Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian nutrisi
Nutrisi pnlnraiif zat-zat gizi dan zat lain yi berhubungan dengan kesehatan dan penyakit
termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktifitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Dampak dari pemenuhan
nutrisi pada lansia akan diutjaga kondisi lansia mlnjadi sehat, tidak gampang terserang
penyakit serta dapat memelihara status gizinya (Wartonah 2018).

B. Macam-macam kebutuhan gizi pada lansia


a. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-
orang berusia mln menurun sekitar 15-20%, disebabkan berkurangnya massa otot dan
aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal
per gramnya. Kebutuhan kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan
untuk lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka
sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
b. Protein
Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya akan protein
tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada lansia
efisiensi penggunaan senyawa cilifrogen (protein) oleh tubuh telah berkurang
(disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien). Beberapa penelitian.bdd
merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar
12-14% dari porsi untuk orang dewasa.
c. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori yang
dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari konsumsi
energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan pembuluh 5 darah
ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak
tidak jenuh. Minyak nabati merupakan sumber asam lemak tidakjenuh yang baik,
sedangkan lemak hewan ban yak mengandung asam lemak jenuh.

d. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sebagai penyumbang energi paling besar, lansia perlu
mengonsumsinya sekitar 45-65% dari total kalori per hari. Sumbernya antara lain nasi,
mie, bihun, oat, kentang atau ubi. Lansia dianjurkan mengurangi konsumsi gula
sederhana dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks, dengan indeks glikemik
rendah untuk menurunkan kadar LDL, risiko diabetes melitus dan penyakit jantung
koroner.
e. Serat
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau konstipasi
(susah BAB). Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut.
Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-buahan segar dan bijibijian
utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi suplemen serat (yang dijual secara
komersial), konsumsi serat yang terlalu banyak, dapat menyebabkan mineral dan zat
gizi lain terserap oleh serat sehingga tidak dapat diserap tubuh.
f. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang mengkonsumsi vitamin
A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E umumnya kekurangan ini terutama
disebabkan dibatasinya konsumsi makanan, khususnya buah-buahan dan sayuran,
kekurangan mineral yang paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium
yang menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia.
g. Utmpdns
Cairan dalam bentuk tmpdns dalam minuman dan makanan sangat diperlukan tubuh
untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine), membantu pencernaan
makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja ginjal). Pada lansia
dianjurkan minum 25-30 mln/ kgbb/hr. Jika mempunyai penyakit yang berkaitan dengan
pengaturan cairan, banyaknya air sesuai anjuran dokter

D.Faktor yang mepengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia


Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahanyang terjadi pada tubuh dan
berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis
ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua antara lain:
1. Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan juga
jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering,
wajah keriput serta muncul garisgaris menetap. Oleh karena itu, pada lansia seringkali
terlihat kurus.
2. Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi
mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia lanjut.
3. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti
huig kembung, nyeri yi menurunkan nafsu makan, serta susah BAB yang dapat
menyebabkan wasir. Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi
lamban, kurang aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas
kegiatan sehari-hari.
4. Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan salah satu
masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok usia lanjut,
sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi minum yang dapat
menyebabkan dehidrasi.

D. Masalah gizi pada Lansia


1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara maju dan kota-kota besar. Kbbiasaan
makan banyak pada waktumuda menyebabkan bera R badan berlebih, apalagi pada
lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik Kegemukan
merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya: penyakit jantung, nscing
manis, dan darah tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan juga karena
gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan
menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini disertai dengan
kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki,
akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap penyakit menurun, kemungkinan akan
mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah dengan
kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang, penglihatan
mlnurun, kulit kering, penampilan mlnjadi lesu dan tidak bersemangat.

E. Pemantauan Status Gizi


Penimbangan Berat Badan Penimbangan BB dilakukan secara teratur miinimal 1 minggu sekali,
waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu. Peningkatan BB lebih
dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan berat badan dan penurunan berat
badan lebih dari 0.5 Ilu g /minggu menunjukkan kekurangan berat badan.

F. Perencanaan Makanan untuk Lansia


1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang terdiri
dari: zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Rnrkci liskg hendaknya diatur
merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan porsi yang kecil.
3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi. ilu.
Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang berlemak
seperti santan, mentega dll.

G. Bagi lansia yang proses penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
1. Makanlah makanan yang mudah dicerna
2. Hindari makanan yang terlalumanis, gurih, dan goreng-gorengan
3. Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik, makanan harus
lunak/lembek atau dicincang
4. Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya diberikan.
H. Makanan mengandung zat besi seperti: kacang-kacangan, hati, telur, daging rendah lemak,
bayam, dan sayuran hijau.
I. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng.

DAFTAR PUSTAKA

KemenKes. RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Direktorat Jenderal Bina Gizi ilu KIA.
Jakarta. Halaman 12-22
Tarwoto & Wartonah. (2003). Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai