Menjadi lansia secara alami akan dialami oleh setiap orang. Prosesnya tidak dapat dihindari,
dicegah atau ditolak, kecuali bagi mereka yang ditakdirkan meninggal pada usia muda.
Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan metabolisme basal pada orang-orang
berusia lanjut menurun sekitar 15 sampai 20 persen. Hal ini terutama disebabkan berkurangnya
massa otot. Disamping itu, aktivitas (kerja, olah raga) yang dilakukan oleh lanjut usia umumnya
menurun.
BATASAN USIA LANSIA
Batasan lansia adalah mereka yang telah diatas usia 65 tahun
Menurut Durmin : Young ederly (65-75 tahun), older elderly (75 tahun)
Munro dkk : older elderly dibagi 2, usia 75-84 tahun dan 85 tahun
M.Alwi Dahlan : usia diatas 60 tahun
Menurut usia pensiun : usia diatas 56 tahun
WHO : usia pertengahan (45-59), usia lanjut(60-74), usia tua(75-90), usia sangat tua
(>90)
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai
organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat
mempengaruhi status gizi pada masa tua.
STATUS GIZI
PADA USIA LANJUT
Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi lansia cenderung
mengalami kegemukan/obesitas
Aktivitas/kegiatan fisik berkurang, kalori yang dipakai sedikit, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
Ekonomi meningkat, konsumsi makanan menjadi berlebihan, akibatnya cenderung
kegemukan/obesitas
Fungsi pengecap/penciuman menurun/hilang, makan menjadi tidak enak dan nafsu makan
menurun, akibatnya lansia menjadikurang gizi (kurang energi protein yang kronis)
Penyakit periodontal (gigi tanggal), akibatnya kesulitan makan yang berserat (sayur,
daging) dan cenderung makan makanan yang lunak (tinggi kalori), hal ini menyebabkan
lansia cenderung kegemukan/obesitas
Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencerna makanan, hal ini mengganggu
penyerapan vitamin dan mineral, akibatnya lansia menjadi defisiensi zat-zat gizi mikro
Mobilitas usus menurun, mengakibatkan susah buang air besar, sehingga lansia menderita wasir
yang bisa menimbulkan perdarahan dan memicu terjadinya anemia
Sering menggunakan obat-obatan atau alkohol, hal ini dapat menurunkan nafsu makan yang
menyebabkan kurang gizi dan hepatitis atau kanker hati
Gangguan kemampuan motorik, akibatnya lansia kesulitan untuk menyiapkan makanan sendiri
dan menjadi kurang gizi
Kurang bersosialisasi, kesepian (perubahan psikologis), akibatnya nafsu makan menurun dan
menjadi kurang gizi
Pendapatan menurun (pensiun), konsumsi makanan menjadi menurun akibatnya menjadi kurang
gizi
Dimensia (pikun), akibatnya sering makan atau malah jadi lupa makan, yang dapat
menyebabkan kegemukan atau pun kurang gizi
Masalah gizi yang dihadapi lansia berkaitan erat dengan menurunnya aktivitas fisiologis
tubuhnya. Konsumsi pangan yang kurang seimbang akan memperburuk kondisi lansia yang
secara alami memang sudah menurun. Dibandingkan dengan usia dewasa, kebutuhan gizi lansia
umumnya lebih rendah karena adanya penurunan metabolisme basal dan kemunduran lain seperti
diuraikan di atas.
Proses penuaan secara fisiologis membawa konsekuensi terhadap perubahan dan gangguan pada
sistem kardiovaskuler, antara lain terjadinya penyakit hipertensi. Hipertensi pada lansia
diharapkan bisa dikendalikan melalui pengaturan pola makan atau diet yang tepat, sehingga
hipertensi dapat terkontrol dan dampak yang ditimbulkan oleh hipertensi tersebut dapat
diminimalisasi. Namun fakta dilapangan menunjukkan gejala yang sebaliknya. Masyarakat
belum memahami cara pengaturan diet dan pola makan (diet) yang tepat, sehingga kasus
hipertensi bukannya berkurang, tapi justru semakin meningkat, bahkan bisa timbul kasus lain
yang justru dapat memperberat hipertensi seperti malnutrisi yang terjadi akibat pembatasan
makanan berlebihan untuk mencegah hipertensi.
Makanan yang sebaiknya dihindari : Roti, biscuit dan kue yang dimasak dengan garam dapur.
2. Protein
3. Lemak
Lemak berfungsi sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K, membentuk tekstur makanan dan
memberi rasa kenyang yang lama. Lemak juga berfungsi sebagai cadangan energi.
Pada lansia lemak sebaiknya dibatasi , mengingat:
a.Berkurangnya aktifitas tubuh sehingga kebutuhan energi juga menurun.
b.Berkurangnya produksi enzim mengakibatkan pencernaan lemak tidak sempurna,
sehingga membebani usus dan lambung yang akan mengakibatkan gangguan pada usus.
c.Lemak dengan kandungan asam lemak jenuh yang tinggi memicu penyakit jantung
dan pembuluh darah.
d.Kelebihan lemak akan disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk timbunan lemak yang
menyebabkan kegemukan.
4. Vitamin
Fungsi dari vitamin yaitu untuk mempercepat metabolisme, mempertahankan fungsi jaringan
tubuh dan mempengaruhi pertumbuhan dan pembentukan jaringan.
Pada lansia, vitamin sangat penting, terutama vitamin B1 agar tubuh selalu bugar. Contoh
makanan: beras merah.
Makanan yang boleh: semua buah yang tidak diawetkan dengan garam/ soda.
Makanan yang sebaiknya dihindari: durian, buah-buahan yang diawetkan dengan garam, dan
soda, kopi dan coklat.
Lansia hendaknya minum 6-8 gelas sehari mengingat fungsi ginjal menurun dan melancarkan
BAB.
Lansia hendaknya mengurangi natrium dengan cara membatasi garam dapur.
6. Serat
Serat tidak dapat dicerna, maka serat tidak mengandung gizi tetapi tetap dibutuhkan untuk
mencegah sembelit, wasir, kanker usus, penyakit jantung dan kegemukan bila
kekurangan serat.