Permasalahan : Hingga hari ini, belum diketahui pasti dari mana virus
corona berasal. Namun, pemerintah China menduga virus itu berasal dari hewan liar yang
diperdagangkan di Pasar Makanan Laut Huanan (Huanan Seafood Market) yang terletak di
pusat kota Wuhan, provinsi Hubei, China. selain itu juga pemahaman masyarakat yangg
masih belum memadai sehingga sehingga kewaspadaan masyarakat semakin menurun.
Perencanaan dan pemilihan intervensi: Intervensi yang dipilih yaitu dengan metode
penyuluhan kepada para dan masyarakat yang hadir saat pelayanan di Puskesmas sedang
berlangsung. Penyuluhan disampaikan dengan metode langsung (direct
communication/face to face communication).
Monitoring dan evaluasi : Monitoring dan evaluasi adalah dengan melihat seberapa
banyak masyarakat memahami dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana
seputar materi yang telah disampaikan. Pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh peserta
penyuluhan merupakan bukti keberhasilan bahwa penyuluhan yang telah dilakukan mampu
di terima dan dipahami oleh peserta.
F2. KESEHATAN LINGKUNGAN
Tgl mulai kegiatan : 21 Juli 2020
Tgl akhir kegiatan : 21 Juli 2020
Peserta hadir : Masyarakat
Judul laporan : Penyuluhan mengenai Langkah Cuci Tangan menurut
WHO
Latar belakang : Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu
secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Tujuannya
adalah untuk menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikroorganisme sementara (Dahlan dan Umrah, 2013). Kebersihan
tangan yang tak memenuhi syarat juga berkontrubusi menyebabkan penyakit terkait
makanan, seperti infeksi bakteri salmonella dan E. Coli infection. Cuci tangan merupakan
salah satu cara untuk menghindari penyakit yang ditularkan melalui makanan.
Latar belakang : Skabies adalah penyakit kulit menular akibat infestasi dan
sensitisasi tungau Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya. Menurut WHO (World
Health Organization) terdapat sekitar 300 juta kasus skabies di dunia setiap tahunnya.
Skabies termasuk penyakit kulit yang endemis di wilayah beriklim tropis dan subtropis,
seperti Afrika, Mesir, Amerika tengah, Amerika selatan, Australia utara, Australia tengah,
Kepulauan karabia, India, dan Asia tenggara. Sebuah studi epidemiologi di United
Kingdom (UK) menunjukkan bahwa skabies lebih banyak terdapat di area perkotaan dan
lebih sering terjadi pada musim dingin dibandingkan musim panas. Skabies masih menjadi
maslah utama di banyak komunitas Aborigin di Australia, dimana berkaitan dengan tingkat
kemiskinan dan kepadatan penduduk.
Permasalahan: Beberapa faktor yang berkontribusi dalam kejadian skabies yaitu; kontak
dengan penderita skabies, rendahnya tingkat personal hygiene dan kondisi lingkungan
yang mendukung untuk berkembangnya skabies seperti kepadatan hunian, sanitasi yang
tidak baik, dan akses air bersih yang sulit. Pasien dengan personal hygiene kurang baik
apabila berkontak dengan penderita skabies atau dengan benda-benda yang telah
terkontaminasi tungau skabies akan lebih berisiko untuk menderita skabies karena tungau
skabies akan lebih mudah menginfestasi individu dengan personal hygiene jelek.
Sebaliknya, pasien dengan personal hygiene baik apabila berkontak dengan sumber
penularan skabies akan lebih sukar diinfestasi tungau karena tungau dapat dihilangkan
dengan mandi menggunakan sabun, mengganti pakaian setiap hari, mencuci pakaian
dengan sabun, menyetrika pakaian dan sebagainya.
Perencanaan dan pemilihan intervensi: Penyuluhan tentang Scabies kepada pasien yang
datang ke Poliklinik Umum Puskesmas Susut I dengan tetap menerapkan social dan
physical distancing pada tanggal 10 Agustus 2020. Setelah penyuluhan akan diselingi sesi
tanya jawab dan obrolan ringan.
Pelaksanaan: Telah dilakukan penyuluhan tentang Scabies kepada pasien yang datang ke
Poliklinik Umum Puskesmas Susut I dengan tetap menerapkan social dan physical
distancing pada tanggal 10 Agustus 2020. Setelah penyuluhan akan diselingi sesi tanya
jawab dan obrolan ringan
Monitoring dan evaluasi: Monitoring dan evaluasi adalah dengan melihat seberapa
banyak masyarakat memahami dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana
seputar materi yang telah disampaikan. Pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh peserta
penyuluhan merupakan bukti keberhasilan bahwa penyuluhan yang telah dilakukan mampu
di terima dan dipahami oleh peserta. Untuk evaluasi lebih lanjut adalah dengan monitoring
kesadaran masyarakat dan melihat jumlah kunjungan masyarakat di Puskesmas.
Sering kali diagnosis awal yang dilakukan di rumah oleh orangtua pasien mengenali tanda-
tanda bahaya dehidrasi dilewatkan oleh orang tua pasien.
Perencanaan dan pemilihan intervensi: Penyuluhan dan sesi tanya jawab mengenai
gastroenteritis akut pada pasien anak beserta orang tua pengantar yang dilakukan per
individu dengan tetap memperhatikan social dan physical distancing saat selesai
pemeriksaan di Poliklinik Anak Puskesmas Susut I pada tanggal 13 Agustus 2020 Sesi
tanya jawab akan dilakukan setelah pelaksanaan penyuluhan
Pelaksanaan: Telah dilakukan penyuluhan dan sesi tanya jawab mengenai gastroenteritis
akut pada pasien anak beserta orang tua pengantar yang dilakukan per individu dengan
tetap memperhatikan social dan physical distancing saat selesai pemeriksaan di Poliklinik
Anak Puskesmas Susut I pada tanggal 13 Agustus 2020 Saat sesi tanya jawab pasien
memahami dengan tepat pengenalan dini tanda bahaya pada GEA dan 5 langkah
pengobatan GEA yang direkomendasikan oleh IDAI
Monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi adalah dengan melihat seberapa banyak
masyarakat memahami dan mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar
materi yang telah disampaikan. Pertanyaan yang dijawab dengan benar oleh peserta
penyuluhan merupakan bukti keberhasilan bahwa penyuluhan yang telah dilakukan mampu
di terima dan dipahami oleh peserta. Semua pasien anak dan orang tua pendamping yang
berobat di Poli Anak sudah mengerti mengenai pengobatan diare. Untuk evaluasi lebih
lanjut adalah dengan monitoring kesadaran masyarakat dan melihat jumlah kunjungan
masyarakat di Puskesmas.