Anda di halaman 1dari 59

BORANG PORTOFOLIO

Disusun Oleh :

Nama/peserta : dr. Agha Chandra Sari


Pendamping : dr. Riyono

PUSKESMAS SALAMAN 1
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
PERIODE FEBRUARI- MEI 2016
BUKU LOG DAN KUMPULAN BORANG
INTERNSIP DOKTER INDONESIA

Data Peserta
Nama Peserta : dr. Agha Chandra Sari
Nama Pendamping : dr. Riyono
Nama Wahana : Puskesmas Salaman
KIDI Wilayah/Provinsi : Kabupaten Magelang/Jawa Tengah
Mulai Tanggal :01 Februari 2016
Selesai Tanggal : 31 Mei 2016
Tanda tangan peserta :

Identitas
Nama Dokter dr. Agha Chandra Sari

Nomor 1349/UN23/G/4/2014
SertifikatKompetensi

No. STR Internsip 33.2.1.100.1.15.161261

No. SIP Internsip 449.1/013/SIP Int/21/VI/2015

Alumnus FK UniversitasJenderal Soedirman Purwokerto Tahun : 2014

Alamat Rumah :Samben RT 05 Argomulyo Sedayu Bantul Yogyakarta

Telp : Fax : Email :

089667496426 Agha_cs@yahoo.com
LAPORAN KEGIATAN INTERNSIP
DINAS KESEHATAN
PUSKESMASSALAMAN
Alamat: Jalan Raya Magelang-Purworejo KM 15,
Kab. Magelang, Telp (0293) 56162

SURAT LAPORAN PELAKSANAAN INTERNSIP

Pada hari Selasa tanggal31 Mei 2016 setelah mempertimbangkan kinerja yang
dilakukan oleh para pendamping, kepada peserta dengan nama dr. Agha Chandra Sari
tempat wahana Puskesmas Salaman, Kabupaten Magelang, maka pada rapat penilaian
akhir dinyatakan yang bersangkutan sudah selesai melaksanakan seluruh kegiatan
internsip.
Semua dokumen pendukung kegiatan peserta disimpan di Wahana Puskesmas
Salaman.

Salaman, 31 Mei 2016


Pendamping,

dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001
Kinerja UKM Caturwulan I

No Caturwulan I Kinerja

Perilaku A B C D E

Disiplin (kehadiran tepat waktu) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

Partisipasi (dalam melakukan assassmen dan intervensi [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]


E.1 s/d E.7)

Argumentasi (rasionalitas) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

Tanggung jawab (misalnya, menulis laporan kasus, [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]


laporan kunjungan rumah, penyuluhan)

Kerjasama (tenggang rasa, tolong-menolong, tanggap) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

Manajerial (dinilai berdasarkan laporan dan atau presentasi kasus)

Latar Belakang permasalahan atau kasus [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

Permasalahan di keluarga, masyarakat maupun kasus [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

Perencanaan dan pemioihan intervensi (misalnya [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]


metode penyuluhan, menetapkan prioritas masalah dan
intervensi)

Pelaksanaan (proses intervensi) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

Komunikasi

Kemampuan berkomunikasi secara efektif (dengan [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]


kasus, keluarga maupun masyarakat)

Kemampuan bekerja dalam tim (kerjasama dengan [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]


semua unsur di masyarakat)

Kepribadian dan profesionalisme

Tanggung jawab profesional (kejujuran, keandalan) [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]

Menyadari keterbatasan (merujuk, konsultasi pada saat [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]


yang tepat)

Menghargai kepentingan dan pendapat kasus [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]


maupun pihak lain (menjelaskan semua pilihan tindak
medis UKP dan UKM yangbdapat dilakukan dan
membiarkan kasus/keluarga/masyarakat untuk
memutuskan pemecahan masalah)

Partisipasi dalam pembelajaran (aktif mengutarakan [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]


pendapat dan rasionalisasi tindak UKP dan UKM dalam
setiap kegiatan pembelajaran)

Kemampuan membagi waktu (menyelesaiakan semua [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]


tugas pada waktunya dan mempunyai waktu untuk
membantu orang lain)

Pengelolaan rekam medis (selalu menulis data medis [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]


secara benar dan baik)

Komentar Pendamping

Nama Peserta : dr.Agha Chandra Sari Pendamping:dr.Riyono

Nama Wahana :PuskesmasSalaman Tanda tangan :


BORANG PORTOFOLIO

F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Topik : Tata Laksana Diare Balita

Disusun Oleh :

Nama/peserta : dr. Agha Chandra Sari


Pendamping : dr. Riyono

PUSKESMAS SALAMAN I
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
PERIODE FEBRUARI MEI 2016
Berita acara presentasi portofolio

Pada hari Selasa, tanggal 3Mei 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:

Nama : dr. Agha Chandra Sari


dengan judul/ topik : F 1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Masyarakat (Tata Laksana Diare Balita)

Nama Pendamping : dr. Riyono

Nama Wahana : Puskesmas Salaman I

Nama Peserta Presentasi Tanda tangan

1. dr. Agha Chandra Sari .


2. dr. Alva Putri Deswandari .
3. dr. Diana Verify Hastutya .
4. dr. Ensan Galuh Pertiwi .
5. dr. Monica Citraningtyas Astarani .
6. dr. Nani Isyrofatun .

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001

BORANG PORTOFOLIO
F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

NO. ID dan Nama Wahana : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang

Topik : Penyuluhan tentang Diare pada Balita

Tanggal : 7 April 2016

Tanggal Presentasi : 3Mei 2016 No. dan Nama Pendamping :

Dr. Riyono

Tempat Presentasi : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan

Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Tujuan

Bahan bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit

Pustaka

Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Email Pos

diskusi

Latar belakang permasalahan / kasus

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

berkembang seperti di Indonesia, karenamorbiditas dan mortalitasnya yang masih

tinggi. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen


Kesehatan tahun 2009 terjadi KLB di 24Kecamatan dengan jumlah kasus 5.756

orang, dengan kematian 100 orang, sedangkan tahun 2010 terjadi KLBdiare di

33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang. Salah

satu langkah mencapai penurunan angka diare adalah menurunkan kematian anak

menjadi 2/3 bagian daritahun 1990 sampai pada 2015.

Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT),Studi Mortalitas

dan Riset KesehatanDasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih

menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebabutama kematian

akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana

kesehatan. Untukmenurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat

dan tepat. Penyakit-penyakit terbanyak pada balita yang dapat di tata laksana

dengan MTBS adalah penyakit yang menjadi penyebab utama kematian, antara

lain pneumonia, diare, malaria, campak dan kondisi yang diperberat oleh masalah

gizi (malnutrisi dan anemia). Diare menjadi salah satu penyebab, oleh karena itu

diperlukan penyuluhan pengetahuan tata laksana diare di rumah sebagai

pertolongan pertama untuk balita.

Permasalahan di Keluarga, Masyarakat dan Kasus


Promosi Kesehatan dengan program penyuluhan tatalaksana diare perlu

digalakkan karena :

- Angka kunjungan balita diare dengan dehidrasi cukup banyak di IGD

maupun poli Managemen Terpadu Balita Sakit


- Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah
dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan

pemberdayaan keluarga dan masyarakat, yang dikenal sebagai

Manajemen Terpadu Balita Sakit berbasis masyarakat).


- Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita diare untuk mencegah anak

jatuh dalam kondisi dehidrasi masih sangat kurang.

Posyandu merupakan tempat dan sasaran dilakukan penyuluhan tentang

diare karena diharapkan ibu-ibu yang melakukan kegiatan posyandu adalah ibu

yang memiliki anak usia balita, dimana merupakan lini pertama dan terdekat dari

anak yang menderita diare untuk memberikan pertolongan segera supaya tidak

jatuh dalam kondisi dehidrasi.

Tujuan penyuluhan diare di Posyandu :

Tercapainya peningkatan pengetahuan, sikap dan kemampuan ibu-ibu yang

memiliki anak usia Balita dalam mencegah penyakit diare dan memberikan

pertolongan pertama pada balita dengan penyakit diare.

Perencanaan dan pemilihan intervensi


Dalam upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan tentang

diare dan tatalaksana diare yang dihadiri oleh ibu-ibu peserta Posyandu. Selain itu

juga dilanjutkan sesi tanya jawab mengenai komplikasi dari penyakit Diare dan

beberapa penyakit Balita lainnya yang sering terjadi di lingkungan Posyandu.


Pelaksanaan (proses intervensi)
Penyuluhan dilakukan oleh dokter dan tenaga kesehatan dari Puskesmas

Salaman I yang dilaksanakan di Posyandu Desa Kemasan, Kebonrejo, Salaman,

Magelang, Jawa Tengah.

Monitoring dan evaluasi termasuk di dalamnya pengambilan kesimpulan

a. Kegiatan : Penyuluhan di Posyandu Desa Kemasan Kebonrejo pada tanggal

7 April 2016
b. Sasaran : Ibu-ibu peserta Posyandu Desa Kemasan
c. Monitoring :
1. Mampu mempraktekkan tatalaksana diare pada Balita
2. Menurunnya angka kunjungan Balita diare dengan dehidrasi
3. Ibu-ibu dapat menjelaskan tata laksana diare pada anak sebagai

pertolongan pertama
d. Evaluasi :
Perlu dievaluasi apakah terjadi penurunan angka kunjungan Balita diare

dengan dehidrasi terutama untuk kawasan Desa Kemasan setelah mendapatkan

penyuluhan.

Magelang, 3 Mei 2016


Peserta Pendamping

dr. Agha Chandra Sari dr.Riyono

Lampiran Hasil Kegiatan


Leaflet dan Absensi Kehadiran

Foto Kegiatan Penyuluhan

BORANG PORTOFOLIO
F.2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Topik : Sumur Gali Sehat

Disusun Oleh :

Nama/peserta : dr. Agha Chandra Sari


Pendamping : dr. Riyono

PUSKESMAS SALAMAN I
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
PERIODE FEBRUARI MEI 2016

Berita acara presentasi portofolio


Pada hari Selasa, tanggal3Mei 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:

Nama : dr. Agha Chandra Sari


dengan judul/ topik : F 2. Upaya Kesehatan Lingkungan (topik: Sumur Gali

Sehat)

Nama Pendamping : dr. Riyono

Nama Wahana : Puskesmas Salaman I

Nama Peserta Presentasi Tanda tangan

1. dr. Agha Chandra Sari .


2. dr. Alva Putri Deswandari .
3. dr. Diana Verify Hastutya .
4. dr. Ensan Galuh Pertiwi .
5. dr. Monica Citraningtyas Astarani .
6. dr. Nani Isyrofatun .

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001

BORANG PORTOFOLIO
F.2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Nama Wahana : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang

Topik : Sumur Gali Sehat


Tanggal : 7 April 2016

Tempat : Sumur Gali Milik Warga Desa Kemasan a.n Bapak

Ariyanto

Tanggal Presentasi : 3 Mei2016 Nama Pendamping :

dr. Riyono

Tempat Presentasi : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Tujuan

Memeriksa kondisi lingkungan pasar sesuai dengan kriteria pasar sehat.

Bahan bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit

Pustaka

Cara membahas Diskusi Presentasi Email Pos

: dan diskusi

A. LATAR BELAKANG

Sumur gali adalah satu konstruksi sumur yang paling umum dan meluas

dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan rumah- rumah

perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan tanah.

Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dari
permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena kontaminasi melalui

rembesan. Umumnya rembesan berasal dari tempat buangan kotoran manusia

kakus/jamban dan hewan, juga dari limbah sumur itu sendiri, baik karena lantainya

maupun saluran air limbahnya yang tidak kedap air. Keadaan konstruksi dan cara

pengambilan air sumur pun dapat merupakan sumber kontaminasi, misalnya sumur

dengan konstruksi terbuka dan pengambilan air dengan timba. Sumur dianggap

mempunyai tingkat perlindungan sanitasi yang baik, bila tidak terdapat kontak

langsung antara manusia dengan air di dalam sumur. Dari segi kesehatan sebenarnya

penggunaan sumur gali ini kurang baik bila cara pembuatannya tidak benar-benar

diperhatikan, tetapi untuk memperkecil kemungkinan terjadinya pencemaran dapat

diupayakan pencegahannya. Pencegahan ini dapat dipenuhi dengan memperhatikan

syarat-syarat fisik dari sumur.

B. PERMASALAHAN KASUS

Sumur gali yang merupakan sumber kehidupan sehari-hari bagi warga desa

masih belum memenuhi standar sumur gali yang sehat. Sehingga masih perlu

diadakan survey rutin dan upaya perbaikan kualitas sumur gali penduduk. Berikut

merupakan syarat sumur gali sehat yang ideal :

1. Syarat Lokasi atau Jarak Agar sumur terhindar dari pencemaran maka harus

diperhatikan adalah jarak sumur dengan jamban, lubang galian untuk air limbah

(cesspool, seepage pit), dan sumber-sumber pengotoran lainnya. Jarak tersebut

tergantung pada keadaan serta kemiringan tanah.

a) Lokasi sumur pada daerah yang bebas banjir.


b) Jarak sumur minimal 15 meter dan lebih tinggi dari sumber pencemaran seperti

kakus, kandang ternak, tempat sampah, dan sebagainya

2. Dinding Sumur Gali

a) Jarak kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur gali harus

terbuat dari tembok yang kedap air (disemen). Hal tersebut dimaksudkan agar

tidak terjadi perembesan air/pencemaran oleh bakteri dengan karakteristik habitat

hidup pada jarak tersebut. Selanjutnya pada kedalaman 1,5 meter dinding

berikutnya terbuat dari pasangan batu bata tanpa semen, sebagai bidang

perembesan dan penguat dinding sumur.

b) Pada kedalaman 3 meter dari permukaan tanah, dinding sumur harus dibuat

dari tembok yang tidak tembus air, agar perembesan air permukaan yang telah

tercemar tidak terjadi

c) Dinding sumur bisa dibuat dari batu bata atau batu kali yang disemen. Akan

tetapi yang paling bagus adalah pipa beton. Pipa beton untuk sumur gali bertujuan

untuk menahan longsornya tanah dan mencegah pengotoran air sumur dari

perembesan permukaan tanah. Untuk sumur sehat, idealnya pipa beton dibuat

sampai kedalaman 3 meter dari permukaan tanah.

d) Kedalaman sumur gali dibuat sampai mencapai lapisan tanah yang mengandung

air cukup banyak walaupun pada musim kemarau

3. Bibir sumur gali

a) Di atas tanah dibuat tembok yang kedap air setinggi minimal 70 cm untuk

mencegah pengotoran dari air permukaan serta untuk aspek keselamatan


b) Dinding sumur di atas permukaan tanah kira-kira 70 cm, atau lebih tinggi dari

permukaan air banjir, apabila daerah tersebut adalah daerah banjir

c) Dinding parapet merupakan dinding yang membatasi mulut sumur dan harus

dibuat setinggi 70-75 cm dari permukaan tanah. Dinding ini merupakan satu

kesatuan dengan dinding sumur.

4. Lantai Sumur Gali

a) Lantai sumur dibuat dari tembok yang kedap air 1,5 m lebarnya dari dinding

sumur. Dibuat agak miring dan ditinggikan 20 cm di atas permukaan tanah,

bentuknya bulat atau segi empat.

b) Tanah di sekitar tembok sumur atas disemen dan tanahnya dibuat miring dengan

tepinya dibuat saluran. Lebar semen di sekeliling sumur kira-kira 1,5 meter, agar

air permukaan tidak masuk.

c) Lantai sumur kira-kira 20 cm dari permukaan tanah.

C. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI


Sesuai dengan program kerja bagian Kesehatan Lingkungan Puskesmas

Salaman I, secara rutin mengunjungi tempat-tempat yang perlu mendapat perhatian.

Kunjungan dilakukan ke rumah warga Desa Kemasan khusunya Rumah Bapak

Ariyanto untuk menilai, mencatat, dan memberikan intervensi langsung berupa

pemberian himbauan sumur gali yang sehat dan memenuhi syarat.

D. PELAKSANAAN (PROSES INTERVENSI)


Proses intervensi berupa penilaian secara langsung dilapangan, menggunakan

daftar tilik yang sudah ada untuk menilai kondisi sumur gali.
FORMULIR PEMERIKSAAN KESEHATAN

(INSPEKSI SANITASI) SUMUR GALI

I. KETERANGAN UMUM
1. Lokasi Sumur Gali Rumah Bapak Ariyanto
2. Alamat Desa Kemasan Kebonrejo Salaman Magelang
3. Tanggal kunjungan 7 April 2016
4. Sampel air (tidak diambil)

YA TIDAK
Apakah airnya keruh 0
Apakah airnya berwarna 0
Apakah airnya berasa 0
Apakah airnya berbau 0

II. URAIAN DIAGNOSIS KHUSUS RISIKO

1. Apakah ada jamban dalam jarak 10 m sekitar sumur yang 0

dapat menjadi sumber pencemaran


2. Apakah ada sumber pencemaran lain dalam jarak 10 m 1

sumur (misal kotoran hewan, sampah, genangan air)


3. Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air dalam jarak 2 1

m sekitar sumur
4. Apakah saluran pembuangan air rusak/tidak ada 1
5. Apakah lantai semen yang mengintari sumur mempunyai 1

radius kurang dari 1 m


6. Apakah ember dan tali timba sewaktu-waktu diletakkan 0

sedemikian rupa sehingga memungkinkan pencemaran


7. Apakah bibir sumur (cincin) tidak sempurna sehingga 1

memungkinkan air merembes ke dalam sumur


8. Apakah dinding semen sepanjang ke dalam 3 m dari atas 1

permukaan tanah tidak diplester tutup rapat/sempurna


SKOR RISIKO PENCEMARAN
9-10 : amat tinggi
6-8 : tinggi
3-5 : sedang
0-2 : rendah

HASIL PENILAIAN : 6 (risiko pencemaran tinggi)

Gambar : Sumur Gali dengan Risiko Pencemaran Tinggi

E. KESIMPULAN

Tujuan penyelenggaraan Sumur Gali Sehat adalah untuk mewujudkan

kebutuhan sumber air sehari-hari yang sehat bagi warga. Hasil survey menunjukkan

masih mempunyai risiko pencemaran yang tinggi, yang mana dapat disimpulkan

bahwa sumur dan sumber air tidak memenuhi kriteria sumur gali sehat. Dengan

kunjungan langsung diharapkan mampu memberikan edukasi untuk selanjutnya

muncul kesadaran dari pemilik sumur untuk memperbaiki sumur gali sehingga

memenuhi syarat sumur gali sehat.


Magelang, 3Mei 2016

Peserta Pendamping

dr. Agha Chandra Sari dr. Riyono

BORANG PORTOFOLIO

F.3.Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
Topik : Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil

Disusun Oleh :

Nama/peserta : dr. Agha Chandra Sari


Pendamping : dr. Riyono

PUSKESMAS SALAMAN I
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
PERIODE FEBRUARI MEI 2016

Berita acara presentasi portofolio

Pada hari Selasa , tanggal 3Mei 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:
Nama : dr. Agha Chandra Sari
dengan judul/ topik : F.3.Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta

Keluarga Berencana (KB) (Anemia Defisiensi Besi pada

Ibu Hamil)

Nama Pendamping : dr. Riyono

Nama Wahana : Puskesmas Salaman I

Nama Peserta Presentasi Tanda tangan

1. dr. Agha Chandra Sari .


2. dr. Alva Putri Deswandari .
3. dr. Diana Verify Hastutya .
4. dr. Ensan Galuh Pertiwi .
5. dr. Monica Citraningtyas Astarani .
6. dr. Nani Isyrofatun .

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001

BORANG PORTOFOLIO
F.3.Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)

Nama Wahana : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang

Topik : Anemia Defisienasi Besi

Tanggal : 22 Maret 2016


Nama Pasien : Ny.F No. RM : -

Tanggal Presentasi : 3Mei 2016 Nama Pendamping :

Dr. Riyono

Tempat Presentasi : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan

Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Dewasa Lansia Bumil

Remaja

Deskripsi

Wanita, 25 tahun G1P0A0, usia kehamilan 14 minggu, lemas, pusing

berkunang-kunang, mudah lelah, nafsu makan kurang.

Tujuan

Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang


yang tepat untuk menegakkan diagnosis
Dapat melakukan tatalaksana terhadap diagnosis tersebut
Bahan bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit

Pustaka

Cara membahas : Diskusi Presentasi dan Email Pos

diskusi
Data pasien Nama : Ny.F Nomor Registrasi : -

Nama Klinik : Puskesmas Telp. : - Terdaftar sejak : -

Salaman I

Data Utama untuk bahan diskusi :

1. Diagnosis / Gambaran Klinis

Pasien hamil dengan usia kehamilan 14 minggu. Kehamilan ini merupakan

kehamilan pertama. Keluhan lemas dirasakan oleh pasien disertai pusing

berkunang-kunang, dan sedikit membaik dengan beristirahat. Selain itu pasien

juga mengeluhkan mudah lelah dan nafsu makan berkurang. Pola makan pasien

2 kali sehari dengan dominasi nasi dan lauk seperti tempe dan telur, pasien

jarang makan sayuran. Pasien datang ke Puskesmas untuk pemeriksaan

kehamilan rutin.

2. Riwayat Kesehatan / Penyakit

Riwayat hipertensi (-), diabetes melitus (-), sakit jantung (-).


3. Riwayat Keluarga

Riwayat hipertensi (-), diabetes melitus (-), sakit jantung (-).


4. Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien seorang ibu rumah tangga. Pasien lulusan SMP. Suami pasien bekerja di

bidang swasta dengan penghasilan Rp 1.000.000 per bulan. Suami pasien

lulusan SMP. Biaya kesehatan menggunakan BPJS.

Kesan sosial ekonomi kurang

5.Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik (RUMAH, LINGKUNGAN,


PEKERJAAN)

Pasien tinggal di rumah bersama suami.. Kondisi higienis dan kebersihan

lingkungan sekitar kurang baik. Pasien tidak bekerja. Biaya sehari-hari

ditanggung suami yang bekerja di bidang swasta. Biaya kesehatan

menggunakan BPJS.

6. Riwayat Haid :
Menarche : 13 tahun

Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) : 14 November 2015

Haid lancar, selama 7 hari, tiap 28 hari sekali.

Hari Taksiran Persalinan (HTP) : perkiraaan 21 Agustus 2016

8. Riwayat Pernikahan :
Menikah 1x dengan suami yang sekarang. Usia pernikahan 1 tahun.

9. Riwayat Obstetri :

G1P0A0 pada hamil ini.

10. Riwayat Antenatal Care :


ANC di bidan 1x di Puskesmas 1x. TT(+)

11. Riwayat Keluarga Berencana :

Pasien tidak pernah menggunakan KB cara apapun.

12. Lain-lain (diberi contoh :

Keadaan Umum : baik, GCS 15


Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 76x/menit,
RR : 22x/menit, t : 36,5oC
Pemeriksaan Fisik :
Umur : 25 tahun
BB : 52 Kg
TB : 155cm
Pemeriksaan Laboratorium : Hb 9 gr/dl
Indeks eritrosit

MCV 67.0 ( 80 100)

MCH 19.8 (26 34)

MCHC 29.5 (32-36)

Daftar Pustaka :

Bakta, Made. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta :EGC

Kementrian Kesehatan RI, 2004. Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan,

Panduan Praktis Klinis Dokter di Pelayanan Primer.

NHS. 2014. Iron Deficiency Anemia. Available at:

http://www.nhs.uk/Conditions/anaemia-iron-

deficiency-/Pages/complications.aspx

Suega, Ketut; Bakta, Made dan Dharmayuda, Tjokorda. 2009. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Jilid II Edisi V. Jakarta: InternaPublishing.

Hasil Pembelajaran :

Etiologi

Penyebab dari anemia defisiensi besi (Fe) antara lain:


a. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun yang dapat

berasal:
- Saluran cerna: akibat dari tukak peptik, kanker lambung, kanker

kolon, divertikulosis, hemoroid dan infeksi cacing tambang;


- Saluran genitalia wanita: menorrhagia, atau metrorhagia
- Saluran kemih: hematuria
- Saluran nafas: hemoptoe
b. Faktor nutrisi: akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan,

kualitas besi yang tidak baik (makanan banyak serat, rendah vitamin C,

dan rendah daging).


c. Kebutuhan besi meningkat: seperti pada prematuritas, anak dalam masa

pertumbuhan dan kehamilan.


d. Gangguan absorpsi besi: gastrektomi, kolitis kronik

Diagnosis banding anemia defisiensi besi

Anemia Anemia Thalasemia Anemia


defisiensi besi penyakit sideroblastik
kronik
MCV Menurun Menurun/N Menurun Menurun/N
MCH Menurun Menurun/N Menurun Menurun/N
Besi serum Menurun Menurun Normal Normal
TIBC Meningkat Menurun Normal/ Normal/
Saturasi Menurun Menurun/N Meningkat Meningkat
transferin <15% 10-20% >20% >20%
Besi sumsum Negatif Positif Positif kuat Positif dengan
tulang ring
sideroblast
Protoporfirin Meningkat Meningkat Normal Normal
eritrosit
Feritin serum Menurun Normal Meningkat Meningkat
Elektroforesis Normal Normal HbA2 Normal
Hb meningkat

Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium pada kasus anemia defisiensi besi yang dapat

dijumpai adalah

a. Penurunan kadar hemoglobin


b. Apusan darah menunjukan anemia hipokromik, mikrositik,

anisositosis, poikilositosis, anulosit, sel pensil, kadang-kadang sel target.

Komplikasi anemia defisiensi besi yang umum antara lain :

1. Anemia defisiensi besi dapat menyebabkan kelelahan dan letargik atau

merasa kekurangan energy, sehingga mengganggu produktivitas dalam

kegiatan sehari-hari.
2. Menurunnya sistem imun pada anemia defisiensi besi dapat

meningkatkan risiko terkena infeksi.


3. Anemia defisiensi besi yang berat dapat menimbulkan gangguan pada

jantung atau paru.


4. Wanita hamil dengan anemia berat dapat meningkatkan risiko

terjadinya komplikasi terutama saat dan setelah melahirkan.


5. Restless legs syndrome (RLS) atau sindrom kaki gelisah adalah salah

satu komplikasi dari anemia defisiensi besi. RLS adalah keadaan yang

mempengaruhi sistem saraf, yang menyebabkan rasa tidak nyaman

pada kaki terutama ketika duduk atau berbaring (NHS, 2004).

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

1. SUBYEKTIF
Pasien hamil dengan usia kehamilan 14 minggu. Kehamilan ini merupakan

kehamilan pertama. Keluhan lemas dirasakan oleh pasien disertai pusing

berkunang-kunang, dan sedikit membaik dengan beristirahat. Selain itu pasien

juga mengeluhkan mudah lelah dan nafsu makan berkurang. Pola makan

pasien 2 kali sehari dengan dominasi nasi dan lauk seperti tempe dan telur,

pasien jarang makan sayuran. Pasien datang ke Puskesmas untuk pemeriksaan

kehamilan rutin.

2. OBJEKTIF

Keadaan Umum : baik, GCS 15


Tanda Vital : TD : 110/70 mmHg, Nadi : 76x/menit,
RR : 22x/menit, t : 36,5oC
Pemeriksaan Fisik :
Umur : 25 tahun
BB : 52 Kg
TB : 155cm

Pemeriksaan Laboratorium : Hb 9 gr/dl

MCV 67.0 ( 80 100)

MCH 19.8 (26 34)

MCHC 29.5 (32-36)

3. ASSESSMENT
Wanita, 25 tahun, G1P0A0, hamil 14 minggu
Janin I hidup intrauterin
Anemia defisiensi besi

4. PLAN
Diagnosis

Pemeriksaan Laboratorium kadar Hb serta indeks eritrosit

Pengobatan

1. Diet bergizi tinggi protein terutama yang berasal dari protein hewani

(dagingm ikan, susu, telur, sayuran hijau)


2. Pemakaian alas kaki untuk mencegah infeksi cacing tambang
3. Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan

memantau pertambahan ukuran janin


4. Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak tersedia, berikan tablet tambah

darah yang berisi 60 mg besi elemental dan 250 mcg asam folat. Pada ibu

hamil dengan anemia tablet besi diberikan 3 kali sehari


5. Bila dalam 90 hari muncul perbaikan, lanjutkan pemberian tablet sampai

42 hari pasca persalinan.

Pendidikan

Prinsip konseling pada anemia defisiensi besi dalah memberikan pengertian


kepada pasien dan keluarganya mengenai perjalanan penyakit dan tata
laksananya, sehingga meningkatkan kesadaran dan kepatuhan dalam berobat
serta meningkatkan kualitas hidup pasien untuk mencegah terjadinya anemia.
Wanita hamil dengan anemia berat dapat meningkatkan risiko terjadinya
komplikasi terutama saat dan setelah melahirkan.

Rujukan

1. Apabila setelah 90 hari pemberian kadar hemoglobin tidak meingkat maka

pasien dirujuk
2. Anemia yang disertai perdarahan kronis agar dicari sumber perdarahan dan
ditangani.

Magelang, 3 Mei 2016

Peserta Pendamping

dr. Agha Chandra Sari dr. Riyono

BORANG PORTOFOLIO

F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Topik : Nutrisi Penderita DM

Disusun Oleh :
Nama/peserta : dr. Agha Chandra Sari
Pendamping : dr. Riyono

PUSKESMAS SALAMAN I
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
PERIODE FEBRUARI-MEI 2016
Berita acara presentasi portofolio

Pada hari Selasa, tanggal 3Mei 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:

Nama : dr. Agha Chandra Sari

dengan judul/ topik : F 4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

(Topik :Nutrisi Penderita DM)

Nama Pendamping : dr. Riyono

Nama Wahana : Puskesmas Salaman I

Nama Peserta Presentasi Tanda tangan

Nama Peserta Presentasi Tanda tangan

1. dr. Agha Chandra Sari .


2. dr. Alva Putri Deswandari .
3. dr. Diana Verify Hastutya .
4. dr. Ensan Galuh Pertiwi .
5. dr. Monica Citraningtyas Astarani .
6. dr. Nani Isyrofatun .

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping

dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001
BORANG PORTOFOLIO
F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Nama Wahana : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang


Topik : Nutrisi Penderita DM
Tanggal : 24 Maret 2016
Nama Pasien : Tn. D No. RM : -
Tanggal Presentasi : Mei 2016 Nama Pendamping :

Dr. Riyono
Tempat Presentasi : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi

Seorang laki-laki usia 62 tahun datang memeriksakan diri ke poli karena

merasa tidak enak badan. Pasien mengatakan dirinya memiliki riwayat sakit

gula, namun tidak rutin meminum obat dan tidak rutin memeriksakan diri.
Tujuan

Mendiagnosis, memberikan tatalaksana yang tepat dan edukasi pola makan

untuk mencukupi nutrisi sesuai dengan penyakit yang dialami pasien.


Bahan bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit

Pustaka
Cara Diskusi Presentasi Email Pos

membahas : dan diskusi


Data pasien Nama :Ny. SW Nomor Registrasi : -
Nama Klinik : Poli Umum Puskesmas Telp. : -Terdaftar sejak : -

Salaman I
Data Utama untuk bahan diskusi :
1.Diagnosis / Gambaran Klinis

Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan badan tidak enak, mengeluh
tubuhnya terasa pegal, sulit tidur, dan lemas. Walaupun sudah banyak makan,

namun tubuhnya lemas. Sering haus dan sering BAK.


2. Riwayat Pengobatan

Terdiagnosa DM kurang lebih 3 tahun yang lalu, terakhir memeriksakan gula

darah sekitar 5 bulan yang lalu dengan nilai sekitar 300, tidak rutin minum

obat.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit

Riwayat keluhan serupa (-) Riwayat penyakit jantung (-), DM(+), hipertensi (-)
4. Riwayat Keluarga

Ibu menderita DM.


5. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien sebagai petani, berobat sebagai pasien jamkesmas.


6. Lain-lain

Tanda vital : TD : 110/70 mmHg; RR : 20x/menit; t : 36,5oC; N :

76x/menit

Pemeriksaan Fisik :
Mata : Anemis (-), ikterik (-)
Thorax: Normochest
Pulmo: Suara dasar vesikuler seluruh lapang paru
Cor : Reguler, S1 > S2
Abdomen : Datar, Supel, Bising usus + normal, Timpani.
Ekstrimitas: Akral hangat
Pemeriksaan Lab: Cek GDS Stik : 350 mg/dl
Daftar Pustaka :

Depkes RI, 2008. Petunjuk Teknis Pengukuran Faktor Risiko Diabetes Melitus.

Direktorat pengendalian penyakit tidak menular. DITJEN PP & PL

Faradila, N. 2009. Modifikasi Gaya Hidup untuk Mencegah DM Tipe 2 Fokus


pada Peranan Nutrisi. Diakses dari http://www.Files-of-DrsMed.tk

Kementrian Kesehatan RI, 2004. Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan,

Panduan Praktis Klinis Dokter di Pelayanan Primer

Perkeni. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2

di Indonesia 2011. Jakarta : Perkeni


Hasil Pembelajaran :

Perencanaan Makan Pasien DM

Standart yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi

a. Karbohidrat 45 65 %
b. Protein 15 -20%
c. Lemak 20 25 %

Jumlah kandungan kolesterol disarankan < 300 mghari. Diusahakan lemak

berasal dari asam lemak tidak jenuh dan membatasi asam lemak jenuh. Jumlah

kandungan serat 25 g hari, diutamakan serat larut.

Jumlah kalori basal per hari

a. Laki-laki 30 kal//kg BB ideal


b. Wanita 25 kal/kg BB ideal (Kemenkes, 2004).

Anjuran asupan gizi yang baik bagi penderita DM maupun bagi orang yang

meiliki risiko DM antara lain:


a) Penggunaan karbohidrat dibatasi, terutama menghindari penggunaan

karbohidrat (seperti : gula pasir, gula merah, madu maupun gula batu),

cukup protein, menggunakan lemak tak jenuh serta tinggi serat.


b) Bahan makanan yang diperbolehkan mengandung protein hewani, rendah
lemak atau kolesterol (daging ayam tanpa kulit,telur, ikan dari air laut

dalam), sedangkan protein nabati (tempe, tahu, oncom, melinjo dan

kacang-kacangan) 2-3 porsi sehari. Namun pada diabetisi dengan

komplikasi penyakit ginjal sebaiknya mengurangi pemberian protein

nabati.
c) Mengkonsumsi 3-5 porsi sayuran dan buah-buahan dalam sehari.

Dianjurkan sayuran yang mengandung banyak air (seperti: semangka,

belimbing, jeruk, melon, pepaya, jambu air dan apel) terutama bagi

diabetisi dengan darah tinggi.


d) Menghindari makanan dan minuman yang diawetkan dan manis (seperti:

abon, dendeng, dodol, sirup, es krim, selai manis, permen coklat, kecap

dan buah-buahan manis yang diawetkan (kurma, durian dan manisan

buah) (Depkes RI , 2008; Faradila, 2009).

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

1. SUBYEKTIF

Pasien laki-laki 60 tahun datang ke Poli mengeluh tubuhnya terasa tidak enak,

pegal, sulit tidur, dan tidak bertenaga. Polifagi (+), Polidipsi (+), Poliuria(+)
2. OBJEKTIF

Tanda vital : TD : 110/70 mmHg; RR : 20x/menit; t : 36,5oC; N :

76x/menit
Pemeriksaan Fisik :Tidak ditemukan kelainan
Pemeriksaan Lab: Cek GDS Stik : 350 mg/dl
1. ASSESSMENT
DM TIPE II
2. PLAN

Pengobatan :

Glibenclamide 5 mg 1 x 1 pagi sebelum makan

Metformin 500 mg 2 x 1 sesudah makan

Edukasi dan manjemen nutrisi

Berat badan : diukur setiap kali kunjungan


Penilaian rutin : kandungan, kuantitas, dan pengaturan waktu asupan

makanan. Disesuaikan kebutuhan


Target : penurunan berat badan menuju ideal dan kontrol gula darah tercapai
Terapi gizi medis (TGM)

Pada penderita DM perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan

dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka

yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin (Perkeni, 2011).

Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari :

a. Karbohidrat

Dianjurkan sebesar 45-65 % total asupan energi

Sukrosa tidak boleh lebih dari 10% total asupan energi

Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti gula, asal tidak

melebihi batas aman konsumsi harian.

Makan tiga kali sehari untuk mendistribusikan asupan karbohidrat per

hari

b. Lemak

Dianjurkan sekitar 20 25% kebutuhan kalori. Lemak jenuh < 7%


kebutuhan kalori dan Lemak tidak jenuh ganda < 10 % kebuthan kalori.
Membatasi makanan yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak

trans antara lain : daging berlemak dan susu penuh (whole milk)
Anjuran konsumsi kolesterol < 300 mg/hari. Diusahakan lemak berasal

dari sumber asam lemak tidak jenuh (MUFA / Mono Unsaturated Fatty

Acid), membatasi PUFA (Poly Unsaturated Acid) dan asam lemak

jenuh

c. Protein

Dibutuhkan sebesar 15 20% total asupan energi


Sumber protein yang baik adalah ikan, seafood, daging tanpa lemak,

ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu

dan tempe
Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi

0,8 g/kg BB/hari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65% hendaknya

bernilai biologik tinggi

d. Garam

Tidak > 3000 mg atau sama dengan 6 7 g (1 sendok teh) garam dapur
Pembatasan natrium sampai 2400 mg atau sama dengan 6g/hari

terutama pada penderita hipertensi

e. Serat

Anjuran konsumsi serat adalah 25 g/hari, diutamakan serat larut

f. Pemanis

Batasi penggunaan pemanis bergizi


Fruktosa tidak dianjurkan karena efek samping pada lipid plasma

Pemanis aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman


Latihan Fisik

Penilaian aktivitas fisik : paling sedikit sekali setiap tiga bulan


Rencana latihan : dianjurkan 150 menit / minggu ( durasi 30 45 menit

dengan interval 3-5 x/ minggu) dengan aktivitas fisik aerobic yang sedang
Aktivitas fisik disesuaikan dengan komplikasi Dm (risiko hipoglikemi,

neuropati perifer, kardiovaskular, retinopati, dan nefrotpati)


Target : pasien melakukan aktifitas fisik secara teratur

Perawatan Kaki

Setiap pasien berkunjung dilakukan pemeriksaan visual kaki, sensibilitas

(neuropati sensori), dan vaskularisasi


Edukasi : inspeksi bagian pribadi setiap hari dan perawatan pencegahan

secara teratur

Rujukan

Pasien diminta kontrol kembali untuk evaluasi hasil pengobatan yang sudah

diberikan. Apabila kadar gula darah membaik, pengobatan diteruskan, apabila

belum ada respon signifikan terhadap pengobatan, dilakukan rujukan ke

Spesialis Penyakit Dalam.

Magelang, 3 Mei 2016


Peserta Pendamping

dr. Agha Chandra Sari dr. Riyono

BORANG PORTOFOLIO

F.5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/ Tidak Menular

Topik : Refluks Gastroesofageal


Disusun Oleh :

Nama/peserta : dr. Agha Chandra Sari


Pendamping : dr. Riyono

PUSKESMAS SALAMAN I
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
PERIODE FEBRUARI MEI 2016

Berita acara presentasi portofolio

Pada hari Selasa , tanggal 3Mei 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:

Nama : dr. Agha Chandra Sari


dengan judul/ topik : F.5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Menular/ Tidak Menular (Refluks Gastroesofageal)

Nama Pendamping : dr. Riyono


Nama Wahana : Puskesmas Salaman I

Nama Peserta Presentasi Tanda tangan

1. dr. Agha Chandra Sari .


2. dr. Alva Putri Deswandari .
3. dr. Diana Verify Hastutya .
4. dr. Ensan Galuh Pertiwi .
5. dr. Monica Citraningtyas Astarani .
6. dr. Nani Isyrofatun .

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001

BORANG PORTOFOLIO

F.5. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular/ Tidak Menular

Nama Wahana : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang


Topik : Refluks Gastroesofageal
Tanggal : 22 Maret 2015
Nama Pasien : Tn. Y No. RM : -
Tanggal Presentasi : 3 Mei 2016 Nama Pendamping :

Dr. Riyono
Tempat Presentasi : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi

Seorang laki-laki usia 45 tahun mengeluh perut bagian tengah atas terasa panas

dan menjalar sampai ke leher.


Tujuan

Mendiagnosis, dan memberikan tatalaksana yang tepat sesuai dengan penyakit

yang dialami pasien.


Bahan bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit

Pustaka
Cara membahas Diskusi Presentasi Email Pos

: dan diskusi
Data pasien Nama : Tn. Y Nomor Registrasi : -
Nama Klinik : Poli Puskesmas Salaman I Telp. : -Terdaftar sejak : -
Data Utama untuk bahan diskusi :
1.Diagnosis / Gambaran Klinis

Keluhan Utama : rasa panas di perut bagian tengah atas menjalar ke leher kurang

lebih 1 bulan sebelum datang berobat

Seorang laki-laki usia 45 tahun mengeluh perut bagian tengah atas terasa panas

dan menjalar sampai ke leher. Hal ini terjadi terutama setelah makan banyak dan

berlemak. Keluhan diperberat dengan posisi terlentang. Selain itu dapat timbul

setelah minum kopi dan sering kambuh saat malam hari.

Selain itu, pasien juga mengeluhkan sering ada rasa asam di mulut, cegukan, dan

mual.
2. Riwayat Pengobatan

(-)
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit

Riwayat keluhan serupa (-) Riwayat penyakit jantung (-), DM (-), hipertensi (-)
Riwayat batu saluran kemih (-) Riwayat penyakit kelamin (-)
4. Riwayat Keluarga

Keluhan serupa disangkal


5. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal dengan istri, dan 2 orang anaknya, berobat diantar oleh anaknya

dengan biaya sendiri / pasien umum.


6. Lain-lain

Tanda vital : TD : 120/70 mmHg; RR : 20x/menit; t : 37oC; N : 88x/menit


Pemeriksaan Fisik :
Mata : Anemis (-), ikterik (-)
Thorax: Normochest
Pulmo: Suara dasar vesikuler seluruh lapang paru
Cor : Reguler, S1 > S2
Abdomen : Datar, Supel, Distensi (-), tegang (-), Bising usus +

normal, Timpani, nyeri tekan epigastrium (+)


Ekstrimitas: Akral hangat
Pemeriksaan Lab: tidak dilakukan
Daftar Pustaka :

Kementrian Kesehatan RI, 2004. Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan,

Panduan Praktis Klinis Dokter di Pelayanan Primer

Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia, 2013. Revisi Konsesus Nasional

Penatalaksanaan Penyakit Refluks Gastroesofageal di Indonesia.

Hasil pembelajaran:

Diagnosis Klinis

GERD juga dapat dipandang sebagai suatu kelainan yang menyebabkancairan


lambung dengan berbagai kandungannya mengalami refluks ke dalam esofagus,

dan menimbulkan gejala khas seperti heartburn(rasa terbakar di dada yang

kadang disertai rasa nyeri dan pedih) serta gejala-gejala lain seperti regurgitasi

(rasa asam dan pahit di lidah), nyeri epigastrium, disfagia, dan odinofagia.

Gejala GERD dapat mengalami tumpang tindih dengan sindroma dispepsia,

sehingga pembedaannya harus dilakukan dengan cermat. Saat ini pemahaman

masyarakat mulai meningkat dan penjelasan menggunakan bahasa lokal dapat

membantu penyampaian pesan, misal rasa panas dari ulu hati dan naik ke arah

dada.Pasien dapat mengalami gejala-gejala lain seperti nyeri dada

nonkardiak, kembung, mual, nyeri menelan, mudah kenyang dan nyeri uluhati,

dengan atau tanpa gejala refluks yang tipikal.

Tidak terapat tanda spesifik untuk GERD pada pemeriksaan fisik. Tindakan

untuk pemeriksaan adalah dengan pengisian kuesioner, jika hasilnya positif

maka dilakukan tes dengan pengobatan PPI (Proton Pump Inhibitor).

Faktor risiko

Usia >40 tahun, obesitas, kehamilan, merokok, kopi, alcohol, cokelat, makan

berlemak, pekerjaan mengangkat beban berat.

Patofisiologi penyebab GERD


Algoritma Tata Laksana GERD pada Pelayanan Kesehatan Lini Pertama

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

1. SUBYEKTIF
Seorang laki-laki usia 45 tahun mengeluh perut bagian tengah atas terasa panas

dan menjalar sampai ke leher. Hal ini terjadi terutama setelah makan banyak dan

berlemak. Keluhan diperberat dengan posisi terlentang. Selain itu dapat timbul

setelah minum kopi dan sering kambuh saat malam hari. Selain itu, pasien juga

mengeluhkan sering ada rasa asam di mulut, cegukan, dan mual.


2. OBJEKTIF

Tanda vital : TD : 120/70 mmHg; RR : 20x/menit; t : 37oC; N : 88x/menit


Pemeriksaan Fisik :
Abdomen : Datar, Supel, Distensi (-), tegang (-), Bising usus +

normal, Timpani, nyeri tekan epigastrium (+)

1. ASSESSMENT
Refluks gastroesofageal
2. PLAN

Diagnosis :

Hasil anamnesis menunjukkan tanda dari refluks gastroesofageal yaitu:

- Rasa panas dan terbakar di retrosternal atau epigastium dan menjalar ke

leher
- Terutama setelah makan dengan volume besar dan berlemak, serta dapat

timbul karena makanan saos, peppermint, coklat, kopi dan alcohol.


- Diperberat dengan posisi terlentang dan muncul terutama malam hari
- Keluhan lain adalah ada rasa cairan asam di mulut, cegukan, muntah dan

mual

Kuesioner GERD
Pengobatan :

Lansoprazole 2 x 30 mg/ hari selama 14 hari

Terapi dengan medikamentosa pemberian PPI dosisi tinggi selama 7-14 hari.

Bila terdapat perbaikan dari gejala maka dapat ditegakkan sebagai GERD. PPI

dapat menggunakan Omeprazole 2 x 20 mg/ hari atau Lansoprazole 2 x 30 mg/

hari. Jika tidak ada dapat dengan H2 blocker 2x hari yaitu Simetidin 400-800

mg atau Ranitidin 150 mg.

Edukasi

- Modifikasi gaya hidup mengurangi berat badan, berhenti merokok, tidak

mengkonsumsi zat yang mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan

alcohol.
- Pemilihan makanan untuk mengurangi makanan berlemak
- Posisi tidur sebaiknya dengan kepala yang lebih tinggi. Tidur minimal

setelah 2 sampai 4 jam setelah makanan


- Makan dengan porsi kecil namun sering

Rujukan

- Pengobatan empiric tidak menunjukkan hasil


- Pengobatan empiric menunjukkan hasil namun kambuh kembali
- Adanya alarm symptom:
1. Berat badan menurun
2. Hematemesis melena
3. Disfagia (sulit menelan)
4. Odinofagia (sakit menelan)
5. Anemia

Magelang, 3Mei 2016

Peserta Pendamping

dr. Agha Chandra Sari dr. Riyono


BORANG PORTOFOLIO

F.6. Upaya Pengobatan Dasar


Topik : Hordeolum eksterna

Disusun Oleh :

Nama/peserta : dr. Agha Chandra Sari


Pendamping : dr. Riyono
PUSKESMAS SALAMAN I
KABUPATEN MAGELANG, JAWA TENGAH
PERIODE FEBRUARI MEI 2016

Berita acara presentasi portofolio

Pada hari Sealasa, tanggal3Mei 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh:

Nama : dr. Agha Chandra Sari


dengan judul/ topik : F.6. Upaya Pengobatan Dasar

(Topik : Hordeolum eksterna)

Nama Pendamping : dr. Riyono

Nama Wahana : Puskesmas Salaman I

Nama Peserta Presentasi Tanda tangan

7. dr. Agha Chandra Sari .


8. dr. Alva Putri Deswandari .
9. dr. Diana Verify Hastutya .
10. dr. Ensan Galuh Pertiwi .
11. dr. Monica Citraningtyas Astarani .
12. dr. Nani Isyrofatun .

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping
dr. Riyono
NIP. 19711013 201001 1 001

BORANG PORTOFOLIO

F.6. Upaya Pengobatan Dasar ( Topik : Hordeolum eksterna)

Nama Wahana : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang


Topik : Hordeolum eksterna
Tanggal : 24 Maret 2016
Nama Pasien : Nn A No. RM : -
Tanggal Presentasi : 3 Mei 2016 Nama Pendamping :

Dr. Riyono
Tempat Presentasi : Puskesmas Salaman I Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi

Seorang wanita usia 28 tahun dengan keluhan kelopak mata kanan bengkak

disertai rasa sakit.


Tujuan

Mengidentifikasi gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan hordeolum


Bahan bahasan : Tinjauan Riset Kasus Audit

Pustaka
Cara membahas Diskusi Presentasi Email Pos

: dan diskusi
Data pasien Nama :Nn. A Nomor Registrasi : -
Nama Klinik : Poli Umum Puskesmas Telp. : -Terdaftar sejak : -

Salaman I
Data Utama untuk bahan diskusi :
1.Diagnosis / Gambaran Klinis

Pasien datang dengan keluhan kelopak mata kanan bengkak disertai rasa sakit.

Terdapat rasa mengganjal, merah dan nyeri jika ditekan sejak 2 hari sebelum

dating berobat. Perubahan warna pada bola mata tidak ada, nerocos (-), kotoran

berlebih (-).
2. Riwayat Pengobatan

Pasien belum minum obat, memberikan salep apapun dan berobat dimanapun.
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit

Riwayat keluhan serupa (+) berulang


4. Riwayat Keluarga

Keluhan serupa disangkal


5. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal dengan suami, bekerja di bank dan memakai make up terutama

eye liner setiap hari, dan sering tidak membersihkan make up setelahnya.

Berobat dengan biaya pribadi / pasien umum.


6. Lain-lain

Tanda vital : TD : 120/80 mmHg; RR : 20x/menit; t : 36oC; N : 76x/menit


Pemeriksaan Fisik :
Mata : mata kiri dalam batas normal
Mata kanan : palpebra : benjolan bengkak (+), kemerahan (+),

nyeri tekan (+), pseudoptosis (+)


konjungtiva anemis (-), injeksi konjungtiva (-) secret (-), RC

(+),
Telinga : dalam batas normal
Thorax : vesikuler, normochest
Cor : reguler, S1 > S2
Abdomen : datar, nyeri tekan (-) supel, BU + normal.
Pemeriksaan Lab: tidak dilakukan
Daftar Pustaka :

Kementrian Kesehatan RI, 2004. Anemia Defisiensi Besi pada Kehamilan,

Panduan Praktis Klinis Dokter di Pelayanan Primer

Ilyas, Sidarta. 2010. Hordeolum. Ilmu Penyakit Mata. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.
Hasil pembelajaran:

Diagnosis hordeolum

1. Anamnesis

Kelopak mata yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan

nyeri bila ditekan, serta perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada

kelopak mata.

Penyebab infeksi dapat dari kotoran atau debu dan make up yang tidak

dihapus dalam jangka waktu lama sehingga menjadi sumber infeksi.

2. Pemeriksaan Fisik

Hordeolum eksterna atau radang kelenjar Zeis atau Moll akan menunjukkan

penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksterna nanah

dapat keluar dari pangkal rambut.

Hordeolum interna atau radang kelenjar Meibom memberikan penonjolan

terutama ke arah konjungtiva tarsal. Biasanya berukuran lebih besar daripada

hordeolum eksterna.

Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak

sehingga sukar diangkat. Sering hordeolum ini mmbentuk abses dan pecah
dnegan sendirinya.

Tatalaksana Hordeolum

3. Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit setiap kalimya untuk

membantu mempercepat peradangan dan drainase. Tindakan ini dilakukan

dnegan mata tertutup.

4. Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih maupun air sabun atau sampo

yang tidak menimbulkan iritasi seperti sabun bayi.

5. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini akan menimbulkan infeksi

yang lebih serius.

6. Hindari pemakaian make up pada mata, karena ini dapat menjadi sumber

infeksi

7. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.

8. Pemberian terapi topical dengan Oxytetrasiklin salep mata atau Kloramfenikol

salep mata setiap 8 jam. Apabila mengguankan tetes mata sebanyak 1 tetes

setiap 2 jam.

9. Pemberian terapi oral sistemik dengan eritromisin 500 mg pada dewasa dan

anak sesuai dengan berat badan atau dikloksasilin 4 kali sehari selama 3 hari.

10. Insisi hordeolum pada nanah dari kantung nanah yang tidak bias keluar setelah

pengobatan konservatif.

RANGKUMAN HASIL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO

1. SUBYEKTIF

Pasien datang dengan keluhan kelopak mata kanan bengkak disertai rasa sakit.
Terdapat rasa mengganjal, merah dan nyeri jika ditekan sejak 2 hari sebelum

dating berobat. Perubahan warna pada bola mata tidak ada, nerocos (-), kotoran

berlebih (-).Riwayat keluhan serupa (+) berulang. Pasien sering memakai make up

terutama eye liner setiap hari, dan sering tidak membersihkan make up setelahnya.

2. OBJEKTIF

Tanda vital : TD : 120/80 mmHg; RR : 20x/menit; t : 36oC; N : 76x/menit


Pemeriksaan Fisik :
Mata : mata kiri dalam batas normal
Mata kanan : palpebra : benjolan bengkak (+), kemerahan (+),

nyeri tekan (+), pseudoptosis (+)


konjungtiva anemis (-), injeksi konjungtiva (-) secret (-),

Reflek cahaya (+),


11. ASSESSMENT
Hordeolum eksterna dekstra
12. PLAN

Diagnosis :

Terdapat gejala kelopak mata kanan bengkak, sakit, mengganjal, merah dan

nyeri tekan. Penyebab infeksi kemungkinan dari higienitas yang kurang dari

pemakaian make up yang tidak dibersihkan. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan

terdapat benjolan kemerahan di kelopak mata kanan, nyeri tekan, dan

pseudoptosis.

Pengobatan :

Salep mata Kloramfenikol 3 kali sehari dioles setelah mata dicuci bersih.

Edukasi

- Penyakit hordeolum dapat berulang sehingga perlu dijelaskan kepada

pasien dan keluarga untuk menjaga hygiene dan kebersihan lingkungan.


- Mata dikompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit

- Kelopak mata dibersihkan dengan air bersih maupun air sabun atau sampo

yang tidak menimbulkan iritasi seperti sabun bayi.

- Jangan menekan atau menusuk hordeolum

- Hindari pemakaian make up pada mata

- Jangan memakai lensa kontak selama masih ada infeksi

Rujukan

Bila dengan pengobatan konservatif tidak berespon dengan baik, maka

prosedur pembedahan mungkin dilakukan untuk membuat drainase pada

hordeolum. Apabila hordeolum berulang juga merupakan kriteria rujukan.

Magelang, 3Mei 2016

Peserta Pendamping

dr. Agha Chandra Sari dr. Riyono

Anda mungkin juga menyukai