Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KEGIATAN

USAHA KESEHATAN MASYARAKAT PUSKESMAS KUTOWINANGUN


KABUPATEN KEBUMEN

OLEH :
dr. Febryanty Justicya S

PEMBIMBING :
dr. Eko Budiyanto, M.Sc.

DOKTER INTERNSHIP WAHANA PUSKESMAS KUTOWINANGUN


PERIODE JANUARI 2019 – MEI 2019
KABUPATEN KEBUMEN
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

TOPIK:
Penyuluhan PHBS dalam Acara GERMAS

Disusun oleh :

dr. Febryanty Justicya S

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal 29 April 2019

Oleh
Pendamping Dokter Internsip

dr . Eko Budiyanto, M.Sc.


STR. 35.1.1.100.1.13.146894
Laporan F1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam acara Gerakan Masyarakat
Sehat

LATAR Departemen Kesehatan mencanangkan Gerakan Pembangunan Berwawasan


BELAKANG
Kesehatan yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara
pandang, pola pikir atau model pembangunan kesehatan yang bersifat
holistik, melihat masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh banyak faktor
yang bersifat lintas sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan dan perlindungan kesehatan. Berdasarkan paradigma sehat
ditetapkan visi Indonesia Sehat 2010, dimana ada 3 pilar yang perlu
mendapat perhatian khusus, yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat serta
pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata.
Mengingat dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan cukup besar
(30-35% terhadap derajat kesehatan), maka diperlukan berbagai upaya untuk
mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi sehat. Salah satunya melalui
program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS 2010 adalah
keadaan dimana individu dalam rumah tangga (keluarga) masyarakat
Indonesia telah melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka
mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain,
menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain,
meningkatkan derajat kesehatan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan
serta mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber
masyarakat.
PHBS ditujukan bagi seluruh anggota keluarga, karena sehat dimulai sejak
dalam kandungan hingga lansia. Masyarakat yang disuluh diharapkan dapat
memahami seluruh manfaat dan keuntungan yang diperoleh jika dia dan
keluarganya sehat dan juga memahami bagaimana cara agar diri dan
keluarganya termotivasi dan bergairah untuk hidup sehat.
PERMASALAH Penyuluhan mengenai PHBS sebenarnya sudah sering dilaksanakan di
AN daerah wilayah kerja Puskesmas Kutowinangun. Ada tiga poin utama yang
terdapat dalam program PHBS yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Perilaku &
Gaya Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan. Sayangnya program ini lebih
sering ditujukan pada sasaran dengan usia produktif seperti ibu-ibu dengan
bayi dan balita namun cenderung lebih jarang diberikan pada mereka yang
berusia lanjut. Penting untuk disampaikan kepada masyarakat bahwa hidup
sehat itu mudah dilakukan, menguntungkan, dan menjamin masa tua tetap
aktif dan menyenangkan karena tidak sakit-sakitan. Selain itu gaya hidup
sehat diperlukan untuk mencegah berbagai penyakit tidak menular yang
selama ini sering diderita lansia seperti penyakit hipertensi, diabetes
mellitus, penyakit jantung, stroke dan kanker. Oleh karena itu maka masih
perlu dilakukan penyegaran informasi bagi lansia mengenai pentingnya
PHBS ini mengingat masih banyak dari mereka yang belum menjalankan
perilaku hidup bersih dan sehat.
PERENCANAAN Kegiatan yang dapat dilakukan guna mencapai pemahaman bagaimana
DAN melakukan PHBS yang benar adalah berupa penyuluhan dan sosialisasi
PEMILIHAN interaktif dua arah. Sasaran dalam penyuluhan kali ini adalah masyarakat
INTERVENSI desa Pekunden.
PELAKSANAAN Kegiatan GERMAS telah dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Kamis, 28 Januari 2019
Waktu : 09.00 WIB s,d selesai
Tempat :Desa Triwarno, Kutowinangun
Kegiatan :Senam bersama, pemeriksaan rutin, dan penyuluhan tentang
Program Hidup Bersih dan Sehat
MONITORING Kegiatan penyuluhan akan ditujukan kepada masyarakat di desa Triwarno,
DAN EVALUASI Kutowinangun. Pada penyuluhan ini akan menggunakan slide sebagai media
informasi kepada peserta penyuluhan.
Beberapa peserta mengakui bahwa selama ini mereka cuci tangan hanya
dengan menggunakan air saja dan tidak merasa perlu menggunakan sabun,
dan masih banyak peserta lainnya merokok setiap harinya.
Penyuluhan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat
mengenai PHBS seperti, melakukan aktifitas fisik rutin setiap hari sesuai
kemampuan, makan makanan bergizi dan seimbang, pentingnya
menggunakan air bersih untuk dikonsumsi dan dampak bahaya merokok.
KESIMPULAN Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Peserta tampak
antusias sehingga cukup aktif bertanya dan membuat diskusi mengenai
PHBS

Dokumentasi
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F2. Upaya Kesehatan Lingkungan

TOPIK :
Penyuluhan Bahaya Merokok pada Kalangan Pelajar

Disusun oleh :

Dr. Febryanty Justicya S

Telah diperiksa dan disetujui pada 29 April 2019

Oleh
Pendamping Dokter Internsip

Dr . Eko Budiyanto M.Sc.


STR. 35.1.1.100.1.13.146894
Laporan F2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Upaya Penyuluhan Bahaya Merokok pada Kalangan Pelajar

A. LATAR Jumlah perokok usia remaja di Indonesia terus meningkat.


BELAKANG
Secara keseluruhan, Indonesia menempati peringkat ketiga di
dunia sebagai jumlah perokok terbanyak setelah China dan India.
Celakanya, di Indonesia hingga kini menunjukkan tren
peningkatan jumlah perokok dari kalangan remaja.
Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan,
prevalensi perokok remaja pada tahun 2013 naik menjadi 19
persen. Jumlah perokok anak makin tahun semakin meningkat.
Bahkan selama 12 tahun diperkirakan jumlah perokok anak
meningkat 6 kali lipat. Tren perokok anak dan remaja semakin
mengkhawatirkan. Bila dibandingkan, data Riskesdas 1995
menunjukkan ada 71.126 perokok anak di Indonesia (10-14
tahun), sedangkan tahun 2007 meningkat menjadi 426.214 orang.
Sedangkan untuk remaja (15-19 tahun), data Riskesdas 2010
menunjukkan 19 persen remaja Indonesia telah merokok. Data
tersebut juga menunjukkan, karakter perokok Indonesia yang
biasanya sudah mulai menghisap tembakau pada usia 14-19
tahun.
Ironisnya budaya merokok saat ini bukan saja terjadi pada
kaum laki-laki, namun juga terjadi di kalangan kaum perempuan.
Menurut Data Kemenkes menunjukkan, dari 2000 sampai tahun
lalu jumlah perokok juga makin melebar di kalangan perempuan.
Empat persen dari total jumlah perokok Indonesia adalah
kalangan hawa. Berdasarkan data dari badan kesehatan dunia di
bawah PBB, WHO, jumlah perokok di Indonesia tiap tahunnya
mencapai 400 ribu orang.
B. PERMASALAHAN Kurangnya pengetahuan siswa tentang bahaya merokok

C. PERENCANAAN Diperlukan adanya suatu kegiatan pemberian informasi melalui


DAN PEMILIHAN
penyuluhan bagi kalangan siswa untuk meningkatkan
INTERVENSI
pengetahuan siswa/I tentang bahaya merokok
D. PELAKSANAAN Kegiatan ini dilakukan pada :
Hari/ Tanggal : Rabu, 6 Februari 2019
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : SMA N 1 Kutowinangun
Kegiatan : penyuluhan dan diskusi mengenai bahaya
merokok
E. MONITORING Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik. Setelah
DAN EVALUASI
penyuluhan selesai, diadakan diskusi tanya jawab untuk
mengevaluasi pengetahuan siswa/I terkait bahaya merokok
Peserta tampak antusias sehingga cukup aktif bertanya dan
membuat diskusi berjalan dengan lancar.
F. KESIMPULAN Pelaksanaan penyuluhan berjalan dengan cukup baik dan
mendapat tanggapan yang baik dari kalangan siswa. Saat diskusi
tanya jawab, tampaknya para siswa sudah cukup paham mengenai
bahaya merokok.
Dokumentasi
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
F3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA
(KB)

TOPIK :
PENYULUHAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD), KEHAMILAN RISIKO TINGGI
DAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI

Disusun oleh :

dr. Febryanty Justicya S

Telah diperiksa dan disetujui pada 29 April 2019

Oleh
Pendamping Dokter Internsip

Dr . Eko Budiyanto M.Sc.


STR. 35.1.1.100.1.13.146894
F3. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK (KIA) SERTA KELUARGA BERENCANA
(KB)
PENYULUHAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD), KEHAMILAN RISIKO TINGGI
DAN UPAYA PENCEGAHAN KOMPLIKASI

LATAR BELAKANG Derajat kesehatan masyarakat yang baik ditandai dengan


rendahnya Angka Kematian ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
(AKB) dan peningkatan status gizi masyarakat. Saat ini kesehatan
ibu dan anak merupakan salah satu prioritas dari program kesehatan
nasional. Diharapkan nantinya terdapat penurunan AKI dan AKB
sesuai dengan target nasional MDGs 2015.
Kematian ibu erat kaitannya dengan kehamilan yang
berisiko tinggi. Tinginya AKI disebabkan infeksi 54,49%,
hipertensi 23,95%, perdarahan 17,22%, lain lain 4,04%. Masih
rendahnya deteksi dini kehamilan risiko tinggi oleh masyarakat dan
masih kurangnya kesiapsiagaan keluarga dalam rujukan persalinan
pada kehamilan risiko tinggi merupakan beberapa alasan tingginya
AKI. Kondisi ini menggambarkan derajat kesehatan masyarakat
khususnya status kesehatan ibu masih perlu ditingkatkan terutama
di wilayah-wilayah dengan kasus kematian ibu tinggi. Sedangkan
kematian bayi berhubungan erat dengan kesehatan ibu ketika hamil,
proses persalinan yang aman dan status gizi bayi tersebut.
Pemahaman dan pengetahuan yang baik mengenai
kehamilan risiko tinggi dan IMD sangat diperlukan bagi wanita usia
subur mengingat pengetahuan yang baik akan mengarahkan pada
tindakan dan kebiasaan-kebiasaan baik yang secara tidak langsung
dapat menurunkan AKI dan AKB. Masyarakat harus memahami
pentingnya merencanakan kehamilan dan persalinan agar ibu
selamat dan bayi lahir sehat. Selain itu perlu ditumbuhkan motivasi
untuk melaksanakan berbagai cara untuk merencanakan kehamilan
tanpa komplikasi. Terkait dengan IMD dan ASI Eksklusif, penting
bagi masyarakat untuk memahami apa manfaat dari IMD dan
memahami cara serta termotivasi melaksanakan IMD dan ASI
Eksklusif untuk bayinya.

PERMASALAHAN Permasalahan yang ditemukan di masyarakat yaitu masih


kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai manfaat dan
petingnya IMD. Selain itu juga masih kurang pemahaman mengenai
kehamilan risiko tinggi dan bagaimana melakukan perencanaan
persalinan yang baik sehingga dapat mencegah terjadinya
komplikasi kehamilan dan komplikasi persalinan. Pemberian
penyuluhan IMD dan kehamilan risiko tinggi perlu dilakukan secara
rutin dan berkala agar menjadi edukasi yang baik bagi masyarakat
khususnya wanita usia subur dan juga ibu hamil.
PERENCANAAN Penyuluhan pada masyarakat luas merupakan metode
DAN PEMILIHAN penyampaian informasi yang digunakan untuk meningkatkan
INTERVENSI pengetahuan dan pemahaman masyarakat. Penyuluhan kali ini
dilakukan pada sasaran seluruh ibu hamil dan ibu dengan balita di
daerah Desa Ungaran. Kerjasama perlu dilakukan dengan ibu-ibu
PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), ibu-ibu kader Desa
Ungaran dan pengurus Desa Ungaran sehingga tercipta kerjasama
yang sinergis antar sektoral.
Media yang diberikan berupa slide berisi informasi penting
dan juga pemutaran video mengenai IMD sehingga dapat menarik
perhatian para peserta dan informasi dapat tersampaikan dengan
lebih baik. Materi IMD yang diberikan pada penyuluhan kali ini
antara lain mengenai definisi IMD, cara melaksanakan IMD,
manfaat IMD bagi bayi, manfaat IMD bagi ibu.
Sedangkan materi mengenai kehamilan risiko tinggi dan
upaya pencegahan komplikasi antara lai mengenai :
1. Siapkan perencanaan persalinan sejak awal kehamilan dibantu
oleh kader PKK.
2. Lakukan minimal empat kali kunjungan pemeriksaan ke bidan
selama masa kehamilan
3. Perhatikan gizi dan kesehatan selama kehamilan
4. Ikuti kelas ibu hamil
5. Pahami cara dan manfaat IMD danASI eksklusif
6. Jaga kebersihan pribadi dan lingkungan
7. Kenali tanda-tanda persalinan
8. Kenali tanda-tanda bahaya kehamilan dan persalinan
9. Rencanakan KB yang akan digunakan setelah persalinan

10. Dapatkan buku KIA


PELAKSANAAN Kegiatan penyuluhan dan pelaksanaan imunisasi dilakukan saat
posyandu balita:
Hari/ Tanggal : Jumat, 25 Januari 2019
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Desa Ungaran
Kegiatan : Penyuluhan dan pemutaran video mengenai IMD,
kehamilan resiko tinggi dan upaya mencegah komplikasi pada
kehamilan
MONITORING DAN Kegiatan penyuluhan ini dilakukan oleh dua pemateri yaitu
EVALUASI dokter internship dan juga bidan dari bagian KIA Puskesmas
Kutowinangun. Peserta tampak antusias terutama ketika pemutaran
video mengenai IMD. Dalam video itu diceritakan bagaimana
proses IMD yang benar dan apa saja manfaat IMD baik bagi ibu dan
bayinya. Media yang lebih atraktif seperti video atau pemutaran film
dapat meberikan informasi yang lebih mudah ditangkap oleh
peserta.
Dalam penyuluhan kali ini masih ditemukan beberapa
kekurangan, antara lain :
1. Penyuluhan dilakukan pada hari jum’at sehingga waktu
penyuluhan relatif lebih pendek.
2. Suasana penyuluhan kurang kondusif di separuh akhir
penyuluhan karena banyak balita yang menangis.
3. Akan lebih baik apabila peserta dibekali leaflet yang dapat
dibawa pulang sehingga info mengenai materi penyuluhan dapat
lebih dipahami dan dapat menjadi media penyampaian
informasi pada kerabat peserta di lingkungan tempat tinggalnya.

KESIMPULAN Kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar dan tampak


antusiasme dari peserta penyuluhan. Diharapkan dengan kegiatan
ini dapat memberikan informasi kepada ibu-ibu sehingga masalah
kehamilan dan komplikasi pada kehamilan dapat diatasi sedini
mungkin.
DOKUMENTASI
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F4. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

TOPIK :
Penyuluhan Diet Pada Penderita Hipertensi

Disusun oleh :

dr. Febryanty Justicya S

Telah diperiksa dan disetujui pada 29 April 2019

Oleh
Pendamping Dokter Internsip

dr . Eko Budiyanto, M.Sc.


STR. 35.1.1.100.1.13.146894
Laporan F4. Diet pada Penderita Hipertensi

LATAR BELAKANG Indonesia termasuk negara yang memasuki era penduduk


berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena jumlah
penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sekitar 7,18%. Badan
Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS)
memperkirakan pada 2025, lebih dari seperlima penduduk Indonesia
adalah orang lanjut usia. Lansia merupakan kelompok penduduk
yang menjadi fokus perhatian para ilmuwan, masyarakat, dan
pemerintah karena membawa berbagai permasalahan yang harus
diantisipasi dan dicarikan jalan keluarnya, termasuk bidang
kesehatan.
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang hampir
diderita sekitar 25% penduduk dunia dewasa (Adrogué & Madias,
2007). Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140
mmHg atau tekanan diastolik ≥90 mmHg. Prevalensi utama
hipertensi pada kulit hitam, pria dan pada orang tua. Insidensi
hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia, sekitar 60 % dari
semua kematian prematur diakibatkan oleh hipertensi terjadi di
antara pasien dengan hipertensi ringan.
Prevalensi hipertensi diprediksi meningkat 60% pada tahun
2025, yaitu sekitar 1.56 juta orang penderita.Hal ini merupakan
faktor risiko dari penyakit kardiovaskuler dan bertanggung jawab
terhadap kebanyakan kematian di dunia. Hipertensi primer atau
yang dikenal dengan hipertensi essensial atau idiopatik merupakan
kasus hipertensi terbanyak, yaitu sekitar 95% dari kejadian
hipertensi secara keseluruhan. Berdasarkan penelitian WHO-
Comunity Study of the Elderly Central Java menemukan bahwa
hipertensi dan penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit kedua
terbanyak yang diderita lansia setelah artritis, yaitu sebesar 15,2%
dari 1203 sampel.
Salah satu penyebab terjadinya hipertensi adalah pola makan
yang kurang baik, terutama makanan yang mengandung natrium
tinggi. Makanan ini bisa diperoleh dari konsumsi garam serta
biasanya terdapat pada semua makanan siap saji maupun makanan
di restaurant. Walaupun garam dapat menyedapkan rasa makanan,
tetapi garam juga dapat memudahkan sel dalam mengikat lemak
yang menjadi pemicu obesitas. Oleh karena itu, penting bagi lansia
untuk mengetahui diet sehat yang bersahabat untuk mengurangi
faktor resiko hipertensi. Selain garam, makanan yang harus
diwaspadai adalah makanan berlemak dan kafein.
Tingkat pendidikan, komunikasi dan informasi, kebudayaan,
dan pengalaman pribadi seseorang akan mempengaruhi
pengetahuan dan sikap tentang kesehatan. Dengan mendapatkan
infomasi yang benar, diharapkan lansia mendapat bekal
pengetahuan yang cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup
sehat dan dapat menurunkan risiko penyakit degeneratif terutama
hipertensi dan penyakit kardiovaskular.

PERMASALAHAN Penyuluhan mengenai hipertensi sebenarnya sudah cukup


sering dilaksanakan di daerah sekitar wilayah kerja Puskesmas
Kutowinangun. Sayangnya, angka kejadian pasien hipertensi di
daerah wilayah kerja Puskesmas Kutowinangun masih tergolong
tinggi. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh karena program
sasaran penyuluhan selama ini lebih sering ditujukan pada mereka
yang berusia lanjut dan cenderung lebih jarang diberikan pada
keluarga atau orang yang bertugas memasak di rumah. Salah satu
faktor penyebab terjadinya hipertensi adalah pola makan yang tidak
baik terutama dalam konsumsi natrium berlebih. Oleh karena itu
diperlukan pemberian komunikasi dan informasi untuk disampaikan
kepada masyarakat bahwa penanganan hipertensi itu tidak hanya
melibatkan pasien, tetapi juga turut melibatkan peran aktif keluarga
dalam hal pengaturan makanan untuk penderita hipertensi. Lansia
beserta keluarga diharapkan mendapat bekal pengetahuan yang
cukup untuk dapat melaksanakan pola hidup sehat dan dapat
menurunkan risiko penyakit degeneratif terutama hipertensi dan
penyakit kardiovaskular.
PERENCANAAN 1. Kegiatan berupa penyuluhan kepada peserta posbindu di daerah
DAN PEMILIHAN Pekunden
INTERVENSI 2. Tanya jawab terhadap materi yang diberikan.

PELAKSANAAN Kegiatan penyuluhan dilaksanakan tanggal 28 Januari 2019


di Desa Pekunden, Kutowinangun mulai pukul 09.00 sampai selesai
dengan diikuti oleh peserta posbindu. Setelah dilakukan penyuluhan
ada sesi tanya jawab dan diskusi tentang hipertensi

MONITORING DAN Penyuluhan mengenai diet pada hipertensi pada peserta


EVALUASI Posbindu adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan dan pencegahan hipertensi sedini mungkin. Media
yang digunakan menggunakan slide yang berisi materi diet pada
hipertensi dengan kata-kata yang sederhana dan gampang dipahami
oleh peserta.Selama penyuluhan terjadi diskusi yang menarik karena
peserta penyuluhan cukup antusias yang dapat dilihat dari
pertanyaan yang diajukan.
Kendala yang dihadapi penyuluh selama proses penyuluhan
berlangsung adalah faktor waktu yang singkat karena kegiatan ini
disertai oleh program cek kesehatan dan pengobatan. Untuk itu,
dalam pelaksanaan penyuluhan, sebaikmya penyuluh lebih
memperhatikan waktu agar semua proses yang diberikan selama
berlangsungnya penyuluhan dapat diserap dengan baik oleh peserta.

KESIMPULAN Penyuluhan kepada para peserta posbindu tentang diet pada


hipertensi berjalan lancar dan mendapat feedback yang baik dari
para peserta posbindu. Penyuluh memberi penjelasan dan menjawab
pertanyaan dari peserta apabila ada yang kurang dimengerti. Para
peserta nampak antusias dengan keaktifan yang ditunjukkan para
peserta pada sesi tanya jawab.
Dengan penyuluhan ini diharapkan para peserta posbindu
yang menderita hipertensi dapat mengetahui diet yang tepat pada
hipertensi.
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak
Menular

TOPIK :
Penanganan Holistik Pasien DM

Disusun oleh :

dr. Febryanty Justicya S

Telah diperiksa dan disetujui pada 29 April 2019

Oleh
Pendamping Dokter Internsip

dr . Eko Budiyanto M.Sc.


STR. 35.1.1.100.1.13.146894

Laporan F5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Penanganan Holistik Pasien DM

LATAR BELAKANG DMT2 menjadi masalah kesehatan dunia karena prevalensi


dan insiden penyakit ini terus meningkat, baik di negara industri
maupun negara berkembang, termasuk juga Indonesia. DMT2
merupakan suatu epidemi yang berkembang, mengakibatkan
penderitaan individu dan kerugian ekonomi yang luar biasa.

World Health Organization (WHO) memprediksi kenaikan


jumlah penderita DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000
menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. International Diabetes
Federation (IDF) memprediksi adanya kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014
menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. Berdasarkan data dari IDF
2014, Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia, atau naik dua
peringkat dibandingkan dengan tahun 2013 dengan 7,6 juta
orang penyandang DM.

Tujuan pengobatan pada pasien DMT2 adalah


meningkatkan kualitas hidup pasien dengan cara menurunkan
morbiditas dan mortalitas DM. Untuk mencapai tujuan tersebut,
perlu penatalaksanaan diabetes secara lebih dini sehingga kadar
glukosa darah puasa, glukosa darah setelah makan, variabilitas
glukosa darah, HbA1c, tekanan darah, berat badan dan profil lipid
dapat dikendalikan. Hal ini dapat tercapai melalui pengelolaan
pasien secara holistik dengan mengajarkan perawatan mandiri
dan perubahan pola hidup, disamping terapi farmakologis.

PERMASALAHAN 1. Masih banyak tenaga kesehatan yang beranggapan bahwa


masalah DM hanya merupakan beban untuk dokter sehingga
membebankan tanggungjawab pananganan DM seutuhnya
hanya ke dokter.
Dengan adanya penyuluhan kepada pasien dan keluarganya,
diharapkan akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan
mereka dalam usaha memperbaiki hasil pengelolaan DM
2. Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui bagaimana
penangan DM yang tepat

PERENCANAAN 1. Dilakukan penyuluhan kepada Peserta Posbindu di desa


Pekunden
2. Tanya jawab terhadap materi yang diberikan.

PELAKSANAAN Kegiatan penyuluhan dilaksanakan tanggal 13 Februari 2019 di


Aula Desa Pekunden, Kutowinangun mulai pukul 09.00 sampai
selesai diikuti oleh peserta posbindu di daerah Pekunden.
MONITORING DAN Peserta posbindu tampak antusias dengan materi tentang
EVALUASI penanganan menyeluruh yang tepat pada DM. Sebagai evaluasi,
ada sesi tanya jawab dan diskusi materi yang telah diberikan.
DOKUMENTASI
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


Laporan F6. Upaya Pengobatan Dasar

TOPIK :
Posyandu Lansia

Disusun oleh :

dr. Febryanty Justicya S

Telah diperiksa dan disetujui pada

Oleh
Pendamping Dokter Internsip

dr . Eko Budiyanto M.Sc.


STR. 35.1.1.100.1.13.146894
Laporan F6. Upaya Pengobatan Dasar
Posyandu Lansia

A. LATAR Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun


BELAKANG 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang dimaksud Lansia
adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.
Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang terutama bidang
kesehatan menyebabkan terjadinya peningkatan Usia Harapan
Hidup penduduk dunia termasuk Indonesia. Namun dibalik
keberhasilan peningkatan UHH terselip tantangan yang harus
diwaspadai, yaitu kedepannya Indonesia akan menghadapi triple
burden yaitu disamping meningkatnya angka kelahiran, dan beban
penyakit, juga akan terjadi peningkatan angka beban tanggungan
penduduk kelompok usia produktif terhadap kelompok usia tidak
produktif.
Di daerah perkotaan, lansia yang berobat ke RS pemerintah, RS
swasta dan praktek dokter lebih tinggi dibandingkan daerah
pedesaan. Sebaliknya lebih banyak lansia yang berobat ke
puskesmas, praktek nakes (tenaga kesehatan) dan praktek batra
(pengobatan tradisional) di daerah pedesaan dibandingkan dengan
perkotaan.
Pos pelayanan terpadu (Posyandu) Lansia adalah suatu wadah
pelayanan kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) untuk
melayani penduduk lansia, yang proses pembentukan dan
pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat Bersama Lembaga
swadaya masyarakat lintas sektor pemerintah dan non pemerintah,
swasta, organisasi social dan lain-lain, dengan menitikberatkan
pelayanan kesehatan upaya promotive dan preventif. Di samping
pelayanan kesehatan, Posyandu lansia juga memberikan pelayanan
social, agama, Pendidikan keterampilan melalui peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan. Selain itu Posyandu lansia membantu
memacu lansia agar dapat beraktivitas mengembangkan potensi
diri.

B. PERMASALAHAN Rendahnya proporsi lansia yang mencari layanan kesehatan untuk


screening penyakit tidak menular

C. PERENCANAAN Upaya pengobatan dasar pada lansia untuk mempertahankan


DAN PEMILIHAN kesehatan lansia, mencegah gangguan kesehatan, mengobati
INTERVENSI
penyakit dan upaya rehabilitasi bagi lansia dengan program-
program antara lain pengukuran tinggi badan dan berat badan,
pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan berkala dan pengobatan
ringan, latihan fisik seperti olahraga dan diberikan penyuluhan-
penyuluhan tentang kesehatan.
D. PELAKSANAAN Kegiatan pengobatan dasar pada posyandu lansia.
dilaksanakan pada:
Hari/ Tanggal : Rabu, 20 Maret 2019
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Posyandu lansia Desa Tanjung Meru
Kegiatan : Pemeriksaan, pengobatan dan edukasi

E. MONITORING Setelah dilakukan pengobatan dasar serta pemeriksaan fisik pada


DAN EVALUASI lansia dan di berikan pengetahuan tentang kesatan lansia, lansia di
berikan nasihat agar setiap bulannya melakukan pemeriksaan
kesehatan di posyandu lansia, serta kader berperan aktif untuk
mendata lansia yang ada di desa.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai