Anda di halaman 1dari 12

Laporan Kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM)

F3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana

MELAKUKAN PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE

Disusun oleh:
dr. Okkie Mharga Sentana

PUSKESMAS SANGKRAH
SURAKARTA JAWA TENGAH
2013

A. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi
persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi
secara wajar. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC), petugas
mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada
tidaknya masalah atau komplikasi.
Tujuan ANC antara lain:
1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan
bayi.
3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal.
Kunjungan antenatal untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan
anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : sampai dengan
kehamilan trimester pertama (<14 minggu) satu kali kunjungan, dan kehamilan trimester
kedua (14-28 minggu) satu kali kunjungan dan kehamilan trimester ketiga (28-36
minggu dan sesudah minggu ke-36) dua kali kunjungan.
Menurut Departem Kesehatan RI (2002), pemeriksaan antenatal dilakukan dengan
standar pelayanan antenatal dimulai dengan :
a. Anamnese : meliputi identitas ibu hamil, riwayat kontrasepsi/KB, kehamilan
b.
c.
d.
e.

sebelumnya dan kehamilan sekarang.


Pemeriksaan umum : meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan.
Pemeriksaan laboratorium dilakukan hanya atas indikasi/diagnosa
Pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) dan tablet besi (fe)
Penyuluhan tentang gizi, kebersihan, olah raga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari,
perawatan payu dara dan air susu ibu, tanda-tanda risiko, pentingnya pemeriksaan
kehamilan dan imunisasi selanjutnya, persalinan oleh tenaga terlatih, KB setelah
melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.

Apabila ibu hamil kurang pengetahuan, pada pemeriksaan kehamilan banyak


pengetahuan yang diperoleh seperti pertumbuhan dan perkembangan janin,perawatan diri
yang benar,persalinan dan nifas,dengan demikian diharap ibu hamil termotivasi untuk
menjaga diri dan kehamilannya sehingga mentaati nasehat yang di berikan. Dampak jika
ibu tidak melakukan antenatal care adalah penyakit,resiko dan komplikasi pada masa
kehamilan tidak dapat di deteksi secara dini sehingga pada saat persalinan terjadi
kesulitan pada saat penanganan.
Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya
dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang dikandungnya selama
kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan dan
nifas normal.
Puji Rochjati (2005) mengemukakan batasan faktor resiko pada ibu hamil ada 3
kelompok yaitu:
a. Kelompok Faktor resiko I (Ada Potensi Gawat Obstetri / APGO), Seperti Primipara
muda (umur <16 tahun), primi tua (hamil pertama umur 35 tahun atau lebih), primi
tua sekunder, terlalu lama punya anak lagi, terkecil 10 tahun lebih, anak terkecil <
2 tahun, grande multi, hamil umur 35 tahun atau lebih, tinggi badan kurang dari
145 cm, riwayat persalinan yang buruk, pernah keguguran,pernah persalinaan
premature, riwayat persalinan dengan tindakan (VE, ekstraksi forcep, opersi S.C).
b. Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO), Ibu hamil dengan
penyakit, Pre-eklamsia- eklamsia, hamil kembar atau gameli, hidramnion, bayi
mati dalam kandungan, kehamilan dengan kelainan letak, hamil lewat bulan.
c. Kelompok Faktor Resiko II ( Ada Gawat Obstetri / AGO), Perdarahan sebelum
bayi lahir dan pre eklamsia berat atau eklampsia. Pada kelempok faktor resiko III,
ini harus segera di rujuk ke rumah sakit sebelum kondisi ibu dan janin bertambah
buruk/jelek yang membutuhkan penanganan dan tindakan pada waktu itu juga
dalam upaya menyelamatkan nyawa ibu dan bayinya yang terancam.

Kehamilan dengan jumlah skor 2 termasuk kehamilan risiko rendah dengan periksa
kehamilan bidan, rujukan kehamilan tidak di rujuk, tempat persalinan rumah ibu
hamil atau polindes dan penolong bidan.
Kehamilan dengan jumlah skor 6-10 termasuk kehamilan risiko tinggi dengan
periksa kehamilan bidan atau dokter, rujukan kehamilan bidan atau puskesmas,
temapat persalinan rumah, polindes, rumah sakit, penolong bidan.
Kehamilan dengan jumlah skor > 12 termasuk kehamilan risiko sangat tinggi
dengan periksa kehamilan ke dokter, rujukan kehamilan rumah sakit dan penolong
persalinan dokter.
Masalah paling sering selama kehamilan adalah anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III
atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia yang terjadi saat ibu hamil Trimester I
akan dapat mengakibatkan Abortus ( keguguran) dan kelainan kongenital. Anemia pada
kehamilan trimester II dapat menyebabkan : persalinan premature,perdarahan
antepartum,gangguan pertumbuhan janin dalam rahim,asfiksia intrauterin sampai
kematian, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),gestosis dan mudah terkena infeksi, IQ
rendah dan bahkan bisa mengakibatkan kematian. Saat inpartu, anemia dapat
menimbulkan gangguan his baik primer maupun sekunder, janin akan lahir dengan
anemia,dan persalinan dengan tindakan yang disebabkan karena ibu cepat lelah. Saat
pasca melahirkan anemia dapat menyebabkan : atonia uteri,retensio plasenta,perlukaan
sukar sembuh,mudah terjadinya febris puerpuralis dan gangguan involusi uteri. Kejadian

anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan
risiko kematian ibu, angka prematuritas,BBLR dan angka kematian bayi.Untuk
mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia
pada ibu hamil , yaitu cepat lelah,sering pusing,mata berkunang-kunang, malaise,lidah
luka,nafsu makan turun (anoreksia),konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia
parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda.
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur
seorang ibu berkaitan dengan alat alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang sehat
dan aman adalah umur 20 35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 tahun
dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 tahun secara biologis
belum optimal emosinya cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah
mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan
kebutuhan zat zat gizi selama kehamilannya. Sedangkan pada usia > 35 tahun terkait
dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering
menimpa diusia ini. Usia ibu saat hamil > 35 tahun merupakan salah satu factor risiko
tinggi ibu hamil. Usia ibu hamil > 35 tahun memiliki hubungan yang signifikan dengan
preeklamsia, kelahiran bayi premature, berat badan lahir rendah dan seksio sesarea.
Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah dengan memberikan
pengetahuan kepada ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya secara baik dan sedini
mungkin, dengan pengetahuan kehamilan juga dapat menanamkan kepercayaan antara
ibu hamil dengan petugas sehingga masalah mengenai kehamilan dapat diketahui dengan
baik oleh ibu hamil.
B. PERMASALAHAN
I.

Identitas Pasien dan Pasangan


Nama Istri

: Ny. S

Umur

: 40 tahun

Paritas

: G6 P4 A1

Alamat

: Semanggi, RT 01/09

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Tanggal Periksa

: 10 Juli 2013

Nama Suami

: Tn. S

Umur

: 37 tahun

Alamat

: Semanggi, RT 01/09

Pekerjaan
II.

: Swasta

Anamnesis
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 10 Juli 2013
1. Keluhan selama kehamilan : mual, pusing
2. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT : 25 Desember 2012
HPL : 27 September 2013
Usia Kehamilan : 28 minggu 4 hari
Pasien tidak haid sejak bulan Desember 2012, 1,5 bulan setelah terlambat
haid pasien melakukan tes kehamilan dengan tes pack dan hasilnya positif.
Kemudian pasien periksa ke bidan dan oleh bidan dinyatakan hamil. Selama
kehamilan pasien tidak ada keluhan berarti. Pasien telah menerima vaksin TT 2
kali dalam masa kehamilannya.
3. Riwayat Persalinan :
I : GI, hamil aterm, laki-laki, besarnya bayi seperti bayi normal pada umumnya,
lahir normal, ditolong oleh bidan, 13 tahun, sehat.
II : GII, hamil aterm, Laki-laki, BBL 2500 gram, lahir normal, ditolong oleh
bidan, 11 tahun, sehat.
4. Riwayat Penyakit Dahulu

- Riwayat Hipertensi

: disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung

: disangkal

- Riwayat Penyakit Paru

: disangkal

- Riwayat DM

: disangkal

5. Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di puskesmas. Pemeriksaan kehamilan
dilakukan satu bulan sekali. Pasien mendapat multivitamin dan suplemen besi.
6. Riwayat Haid
- Menarche

: 12 tahun

- Siklus haid

: 28 hari

- Lama haid

: 7 hari

- Dismenore

:-

7. Riwayat Perkawinan

Pasien menikah yang pertama kali dengan suami sekarang. Usia pernikahan
20 tahun
8. Riwayat KB : (-)
9. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat Hipertensi

: disangkal

- Riwayat Penyakit Jantung

: disangkal

- Riwayat Penyakit Paru

: disangkal

- Riwayat DM

: disangkal

III.

Pemeriksaan Fisik
Dilakukan tanggal 10 Juli 2013
a. Status Present
Keadaan Umum : baik
Kesadaran

: compos mentis

Vital Sign
Tensi : 90/60 mmHg
Nadi

: 88 x/menit

RR

: 24 x/menit

Suhu : 36,5 0C
TB

: 148 cm

BB

: 69 Kg

LILA : 32 cm
b. Status Internus
- Kepala

: Mesocephale

- Mata

: Conjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)

- Hidung

: Discharge (-), septum deviasi (-), nafas cuping hidung (-)

- Telinga

: Discharge (-), bentuk normal

- Mulut

: Bibir sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-)

- Tenggorokan : Faring hiperemesis (-), pembesaran tonsil (-)


- Leher

: Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)

- Kulit

: Turgor baik, ptekiae (-)

- Mamae

: Simetris, Besar (+/+), Tegang (+/+), Puting susu


menonjol (+/+), benjolan abnormal (-/-)

- Jantung

Inspeksi

: Ictus cordis tampak

Palpasi

: Ictus cordis teraba

Perkusi

: Redup

Batas atas jantung

: ICS II linea sternalis sinistra

Batas pinggang jantung

: ICS III linea parasternalis sinistra

Batas kanan bawah jantung : ICS V linea sternalis dextra


Batas kiri bawah jantung

: ICS V 2 cm medial linea midclavicularis


sinistra

Auskultasi

: suara jantung I dan II murni, reguler, suara tambahan

(-)
- Paru

Inspeksi

: Hemithorax dextra dan sinistra simetris

Palpasi

: Stemfremitus dextra dan sinistra sama, nyeri tekan (-)

Perkusi

: sonor seluruh lapang paru

Auskultasi

: vesikuler

- Abdomen

Inspeksi

: Cembung, striae gravidarum (+)

Palpasi

: Sesuai Leopold

Perkusi

: Tidak dilakukan

Auskultasi

: Tidak dilakukan

- Extremitas

:
Superior

Inferior

Oedem

-/-

-/-

Varises

-/-

-/-

Reflek fisiologis

+/+

+/+

Reflek patologis

-/-

-/-

c. Status Obstetri
- Abdomen

Inspeksi : cembung, striae gravidarum (+)

Palpasi

Leopold I : TFU : 20 cm
Teraba masa besar lunak
Leopold II : Teraba tahanan memanjang pada uterus bagian lateral
kanan
Teraba bagian kecil-kecil pada uterus bagian lateral kiri
Loepold III : Teraba masa bulat, keras
Masa bulat dan keras mudah digoyang
Leopold IV: Konfigurasi kedua tangan konvergen
Auskultasi: DJJ (+)
TBJ = (20-11) x155 = 1395 gram
- Genitalia

IV.

Externa

: tidak dilakukan

Interna

: tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 10 Juli 2013
Hb : 12 g/dL
Protein Urin : Urin Reduksi: Lain-lain : Golongan darah O Rh +

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Intervensi yang dipilih adalah dengan melakukan pemeriksaan kehamilan atau
Antenatal care. Dimana ibu-ibu hamil yang berisiko tinggi

ataupun yang tidak

beresiko dilakukan pemeriksaan kehamilan secara keseluruhan, untuk mengenal


tanda-tanda bahaya saat kehamilan ataupun setelah melahirkan.
D. PELAKSANAAN

Kegiatan Antenatal care rutin dilaksanakan setiap hari Rabu dan Kamis yang
dimulai sekitar pukul 08.00. Kegiatan diawali dengan penimbangan berat badan ibu
hamil, dilanjutkan dengan pemeriksaan tanda-tanda vital ibu hamil meliputi tekanan
darah, nadi, lingkar lengan dan keluhan yang dirasakan selama kehamilan. Setelah itu
dilakukan pemeriksaan kehamilan diawali dengan perhitungan umur kehamilan, jika
baru pertama kali melakukan pemeriksaan tentukan HPHT (Hari Pertama Mens
Terakhir) dan HPL (Hari Perkiraan Lahir). Dilakukan juga pemeriksaan kesehatan
janin meliputi posisi janin, bagian terendah janin sampai denyut jantung janin. Untuk
mendeteksi dini faktor resiko pada ibu hamil disarankan untuk memeriksakan kadar
Hb dan protein urin pada ibu hamil pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan
ANC pertama kali.
Pada pasien ini didapatkan kadar Hb 10, hal ini menunjukkan pasien
mengalami anemia. Oleh karena itu, diberikan suplemen tablet Fe dan vitamin C.
Edukasi yang diberikan:
Makan makanan yang bervariasi
Mengkonsumsi suplemen harian yang sudah diberikan oleh tenaga medis di
puskesmas
Hindari diet untuk menurunkan berat badan, substansi berbahaya (alkohol, rokok,
obat-obatan), konsumsi lemak, garam, kafein, gula dan pemanis buatan secara
berlebihan
Hindari makanan yang mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi
seperti teh, kopi, kalsium
Makan makanan yang matang dan perhatikan higienitas makanan
Asupan cairan/air lebih banyak dan hindari minuman bersoda serta soft drinks.
Suplementasi vitamin A sebaiknya memperhatikan keamanan dalam
pemberiannya karena vitamin A mempunyai sifat teratogenik
Menganjurkan untuk mengikuti kelas hamil yang diadakan oleh puskesmas
Sangkrah
Mengingatkan untuk melakukan perawatan tubuh (payudara, gigi, dll)
Memberikan informasi kepada ibu hamil & keluarga untuk mencari pertolongan
segera jika mendapati tanda-tanda bahaya kehamilan
Semua kegiatan tersebut dicatat dalam buku khusus untuk ibu hamil atau yang sudah
melahirkan.
E. MONITORING DAN EVALUASI
Kegiatan Antenatal care rutin dilakukan di poli KIA (Kesehatan Ibu Anak) di
Puskesmas Sangkrah yang selalu di monitoring terlebih jika ada ibu hamil yang
beresiko. Pada pasien ini, diminta datang untuk datang kembali 2 minggu lagi.

Evaluasi kegiatan ini adalah dengan terdeteksinya secara dini faktor resiko
pada ibu hamil yaitu anemia, usia ibu 35 tahun, usia anak terkecil 10 tahun. Jika
dilakukan skoring maka skor pada pasien ini adalah 14. Hal ini menunjukkan pasien
ini termasuk risiko sangat tinggi. Pada pasien ini diberi penyuluhan dirujuk untuk
melahirkan di Rumah Sakit dengan alat lengkap dan dibawah pengawasan dokter
spesialis. Dengan pemeriksaan antenatal, risiko pada ibu dapat dideteksi sedini
mungkin sehingga diharapkan ibu dapat merawat dirinya selama hamil dan
mempersiapkan persalinannya.

Surakarta, 17 Juli 2013


Dokter Internsip

dr. Okkie Mharga S

Dokter Pendamping

dr. Heri Wijanarko

Anda mungkin juga menyukai