Anda di halaman 1dari 27

KUMPULAN LAPORAN BORANG

KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Program Internsip


UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
DI PUSKESMAS KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN

Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


BADAN PSDM KESEHATAN
2015
1

LEMBAR PENGESAHAN
KUMPULAN LAPORAN BORANG
KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Program Internsip


UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
DI PUSKESMAS KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN

Pekalongan, September 2015

Pembimbing

Dr. Rikza Dini

Dokter Internsip

Dr. Muhammad Fathah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................

ii

DAFTAR ISI..................................................................................................

iii

LAPORAN I KEGIATAN PROMKES..........................................................1


LAPORAN II KEGIATAN KIA.....................................................................
LAPORAN III KEGIATAN P2M...........................................................

LAPORAN IV KEGIATAN KESEHATAN


GIZI.....................................................................

14

LAPORAN V KEGIATAN KESEHATAN


LINGKUNGAN............................................. 20

LAPORAN I
Upaya Promosi Kesehatan

LOMBA CERDAS CERMAT (LCC) KADER POSYANDU

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Program Internsip


UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
DI PUSKESMAS KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN

Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah

PEKALONGAN
2015

A. NAMA KEGIATAN
Lomba cerdas cermat (LCC) kader posyandu.
B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang
bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut
merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia.
Posyandu adalah salah satu upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
(UKBM) yang diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat.
Posyandu memudahkan masyarakat dalam menjangkau kesehatan dasar
terutama untuk ibu hamil, bayi, dan balita. Kegiatan Posyandu antara lain:
Gizi, KIA, KB, Imunisasi, kesehatan PUS/WUS, dan Penanganan Diare.
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk
masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Keberadaan kader sering dikaitkan dengan pelayanan rutin di posyandu.
Sehingga seorang kader posyandu harus mau bekerja secara sukarela dan
ikhlas, mau dan sanggup melaksanakan kegiatan posyandu, serta mau dan
sanggup menggerakkan masyarakat untuk melaksanakan dan mengikuti
kegiatan posyandu.
Berdasarkan pengalaman lapangan petugas kesehatan di Puskesmas
Kusuma Bangsa daam mendampingi pelaksanaan poyandu, peran kader dalam
pelaksanaan posyandu masih kurang dan sebatas hanya dengan menimbang
balita saja. selain itu pencatatan data bayi dan balita masih banyak yang tidak
baik, diantaranya hanya ditulis di buku catatan kecil atau selembar kertas yang
dikupulkan. Hal ini mungkin dilatarbelakangi oleh pengetahuan posyandu
yang masih kurang, dan kesadaran akan tujuan utama posyandu yang masih
kurang dimengerti oleh kader. Oleh karena itu bidang UKM promosi kesehatan
puskesmas kusuma bangsa bekerja sama dengan bidan Kesehatan Lingkungan,
dan oleh persetujuan Kepala Puskesmas, mengadakan kegiatan dalam upaya
meningkatkan pengetauan para kader melalui LCC Kader Posyandu.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Mempererat silaturahmi antar kader sehingga memunculkan rasa solidaritas
dan tekad untuk saling bekerjasama membantu meningkatkan kesehatan
3

masyarakat di wilayah kerja Puskesma Kusuma Bangsa secara khusus dan


Indonesia secara umum.
2. Meningkatnya pengetahuan kader mengenai kesehatan masyarakat serta
peran kader dalam meningkatkan kesehatan masyarakat
3. Memberikan motivasi pada kader agar dapat dengan sukarela ikut
membantu menyehatkan masyarakat, secara khusus di wilayah kerja
Puskesmas Kusuma Bangsa, dan secara umum bagi Indonesia.
D. BENTUK KEGIATAN
1. Menyeleksi tim kader untuk mendapatkan 3 tim kader terbaik yang akan
diajukan untuk lomba LCC kader posyandu.
2. Pembahasan jawaban tes tertulis.
3. Pelaksanaan LCC Kader Posyandu.
4. Diskusi dan paparan materi singkat berdasarkan soal soal yang diberikan
pada LCC dan tes tertulis.
E. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 Agustus 2015 di Puskesmas
Kusuma Bangsa
F. PESERTA KEGIATAN
Kader Posyandu wilayah Puskesmas Kusuma Bangsa.
G. PELAKSANA KEGIATAN
1. Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Kusuma Bangsa : Destya Sari W,
SKM
2. Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kusuma Bangsa : Soedjarwo,
Amd.KL
3. Dokter Internsip : Dr. Muhammad Fathah, dr. Farah Maulida, dan dr. Radith
Aulia
H. HASIL KEGIATAN
1. Kegiatan LCC diikuti oleh semua perwakilan posyandu.
2. Para kader bersemangat mengikuti lomba, dan saling berdiskusi tentang soal
yang diberikan.
I. EVALUASI KEGIATAN
1. Banyak kader posyandu yang mendapatkan nilai kurang pada tes tertulis
yang menadi petimbangan masih kurangnya pegetahuan kader tentang
posyandu dan peran mereka dalam masyarakat.

LAPORAN II
Upaya Kegiatan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular

Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Campak

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Program Internsip


UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
DI PUSKESMAS KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN

Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah

PEKALONGAN
2015

A. NAMA KEGIATAN
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Campak.
B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS) adalah suatu program pemerintah
yang menyelenggarakan imunisasi ulangan pada siswa SD pada suatu wilayah
kerja pada bulan tertentu yang ditentukan oleh pemerintah setempat. Tujuan
diadakannya BIAS ini tentunya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
yang nantinya akan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda
(double burden). Penyakit menular masih merupakan masalah, sementara
penyakit degeneratif juga muncul sebagai masalah.
Penyakit menular tidak mengenal batas wilayah administrasi, sehingga
menyulitkan pemberantasannya. Dengan tersedianya vaksin yang dapat
mencegah penyakit menular tertentu, maka tindakan pencegahan berpindahnya
penyakit dari satu daerah atau negara ke negara lain dapat dilakukan dalam
waktu relatif singkat dengan hasil yang efektif.
Imunisasi merupakan upaya prioritas yang dapat dipilih, mengingat bahwa
imunisasi merupakan upaya yang paling cost effective dan diperlukan oleh
semua daerah. Mulai tahun 1977, upaya imunisasi diperluas menjadi Program
Pengembangan Imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) yaitu, tuberculosis,
difteri, pertusis, campak, polio,tetanus serta hepatitis B. Upaya imunisasi perlu
terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population imunity (kekebalan
masyarakat) yang tinggi sehingga dapat memutuskan rantai penularan PD3I.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi, upaya imunisasi dapat
semakin efektif dan efisien dengan harapan dapat memberikan sumbangan
yang nyata bagi kesejahteraan anak, ibu serta masyarakat lainnya
Bias adalah bulan dimana seluruh kegiatan imunisasi dilaksanakan di
seluruh Indonesia. BIAS dilaksanakan di seluruh Sekolah Dasar (SD) dan
Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan swasta, Institusi pendidikan setara SD
lainnya (Pondok Pesantren, Seminari, SDLB). Sasaran kegiatan BIAS adalah
seluruh anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri dan

swasta, Institusi pendidikan setara SD lainnya (Pondok Pesantren, seminari,


SDLB) laki-laki dan perempuan. BIAS dilaksanakan 2 kali yaitu pada bulan
September untuk pemberian imunisasi campak pada anak kelas 1, dan bulan
November untuk pemberian imunisasi DT, pada anak kelas I, TT pada anak
kelas II dan III.
Untuk anak yang tidak sekolah pada pelaksanaan BIAS agar diajak ke
Puskesmas terdekat untuk mendapatkan imunisasi, sedangkan untuk anak yang
sakit pemberian imunisasi ditunda dan apabila sembuh agar diajak ke
puskesmas terdekat untuk diimunisasi
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Meningkatkan kekebalan (imunitas) anak sekolah terhadap penyakit
menular khususnya campak.
2. Menjaga potensi kesehatan anak sekolah sebagai generasi penerus bangsa.
D. BENTUK KEGIATAN
1. Kunjungan ke seluruh SD dan MI di wilayah kerja Puskesmas Kusum
Bangsa pada umumnya, dan SD Kandang Panjang 1 pada khususnya.
2. Memberikan imunisasi campak pada seluruh anak kelas 1 SD dan MI di
wilayah Puskemas Kusuma Bangsa, pada khususnya SD Panjang wetan 4
Kecamatan Pekalongan Utara.
E. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 7 September 2015.
F. SASARAN KEGIATAN
Siswa putra dan putri kelas I SD Panjang Wetan 4 Kecamatan Pekalongan
Utara.

G. PELAKSANA KEGIATAN
1. Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Kusuma Bangsa : Destya Sari W,
SKM
2. Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kusuma Bangsa : Soedjarwo,
Amd.KL
3. Petugas Imunisasi : Tjandra Ningrum, AMK
4. Petugas Imunisasi : Mia Christina, AMK
5. Dokter Internsip : Dr. Muhammad Fathah, Dr. Radith Aulia, Dr. Regina W.

H. HASIL KEGIATAN
Siswa siswi beserta orang tua senang dengan adanya imunisasi campak ini.
Tidak ada siswa maupun siswi yang melakukan perlawanan saat dialkukan
imunisasi. Siswa dan siswi tidak ada yang menangis dan tidak mengeluh sakit
maupun berdarah. Meskipun demikian terdapat 5 orang yang terdiri atas 2
siswa dan 3 siswi yang tidak berangkat. Imunisasi berjalan dengan lancer.
I. EVALUASI KEGIATAN
1. Siswa dan siswi yang tidak berangkat akan ditindak lanjuti untuk dilakukan
sweeping imunisasi (imunisasi susulan) di hari lain.
2. Jadwal kegiatan bias untuk sekolah yang terkait tanggal pelaksanaan
sebaiknya tidak diberitaukan kepada pihak sekolah, mengingat untuk
mengantisipasi ketidakhadiran siswa maupun siswi yang disengaja. Namun
bulan imunisasi tetap diberitahukan kepada sekolah (bulan September dan
November)

LAPORAN III
Upaya Kegiatan Kesehatan Lingkungan
PEMERIKSAN SANITASI TEMPAT INDUSTRI
LIMUN ORIORIN

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Program Internsip


UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
DI PUSKESMAS KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN

Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah

PEKALONGAN
2015

10

A. NAMA KEGIATAN
Pemeriksan sanitasi tempat industri limun oriorin.
B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Di era jaman sekarang, banyak sekali industri berbasis rumah tangga yang
membuat makanan dan minuman. Desa Bugisan Kelurahan Panjang Wetan
banyak sekali produsen rumah tangga pembuat makanan dan minuman. Salah
satu industri yang berada di Desa Bugisan adalah pembuat minuman LIMUN
ORIORIN. Produksi minuman didaerah tersebut sudah mencapai pasar luar
kota. Selain rasa yang penting dari produksi minuman, faktor kesehatan yang
terutama dilihat dari hygine sanitasi merupakan faktor yang sangat penting.
Dengan ini masyarakat perlu dilindungi dari makanan dan minuman yang
dikelola usaha industri rumah tangga yang tidak memenuhi persyaratan
hygiene sanitasi, agar tidak membahayakan kesehatan.
Hygiene sanitasi makanan dan minuman adalah upaya untuk
mengendalikan faktor makanan atau minuman, orang, tempat dan
perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau
gangguan kesehatan. Sehingga semua industri berbasis rumah tangga harus
memenuhi persyaratan hygine sanitasi pengolahan, penyimpanan dan
pengangkutan. Persyaratan Hygiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis
kesehatan yang ditetapkan terhadap produk jasaboga dan perlengkapannya
yang meliputi persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika. Setiap pengelolaan
yang dilakukan oleh industri tersebut harus memenuhi persyaratan teknis
pengolahan. Peralatan yang digunakan untuk pengolahan dan penyajian
minuman harus tidak menimbulkan gangguan terhadap kesehatan secara
langsung atau tidak langsung. Penyimpanan bahan minuman juga harus
memenuhi persyaratan Hygiene Sanitasi. Selain itu kebersihan kondisi
bangunan, sarana sanitasi, dan keselamatan kerja juga merupakan faktor
penting dalam persyaratan sanitasi.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/MENKES/SK/XI/2002 persyaratan kesehatan lingkungan kerja
perkantoran dan industri meliputi : persyaratan air, udara, limbah,
pencahayaan, kebisingan, getaran, radiasi, vektor penyakit, persyaratan
kesehatan lokasi, ruang dan bangunan, toilet dan instalasi.
11

Karena kesehatan konsumen merupakan kompenen yang utama dalam


dunia kesehatan, sehingga perlu diadakan pemeriksaan sanitasi tempat industri.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Penilaian kondisi bangunan, sanitasi, dan keselaatan kerja di industry Limun
Oriorin.
2. Mengontrol kualitas kesehatan baik proses, produksi, juga pekerja industry
Limun Oriorin.
3. Menjamin agar industry lokal di seluruh wilayah Puskesmas Kusuma
bangsa pada umumnya dan Limun Oriorin pada khususnya aman untuk
dikonsumsi masyarakat.
D. BENTUK KEGIATAN
1. Pekunjungan ke industry Limun Oriorin.
2. Peninjauan aspek kondisi bangunan, sarana sanitasi, dan keselmatan kerja di
industry Limun Oriorin.
3. Memberikan penilaian terhadap aspek kondisi bangunan, sarana sanitasi,
dan keselmatan kerja di industry Limun Oriorin dan memberitaukan pada
pemilik industri Limn Oriorin untuk ditindak lanjuti serta ditingkatkan
tentang kekurangan dan potensi kesehatan yang telah ada di industri
tersebut.
E. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 17 Juni 2015.
F. SASARAN KEGIATAN
Bangunan, sanitasi, dan pekerja di industry Limun Oriorin, Desa Bugisan,
Kelurahan Kandang Panjang.
G. PELAKSANA KEGIATAN
1. Petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas Kusuma Bangsa : Soedjarwo,
Amd.KL
2. Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Kusuma Bangsa : Destya Sari W,
SKM
3. Dokter Internsip : Dr. Muhammad Fathah
H. HASIL KEGIATAN
1. Pemilik industry dan karyawan menyambut baik kegiatan ini
2. Industry Limun Oriorin memiliki 15 karyawan, setelah dialkukan
pemeriksaan terdapat 1 karyawan yang memiliki Hipertensi grade II

12

3. Bangunan dalam kondisi yang baik. Ventilasi mencukupi, lantai kedap air
dan bersih, instalasi litrik terjamin keamanannya, namun halaman luar kotor
dan tidak terurus.
4. Sanitasi mendapat nilai baik, terdapat tempat sampah, jamban, penampungan
air bebas jentik nyamuk, pembuangan sampah dilakukan dengan baik,
limbah dikelola dengan baik
5. Tempat bekerja terang namun tidak silau, tidak terdapat kebisingan, lokasi
kerja tidak dibawah SUTET, dan tidak terdapat tingkat getaran yang
mengganggu. Namun demikian masih terapat tikus yang berkeliaran dan
pekerja tidak menggunakan APD
6. Botol yang dibersihkan tidak dikeringkan atau dilakukan sterilisasi terlebih
dahulu namun digunakan langsung untuk produksi berikutnya, sementara itu
air yang digunakan untuk membersihkan botol adalah air mentah.
I. EVALUASI KEGIATAN
1. Mensosialisasikan pada pemilik industry agar karyawan diberikan APD
dalam bekerja.
2. Mensosialisasikan pada pemilik industry agar halaman luar dibersihkan dan
dirapikan
3. Mensosialisasikan agar diberikan perangkap tikus, serta untu mengusahakan
proses sterilisasi botol minuman sebelum digunakan kembali
4. Mensosialisasikan kepada pekerja yang hipertensi risiko kerja yang mungkin
didapat seingga agar ditindak lanjuti untuk memeriksakan dirinya ke layanan
kesehatan.

13

14

LAPORAN IV
Upaya Kegiatan Kesehatan Ibu dan anak
SOSIALISASI ASI EKSKLUSIF PADA KELAS IBU HAMIL

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Program Internsip


UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
DI PUSKESMAS KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN

Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah

PEKALONGAN
2015

A. NAMA KEGIATAN
15

Sosialisasi Asi Eksklusif Pada Kelas Ibu Hamil.


B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Program pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih
diprioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan Ibu dan anak, terutama
pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi
pada masa perinatal. Hal ini ditandai dengan tingginya Angka Kematian Ibu
(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Penggunaan Buku KIA diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta gizi
sehingga salah satu tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu penurunan AKI
dan AKB dapat tercapai. Penyebarluasan penggunaan Buku KIA dilakukan
melalui Puskesmas, Rumah Sakit, kegiatan Posyandu, dan lain-lain dengan tujuan
agar terjadi peningkatan pengetahuan dan keterampilan dari para petugas
Kesehatan serta adanya peningkatan kualitas pelayanan. Selain itu Buku KIA
dapat pula dipakai sebagai alat pemantau kesehatan Ibu dan Anak, serta
pendidikan dan penyuluhan kesehatan bagi masyarakat khususnya ibu-ibu.
Kelas Ibu Hamil ini merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi
baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran. Dewasa ini penyuluhan
kesehatan Ibu dan Anak pada umumnya masih banyak dilakukan melalui
konsultasi perorangan atau kasus per kasus yang diberikan pada waktu ibu
memeriksakan kandungan atau pada waktu kegiatan posyandu. Kegiatan
penyuluhan semacam ini bermanfaat untuk menangani kasus per kasus namun
memiliki kelemahan antara lain:
1. Pengetahuan yang diperoleh hanya terbatas pada masalah kesehatan yang
dialami saat konsultasi

16

2. Penyuluhan yang diberikan tidak terkoordinir sehingga ilmu yang


diberikan kepada ibu hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh petugas
saja
3. Tidak ada rencana kerja sehingga tidak ada pemantauan atau pembinaan
secara lintas sektor dan lintas program
4. Pelaksanaan penyuluhan tidak terjadwal dan tidak berkesinambungan.
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, direncanakan metode
pembelajaran kelas ibu hamil. Kegiatan yang direncanakan adalah pembahasan
materi Buku KIA dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang diikuti diskusi
dan tukar pengalaman antara ibu-ibu hamil dan petugas kesehatan. Kegiatan
kelompok belajar ini diberi nama kelas ibu hamil. Kelas Ibu Hamil adalah
kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4 minggu s/d 36
minggu (menjelang persalinan) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di
kelas ini ibu-ibu hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman
tentang kesehatan Ibu dan anak (KIA) secara menyeluruh dan sistematis serta
dapat dilaksanakan secara terjadwal dan berkesinambungan. Kelas ibu hamil
difasilitasi oleh bidan/tenaga kesehatan dengan menggunakan paket Kelas Ibu
Hamil yaitu Buku KIA, Flip chart (lembar balik), Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil, Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil dan Buku senam Ibu Hamil.
Beberapa keuntungan Kelas Ibu Hamil adalah:
1. Materi diberikan secara menyeluruh dan terencana sesuai dengan pedoman
kelas ibu hamil yang memuat mengenai kehamilan, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit
menular seksual dan akte kelahiran.
2. Penyampaian materi lebih komprehensif karena ada persiapan petugas
sebelum penyajian materi.
3. Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai
topik tertentu.
4. Waktu pembahasan materi menjadi efektif karena pola penyajian materi
terstruktur dengan baik.

17

5. Ada interaksi antara petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan.
6. Dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan.
7. Dilakukan evaluasi terhadap petugas Kesehatan dan ibu hamil dalam
memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas
sistem pembelajaran.
Kelas Ibu Hamil dilaksanakan setiap bulan dan ada lima kali pertemuan.
Jadwal tentatif salah satu pertemuan kelas ibu hamil membahas tentang ASI,
dalam hal ini memberikan materi tentang pentingnya memberikan ASI dari sejak
dini sampai usia 6 bulan atau yang disebut ASI eksklusif.
Air Susu Ibu (ASI) menurut WHO adalah suatu emulsi lemak dalam
larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang di sekresi oleh kelenjar
mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya
Sedangkan menurut Depkes, ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa
makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan.
Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini.
Manfaat ASI untuk bayiASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk
bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang
ideal sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi, dapat juga
melindungi infeksi gastrointestinal. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin
yang dapat menyebabkan alergi pada bayi. ASI juga mengandung zat pelindung
(antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti:
Immunoglobin,

Lysozyme,

Complemen

C3

dan

C4,

Antistapiloccocus,

lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.


Manfaat ASI untuk ibudapat menjalin hubungan yang lebih erat karena
secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan
emosional antara ibu dan anak. Dengan menyusui, rahim ibu akan berkontraksi
yang dapat menyebabkan pengembalian rahim keukuran sebelum hamil serta
mempercepat berhentinya pendarahan post partum.

18

Keadaan yang menguntungkan dari ASI meliputi asam amino dan


kandungan protein yang optimal untuk bayi normal. Asam lemak esensial dalam
jumlah yang berlimpah tetapi tidak berlebihan, kandungan natrium yang relatif
rendah tetapi adekuat, beban solut yang rendah dibandingkan dengan susu sapi,
dan absorbs yang sangat baik untuk zat besi, kalsium dan seng, yang menyediakan
jumlah yang adekuat dari zat-zat nutrisi ini untuk bayi yang disusui ASI secara
penuh selama 4-6 bulan. ASI tidak saja mengandung makronutrien, vitamin,dan
mineral tatapi juga faktor pertumbuhan, hormon, dan faktor protektif.
Kolostrum mengandung zat kekebalan, vitamin A yang tinggi, lebih kental
dan berwarna kekuning-kuningan. Oleh karena itu, kolostrum harus diberikan
kepada bayi. Sekalipun produksi ASI pada hari-hari pertama baru sedikit, namun
mencukupi kebutuhan bayi. Pemberian air gula, air tajin dan masakan pralaktal
(sebelum ASI lancar diproduksi) lain harus dihindari.
Karena banyak sekali kandungan dari ASI, maka sangatlah penting
diberikan secara eksklusif dari usia 0-6 bulan. Namun menurut pendapat para
bidan dan ibu hamil, program ASI eksklusif tidak terlaksana dengan baik karena
pada usia 0-6 bulan masih ditambah dengan susu formula sebab kalau hanya ASI
tidak mencukupi kebutuhan bayi. Sehingga penting sekali diadakan pemberian
materi ASI secara lebih mendalam agar merubah pandangan masyarakat untuk
menggalakan program ASI eksklusif.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Mensosialisasikan pentingnya ASI bagi bayi dan ibu serta rumah tangga.
2. Mengajak para ibu hamil agar memberikan ASI eksklusif bagi para bayinya.
D. BENTUK KEGIATAN
1. Penyuluhan
2. Sesi Tanya jawab
3. Sesi post test, peserta diberikan pertanyaan secara lisan mengenai ASI
4. Sesi berbagi pengalaman oleh ibu ibu yang pernah melahirkan dan
memberikan ASI eksklusif
E. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Agustus 2015.
F. SASARAN KEGIATAN

19

Seluruh ibu hamil di wilayah Desa Salam Manis Kelurahan Kandang Panjang
Kecamatan Pekalongan Utara
G. PELAKSANA KEGIATAN
1. Petugas KIA Puskesmas Kusuma Bangsa : Nur Aini Maulida, Amd.Keb
2. Dokter Internsip : Dr. Muhammad Fathah
H. HASIL KEGIATAN
Peserta kelas ibu hamil sejumalh 10 orang. Peserta senang dengan
kegiatan ini. Peserta memahami pentinganya ASI yang ditandai jawaban
jawaban peserta saat sesi post test. Peserta berteked untuk memberikan ASI
eksklusif pada bayi.
I. EVALUASI KEGIATAN
1. Untuk kelas ibu hamil berikutnya diharapkan menggunakan alat peraga dan
pamphlet, sehingga ibu hamil tidak lupa selain itu dapat menjadi agen
promosi kesehatan kepada ibu hamil baru lainnya dimasa mendatang
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

20

LAPORAN V
Upaya Kegiatan Kesehatan Gizi
SOSIALISASI ANEMIA PADA KEHAMILAN DI KELAS IBU
HAMIL

Diajukan Guna Melengkapi Tugas Program Internsip


UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
DI PUSKESMAS KUSUMA BANGSA KOTA PEKALONGAN

Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Fathah

PEKALONGAN
2015

21

A. NAMA KEGIATAN
Sosialisasi Anemia Pada Kehamilan Di Kelas Ibu Hamil.
B. LATAR BELAKANG KEGIATAN
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang secara global
banyak ditemukan di berbagai negara maju maupun di negara berkembang.
Menurut WHO angka kejadian anemia di seluruh dunia pada ibu hamil
diperkirakan mencapai 41,8%. Menurut data Riset Kesehatan Dasar pada tahun
2013, yang dilakukan di 33 provinsi dan 497 kabupaten/kota tersebut di
antaranya dimaksudkan untuk memotret profil kesehatan ibu di tingkat
masyarakat. menunjukkan prevalensi anemia ibu hamil di Indonesia sebesar
37% yang mengalami peningkatan dari tahun 2007 sebanyak 24,5% dengan
proporsi yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan
perdesaan (37,8%).
Anemia pada ibu hamil akan meningkatkan risiko kematian ibu 3,7 kali
lebih tinggi jika dibandingkan ibu yang tidak anemia. Hal ini menjadi salah
satu penyumbang Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia yang masih tinggi
pada tahun 2012, yaitu 359/100.000 kelahiran hidup
Anemia selama kehamilan menjadi perhatian besar karena memberikan
kontribusi signifikan terhadap risiko selama periode prenatal. Anemia
meningkatkan risiko perdarahan postpartum, kehamilan dengan hipertensi,
plasenta previa, perdarahan dan gagal jantung. Menurut WHO menyatakan
pula bahwa 40% kematian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia
pada kehamilan dan kebanyakan anemia pada kehamilan disebabkan oleh
defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling
berinteraksi .
anemia gizi atau defisiensi zat besi merupakan masalah gizi mikro terbesar
dan sulit teratasi di seluruh dunia dan merupakan masalah gizi utama bagi
semua kelompok umur dengan prevalensi paling tinggi pada kelompok ibu
hamil.

Di Indonesia di laporkan bahwa dari sekitar

95% anemia terkait

kehamilan tergolong anemia defisiensi zat besi.


Selain itu, anemia juga disebabkan oleh defisiensi zat gizi mikro lainnya
yang memberikan kontribusi dalam metabolisme zat besi di dalam tubuh,
seperti vitamin A, Vitamin C, B12, dan asam folat.
22

Untuk mengatasi masalah anemia kehamilan pemerintah juga melakukan


program suplementasi besi dimana salah satu program pemerintah di bidang
kesehatan yang bertujuan untuk mengurangi dan mencegah anemia defisiensi
besi khususnya pada masa kehamilan . Program suplementasi besi seharusnya
memiliki tingkat keberhasilan yang cukup tinggi hal ini disebabkan karena
tablet besi folat mudah diperoleh dan diberikan secara gratis. Namun, masih
banyak ibu hamil yang tidah patuh dalam mengkonsumsinya. Ketidakpatuhan
tersebut disebabkan oleh beberapa hal diantaranya efek samping dari tablet
tersebut.

Efek samping yang biasa ditimbulkan oleh tablet besi berupa

gangguan seperti mual, muntah dan konstipasi yang timbul sesaat setelah
mengkonsumsi tablet besi folat. Selain itu faktor pengetahuan dan asupan zat
besi sehari yang kurang mencukupi selama kehamilan juga mempunyai andil
besar dalam mempengaruhi kepatuhan konsumsi tablet besi pada ibu hamil.
Kekurangan gizi protein hewani akibat berpantang makanan pada saat
kehamilan juga penyebab terjadinya anemia zat besi. Sebuah penelitian di
Nigeria menjelaskan bahwa adanya budaya berpantang makanan pada ibu
hamil berkontribusi pada kejadian kurang gizi yang dapat menyebabkan
anemia pada kehamilan. Terdapat pantangan ataupun mitos-mitos pada
masyarakat selama masa kehamilan yang dapat merugikan ibu hamil.
Pantangan terhadap makanan tertentu akan merugikan apabila berbeda dengan
tinjauan medis. Sebagai contoh dalam hal pantangan makanan yaitu terdapat
mitos bahwa ibu hamil tidak boleh makan telur.
Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang makan telur
karena akan mempersulit persalinan, padahal dalam tinjauan medis ibu hamil
dianjurkan lebih banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
protein. Budaya berpantangan makanan protein hewani yang memiliki sumber
zat besi merupakan penyebab terjadinya anemia. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan dengan melakukan wawancara kepada seorang
bidan di Puskesmas Kusuma Bangsa kabupaten Pekalongan menyatakan bahwa
sebagian besar ibu hamil di daerah tersebut masih melaksanakan praktik
budaya berpantang makanan, terutama yang berbau amis atau protein hewani

23

ketika usia kehamilan tujuh bulan ke atas dengan alasan akan memberikan
pengaruh buruk bagi ibu maupun janin yang dikandung.
Dari hasil data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pekalongan pada bulan
Januari-Oktober 2014 masih terdapat 11,34% ibu hamil yang mengalami
anemia. Tingginya angka kejadian anemia dapat menyebabkan sebagai
penyumbang angka kematian terbanyak kedua setelah pre eklampsia
berat/eklampsia di Kabupaten Pekalongan yaitu sebesar 6 kasus dari 39 kasus
penyebab kematian ibu pada bulan September tahun 2014. Karena masih
tingginya angka kejadian anemia di Kabupaten Pekalongan maka diperlukan
penyuluhan ibu hamil tentang anemia.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Memberikan informasi kepada ibu hamil mengenai anemia pada kehamilan
yang meliputi penyebab, risiko risiko kesehatan yang mungkin dialami,
risiko pada kelahiran, dan risiko pada janin / bayi.
2. Memeberikan informasi kepada ibu hamil mengenai pencegahan anemia
pada kehamilan.
3. Ikut serta dalam menjamin generasi penerus bangsa yang sehat.
D. BENTUK KEGIATAN
1. Penyuluhan
2. Sesi Tanya jawab
3. Sesi post test, peserta diberikan pertanyaan secara lisan mengenai Anemia
4. Sesi berbagi pengalaman oleh ibu ibu yang pernah melahirkan tentang
makanan yang mereka konsumsi selama kehamilan

E. WAKTU PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 Agustus 2015.
F. SASARAN KEGIATAN
Seluruh ibu hamil di Desa Salam Manis Kelurahan Kandang Panjang
Kecamatan Pekalongan Utara
G. PELAKSANA KEGIATAN
1. Petugas KIA Puskesmas Kusuma Bangsa : Nur Aini Maulida, Amd.Keb
2. Petugas GIZI Puskesmas Kusuma Bangsa : Desty Anggraeni S, Amd.Gz.
3. Dokter Internsip : Dr. Muhammad Fathah
H. HASIL KEGIATAN
24

Peserta kelas ibu hamil sejumalh 10 orang. Peserta senang dengan kegiatan
ini. Peserta memahami bahaya dan cara mencegah anemia pada kehamilan.
Peserta tidak lagi percaya pada mitos mitos selama kehamilan tentang makanan
makanan yang berakibat pada kehamilan dan kelahiran
I. EVALUASI KEGIATAN
Sebagian ibu hamil takut bertambah gemuk dan memilik penampilan yang
tidak menarik selama kehamilan dan setelah melahirkan, sehingga mereka
cenderung pilih pilih makanan. Dialin pihak beberapa ibu hamil juga hanya
ingin makan makanan tertentu yang ternyata berupa camiln camilan dan
makanan siap saji yang tidak mengandung gizi yang cukup bagi ibu hamil.
Sebagian besar peserta sebelumnya masih percaya mitos mitos selama
kehamilan dimana bila makan ikan, maka ASI akan amis, bila makan agak
pedas sedikit nanti ASI akan pedas dan bayi tdak mau menyusu, dan mereka
percaya bahwa jamu jamu dapat meningkatkan kesehatan ibu dan janin tanpa
mengetahui bahan dan mekanisme jamu tersebut bekerja. Hal ini dapat
membahayakan bilamana ternyata jamau jamu tersebut berbahaya terhadap ibu
hamil dan kesejahteraan janin.

25

Anda mungkin juga menyukai