Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA LANSIA

Mata Kuliah : Keperawatan Dasar


Dosen Pengampu : Rohayati, S.Kep., M.Kes.

Oleh :
Kelompok 4
Erlita Saktiyani 2014401056
Femy Andini 2014401058
Fifi Nanda Sari 2014401059
Hikmatin Nuzuliah 2014401061
Ika Wadif Azizah Sholeh 2014401062
Marva Afriza Fadiyanti 2014401068
Nasywa Adinda 2014401070
Nena Melinda 2014401071
Rivan Mirando 2014401086
Rizki Hanafi Munazir 2014401087
Tara Pebri Dinanti 2014401093
Widia Fatmawati 2014401098

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2020/2021
A. PENGERTIAN
Nutrisi adalah zat gizi atau zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima
makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-
bahan tersebut untuk aktifitas penting dalam tubuh serta mengeluarkan sisanya.
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat gizi dan zat lain
yang terkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit. Nutrisi yang adekuat merupakan suatu komponen
esensial pada kesehatan lansia.
• Kebutuhan Nutrisi Pada Lansia
1. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme
basal pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%,
disebabkan berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi)
diperoleh dari lemak 9,4 kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per
gramnya. Bagi lansia komposisi energi sebaiknya 20-25% berasal dari
protein, 20% dari lemak, dansisanya dari karbohidrat. Kebutuhan
kalori untuk lansia laki-laki sebanyak 1960 kal,sedangkan untuk
lansia wanita 1700 kal. Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan,
maka sebagian energi akan disimpan berupa lemak, sehingga
akan timbul obesitas. Sebaliknya, bila terlalu sedikit, maka cadangan
energi tubuh akan digunakan, sehingga tubuhakan menjadi kurus.
2. Protein
Untuk lebih aman, secara umum kebutuhan protein bagi orang
dewasa per hari adalah 1 gram/kg berat badan. Pada lansia, masa ototnya
berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnyaakan protein tidak
berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa, karena pada
lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh telah
berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang
efisien). Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia
sebaiknya konsumsi proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi
untuk orang dewasa. Sumber protein yang baik diantaranya adalah
pangan hewani dan kacang-kacangan.
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total
kalori yang dibutuhkan.Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi
(lebih dari 40% dari konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit
atherosclerosis (penyumbatan pembuluh darah ke jantung). Juga
dianjurkan 20% dari konsumsi lemak tersebut adalah asam lemak tidak
jenuh (PUFA = polyunsaturated faty acid). Minyak nabati merupakan
sumber asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan
banyak mengandung asam lemak jenuh.
4. Karbohidrat dan Serat
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit
atau konstipasi (susah BAB) dan terbentuknya benjolan pada usus. Serat
makanan telah terbukti dapat menyembuhkan kesulitan tersebut.
Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah segar dan biji-
bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengonsumsi suplemen serat
(yang dijual secara komersial), karena di khawatirkan konsumsi
seratnya terlalu banyak, yang dapat diserap tubuh. Lansia dianjurkan
untuk mengurangi konsumsi gula-gula sederhana dan menggantinya
dengan karbohidrat kompleks, yang berasal dari kacangan dan bijian
yang berfungsi sebagai sumber energi dan sumber serat.
5. Vitamin dan Mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, Niasin, Asam Folat, Vit C, D, dan
E. Umumnya kekurangan ini terutama disebaban dibatasinnya konsumsi
makanan, khususnya buah dan sayuran. Kekurangan mineral yang
paling banyak diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang
menyebabkan kerapuhan tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan
anemia. Kebutuhan vitamin dan mineral bagi lansia menjadi penting
untuk membantu metabolisme zat gizi yang lain. Sayuran dan buah
hendaknya di konsumsi secara teratur sebagai sumber vitamin mineral
dan serat.
6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat
diperlukan tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat
dan urine), membantu pencernaan makanan tidak jenuh yang baik,
sedangkan lemak hewan banyak mengandung asam lemak jenuh.

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN GIZI PADA


LANSIA
1. Tinggal sendiri : seseorang yang tinggal sendiri sering tidak mempedulikan
tugas memasak untuk menyediakan makanan.
2. Kelemahan fisik : akibat kelemahan fisik sehingga menyebabkan kesulitan
untuk berbelanja atau memasak, mereka tidak mampu merencanakan dan
menyediakan makananannya sendiri.
3. Kehilangan : terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak
untuk mereka sendiri, mereka biasanya tidak memahami nilai suatu
makanan yang gizinya seimbang.
4. Depresi : menyebabkan kehilangan nafsu makan, mereka tidak mau
bersusah payah berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
5. Pendapatan yang rendah : ketidakmampuan untuk membeli makanan yang
cermat untuk meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.
6. Penyakit saluran cerna : termasuk sakit gigi dan ulkus. Berkurangnya
kemampuan mencerna makanan akibat kerusakan gigi atau ompong,
esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran, rasa lapar menurun, asam
lambung menurun. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan
penurunan terhadap cita rasa manis, asin, asam, dan pahit., Gerakan usus
atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan konstipasi,
penyerapan makanan di usus menurun.
7. Penyalahgunaan alkohol : penyalahgunaan alkohol mengurangi asupan
kalori atau non kalori seperti asupan energy dengan sedikit factor nutrisi
lain.
8. Obat-obatan : lansia yang mendapatkan banyak obat dibandingkan
kelompok usia lainyang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi
lansia. Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin
jauh.

C. GANGGUAN NUTRISI PADA LANSIA


1. Malnutrisi
Malnutrisi adalah suatu keadaan gizi buruk yang terjadi karena tidak
cukupnya asupan satuatau lebih nutrisi yang membahyakan status kesehatan
(Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia.Jakarta:EGC)
2. Obesitas
Keadaan badan yang amat gemuk dan berat akibat timbunan lemak yang
berlebihan, dimana kelebihan lemak tubuh melebihi dari 20% dari jumlah
yang di anjurkan untuk tinggi dan usia seseorang. Pola konsumsi yang
berlebihan terutama yang mengandung lemak, protein dan karbohidrat yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pencetus berbagai seperti Hipertensi,
penyakit jantung koroner, Strok, seta Diabetes Melitus.
3. Osteoporosis
Kondisi dimana sering disebut tulang kropos yang disebabkan oleh
penurunan densitas tulangakibat kurangnya konsumsi kalsium dalam jangka
waktu yang lama. Mencapai maksimum pada usia 35 tahun pada wanita dan
45 tahun pada pria.
4. Anemia
Kondisi dimana sel-sel darah mengandung tingkat hemoglobin yang tidak
normal, kimiayang bertugas membawa oksigen di seluruh tubuh yang
disebabkan kurang Fe, asam folat, B12 dan protein. Akibatnya akan cepat
lelah, lesu, otot lemah, letih, pucat, kesemutan, sering pusing, mata
berkunang-kunang, mengantuk, HB <8 gr/dL.
5. Kekurangan vitamin bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan
kurang dan di tambah dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya
nafsu makn berkurang, penglihatan menurun, kulit kering, penampilan
menjadi lesu dan tidak bersemangat.
6. Kekurangan anti oksidan (banyak dijumpai dalam buah-buahan dan
sayuran) mampu menangkal efek merusak radikal bebas terhadap tubuh,
sehingga konsumsi yang kurang dapat meningkatkan resiko berbagai
penyakit akibat radikal bebas, seperti serangan jantung dan stroke, katarak,
persendian hingga menurunnya penampilan fisik seperti kulit menjadi
keriput.
7. Sulit buang air besar karena pergerakan usus besar semakin lambat,
makanan lambat diolah dalam tubuh. Akibatnya, buang air besar jadi jarang.
8. Kelebihan gula dan garam
- Garam (natrium) dapat meningkatkan tekanan darah, terutama pada
orangtua
- Makanan tinggi gula membuat tubuh mudah gemuk, meningkatkan
kolesterol dan gula darah
- Karena itu, sebaiknya kurangi konsumsi gula dan garam
- Metabolisme basal menurun, kebutuhan kalori menurun, status gizi
lansia cenderung mengalami kegemukan/obesitas
- Aktivitas/kegiatan fisik berkurang
KASUS

Ny. R datang ke rumah sakit dengan keluhan mual dan muntah yang semakin parah
sejak tiga hari lalu. Klien mengatakan sering minta makan namun tiba-tiba tidak
selera makan karena perutnya terasa penuh, dan klien mengatakan merasakan
ketidaknyamanan pada perutnya. Klien juga mengatakan bahwa sebelumnya
mengeluh sakit maag, terlihat klien tampak lemah, pucat, pusat mukosa kering dan
tampak kurus.

A. PENGKAJIAN
a) Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 60 tahun
Alamat : Karang Anyar, Lampung Selatan
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal masuk : 02 Mei 2017
Tanggal pengkajian : 02 Mei 2017
Diagnosa Media : Ca Lambung

b) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. H
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umut : 63 Tahun
Alamat : Karang Anyar, Lampung Selatan
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Pensiunan
Hub. dengan klien : Suami
c) Riwayat Kesehatan Sekarang
• Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluh sering muntah dan tidak selera makan karena perut
terasa penuh dan kenyang, klien juga mengekuh tidak nafsu makan
karena selalu timbul rasa ingin muntah (mual). Klien juga merasakan
ketidaknyamanan pada perutnya.
• Riwayat kesehatan terdahulu
Ny. R pernah mengalami maag dan sudah pernah berobat. Dan suami
Ny. R mengatakan bahwa saat itu Ny. R dibawa ke faskes terdekat dan
diberikan obat dari tempat tersebut.
Ny. R juga tidak memiliki alergi terhadap makanan ataupun obat-obatan
• Riwayat kesehatan keluarga
Orangtua dan saudara Ny. R tidak pernah mengalami gangguan
kesehatan yang serius. Serta keluarga Ny. R memberikan pernyataan
bahwa tidak ada penyakit keturunan.

B. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran : compos mentis, klien tampak lemah
a) Tanda Vital
Suhu tubuh : 37oC
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi : 92 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 45 kg
b) Pemeriksaan Head to Toe
Inspeksi : Ada pembengkakan di bagian abdomen pada kuadran kiri atas,
ditemukan adanya bayangan vena dan retraksi atau penarikan
pada dinding dada.
Perkusi : Saat diperkusi mulai dari kuadran kiri atas terdapat
adanya bunyi dullnes atau redup karena ada massa atau
pembengkakan
Palpasi : saat di palpasi terdapat nyeri pada bagian kiri bawah
(pasien tampak menahan sakit)
Auskultasi : adanya gerakan peristaltik usus hiperaktif atau lebih
dari batas normal 5-30 x/menit
c) Pola Hidup Sehari-hari
- Pola makan
Selama di RS, nafsu dan selera makan Ny. R menurun. Klien
kehilangan nafsu makan karena ketika makan selalu merasa
mual dan ingin muntah. Berat badan klien menurun, diketahui
dari pengkajian sebagai berikut:
TB : 158 cm
BB : 45 kg
Berat badan ideal (kg) =
(tinggi badan (cm)-100) – (10% x tinggi badan-100)
= (158 - 100) – (10% x 58)
= (58 – 5.8)
= 50.5 kg
Maka berat badan pasien kurang dari berat badan idealnya.

berat badan (kg)


Tubuh =
tinggi badan x tinggi badan (m)
45kg
=
1.58m x 1.58m
45
= = 18.0
2.4
IMT pasien berada pada kategori kurus dengan tingkat
kekurangan berat badan sedang.
- Mual dan muntah : pasien merasa mual dan muntah saat akan
makan
- Waktu pemberian makan : pagi, siang, sore
- Waktu pemberian cairan minuman :
Waktu pemberian minum di saat pasien merasa haus
- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan dan
mengunyah) :
Tidak ada masalah dalam menelan dan mengunyah
- Pola eliminasi :
Ny. R buang air besar 2-3 kali dalam sehari, feses berwarna
hitam. Ny. R mengatakan tidak ada riwayat pendaharan dalam
BAB, pernah mengalami diare dan tidak pernah menggunakan
laktasif
Pola buang air kecil Ny. R tidak menentu, karakter urine tidak
diketahui, tidak pernah mengalami nyeri atau kesutlitan BAK,
dan belum pernah mengalami diuretik.
C. ANALISA DATA
Masalah
No Data Penyebab
Keperawatan
1. Subjektif : Sel kanker membesar Keseimbangan
1. Ny. R mengatakan bahwa nutrisi : kurang
dirinya tidak nafsu makan Penurunan fungsi dari kebutuhan
karena selalu terasa mual saat organ lambung tubuh
akan mual.
2. Ny, R mengatakan perutnya Organ lambung
terasa penuh. mengalami
Objektif : pembengkakan
1. Ny. R tampak lemah sehingga perut terasa
2. Merasa mual dan ingin penuh.
muntah
3. Kehilangan nafsu makan Mudah kenyang

TD : 110/60 Kehilangan nafsu


RR : 22x/mnt makan
HR : 92x/mnt
Suhu Tubuh : 37oC Asupan nutrisi yang
BB terakhir : 45kg masuk kurang dari
BBI : 50.5 kg kebutuhan tubuh

Nutrisi kurang dari


kebutuhan tubuh

Rumusan Masalah
a) Masalah Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
b) Diagnosa Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual, muntah dah tidak nafsu makan
D. PERENCANAAN
Diagnosa Tujuan dan
No Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasail
1. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi: Manajemen Nutrisi:
nutrisi : kurang dari asuhan keperawatan 1. Tentukan status 1. Mengetahui status
kebutuhan tubuh selama 3x24 jam gizi pasien dan gizi pasien dan
berhubungan dengan diharapkan kemampuan untuk kemampuannya
mual, muntah dah pemenuhan memenuhi untuk memenuhi
tidak nafsu makan kebutuhan pasien kebutuhan nutrisi kebutuhan nutrisi.
tercukupi dengan 2. Bantu pasien dalam 2. Agar klien mampu
Definisi : asupan kriteria hasil : menentukan untuk memenuhi
makan tidak cukup pedoman yang nutrisi
untuk memenuhi Manajemen Nutrisi cocok dalam 3. Mengetahui
kebutuhan - Intake nutrisi memenuhi nutrisi jumlah kalori yang
metabolik tercukupi asupan dan preferensi dibutuhkan klien
makanan dan 3. Tentukan jumlah 4. Zat besi dapat
cairan tercukupi kalori yang membantu tubuh
monitor nutrisi dibutuhkan sebagai zat
- Asupan nutrisi 4. Anjutkan klien penambah darah
terpenuhi nausea mengonsumsi sehingga
dan vomiting makanan tinggi zat mencegah
severity besi seperti sayuran terjadinya anemia
- Penurunan hijau atau kekurangan
intensitas darah
terjadinya mual Nausea Management
muntah 1.Kaji frekuensi mual, Nausea Management
- Penurunan durasi, tingkat 1. Penting untuk
frekuensi keparahan, faktor mengetahui
terjadinya mual frekuensi, presipitasi karakteristik mual
dan muntah yang menyebabkan dan faktor
Weight Body mual penyebab mual
Mass
- Pasien 2.Anjurkan pasien 2. Makan sedikit
mengalami makan sedikit namun sering
peningkatan berat namun sering. dapat
badan Anjurkan untuk meningkatkan
makan selagi intake nutrisi
hangat. 3. Makan makanan
dalam kondisi
Mengendalikan hangat dapat
faktor lingkungan menurunkan rasa
yang mual
memungkinkan 4. Lingkungan yang
membangkitkan nyaman dapat
mual seperti bau mengurangi rasa
yang tidak sedap mual yang
mungkin timbul
Mengajari teknik 5. Mengontrol mual
non farmakologi dan muntah
untuk mengontrol
mual seperti teknik Weight
relaksasi tarik nafas Management :
dalam 1. Untuk mengetahui
berat badan yang
Weight Management: ideal
1.Hitung berat badan 2. Untuk
klien mengajarkan klien
2.Diskusikan pada tentang hubungan
klien mengenai asupan makanan
hubungan antara dengan penurunan
asupan makanan dan berat badan
penurunan berat
badan
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosa
No Implementasi Keperawatan Evaluasi SOAP
Keperawatan
1. Ketidakseimbangan 1. Menentukan status gizi S:
nutrisi : kurang dari pasien dan kemampuan 1. Pasien mengatakan
kebutuhan tubuh untuk memenuhi akan konsumi makanan
berhubungan dengan kebutuhan nutrisi dengan yang tinggi zat besi
mual, muntah dan tidak cara penilaian status gizi seperti sayuran hijau
nafsu makan secara langsung yaitu 2. Pasien mengerti tentang
antopometri pedoman yang cocok
2. Membantu pasien dalam untuk memenuhi nutrisi
menentukan pedoman yang
cocok dalam memenuhi O:
nutrisi dan preferensi TD : 110/60
seperti dengan memberikan HR : 92x/mnt
pedoman piramida RR : 22x/mnt
makanan, panduan atau TB : 158cm
sejenisnya. BB : 45kg
3. Menentukan jumlah kalori BBI : 50.5kg
yang dibutuhkan 3. Jumlah kalori yang
4. Menganjurkan pasien dibutuhkan
mengonsumsi makanan KKB : 25kkal x BBI
tinggi zat besi : 25 kkal x 50,5kg
5. Memastikan makanan : 1,262 kkal
disajikan dengan cara
menarik pada suhu yang A : masalah teratasi
cocok untuk dikonsumsi sebagian
6. Menciptakan lingkungan
yang optimal pada saat P : intervensi dilanjukan
mengonsumsi makanan.
2. Ketidakseimbangan 1.Mengkaji frekuensi mual, S:
nutrisi : kurang dari durasi, tingkat keparahan, 1. Pasien masih
kebutuhan tubuh faktor frekuensi, presipitasi mengalami mual dan
berhubungan dengan yang menyebabkan mual. muntah terutama ketika
mual, muntah dan tidak 2.Menganjurkan pasien makan
nafsu makan makan sedikit tapi sering. 2. Pasien mengatakan
3.Menganjurkan pasien mulai makan sedikit
makan selagi hangat sedikit

Mengendalikan faktor O : hasil pengkajian


lingkungan yang 1. Frekuensi mual 4x atau
memungkinkan lebih. Mual dan muntah
membangkitkan mual terjadi dengan tingkat
seperti bau yang tidak keparahan tinggi
menyenangkan 2. Faktor pencetus mual
adalah rasa tidak
Mengajari teknik non- nyaman pada perut
farmakologi untuk 3. Pasien masih
mengontrol mual seperti mengalami mual dan
dengan teknik relaksasi tarik muntah
nafas dalam. 4. Pasien makan sedikit
demi sedikit

A : masalah teratasi
sebagian

P : intervensi dilanjutkan
3. Ketidakseimbangan Menghitung berat badan klien S:
nutrisi : kurang dari Klien memahami penkes
kebutuhan tubuh Mendiskusikan pada klien yang diberikan
berhubungan dengan mengenai hubungan antara
mual, muntah dan tidak asupan makanan dengan O:
nafsu makan penurunan berat badan BB : 45kg
BBI : 50.5kg
Berat badan pasien belum
mengalami peningkatan

A : masalah teratasi
sebagian

P : intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai