GIZI LANSIA
Disusun Oleh:
dr. Hanifah Astrid Ernawati
Puskesmas Kota Salatiga
Periode April 2016 -Juli 2016
Internsip Dokter Indonesia Kota Salatiga
Periode November 2015-November 2016
HALAMAN PENGESAHAN
Topik:
Gizi Lansia
Juni 2016
Mengetahui,
Dokter Internship,
Dokter Pendamping
A. Latar Belakang
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan.
Umur manusia sebagai mahkluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam,
maksimal sekitar 6 kali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun atau 12
tahun. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari 3
fase yakni progresif, fase stabil, dan fase regresif.
Setiap mahkluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan
kehidupannya, karena di dalam makanan terdapat zat-zat gizi yang
dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia
pemenuhan gizi yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
dialaminya selain itu dapat menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh
sehingga dapat memperpanjang usia. Kebutuhan kalori pada kansia berkurang
karena berkurangnya kalori dasar dari kebutuhan fisik. Kalori dasar adalah
kalori yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan tubuh dalam keadaan
istirahat, misalnya untuk organ jantung, usus, paru-paru dan ginjal.
Gizi memegang peranan penting dalam kesehatan usia lanjut. Masalah
kekurangan gizi sering dialami oleh usia lanjut sebagai akibat dari
menurunnya nafsu makan karena penyakit yang dideritanya, kesulitan
menelan karena berkurangnya air liur, cara makan yang lambat karena
penyakit gigi, gigi yang berkurang dan mual karena depresi. Selain masalah
kekurangan gizi, masalah obesitas juga sering dialami oleh usia lanjut, yang
dapat timbul karena aktivitas pada kelompok ini sudah berkurang sementra
asupan makanan tidak dikurangi atau bahkan berlebihan. Obesitas pada usia
lanjut berdampak peningkatan resiko penyakit kardiovaskular, diabetes
melitus, hipertensi, dan penurunan fungsi tubuh.
Untuk mencapai gizi yang prima, orang harus memakan makanan
yang beraneka ragamm menggunakan semua macam bahan makanan dari
semua golongan, serta bahan makanan dalam jumlah dan kualitas yang benar
dan tepat. Manusia membutuhkan 45 macam zat gizi untuk hidupnya. Zat-zat
gizi ini dikelompokkan dalam kelompok besar yaitu protein, lemak, hidrat
arang, vitamin, dan mineral. Dalam mewujudkan keadaan gizi yang baik,
tubuh manusia membutuhkan macam dan jumlah zat gizi dalam ukuran yang
sebanding yang dibutuhkan tubuh.
Untuk menjaga agar kondisi fisik para lansia selalu dalam kondisi
terbaik, maka perlu kiranya untuk memperhatikan asupan gizi pada lansia
tersebut. Para lansia merupakan mereka yang yang dalam kondisi fisik sudah
renta dan tidak mampu lagi untuk bekerja terlalu keras. Kebanyakan waktu
mereka dihabiskan untuk istirahat, olahraga santai serta aktifitas lainnya yang
tidak memerlukan gerakan fisik terlalu banyak.
Asupan gizi yang sangat diperlukan bagi usia lanjut sehat untuk
mempertahankan kualotas hidupnya. Sementara untuk usia lanjut yang sakit,
asupan gizi diperlukan untuk proses penyembuhan dan mencegah agar tidak
terjadi komplikasi lebih lanjyt dari penyakit yang dideritanya..
B. Permasalahan
Gizi yang berlebih pada lansia banyak terjadi di negara-negara barat
dan kota-kota besar. Kebiasaan makan banyak pada waktu muda
menyebabkan berat badan berlebih, apalagi pada lansia penggunaan kalori
berkurang karena berkurangnya aktivitas fisik. Kebiasaan makan itu sulit
untuk diubah walaupun disadari untuk mengurangi makan. Kegemukan
merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalanya penyakit
jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
Begitu juga dengan gizi kurang yang disebabkan oleh masalahmasalah sosial ekonomi dan juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi
kalori terlalu rendah dari yang dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang
dari normal. Apabila hal ini disertai dengan kekurangan protein menyebabkan
kerusakan-kerusakan sel yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut
Metode
usia
(lansia)
merupakan
tahap
akhir
dalam
d. Kondisi Kesehatan
Pada kondisi sehat, lansia cenderung untuk melakukan aktivitas
sehari-hari secara
mandiri.
Sedangkan
pada
kondisi
sakit
sinar,
hilangnya
pengumpulan
daya
cerumen
akomodasi.
dapat
terjadi
Pada
karena
meningkatnya keratin.
b. Perubahan sosial
Perubahan peran post power syndrome, single woman, dan
single parent.
Ketika lansia lainnya meninggal maka muncul perasaan kapan
akan meninggal.
Terjadinya
kepikunan
yang
dapat
mengganggu
dalam
bersosialisasi.
Emosi
mudah
berubah,
sering
marah-marah
dan
mudah
tersinggung.
c. Perubahan Psikologi
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory,
frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi
kematian, perubahan depresi dan kecemasan.
Tabel 1. Perubahan akibat Proses Menua
Keseluruhan
Kardiovaskuler
Paru
Ginjal
Saluran Cerna
urin menurun
Rasa pengecap dan prosukdi air ludah menurun
Tulang rangka
Hormon
meningkat
Berat otak,
Sistem saraf
intelektual,
kemampuan
belajar
menurun
-
Menurunnya
sekresi
pepsin
dan
enzim
proteolitik
yang
10
11
12
untuk
memelihara
kesehatan
tubuh
manusia
13
e. Cairan
Dianjurkan minimal kita minum air putih 1,5-2 L/hari. Minuman
seperti the, kopi alcohol, sirup tidak baik untuk kesehatan terutama
bagi lansia yang mempunyai penyakit seperti diabetes, hipertensi,
obesitas dan jantung (Fatmah, 2010).
Webb dan Copeman (1996) menyatakan bahwa konsumsi cairan
bagi manula adalah sekitar 6-8 gelas (2000ml) dalam sehari.
f. Vitamin dan Mineral
14
Pria
Wanita
Energi (kkal)
Protein (gram)
Vitamin A (RE)
Vitamin D (g)
Vitamin E (mg)
Vitamin K (mg)
Riboflavin (mg)
Niasin (mg)
Vitamin B12 (mg)
Asam Folat(g)
Piridoksin (mg)
Vitamin C (mg)
Kalsium (g)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Zink (mg)
Iodium (mg)
Selenium (mg)
Tiamin (mg)
15
15
65
1,3
1,6
2,4
400
1,7
90
800
600
13
13,4
150
30
1,0
15
15
55
1,1
1,4
2,4
400
1,5
75
800
600
12
9,8
150
30
0,8
16
dianjurkan (Herlina, 2001). Menurut Oswari (1997), pada orang lanjut usia
ada dua hal yang perlu diperhatikan yang berkaitan dengan kebiasaan
makannya yaitu pengaruh dari gizi yang tidak bermutu karena tidak cukup
protein, mineral, dan vitamin yang dimakan dan pengaruh makanan yang
salah sebagai akibat salah makan atau terlalu banyak makan. Pada lansia
penggunaan energi makin menurun karena proses metabolisme basalnya
makin menurun (Wirakusumah, 2000). Sebaliknya konsumsi makanan
sumber protein, vitamin, dan mineral perlu ditingkatkan baik jumlah
maupun mutunya. Sebaiknya dipilih makanan yang lunak, mudah
dikunyah, dan untuk meningkatkan selera makan dapat ditambahkan
bumbu (Astawan & Wahyuni,1988).
Rekomendasi untuk Lanjut usia yang sehat (Litin, 2007 ) Memiliki
pola makan yang baik dengan : meningkatkan serat,memilih makanan
padat gizi, minum banyak cairan, mengurangi lemak, kolesterol, garam,
batasi alkohol, hindari nikotin, tetap aktif secara fisik, mengendalikan
stress, melatih otak, tetap bersosialisasi, mencari nilai-nilai sprituil,
memeriksakan kesehatan secara teratur. Persepsi yang benar mengenai
lansia Orang lanjut usia mereka adalah agen perubahan dan mampu
memberikan keuntungan bukan beban masyarakat dan keluarga, mereka
merupakan sumberdaya yang tidak terggantikan dalam hal kaya
pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman.
Faktor gaya hidup yaitu merokok : karena dapat meningkatkan
terjadinya risiko kardiovaskular, kanker paru dan penyakit saluran
pernafasan. Meningkatnya cuti sakit dan cuti kerja, penyebab kematian
dan kecacatan. Perokok 1,5 kali kemungkinan rawat inap, banyak
dikalangan yang menghadapi stress, dianggap mengurangi ketegangan,
menurunkan kemampuan kerja bersama dengan umur, dan obes, serta
faktor penting dalam mempengaruhi penurunan kapasitas kerja fisik
daripada
mental.
Tanpa
kegiatan
fisik
pada
Lansia;
kapasitas
17
18
19
DAFTAR PUSTAKA
Arisman . (2004). Gizi dalam ddaur Kehidupan. Editor, Palupi Widyastuti.
EGC : Jakarta. Bardosono, S.
(2000).
20
pada
tanggal
05
september
2011,
http://content.nejm.org/cgi/content/full/344/15/1160
Morrow, JR. Jackson,A. Disch,J. & Mood,D. (2005). Measurement and
Evaluation in Human Performance. Third Edition. Human Kinetics:USA
<http://books.google.co.id/book>
Nurachamah,E. (2001). Nutrisi dalam Keperawatan. Sagung Seto: Jakarta.
Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik, Edisi 4.EGC: Jakarta.
Setiati, S. (2000). Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan: untuk Pengasuh
Orang Usia lanjut. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.
Seymour,R. (2006). Masalah Farmakologi Gigi pada Lansia dalam Hutauruk,
C (editor), Perawatan gigi Terpadu untuk Lansia. EGC: Jakarta.
Sukmaniah,S. (2004). Nutrisi Pada Lanjut Usia Majalah Gizi Medik vol. 8
21