Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah
LEMBAR PENGESAHAN
KUMPULAN LAPORAN BORANG
KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
Pembimbing
Dokter Internsip
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................
iii
14
LAPORAN I
Upaya Promosi Kesehatan
Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah
PEKALONGAN
2015
A. NAMA KEGIATAN
Lomba cerdas cermat (LCC) kader posyandu.
B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut
merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia.
Posyandu adalah salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat.
Posyandu memudahkan masyarakat dalam menjangkau kesehatan dasar
terutama untuk ibu hamil, bayi, dan balita. Kegiatan Posyandu antara lain:
Gizi, KIA, KB, Imunisasi, kesehatan PUS/WUS, dan Penanganan Diare.
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu.
Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan
ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan
sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti
kegiatan posyandu.
Berdasarkan pengalaman lapangan petugas kesehatan di Puskesmas
Kusuma Bangsa daam mendampingi pelaksanaan poyandu, peran kader dalam
pelaksanaan posyandu masih kurang dan sebatas hanya dengan menimbang
balita saja. selain itu pencatatan data bayi dan balita masih banyak yang tidak
baik, diantaranya hanya ditulis di buku catatan kecil atau selembar kertas yang
dikupulkan. Hal ini mungkin dilatarbelakangi oleh pengetahuan posyandu
yang masih kurang, dan kesadaran akan tujuan utama posyandu yang masih
kurang dimengerti oleh kader. Oleh karena itu bidang UKM promosi kesehatan
puskesmas kusuma bangsa bekerja sama dengan bidan Kesehatan Lingkungan,
dan oleh persetujuan Kepala Puskesmas, mengadakan kegiatan dalam upaya
meningkatkan pengetauan para kader melalui LCC Kader Posyandu.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Mempererat silaturahmi antar kader sehingga memunculkan rasa solidaritas
dan tekad untuk saling bekerjasama membantu meningkatkan kesehatan
3
LAPORAN II
Upaya Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah
PEKALONGAN
2015
A. NAMA KEGIATAN
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Campak.
B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) adalah suatu program pemerintah
yang menyelenggarakan imunisasi ulangan pada siswa SD pada suatu wilayah
kerja pada bulan tertentu yang ditentukan oleh pemerintah setempat. Tujuan
diadakannya BIAS ini tentunya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
yang nantinya akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
(double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara
penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah.
Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga
menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat
mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan berpindahnya
penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam
waktu relatif singkat dengan hasil yang efektif.
Imunisasi merupakan upaya prioritas yang dapat dipilih, mengingat bahwa
imunisasi merupakan upaya yang paling cost effective dan diperlukan oleh
semua daerah. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program
Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberculosis,
difteri, pertusis, campak, polio,tetanus serta hepatitis B. Upaya imunisasi perlu
terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population imunity (kekebalan
masyarakat) yang tinggi sehingga dapat memutuskan rantai penularan PD3I.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, upaya imunisasi dapat
semakin efektif dan efisien dengan harapan dapat memberikan sumbangan
yang nyata bagi kesejahteraan anak, ibu serta masyarakat lainnya
Bias adalah bulan dimana seluruh kegiatan imunisasi dilaksanakan di
seluruh Indonesia. BIAS dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD
lainnya (Pondok Pesantren, Seminari, SDLB). Sasaran kegiatan BIAS adalah
seluruh anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan
G. PELAKSANA KEGIATAN
1. Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Kusuma Bangsa : Destya Sari W,
SKM
2. Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kusuma Bangsa : Soedjarwo,
Amd.KL
3. Petugas Imunisasi : Tjandra Ningrum, AMK
4. Petugas Imunisasi : Mia Christina, AMK
5. Dokter Internsip : Dr. Muhammad Fathah, Dr. Radith Aulia, Dr. Regina W.
H. HASIL KEGIATAN
Siswa siswi beserta orang tua senang dengan adanya imunisasi campak ini.
Tidak ada siswa maupun siswi yang melakukan perlawanan saat dialkukan
imunisasi. Siswa dan siswi tidak ada yang menangis dan tidak mengeluh sakit
maupun berdarah. Meskipun demikian terdapat 5 orang yang terdiri atas 2
siswa dan 3 siswi yang tidak berangkat. Imunisasi berjalan dengan lancer.
I. EVALUASI KEGIATAN
1. Siswa dan siswi yang tidak berangkat akan ditindak lanjuti untuk dilakukan
sweeping imunisasi (imunisasi susulan) di hari lain.
2. Jadwal kegiatan bias untuk sekolah yang terkait tanggal pelaksanaan
sebaiknya tidak diberitaukan kepada pihak sekolah, mengingat untuk
mengantisipasi ketidakhadiran siswa maupun siswi yang disengaja. Namun
bulan imunisasi tetap diberitahukan kepada sekolah (bulan September dan
November)
LAPORAN III
Upaya Kegiatan Kesehatan Lingkungan
PEMERIKSAN SANITASI TEMPAT INDUSTRI
LIMUN ORIORIN
Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah
PEKALONGAN
2015
10
A. NAMA KEGIATAN
Pemeriksan sanitasi tempat industri limun oriorin.
B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Di era jaman sekarang, banyak sekali industri berbasis rumah tangga yang
membuat makanan dan minuman. Desa Bugisan Kelurahan Panjang Wetan
banyak sekali produsen rumah tangga pembuat makanan dan minuman. Salah
satu industri yang berada di Desa Bugisan adalah pembuat minuman LIMUN
ORIORIN. Produksi minuman didaerah tersebut sudah mencapai pasar luar
kota. Selain rasa yang penting dari produksi minuman, faktor kesehatan yang
terutama dilihat dari hygine sanitasi merupakan faktor yang sangat penting.
Dengan ini masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan minuman yang
dikelola usaha industri rumah tangga yang tidak memenuhi persyaratan
hygiene sanitasi, agar tidak membahayakan kesehatan.
Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya untuk
mengendalikan faktor makanan atau minuman, orang, tempat dan
perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan. Sehingga semua industri berbasis rumah tangga harus
memenuhi persyaratan hygine sanitasi pengolahan, penyimpanan dan
pengangkutan. Persyaratan Hygiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis
kesehatan yang ditetapkan terhadap produk jasaboga dan perlengkapannya
yang meliputi persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika. Setiap pengelolaan
yang dilakukan oleh industri tersebut harus memenuhi persyaratan teknis
pengolahan. Peralatan yang digunakan untuk pengolahan dan penyajian
minuman harus tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan secara
langsung atau tidak langsung. Penyimpanan bahan minuman juga harus
memenuhi persyaratan Hygiene Sanitasi. Selain itu kebersihan kondisi
bangunan, sarana sanitasi, dan keselamatan kerja juga merupakan faktor
penting dalam persyaratan sanitasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 persyaratan kesehatan lingkungan kerja
perkantoran dan industri meliputi : persyaratan air, udara, limbah,
pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, vektor penyakit, persyaratan
kesehatan lokasi, ruang dan bangunan, toilet dan instalasi.
11
12
3. Bangunan dalam kondisi yang baik. Ventilasi mencukupi, lantai kedap air
dan bersih, instalasi litrik terjamin keamanannya, namun halaman luar kotor
dan tidak terurus.
4. Sanitasi mendapat nilai baik, terdapat tempat sampah, jamban, penampungan
air bebas jentik nyamuk, pembuangan sampah dilakukan dengan baik,
limbah dikelola dengan baik
5. Tempat bekerja terang namun tidak silau, tidak terdapat kebisingan, lokasi
kerja tidak dibawah SUTET, dan tidak terdapat tingkat getaran yang
mengganggu. Namun demikian masih terapat tikus yang berkeliaran dan
pekerja tidak menggunakan APD
6. Botol yang dibersihkan tidak dikeringkan atau dilakukan sterilisasi terlebih
dahulu namun digunakan langsung untuk produksi berikutnya, sementara itu
air yang digunakan untuk membersihkan botol adalah air mentah.
I. EVALUASI KEGIATAN
1. Mensosialisasikan pada pemilik industry agar karyawan diberikan APD
dalam bekerja.
2. Mensosialisasikan pada pemilik industry agar halaman luar dibersihkan dan
dirapikan
3. Mensosialisasikan agar diberikan perangkap tikus, serta untu mengusahakan
proses sterilisasi botol minuman sebelum digunakan kembali
4. Mensosialisasikan kepada pekerja yang hipertensi risiko kerja yang mungkin
didapat seingga agar ditindak lanjuti untuk memeriksakan dirinya ke layanan
kesehatan.
13
14
LAPORAN IV
Upaya Kegiatan Kesehatan Ibu dan anak
SOSIALISASI ASI EKSKLUSIF PADA KELAS IBU HAMIL
Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah
PEKALONGAN
2015
A. NAMA KEGIATAN
15
16
17
5. Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan.
6. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
7. Dilakukan evaluasi terhadap petugas Kesehatan dan ibu hamil dalam
memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas
sistem pembelajaran.
Kelas Ibu Hamil dilaksanakan setiap bulan dan ada lima kali pertemuan.
Jadwal tentatif salah satu pertemuan kelas ibu hamil membahas tentang ASI,
dalam hal ini memberikan materi tentang pentingnya memberikan ASI dari sejak
dini sampai usia 6 bulan atau yang disebut ASI eksklusif.
Air Susu Ibu (ASI) menurut WHO adalah suatu emulsi lemak dalam
larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar
mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya
Sedangkan menurut Depkes, ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan.
Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
Manfaat ASI untuk bayiASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk
bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang
ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi, dapat juga
melindungi infeksi gastrointestinal. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin
yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI juga mengandung zat pelindung
(antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti:
Immunoglobin,
Lysozyme,
Complemen
C3
dan
C4,
Antistapiloccocus,
18
19
Seluruh ibu hamil di wilayah Desa Salam Manis Kelurahan Kandang Panjang
Kecamatan Pekalongan Utara
G. PELAKSANA KEGIATAN
1. Petugas KIA Puskesmas Kusuma Bangsa : Nur Aini Maulida, Amd.Keb
2. Dokter Internsip : Dr. Muhammad Fathah
H. HASIL KEGIATAN
Peserta kelas ibu hamil sejumalh 10 orang. Peserta senang dengan
kegiatan ini. Peserta memahami pentinganya ASI yang ditandai jawaban
jawaban peserta saat sesi post test. Peserta berteked untuk memberikan ASI
eksklusif pada bayi.
I. EVALUASI KEGIATAN
1. Untuk kelas ibu hamil berikutnya diharapkan menggunakan alat peraga dan
pamphlet, sehingga ibu hamil tidak lupa selain itu dapat menjadi agen
promosi kesehatan kepada ibu hamil baru lainnya dimasa mendatang
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.
20
LAPORAN V
Upaya Kegiatan Kesehatan Gizi
SOSIALISASI ANEMIA PADA KEHAMILAN DI KELAS IBU
HAMIL
Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah
PEKALONGAN
2015
21
A. NAMA KEGIATAN
Sosialisasi Anemia Pada Kehamilan Di Kelas Ibu Hamil.
B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang secara global
banyak ditemukan di berbagai negara maju maupun di negara berkembang.
Menurut WHO angka kejadian anemia di seluruh dunia pada ibu hamil
diperkirakan mencapai 41,8%. Menurut data Riset Kesehatan Dasar pada tahun
2013, yang dilakukan di 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota tersebut di
antaranya dimaksudkan untuk memotret profil kesehatan ibu di tingkat
masyarakat. menunjukkan prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia sebesar
37% yang mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebanyak 24,5% dengan
proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan
perdesaan (37,8%).
Anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko kematian ibu 3,7 kali
lebih tinggi jika dibandingkan ibu yang tidak anemia. Hal ini menjadi salah
satu penyumbang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang masih tinggi
pada tahun 2012, yaitu 359/100.000 kelahiran hidup
Anemia selama kehamilan menjadi perhatian besar karena memberikan
kontribusi signifikan terhadap risiko selama periode prenatal. Anemia
meningkatkan risiko perdarahan postpartum, kehamilan dengan hipertensi,
plasenta previa, perdarahan dan gagal jantung. Menurut WHO menyatakan
pula bahwa 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia
pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling
berinteraksi .
anemia gizi atau defisiensi zat besi merupakan masalah gizi mikro terbesar
dan sulit teratasi di seluruh dunia dan merupakan masalah gizi utama bagi
semua kelompok umur dengan prevalensi paling tinggi pada kelompok ibu
hamil.
gangguan seperti mual, muntah dan konstipasi yang timbul sesaat setelah
mengkonsumsi tablet besi folat. Selain itu faktor pengetahuan dan asupan zat
besi sehari yang kurang mencukupi selama kehamilan juga mempunyai andil
besar dalam mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet besi pada ibu hamil.
Kekurangan gizi protein hewani akibat berpantang makanan pada saat
kehamilan juga penyebab terjadinya anemia zat besi. Sebuah penelitian di
Nigeria menjelaskan bahwa adanya budaya berpantang makanan pada ibu
hamil berkontribusi pada kejadian kurang gizi yang dapat menyebabkan
anemia pada kehamilan. Terdapat pantangan ataupun mitos-mitos pada
masyarakat selama masa kehamilan yang dapat merugikan ibu hamil.
Pantangan terhadap makanan tertentu akan merugikan apabila berbeda dengan
tinjauan medis. Sebagai contoh dalam hal pantangan makanan yaitu terdapat
mitos bahwa ibu hamil tidak boleh makan telur.
Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur
karena akan mempersulit persalinan, padahal dalam tinjauan medis ibu hamil
dianjurkan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
protein. Budaya berpantangan makanan protein hewani yang memiliki sumber
zat besi merupakan penyebab terjadinya anemia. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan dengan melakukan wawancara kepada seorang
bidan di Puskesmas Kusuma Bangsa kabupaten Pekalongan menyatakan bahwa
sebagian besar ibu hamil di daerah tersebut masih melaksanakan praktik
budaya berpantang makanan, terutama yang berbau amis atau protein hewani
23
ketika usia kehamilan tujuh bulan ke atas dengan alasan akan memberikan
pengaruh buruk bagi ibu maupun janin yang dikandung.
Dari hasil data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada bulan
Januari-Oktober 2014 masih terdapat 11,34% ibu hamil yang mengalami
anemia. Tingginya angka kejadian anemia dapat menyebabkan sebagai
penyumbang angka kematian terbanyak kedua setelah pre eklampsia
berat/eklampsia di Kabupaten Pekalongan yaitu sebesar 6 kasus dari 39 kasus
penyebab kematian ibu pada bulan September tahun 2014. Karena masih
tingginya angka kejadian anemia di Kabupaten Pekalongan maka diperlukan
penyuluhan ibu hamil tentang anemia.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai anemia pada kehamilan
yang meliputi penyebab, risiko risiko kesehatan yang mungkin dialami,
risiko pada kelahiran, dan risiko pada janin / bayi.
2. Memeberikan informasi kepada ibu hamil mengenai pencegahan anemia
pada kehamilan.
3. Ikut serta dalam menjamin generasi penerus bangsa yang sehat.
D. BENTUK KEGIATAN
1. Penyuluhan
2. Sesi Tanya jawab
3. Sesi post test, peserta diberikan pertanyaan secara lisan mengenai Anemia
4. Sesi berbagi pengalaman oleh ibu ibu yang pernah melahirkan tentang
makanan yang mereka konsumsi selama kehamilan
Peserta kelas ibu hamil sejumalh 10 orang. Peserta senang dengan kegiatan
ini. Peserta memahami bahaya dan cara mencegah anemia pada kehamilan.
Peserta tidak lagi percaya pada mitos mitos selama kehamilan tentang makanan
makanan yang berakibat pada kehamilan dan kelahiran
I. EVALUASI KEGIATAN
Sebagian ibu hamil takut bertambah gemuk dan memilik penampilan yang
tidak menarik selama kehamilan dan setelah melahirkan, sehingga mereka
cenderung pilih pilih makanan. Dialin pihak beberapa ibu hamil juga hanya
ingin makan makanan tertentu yang ternyata berupa camiln camilan dan
makanan siap saji yang tidak mengandung gizi yang cukup bagi ibu hamil.
Sebagian besar peserta sebelumnya masih percaya mitos mitos selama
kehamilan dimana bila makan ikan, maka ASI akan amis, bila makan agak
pedas sedikit nanti ASI akan pedas dan bayi tdak mau menyusu, dan mereka
percaya bahwa jamu jamu dapat meningkatkan kesehatan ibu dan janin tanpa
mengetahui bahan dan mekanisme jamu tersebut bekerja. Hal ini dapat
membahayakan bilamana ternyata jamau jamu tersebut berbahaya terhadap ibu
hamil dan kesejahteraan janin.
25