Anda di halaman 1dari 7

RESUME

“PEMENUHAN NUTRISI PADA PASIEN


DENGAN MASALAH GERIATRI”

OLEH

I DEWA NYOMAN ALIT YUDI PRAMANA PUTRA


(193223168)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2020
PEMENUHAN NUTRISI KLIEN
DENGAN MASALAH GERIATRI

Masa tua bagi sebagian masyarakat adalah masa-masa yang menakutkan oleh karena
itu berbagai upaya dilaukan untuk menyiapkan investasi kesehatan diusia tua. Penuaan adalah
sebuah proses alami. Setiap orang akan mengalami fase yang mengarah kepada penuaan.
Seseorang dianggap berhasil menjalani proses penuaan jika dapat terhindar dari berbagai
penyakit, organ tubuhnya dapat berfungsi dengan baik, serta kemampuan berfikirnya atau
kognitif masih tajam. Para Lansia (Geriatri) yang berhasil mempertahankan fungsi gerak dan
berfikirnya dianggap berhasil menghadapi penuaan sehingga dapat bekerja aktif terutama
disektor informal. Mereka biasanya dapat berbagi pengalaman dan telah mencapai tahap
perkembangan psikologis dimana mereka dianggap bijaksana menyikapi kehidupan dan
mendalami kehidupan spiritual (Gunawan, 2001).
Agar tetap aktif sampai tua, sejak muda seseorang perlu melakukan mempertahankan
kemudian pola hidup sehat dengan menkonsumsi makanan yang bergizi seimbang, melakukan
aktifitas fisik atau olahraga secara benar dan teratur dan tidak merokok. Pola hidup dan pola
makanan juga bisa mempengaruhi terjadinya proses penuaan. Misalnya pola makanan yang
tidak seimbang antara asupan dengan kebutuhan baik jumlah maupuin jenis makanannya,
seperti makan makanan tinggi lemak, kurang mengkonsumsi sayuran dan buah dan sebagainya.
Selain itu, makanan yang melebihi kebutuhan tubuh yang bisa menyebabkan obesitas atau
kegemukan.

A. Tujuan Pemberian Nutrisi Untuk Lansia (Geriatri)


Menurut Mubarok (2009), tujuan pemberian nutrisi atau gizi pada lanjut usia antara
lain sebagai berikut :
1. Mempertahankan gizi yang seimbang dalam kaitannya untuk menunda atau mencegah
kemunduran fungsi organ
2. Gizi diharapkan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh pada Lansia (Geriatri)
3. Membiasakan makanan yang cukup dan teratur
4. Menghindari kebiasaan pola makan yang buruk, seperti mengomsumsi makanan yang
berkolesterol, meminum minuman keras, dan lain-lain.
5. Mempertahankan kesehatan dan menunda lahirnya penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung koroner, ginjal, atherosklerosis, dan lain-lain.
6. Melalui penelitian epidemiologi menjelaskan faktor resiko penyakit karena komsumsi
bahan makanan tertentu seperti penyakit sendi dan tulang akibat asam urat, penyakit
jantung, koroner karena kolesterol dan lemak jenuh,diabetes melitus akibat obesitas
karena komsumsi hidrat arang.

B. Pemberian Makanan Pada Lansia (Geriatri)


Menurut Nugroho (2008), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
makanan pada lanjut usia sebagai berikut :
1. Apakah makanan yang disajikan memenuhi kebutuhan gizi
2. Sajikan makan tersebut pada waktunya secara teratur dan dalam porsi yang kecil saja
3. Jangan menunjukkan rasa bosan dalam melayani klien lanjut usia, tunjukkan wajah
yang cerah dan gembira
4. Beri makanan secara pertahap dan bervariasi, terutamabila nafsu makan kurang
5. Perhatikan makanan apa yang disukai dan tidak, agar dapat menentukan jenis makanan
yang sesuai dengan selera.
6. Jika mendapat diet tertentu, perhatikan apaka diet tersebut sesuai dengan petunjuk
dokter, misalnya untuk diabetes dan tekanan darah tinggi
7. Berikan makanan yang lunak untuk menghindari konstipasi serta memudahkan
mengunyah, terutama bagi klien lanjut usia, yang sudah ompong, misalnya dalam
bentuk nasi tim atau bubur.
Bagi lanjut usia yang mampu sendiri, diharapkan untuk makan sendiri. Keluarga
dan perawat membantu menyajikan saja. Usahakan klien didorong untuk mengerjakan
sendiri segala sesuatunya. Bagi klien lanjut usia yang tidak mampu bergerak sendiri dan
pasif, perlu diberikan pertolongan dan bantuan sesuai dengan kebutuhan, misalnya disuapi.

C. Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia (Geriatri)


1. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada
orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa
otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan
protein 4 kal per gramnya. Bagi Lansia (Geriatri) komposisi energi sebaiknya 20-25%
berasal dari protein, 20% dari lemak, dan sisanya dari karbohidrat. Kebutuhan kalori
untuk Lansia (Geriatri) laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk Lansia (Geriatri)
wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi
akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu
sedikit, maka cadangan energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuh akan menjadi
kurus.
2. Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang dewasa per hari
adalah 1 gram per kg berat badan. Pada Lansia (Geriatri), masa ototnya berkurang.
Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih
tinggi dari orang dewasa, karena pada Lansia (Geriatri) efisiensi penggunaan senyawa
nitrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang (disebabkan pencernaan dan
penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk Lansia
(Geriatri) sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk
orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah pangan hewani dan
kacang-kacangan.
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi
energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke
jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak
jenuh (PUFA = poly unsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan sumber asam
lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak
jenuh.
4. Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para Lansia (Geriatri) adalah sembelit atau
konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan-benjolan pada usus. Serat makanan
telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi
Lansia (Geriatri) adalah sayuran, buah-buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak
dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara komersial), karena
dikuatirkan konsumsi seratnya terlalu banyak, yang dapat menyebabkan mineral dan
zat gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh. Lansia (Geriatri)
dianjurkan untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya dengan
karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacang-kacangan dan biji-bijian yang
berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
5. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya Lansia (Geriatri) kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E
umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan,
khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak diderita
Lansia (Geriatri) adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan tulang
dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi
Lansia (Geriatri) menjadi penting untuk membantu metabolisme zat-zat gizi yang lain.
Sayuran dan buah hendaknya dikonsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin,
mineral dan serat.
6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh
untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan
makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada Lansia
(Geriatri) dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

D. Makanan Sehat Bagi Lansia (Geriatri)


Makanan sehat bagi Lansia (Geriatri) antara lain mencakupi empat sehat lima
sempurna dengan porsi yang kurang dari orang dewasa kecuali asupan protein dan vitamin
serta mineral, dimana kalsium dan zat besi juga memerankan peranan yang penting untuk
metabolisme tubuh. Berikut ini disajikan beberapa contoh makanan sehat untuk manula
yang telah dikelompokkan :
- Sumber Karbohidrat: Nasi, jagung, ketan, bihun, biskuit, kentang, mie instan, mie
kering, roti tawar, singkong, talas, ubi jalar, pisang nangka, makaroni.
- Sumber Protein Hewani: Daging ayam, daging sapi, hati (ayam atau sapi), telur unggas,
ikan mas, ikan kembung, ikan sarden, bandeng, baso daging.
- Sumber Protein Nabati: Kacang tanah, kedelai, kacang hijau, kacang merah, kacang
tolo, tahu, tempe, oncom.
- Buah-buahan: Pepaya, belimbing, alpukat, apel, jambu biji, jeruk, mangga, nangka,
pisang ambon, sawo, semangka, sirsak, tomat.
- Sayuran: Bayam, buncis, beluntas, daun pepaya, daun singkong, katuk, kapri, kacang
panjang, kecipir, sawi, wortel, selada.
- Kue: Bika ambon, dadar gulung, getuk lindri, apem, kroket, kue pia, kue putu, risoles.
- Susu: Susu sapi, susu kambing, susu kerbau, susu kedelai, skim
E. Menu Harian Untuk Lansia (Geriatri)
Para ahli gizi menganjurkan bahwa untuk Lansia (Geriatri) yang sehat, menu sehari-hari
hendaknya :
1) Tidak berlebihan, tetapi cukup mengandung zat gizi sesuai dengan persyaratan
kebutuhan Lansia (Geriatri).
2) Bervariasi jenis makanan dan cara olahnya.
3) Membatasi konsumsi lemak yang tidak kelihatan (menempel pada bahan pangan,
terutama pangan hewani).
4) Membatasi konsumsi gula dan minuman yang banyak mengandung gula.
5) Menghindari konsumsi garam yang terlalu banyak, merokok dan minuman beralkohol.
6) Cukup banyak mengkonsumsi makanan berserat (buah-buahan, sayuran dan sereal)
untuk menghindari sembelit atau konstipasi.
7) Minuman yang cukup.
Menu makanan manula dalam sehari dapat disusun berdasarkan konsep ‘4 sehat 5
sempuna” atau “Konsep gizi seimbang” diantaranya :
- Kelompok makanan pokok (utama) : nasi (1 porsi= 200 gram)
- Kelompok lauk pauk : daging (1 potong= 50 gram), tahu (1 potong = 25 gr)
- Kelompok sayuran : bayam (1 mangkok = 1001 gr)
- Kelompok buah-buahan : pepaya (1 potong = 100 gr) dan susu (1 gelas = 100 gr)

F. Menu Untuk Manula Dalam Sehari


WAKTU MENU PORSI
Pagi Roti-telur-susu 1 tangkep 1 gelas
Selingan Papais 2 bungkus
Siang Nasi 1 piring
Semur 1 potong
Pepes tahu 1 bungkus
Sayur bayam 1 mangkok
Pisang 1 buah
Selingan Kolak pisang 1 mangkok
Malam Mie baso 1 mangkok
Pepaya 1 buah
G. Kebutuhan Kalori Berdasarkan Usia dan Aktivitas
Usia Kebutuhan kalori
40 – 49 tahun (0,95 berat badan x 40 kalori ) x indeks aktivitas
50 – 59 tahun (0,90 berat badan x 40 kalori) x indeks aktivitas
60 – 69 tahun (0,80 berat badan x 40 kalori) x indeks aktivitas
(Oenzil Fadil, 2012)

Indeks aktivitas :
Ringan = 0,90 Sedang = 1,0 Aktif = 1,17

Misal : Umur 50 tahun, berat badan 60 kg, pekerjaan umumnya duduk (ringan).
Kebutuhan kalori = 0,9 x 60 kg x 40 x 0,9 kalori
= 1.944 kalori

H. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Pada Lansia (Geriatri)


1. Berkurangnya kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong.
2. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita rasa manis,
asin, asam, dan pahit.
3. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
4. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun
5. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi
6. Penyerapan makanan di usus.

Anda mungkin juga menyukai