Anda di halaman 1dari 6

Jenis Kegiatan :  F1 - Upaya Promosi Kesehatan dan 

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PENTINGNYA IMUNISASI DI POSYANDU DELIMA 2 GEDUNG SURIAN

Latar Belakang

Anak mendapat zat kekebalan dari ibunya baik yang dibaca sejak didalam kandungan ataupun dari air
susu ibu (ASI) tetapi tidak mencukupi untuk melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi dan menular.
Oleh karena itu anak membutuhkan zat kekebalan buatan agar anak terlindungi dari berbagai penyakit
tersebut. Dan imunisasi adalah suatu upaya pencegahan untuk melindungi seseorang terhadap penyakit
menular tertentu agar kebal dan terhindar dari penyakit infeksi tertentu sehingga walaupun nantinya
orang tersebut mendapat infeksi tidak akan meninggal atau menderita berat.Anak yang diimunisasi akan
terhindar dari ancaman penyakit yang ganas dan menular tanpa bantuan pengobatan. Imunisasi
merupakan salah satu program pemerintah untuk mencapai Indonesia sehat. Oleh karena itu penduduk
suatu daerah harus mendapat imunisasi dasar yang meliputi polio, hepatitis, campak dan DPT. Namun di
Indonesia masih banyak ditemukan kasus penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi.
Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan kesehatan tentang imunisasi untuk meningkatkan
pemahaman keluarga tentang pentingnya imuisasi dasar pada balita agar keluarga mau
mengimunisasikan anaknya.

Permasalahan

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya kesehatan anak dalam hal ini pemberian imunisasi
adalah dengan mengadakan pemberian imunisasi dasar lengkap di posyandu-posyandu dan sekolah-
sekolah. Puskesmas gedung surian mempunyai 13 posyandu yang sudah berjalan dengan baik selama ini
hampir semua ibu yang mepunyai balita membaca anak mereka ke posyandu untuk imunisasi dll
meskipun masih ada juga beberapa diantaranya yang tidak dengan alasan keterbatasan waktu dan
kurangnya sarana transportasi. Banyak juga diantara mereka yang ke posyandu untuk imunisasi namun
tidak sesuai jadwal. Sehingga perlu dilakukan suatu intervensi terhadap para ibu mengenai hal tersebut.
Dipilih metode penyuluhan yang dilakukan secara bersamaan dengan posyandu untuk memanfaatkan
waktu yang tersedia agar lebih efektif. Intervensi dilakukan secara diskusi terbuka agar para peserta
dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan.
Target penyuluhan adalah para ibu yang memiliki balita di Kecamatan gedung surian terutama di
posyandu Delima 2.

Perencanaan & pemilihan intervensi

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya kesehatan anak dalam hal ini pemberian imunisasi
adalah dengan mengadakan pemberian imunisasi dasar lengkap di posyandu-posyandu dan sekolah-
sekolah. Puskesmas gedung surian mempunyai 13 posyandu yang sudah berjalan dengan baik selama ini
hampir semua ibu yang mepunyai balita membaca anak mereka ke posyandu untuk imunisasi dll
meskipun masih ada juga beberapa diantaranya yang tidak dengan alasan keterbatasan waktu dan
kurangnya sarana transportasi. Banyak juga diantara mereka yang ke posyandu untuk imunisasi namun
tidak sesuai jadwal. Sehingga perlu dilakukan suatu intervensi terhadap para ibu mengenai hal tersebut.
Dipilih metode penyuluhan yang dilakukan secara bersamaan dengan posyandu untuk memanfaatkan
waktu yang tersedia agar lebih efektif. Intervensi dilakukan secara diskusi terbuka agar para peserta
dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan.
Target penyuluhan adalah para ibu yang memiliki balita di Kecamatan gedung surian terutama di
posyandu Delima 2.

Pelaksanaan

Kegiatan dilakukan pada 11 Agustus 2020 pukul 10.00 WIB di Posyandu Delima 2 pekon Gedung Surian.
Kegiatan diawali dengan melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan terhadap balita,
kemudian mencatatnya ke dalam KMS. Setelah itu dilakukan pemberian imunisasi pada para balita yang
datang, imunisasi yang diberikan adalah imunisasi yang sesuai jadwal dari masing-masing balita.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan. Kegiatan penyuluhan imunisasi balita
mengiringi rangkaian penyuluhan terkait lainnya, yaitu tentang ASI eksklusif dan gizi balita/makanan
pendamping ASI. Penjelasan mengenai imunisasi balita yang diinformasikan antara lain meliputi:
1. Menjelaskan pengertian imunisasi / vaksinasi.
2. Menjelaskan tujuan imunisasi.
3. Menjelaskan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
4. Menjelaskan jenis-jenis imunisasi.
5. Menjelaskan jadwal pemberian imunisasi.
6. Menjelaskan cara pemberian imunisasi.
7. Menjelaskan kapan imunisasi tidak boleh diberikan.
8. Menjelaskan keadaan yang timbul setelah imunisasi.
9. Menjelaskan tempat pelayanan imunisasi.
Acara kemudian ditutup dengan sesi pertanyaan dan diskusi.

Monitoring & evaluasi

Secara keseluruhan, upaya pemberian imunisasi balita di posyandu berjalan dengan lancar dan baik.
Semua balita yang datang untuk imunisasi diberikan imunisasi kecuali bagi balita yang tidak sesuai
jadwal (usianya belum sesuai dengan jadwal pemberian).
Sementara itu, untuk kegiatan penyuluhan, mayoritas para ibu mengikuti penyuluhan sampai selesai.
Karena penyuluhan sendiri dilakukan setelah pemberian imunisasi selesai. Penyuluhan dilakukan dengan
metode diskusi agar lebih akrab dan memudahkan peserta yang hadir untuk memahami materi. Respons
peserta cukup baik yang ditunjukkan dengan memperhatikan, memberi tanggapan, dan mengajukan
pertanyaan. Di Pekon Gedung Surian, posyandu berjalan dengan lancar dan tertib, hal ini juga karena
dukungan dari para kader aktif. Namun terdapat juga beberapa kendala. Diantaranya ketersediaan
tempat yang terbatas. Selain itu, terdapat pula beberapa ibu-ibu yang perhatiannya terhadap
penyuluhan menjadi terganggu karena anak balitanya menangis atau terlalu aktif.
Untuk perkembangan ke depan diharapkan para balita di wilayah Puskesmas Gedung Surian menjalani
imunisasi lengkap sesuai jadwal, sehingga terbebas dari penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi, dan dibutuhkan peran serta aktif dari para kader supaya kegiatan posyandu berjalan lancar.

Jenis Kegiatan :  F5 - Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular 

PEMBERIAN OBAT CACING PADA ANAK DI POSYANDU DELIMA 2 GEDUNG SURIAN

LATAR BELAKANG
Indonesia masih memiliki banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu diantaranya
ialah cacingan yang ditularkan melalui tanah, yaitu Ascaris lumbricoides (cacing gelang), Trichuris
trichiura (cacing cambuk), Ancylostoma duodenale, dan Necator americanus, (cacing tambang).
Cacingan ini dapat mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktiftas
penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian. Cacingan menyebabkan
kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas sumber daya
manusia. Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi, terutama pada golongan
penduduk yang kurang mampu, dengan sanitasi yang buruk. Prevalensi cacinganbervariasi antara 2,5% -
62%. Akibat masalah penyakit cacing ini ,dapat terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak-
anak. Untuk mengatasi masalah kecacingan, WHO menganjurkan agar anak-anak ini rutin diberi obat
-obat cacing, khususnya pada negara-negara berkembang yang memiliki status kebersihan yang kurang.

PERMASALAHAN
Cacingan mempengaruhi asupan (intake), pencernaan (digestive), penyerapan (absorbsi), dan
metabolisme makanan. Secara kumulatif, infeksi cacing atau cacingan dapat menimbulkan kerugian
terhadap kebutuhan zat gizi karena kurangnya kalori dan protein, serta kehilangan darah. Selain dapat
menghambat perkembangan fsik, kecerdasan dan produktiftas kerja, dapat menurunkan ketahanan
tubuh sehingga mudah terkena penyakit lainnya.
indikator pencapaian target program Penanggulangan Cacingan berupa penurunan prevalensi Cacingan
sampai dengan di bawah 10% (sepuluh persen) di setiap kabupaten/kota.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Penanggulangan cacingan adalah tindakan yang ditujukan untuk menurunkan prevalensi serendah
mungkin dan menurunkan risiko penularan cacingan di suatu wilayah. Dasar utama untuk
penanggulangan cacingan adalah memutuskan mata rantai penularan. Oleh karena itu, upaya
penanggulangan diarahkan pada pemutusan rantai penularan, yaitu kelompok usia balita dan anak usia
sekolah, dengan 1) pemberian obat massal pencegahan cacingan kepada kelompok rentan untuk
menghentikan penyebaran telur cacing dari penderita ke lingkungan sekitarnya, 2) peningkatan higiene
sanitasi, dan 3) pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat melalui promosi kesehatan.
Cacingan merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan maka selain pemberian obat
perhatian terhadap sanitasi lingkungan perlu ditingkatkan.

PELAKSANAAN
Kegiatan pemberian obat cacing kepada anak dan balita dilaksanakan di Posyandu Delima 2 Gedung
Surian. Kegiatan diikuti oleh masyarakat sekitar pekon Gedung Surian kegiatan dimulai pukul 10.00 -
selesai. Selain pemberian obat cacing juga dilakukan pemberian edukasi terhadap orangtua anak dan
balita mengenai perilaku bersih dan sehat (PHBS) di rumah maupun lingkungan sekitar.

MONITORING & EVALUASI


- Kegiatan berjalan lancar, tepat waktu, dihadiri oleh perwakilan Puskesmas, kader, peserta PIDI, dan
masyarakat
- Partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini cukup baik
- Pemberian obat cacing lebih efektif karena obat cacing yang diberikan secara langsung dan
diminumkan oleh ibunya ke anak dan balita, serta diawasi langsung oleh petugas.

Jenis Kegiatan :  F3 - Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB) 

SUPLEMENTASI VITAMIN A PADA BALITA

LATAR BELAKANG
Vitamin A merupakan zat gizi essensial karena tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus didapatkan
dari sumber di luar luar. Vitamin A penting untuk kesehatan mata dan mencegah kebutaan, dan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh. Pada anak yang tercukupi kebutuhan vitamin A-nya, apabila mereka
terkena diare, campak atau penyakit infeksi lainnya, maka penyakit-penyakit tersebut tidak akan mudah
bertambah parah.
Program penanggulangan Vitamin A di Indonesia telah dilaksanakan sejak tahun 1995 dengan
suplementasi kapsul Vitamin A dosis tinggi, untuk mencegah masalah kebutaan karena kekurangan
Vitamin A, dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Pemberian kapsul Vitamin A membantu
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian anak (30-50%). Maka selain untuk mencegah
kebutaan, pentingnya vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup anak, kesehatan dan
pertumbuhan anak.

PERMASALAHAN

Meski kekurangan vitamin A yang berat sudah jarang ditemui, namun kasus kekurangan vitamin
A tingkat subklinis, yaitu tingkat yang belum menampakkan gejala nyata, masih didapatkan di
lapangan, terutama pada kelompok usia balita. Padahal kekurangan vitamin A tingkat subklinis
ini hanya dapat diketahui dengan memeriksakan kadar vitamin A dalam darah.
PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI
Berdasarkan permasalahan di atas, dan untuk mencegah bertambahnya angka defisiensi vitamin
A, maka intervensi yang diberikan adalah dengan tetap melaksanakan program Suplementasi
Vitamin A untuk balita yang dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus (Bulan Kapsul
Vitamin A).
PELAKSANAAN
Kegiatan suplementasi vitamin A yang penulis ikuti dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2020
Untuk memudahkan proses pelaksanaan, suplementasi dilakukan bersamaan dengan jadwal
posyandu balita. Posyandu yang dikunjungi adalah posyandu delima 2.

A. Kapsul Suplementasi Vitamin A

Kapsul vitamin A yang digunakan dalam kegiatan suplementasi vitamin A adalah kapsul yang
mengandung vitamin A dosis tinggi.

o Kapsul biru, untuk bayi usia 6-11 bulan.

o Kapsul merah untuk balita usia 12-59 bulan.

B. Sasaran Suplementasi Vitamin A

C. Waktu Pemberian

Suplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh anak balita umur 6-59 bulan secara serentak:
Untuk bayi umur 6-11 bulan, diberikan pada bulan Februari atau Agustus. Untuk anak balita
umur 12-59 bulan pada bulan Februari dan Agustus.
D. Tenaga yang memberikan suplementasi Vitamin A

o Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dll)

o Kader terlatih

E. Cara Pemberian

Sebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan pada ibu balita apakah pernah menerima kapsul
Vitamin A dalam satu bulan terakhir. Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita:

o Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah (200.000 SI) untuk balita

o Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting bersih

o Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul (dan tidak membuang
sedikitpun isi kapsul)

o Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsung satu kapsul untuk
diminum

o Untuk balita yang tidak datang ke Posyandu, vitamin diantar langsung oleh kader ke
rumah balita tersebut.

Monitoring dan Evaluasi

Pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan pencatatan kasus xeroftalmia dan gangguan mata
lain akibat defisiensi dan jika memungkinkan dilakukan pemeriksaan dan indeks serum retinol
dalam darah.

Jenis Kegiatan :  F4 - Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat


Judul Lap. Kegiatan      :  PENIMBANGAN BALITA DAN KONSELING GIZI

LATAR BELAKANG
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi akan
menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan, menurunkan
produktivitas kerja dan menurunkan daya tahan tubuh, yang berakibat meningkatnya angka
kesakitan dan kematian. Masalah Gizi di Indonesia sampai saat ini masih memprihatinkan,
terbukti tingginya angka kematian ibu, bayi dan balita serta rendahnya tingkat kecerdasan yang
berakibat pada rendahnya produktifitas, pengangguran, kemiskinan dan akan menghambat
pertumbuhan ekonomi. Hal ini mendasari masalah Gizi menjadi salah satu faktor penting
penentu pencapaian Millenium pencapaian Millenium Development Development Goals
PERMASALAHAN
Pencapaian target MDGs belum maksimal dan belum merata di setiap provinsi. Besarnya
prevalensi balita gizi buruk di Indonesia antar provinsi cukup beragam. Berdasarkan data riset
kesehatan dasar (Riskesdas) 2010, prevalensi gizi buruk tertinggi kedua ditempati oleh Provinsi
Nusa Tenggara Barat. Jumlah kasus gizi buruk di Mataram pada tahun 2014 mencapai 47 orang
dan kasus BGM mencapai 558 orang. Jumlah kasus gizi buruk dan BGM masih cukup tinggi
diberbagai daerah.

PERENCANAAN & PEMILIHAN INTERVENSI


Posyandu dengan program perbaikan gizi yang meliputi kegiatan :

1. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita ( Penimbangan Balita) melalui pengukuran


berat badan balita untuk mengetahui pola pertumbuhan dan perkembangan berat badan balita.

2. Kegiatan konseling gizi dalam rangka peningkatan pendidikan gizi dan Pemberdayaan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat
PELAKSANAAN
Telah dilakukan pemantauan pertumbuhan berat badan balita dan kegiatan konseling gizi pada
11 Agustus 2020 di Posyandu Delima 2 Gedung Surian
MONITORING & EVALUASI

Monitoring dilakukan melalui pencatatan yang berisi jumlah balita yang memiliki KMS, jumlah
balita yang ditimbang, jumlah naik berat badannya termasuk juga balita dengan berat badan
dibawah garis merah (BGM) pada KMS.

Anda mungkin juga menyukai