Anda di halaman 1dari 34

1 PEMENUHAN NUTRISI DAN GIZI

PEMENUHAN NUTRISI DAN GIZI


Tujuan :
-- > untuk pemenuhan nutrisi dan gizi seimbang
melalui pemberian makanan berdasarkan kebutuhan
sesuai dengan kondisi lansia.
Lansia memiliki kebutuhan nutrisi secara khsusus
karena sistem jaringan dan organ yang mengalami
penuaan.
Pemenuhan nutrisi dapat membantu menjaga
hidup yang lebih aktif dan menyenangkan,
mellindungi mereka dari penyakit, mengurangi
keparahan penyakit dan mempercepat pemulihan
penyakit.
PERUBAHAN FISIOLOGI PADA LANSIA

No. Kondisi lansia Perubahan pola makan Status gizi


1. Metabolisme basal me  Kebutuhan energi me  Obesitas/ BB lebih
2. Aktivitas fisik me  Energi yg dipakai sedikit Obesitas/ BB lebih
3. Status ekonomi meningkat Konsumsi makan berlebih Obesitas/ BB lebih
4. Fungsi indera me  Palabilitas makanan me  Risiko kurang gizi
Selera makan me 

5. Penyakit periodental, gigi Kurang konsumsi serat, Risiko kurang gizi, obesitas
tanggal konsumsi makanan lunak
6. Sekresi asam lambung dan Gangguan absorpsi Defisiensi zat gizi mikro
enzim pencernaan me  vitamin dan mineral
7. Pasase usus me  Sulit BAB, kembung Wasir, anemia
8. Penggunaan obat obatan Nafsu makan me  Risiko kurang gizi
PERUBAHAN FISIOLOGI PADA
LANSIA

No Kondisi Lansia Perubahan Pola Status Gizi


Makan
9 Gangguan kemampuan Kesulitan menyiapkan Risiko kurang gizi
motorik makanan sendiri, sulit
menyuap makanan

10 Kurang sosialisasi, Nafsu makan me  Risiko kurang gizi


kesepian
11 Pendapatan menurun Asupan makan me  Risiko kurang gizi
12 Demensia Lupa makan/sering Risiko kurang gizi,
makan obesitas

13 Fungsi sel otak me ↓ Perubahan perilaku Risiko kurang gizi


PERUBAHAN KOMPOSISI TUBUH PADA
LANSIA
Pesan Khusus Gizi
Seimbang untuk LANSIA
1. Biasakan makan 3 kali sehari (pagi, siang
dan malam) bersama keluarga;
2. Biasakan mengonsumsi makanan sumber
kalsium seperti ikan dan susu;
3. Perbanyak mengonsumsi makanan berserat
seperti sayuran dan cukup buah-buahan;
4. Minumlah air putih sesuai kebutuhan ;
5. Tetap melakukan aktivitas fisik;
6. Batasi mengonsumsi gula, garam dan lemak;
7. Batasi mengonsumsi makanan cepat saji,
jajanan dan makanan selingan yang manis,
asin dan berlemak; dan
8. Hindari merokok.
8
BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN
UNTUK LANSIA
1. Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat
digunakan sebagai energi seperti nasi (beras
merah tumbuk, beras putih dll), jagung, ubi,
singkong, sagu, kentang, talas, sukun, bihun,mie,
roti gandum dan havermut)
2. Lauk pauk sebagai sumber protein, lemak dan
mineral.
 Sumber makanan hewani : ikan (dianjurkan ikan
teri, ikan kembung basah dan segar dll), daging
ayam tanpa kulit, daging sapi tanpa lemak, telur
dan susu rendah lemak dan lainnya
 Sumber makanan nabati : tempe, tahu dan kacang
kacangan serta olahannya
BAHAN MAKANAN YANG DIANJURKAN
UNTUK LANSIA
3. Sayuran berwarna sebagai sumber vitamin dan
mineral serta serat seperti bayam, kangkung,
wortel, brokoli, labu kuning, labu siam, dan lalapan
dan sayuran segar lainnya
4. Buah berwarna : pepaya, pisang, jeruk manis,
alpukat, apel dll
5. Makanan sumber zat besi seperti hati sapi, hati
ayam, daging ayam, daging sapi, sayuran berwarna
hijau (bayam) dan kacang kacangan
6. Makanan sumber kalsium seperti : ikan (contoh
ikan teri basah dan segar), sayur hijau (sawi hijau,
daun singkong, daun pakis/paku dll) dan buah
(jeruk, pisang, jambu biji, pepaya, alpukat, apel,
strawberry, buah naga dll)
7. Minum air putih minimal 8 gelas sehari
BAHAN MAKANAN YANG DIBATASI
UNTUK LANSIA
1. Konsumsi Gula, Garam dan Lemak (GGL) dalam
pengolahan makanan sehari adalah sesuai
dengan anjuran (G4G1L5), yang artinya:
a. Konsumsi Gula maksimum 4 sendok makan (50
gram/hari)
b. Konsumsi Garam maksimum 1 sendok teh (2
gram/hari )
c. Konsumsi Lemak maksimum 5 sendok makan
minyak sayur (67 gram/hari)
2. Anjuran konsumsi makanan sumber natrium :
makanan yang diawetkan seperti ikan dan
daging kalengan, minuman
berkarbonasi/bersoda.
Karbohidrat dan Serat
 Dalam The Dietary Guidelines for
Americans→ meningkatkan
konsumsi karbohidrat kompleks
serta menurunkan konsumsi gula
sederhana
 Kebutuhan karbohidrat pada usia
70 tahun ke atas:
 laki-laki : 51 persen
 wanita : 54 persen
 karbohidrat berupa serat sebanyak
21 sampai 30 gram per hari
(diimbangi cairan)
Protein
 Nitrogen total tubuh menurun dari 1,320 gram pada rata-rata
dewasa muda menjadi 1,070 gram rata-rata pada usia lanjut
 Penurunan massa otot dan massa organ bisa menurunkan
kebutuhan protein dan asam amino untuk mempertahankan
jaringan
 Para peneliti menyimpulkan bahwa lansia membutuhkan 1 g/kg BB
protein untuk tersedianya keseimbangan nitrogen dalam tubuh
 Kalori yang cukup diperlukan untuk penggunaan protein secara
efisien dalam perkembangan dan perbaikan jaringan
 Infeksi-infeksi seperti infeksi saluran kemih dan
radang yang disebabkan osteoarthritis
menyebabkan hilangnya simpanan protein
tubuh sebagai akibat dari pelepasan dan
aksi hormon kortikosteroid.
Lemak
 Kebutuhan lemak tidak banyak berubah oleh
umur.
 Mengurangi jumlah lemak jenuh dalam
konsumsi dan menjaga asupan total lemak
sebanyak 30% untuk lansia dengan aktifitas
yang monoton (sedentary) dan 35% untuk
lansia aktif.
 Pengkonsumsian lemak jenuh tidak boleh
lebih dari 8% dari energi total.
Makanan Selingan
 Lansia → jarang memakan makanan selingan
 Dua per tiga dari individu usia 70 tahun ke atas
mengonsumsi makanan selingan yang mengandung
12 persen dari total energi:
7 persen dari keseluruhan konsumsi
protein
 10-11 persen dari
keseluruhan konsumsi lemak
 13-14 persen dari
keseluruhan konsumsi
karbohidrat.
 Karbohidrat : 51%  laki-laki
54%  perempuan
 Protein : 1-1.25 g/kg BB
 Lemak : 30% dari total energi (sedentary)
35% dari total energi (aktif)
 Status gizi lansia sangat dipengaruhi oleh
apa yang dikonsumsi lansia itu. Asupan
mikronutrien dan mikronutrien yang
seimbang dan sesuai kebutuhan lansia
dapat membawa lansia ke status gizi yang
baik.
Gambaran umum gangguan
mikronutrien pada lansia
 Asupan kurang, perubahan kebutuhan,
metabolisme berubah, hipervitaminosis
 Peningkatan lemak tubuh  vitamin larut lemak
disimpan dalam jumlah cukup
 Vitamin larut air dapat habis bila asupan
kurang, kecuali yang disimpan dalam hati
 Defisiensi kombinasi antara mikro &
makronutrien
 Gejala samar & atipikal  diagnosa
berdasarkan manifestasi klinis dapat menunda
pengobatan
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PENYIAPAN MAKANAN
1. Konsumsi makanan yang beraneka ragam dan
bergizi
2. Hindari makanan yang mengandung lemak
berlebihan, gula, garam, dan makanan yang
diawetkan.
3. Banyak konsumsi makanan yang mengandung serat
(sayur- sayuran dan buah-buahan).
4. Sayuran dipotong lebih kecil, bila perlu dimasak
sampai empuk, daging dicincang, buah dihaluskan
(blender atau parut)
5. Porsi makan kecil dan sering, dianjurkan makanan
utama 3 kali dan selingan 3 kali
6. Minum air putih minimal 8 gelas untuk memenuhi
kebutuhan air
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
DALAM PENYIAPAN MAKANAN
7. Makan bersama dapat meningkatkan nafsu
makan
8. Tingkatkan cita rasa makanan dengan
menggunakan berbagai bumbu untuk
mengurangi penggunaan garam, misalnya
bawang merah, bawang putih, jahe, kunyit,
lada, gula, jeruk nipis, dll
MACAM-MACAM DIET BAGI
LANSIA
1. Diet bagi dislipidemia:
- Kurangi lemak mentega (mentega, susu, krim,
keju)
- Kurangi lemak hewani (sapi, kambing, ayam)
2. Diet bagi obesitas
Diet Kalori Sangat Rendah (DKSR) 800 kkal
selama 12-16 minggu ----- Diet Kalori Rendah
1000-1200 kkal selama 24 minggu – 5 thn
3. Diet penderita diabetes mellitus:
 Asupan karbohidrat 55-70%, protein 15-20%, lemak
20-30%.
 Konsumsi sereal oat yang rendah karbohidrat.
 Konsumsi makanan rendah protein.
 Batasi aupan lemak maksimal 40%.
 Ubah beras putih (IG tinggi) dengan beras merah
 atau umbi-umbian (IG rendah).
 Perbanyak asupan buah dan sayur sumber
 vitamin A dan vitamin C
3. Diet penderita hipertensi
- Konsumsi susu skim rendah lemak, kentang,
kuaci, beras merah, kacang merah, pisang
- Hindari makanan kaleng, tinggi lemak,
alkohol; dan batasi asupan ikan salmon,
sarden, dan mackarel.
- Diet asupan garam:
Diet rendah garam 1:
untuk penderita hipertensi berat tidak
menambahkan garam dapur pada
makanan.
b. Diet rendah garam II:
bagi penderita hipertensi sedang (100-114
mmHg). Garam dianjurkan ¼ sendok teh garam
dapur.
c. Diet rendah garam III:
bagi penderita hipertensi ringan (diastole kurang
dari 100 mmHg), garam dapur dianjurkan ½
sendok teh.
CARA MEMBUAT
METODE SONDE/NGT
NGT ( Nas Gastric Tube) :
Alat yang digunakan untuk memasukkan
nutrisi cair dengan selang plastik yang
dipasang melalui hidung sampai lambung.
Sering digunakan untuk memberikan nutrisi
dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak
mampu untuk mengonsumsi makanan,cairan
dan obat-obatan secara oral. Digunakan juga
untuk mengeluarkan isi lambung.
Tujuan metode Sonde/NGT/Oral Enteral
Untuk memperbaiki status gizi lansia rawat inap
melalui pipa dengan rute/jalur pemberian:
a.Gastric feeding (pipa nasogastrik)
Paling banyak dipakai karena mendekati kondisi
normal dan mudah dipasang pada kondisi akut dan
kronis dalam waktu lama.
Keterbatasan:
Tingginya risiko aspirasi dan kemungkinan trauma
saat pemasangan sehingga bisa diambil alternatif lain
yaitu PEG (Percutaneous Endoscopic Gastroctomy)
 PEG:
Memasang pipa kecil pada abdomen bagian
luar menembus hingga ke dalam lambung
dengan endoskopi.

Pemilihan makanan enteral bagi lansia:


memperhatikan lama pemakaian tube,
komposisi zat gizi makro dan mikro,
kemampuan
pasien mencerna makanan, penyakit yang
diderita, dan harga produk/formula pabrikan
Pemberian makanan enteral:
1.Akses enteral
Pipa nasogastrik mudah dipasang untuk jangka
pendek namun risiko kejadian aspirasi sangat
besar terutama bagi pasien dgn gangguan
fungsi menelan dan koma.
Diatasi dgn pemasangan pipa nasoenteral tetapi
dgn volume makanan kecil.
2.Kecepatan dan volume
Metode intermitten (bolus) atau kontinyu.
Bila pipa di bagian distal lambung maka kec.
pemberan makanan disesuaikan dgn kemampuan
penyerapan usus.
 Komplikasi makanan enteral:
iritasi, pipa tersumbat, pipa pindah tempat,
lansia suka mencabut pipa yang telah dipasang
krn merasa tidak nyaman, gelisah; lansia diare.

Alasan pemberian metode NGT/sonde:


kurangnya asupan gizi makro dan mikro melalui
jalur biasa dengan tujuan untuk dukungan gizi
tambahan (melalui vena perifer/cairan perifer)
atau untuk restriksi cairan (melalui vena sentral
dengan lipid sebagi sumber energi utama).
Pemakaian metode sonde bagi lansia di
rumah:
Pasca perawatan di RS memiliki akibat phlebitis,
gangguan keseimbangan cairan elektrolit dan
asam basa.

Direkomendasikan untuk menggunakan pipa


daripada nutrisi parenteral.
Permasalahan Gizi pada Lansia

1. GIZI KURANG
Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang
dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang
dari normal.
Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein
dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan sel
yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut
rontok, mudah sakit, serta mudah terkena infeksi.
Permasalahan Gizi pada Lansia
2. KEKURANGAN VITAMIN
Bila konsumsi buah dan sayuran kurang akibatnya:
nafsu makan berkurang, penglihatan menurun, kulit
kering, lemah – letih - lesu dan tidak bersemangat.
program2 Gizi lansia

1.Posyandu Lansia (berobat


Gratis)
2.Kegiatan Olahraga bersama
Kesimpulan

 Pemberian nutrisi yang baik dan cukup


sangat diperlukan lansia, nutrisi yang
adekuat untuk mendukung dan
mempertahankan kesehatan.
 Dengan adanya penurunan kesehatan
dan keterbatasan fisik maka diperlukan
perawatan sehari-hari yang cukup.
 pemberian informasi pelayanan
kesehatan yang memadai juga sangat
diperlukan bagi lansia agar dapat
mendapatkan pelayanan kesehatan
yang memadai.
Hatur Thaks

Anda mungkin juga menyukai