukkan rasa bosan dalam melayani klien lanjut usia, tunjukkan
wajah yang cerah dan gembira
4. Beri makanan secara pertahap dan bervariasi, terutamabila nafsu makan kurang
5. Perhatikan makanan apa yang disukai dan tidak, agar dapat menentukan jenis
makanan yang sesuai dengan selera.
6. Jika mendapat diet tertentu, perhatikan apaka diet tersebut sesuai dengan petunjuk
dokter, misalnya untuk diabetes dan tekanan darah tinggi
7. Berikan makanan yang lunak untuk menghindari konstipasi serta memudahkan
mengunyah, terutama bagi klien lanjut usia, yang sudah ompong, misalnya dalam
bentuk nasi tim atau bubur.
Bagi lanjut usia yang mampu sendiri, diharapkan untuk makan sendiri. Keluarga
dan perawat membantu menyajikan saja. Usahakan klien didorong untuk mengerjakan
sendiri segala sesuatunya. Bagi klien lanjut usia yang tidak mampu bergerak sendiri
dan pasif, perlu diberikan pertolongan dan bantuan sesuai dengan kebutuhan, misalnya
disuapi.

D. Jenis –jenis Sumber Gizia.


a. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada
orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya
massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal,
karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi
sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari
karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal,
sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi
berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan
timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh
akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
b. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh,dan akan diproses
didalam tubuh yang akan berfungsisebagai cadangan energi tubuh kita untuk
beraktivitas.Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah
sembelit atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan
pada usus. Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan
tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan
segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen
serat (yang dijual secara komersial), karena dikuatirkan konsumsi seratnya
terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap
oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang
berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.Contoh : nasi, roti, kentang,
sagu, sereal, pasta, singkong, dll
c. Protein
Protein sangat penting bagi tubuh, yaitu sebagai pertumbuhan dan
perkembangan setiap sel dalam tubuh dan juga untuk menjaga kekebalan
tubuh. Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa
per hari adalah 1 gram per kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya
berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang,
bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia efisiensi
penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang
(disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa
penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya
ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa. Sumber protein
yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan kacang-kacangan.Contohnya
: daging, telur, ikan, sedangkan dari nabati bisa dari jenis kacang-kacangan
d. Vitamin dan Mineral
Vitamin merupakan fungsi vital dalam metabolisme tubuh, yang tidak dapat
dihasilkan oleh tubuh, sedangkan mineral sendiri merupakan unsur pelengkap
yang membantu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan di dalam
tubuh.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E
umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi
makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang
paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang
menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan
anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting untuk
membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain. Sayuran dan buah hendaknya
dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin, mineral dan serat.Contoh :
sayur-sayuran, buah-buahan, air minearal, dll.
e. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada
orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya
massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal,
karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya. Bagi lansia komposisi energi
sebaiknya 20-25% berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari
karbohidrat. Kebutuhan  kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal,
sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi
berlebihan, maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan
timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan energi tubuh
akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi kurus.
f. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori
yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40%
dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis
(penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari
konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak jenuh (PUFA = poly
unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidak
jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak
jenuh.
g. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan
tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine),
membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi
kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.
E. Makanan Sehat Bagi Lansia
Makanan sehat bagi lansia antara lain mencakupi empat sehat lima sempurna dengan
porsi yang kurang dari orang dewasa kecuali asupan protein dan vitamin serta mineral,
dimana kalsium dan zat besi juga memerankan peranan yang penting untuk metabolisme
tubuh. Berikut ini disajikan beberapa contoh makanan sehat untuk manula yang telah
dikelompokkan :
- Sumber Karbohidrat: Nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie instan, mie
kering, roti tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang nangka, makaroni.
- Sumber Protein Hewani: Daging ayam, daging sapi, hati (ayam atau sapi), telur
unggas, ikan mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, baso daging.
- Sumber Protein Nabati: Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang
tolo, tahu, tempe, oncom.
- Buah-buahan: Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka,
pisang ambon, sawo, semangka, sirsak, tomat.
- Sayuran: Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri,
kacang panjang, kecipir, sawi, wortel, selada.
F. Menu Harian Untuk Lansia
Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk lansia yang sehat, menu sehari-hari hendaknya:
1. Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan
kebutuhan lansia.
2. Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya.
3. Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,
terutama pangan hewani).
4. Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula.
5. Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman
beralkohol.
6. Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal)
untuk menghindari sembelit atau konstipasi.
7. Minuman yang cukup.
Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep ‘4 sehat 5
sempuna” atau “Konsep gizi seimbang” diantaranya :

- Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)


- Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr)
- Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr)
- Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)
Contoh Menu Sehat pada LansiaGelas
WAKTU MENU PORSI
Pagi Roti 1 tangkep
Telur 1 buah
Susu 1 gelas

Selingan Pudding 1 cup


Siang Nasi 1 piring
Semur 1 potong
Pepes tahu 1 bungkus
Sayur bayam 1 mangkok
Papaya 1 potong buah
Selingan Kolak pisang 1 mangkok
Malam mie bakso 1 mangkok
Papaya 1 potong buah
G. Kebutuhan Kalori Berdasarkan Usia dan Aktivitas
(Oenzil Fadil, 2012)
Usia Kebutuhan kalori
40 – 49 tahun (0,95 berat badan x 40 kalori ) x indeks aktivitas
50 – 59 tahun (0,90 berat badan x 40 kalori) x indeks aktivitas
60 – 69 tahun (0,80 berat badan x 40 kalori) x indeks aktivitas
Indeks aktivitas :

Ringan = 0,90 Aktif = 1,17

Sedang = 1,0

Misal : Umur 50 tahun, berat badan 60 kg, pekerjaan umumnya duduk (ringan).

Kebutuhan kalori = 0,9 x 60 kg x 40 x 0,9 kalori

= 1.944 kalori

H. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIKEBUTUHAN GIZI PADA LANSIA.


1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis,
asin, asam, dan pahit.
3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi.
6. Penyerapan makanan di usus menurun.
I. Masalah Gizi pada Lansia
1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat dan kota-kota
besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan
berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya
aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit untuk diubah walaupun disadari untuk
mengurangi makan. Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit,
misalnya : penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga
karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan
menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan
kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat
diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun,
kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan
menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak bersemangat.
J. Status Gizi Pada Usia Lanjut
- Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung
mengalami kegemukan/obesitas.
- Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas.
- Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas.
- Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu
makan menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang
kronis.
- Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur,
daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi klaori), hal ini
menyebabkan lansia cenderung kegemukan/obesitas.
- Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi
mikro.
- Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia
menderita wasir yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia.
- Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu
makan yang menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati.
- Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan
makanan sendiri dan menjadi kurang gizi.
- Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan
menurun dan menjadi kurang gizi.
- Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya
menjadi kurang gizi.
- Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat
menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi.
K. Tujuh Tip Makanan Sehat bagi Lansia
Asupan makanan untuk orang lanjut usia (lansia) tentu berbeda dengan orang yang lebih
muda. Selain kemampuan organ pencernaan yang mulai berubah, kebutuhan nutrisi pun
berubah. Maklum, sejumlah potensi penyakit dengan mudah datang di masa tua. Berikut
ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menu makanan bagi lansia,
sebagaimana ditulis dalam situs Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Indonesia.
1. Membuat masakan dengan bumbu yang tidak merangsang, seperti pedas atau asam,
karena dapat mengganggu kesehatan lambung dan alat pencernaan.
2. Mengurangi pemakaian garam, yakni tidak lebih dari 4 gram per hari, untuk
mengurangi risiko tekanan darah tinggi.
3. Mengurangi santan, daging yang berlemak, dan minyak agar kolesterol darah tidak
tinggi. Memperbanyak makanan yang berkalsium tinggi, seperti susu dan ikan. Pada
orang lanjut usia, khususnya ibu-ibu yang menopause, sangat perlu mengkonsumsi
kalsium untuk mengurangi risiko keropos tulang.
4. Memperbanyak makanan berserat, seperti sayuran mentah, agar pencernaan lancar
dan tidak sembelit.
5. Mengurangi konsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi agar
gula darah normal, khususnya bagi penderita kencing manis agar tidak terjadi
komplikasi lain.
6. Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan kurangi makanan yangdigoreng.
Perbanyak makanan yang diolah dengan dipanggang atau direbus karena makanan
tersebut mudah dicerna.
7. Membuat masakan yang lunak dan mudah dikunyah sehingga kesehatan gigi terjaga
L. 10 Langkah Agar Dapat Hidup Lebih Lama, Sehat, Dan Berarti Untuk Lansia
1. Menciptakan pola makan yang baik, kemudian bersahabat dengannya. Cobalah
menciptakan suasana yang menyenangkan di meja makan semenarik mungkin
sehingga dapat menimbulkan selera.
2. Memperkuat daya tahan tubuh. Makanlah makanan yang mengandung zat gizi yang
mengandung zat gizi yang penting untuk kekebalan, seperti : biji-bijian utuh, sayuran
berdaun hijau, makanan laut.
3. Mencegah tulang agar tidak menjadi keropos dan mengerut. Santaplah makanan yang
mengandung vitamin D. Pada usia diatas 60 tahun kemampuan penyerapan kalsium
menurun, vitamin D membantu penyerapan kalsium dalam tubuh, contoh makanan
sumber vitamin D adalah susu.
4. Memastikan agar saluran pencernaan tetap sehat, aktif dan teratur. Karena itu harus
makan sedikitnya 20 gram makanan yang mengandung serat, seperti biji-bijian, jeruk
dan sayuran yang berdaun hijau tua.
5. Menyelamatkan penglihatan dan mencegah terjadinya katarak. Santaplah makanan
yang mengandung vitamin C, E dan B karoten (antioksidan), seperti : sayuran
berwarna kuning dan hijau, jeruk sitrun dan buah lain.
6. Mengurangi resiko penyakit jantung. Yaitu dengan membatasi makanan berlemak
yang banyak mengandung kolesterol dan natrium dan harus banyak makan makanan
yang kaya vitamin B6, B12, asam folat, serat yang larut, kalsium dan aklium, seperti
biji-bijian utuh, susu tanpa lemak, kacang kering daging tidak berlemak, buah,
termasuk nanas dan sayuran.
7. Agar ingatan tetap baik dan sistem syaraf tetap bagus, harus banyak makan vitamin
B6, B 12 dan asam folat.
8. Mempertahankan berat badan ideal dengan jalan tetap aktif secara fisik, makan
rendah lemak dan kaya akan karbohidrat kompleks
9. Menjaga agar nafsu makan tetap baik dan otot tetap lentur. Dengan jalan melakukan
olah raga aerobik (berjalan atau berenang). Olah raga dilakukan menurut porsi
masing-masing usia serta tingkat kebugaran setiap orang.
10. Tetaplah berlatih

Anda mungkin juga menyukai