Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

F.1. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Penyuluhan siswa/i SMP tentang NAPZA di SMP Swasta Imelda Pulo Brayan Darat I, Medan
Timur

Latar Belakang Permasalahan:


NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat jika masuk
kedalam tubuh manusia akan memengaruhi tubuh terutama otak/susunan saraf pusat,
sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya karena terjadi
kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA.Masalah
penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainya (NAPZA) atau istilah yang
populer dikenal masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/ Obat berbahanya)
merupakan masalah yang sangat kompleks, yang memerlukan upaya penanggulangan secara
komprehensif dengan melibatkan kerja sama multidispliner, multisektor, dan peran serta
masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara berkesinambungan, konsekuen dan
konsisten. Berdasarkan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) bekerjasama dengan
Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) memperkirakan prevalensi
penyalahgunaan NAPZA pada tahun 2009 adalah 1,99% dari penduduk Indonesia berumur
10-59 tahun. Pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan NAPZA meningkat menjadi
2,21%. Jika tidak dilakukan upaya penanggulangan diproyeksikan kenaikan penyalahgunaan
NAPZA dengan prevalensi 2,8% pada tahun 2015.

Permasalahan pada keluarga, masyarakat, ataupun kasus:


Tingginya penggunaan NAPZA dikalangan remaja semakin mengkhawatirkan, khususnya di
kota Medan. Kota Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia menjadi sasaran yang
empuk bagi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk memasarkan NAPZA di kalangan
remaja sehingga masa depan para generasi penerus bangsa terancam. Beberapa peserta
penyuluhan ada yang sama sekali tidak mengerti tentang NAPZA, padahal permasalahan ini
sangat dekat sekali dengan dunia mereka. Bahkan beberapa diantaranya sudah mulai
memasuki pintu masuk penggunaan NAPZA yaitu merokok.

Intervensi:
Melakukan penyuluhan menggunakan presentasi powerpoint kepada siswa/i SMP di SMP
Swasta Imelda Pulo Brayan Darat I, Medan Timur mengenai penggolongan, jenis-jenis, dan
risiko penggunaan NAPZA. Penyuluhan dilakukan secara interaktif, dimana terdapat proses
tanya jawab dengan narasumber setelah presentasi selesai.

Monitoring dan Evaluasi:


Kegiatan penyuluhan tentang NAPZA di SMP Swasta Imelda Pulo Brayan Darat I, Medan
Timur telah selesai dan sesuai dengan yang direncanakan. Setelah penyuluhan selesai, diberi
kesempatan kepada siswa/i SMP di SMP Swasta Imelda Pulo Brayan Darat I, Medan Timur
untuk bertanya seputar NAPZA dan setelah itu untuk menilai sejauh mana pemahaman
peserta dilakukan posttest mengenai NAPZA.

Peserta, Pendamping,

(dr. Melda Miranda) (dr. Sri Wirya Ningsih)

NIP197802132007012001

Komentar/ umpan balik dari pendamping:


Laporan Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

F.2. Upaya Kesehatan Lingkungan

Penyuluhan dokter remaja mengenai Kesehatan Lingkungan (PHBS) di SMP Swasta Imelda
Pulo Brayan Darat I, Medan Timur

Latar Belakang Permasalahan:


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan perilaku yang dilakukan seseorang
untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan berperilaku sehat. Program PHBS
telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat yang saat
ini disebut Pusat Promosi Kesehatan. Program PHBS dilaksanakan dalam berbagai tatanan,
seperti tatanan rumah tangga, tatanan pasar dan sebagainya. Upaya peningkatan perilaku
sehat di masyarakat belum menunjukkan hasil optimal. Data hasil Survei Sosial Ekonomi
Nasional (SUSENAS) tahun 2014 menunjukkan bahwa di Indonesia sebanyak 38,5%
masyarakat masih merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga yang lain.
Perokok laki-laki lebih tinggi dari perempuan (72% dibanding 28%). Selanjutnya 77,3%
penduduk usia 15 tahun ke atas kurang melakukan aktivitas fisik, dengan katagori (82%)
kurang bergerak dan (11%) tidak terbiasa melakukan aktivitas fisik. Berdasarkan hasil
pendataan untuk PHBS tatanan rumah tangga provinsi Jawa Tengah sebanyak 68% keluarga
belum menjadi peserta dana sehat dan sebesar 72% keluarga belum bebas asap rokok.
Menurut hasil Riskesdas tahun 2014, di Indonesia memang telah terjadi penurunan angka
period prevalence diare dari 9,0% tahun 2007 menjadi 3,4% pada tahun 2014. Kelompok
umur balita merupakan kelompok yang paling tinggi menderita diare. Karakteristik diare
balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23 bulan (7,4%), laki-laki (5,4%), tinggal di
daerah pedesaan (5,8%), dan kelompok kuintil indeks kepemilikan akses terhadap air bersih
dan jamban sehat terbawah (6,4%). Selanjutnya insiden malaria penduduk Indonesia tahun
2007 sebesar 3,1% dan tahun 2014 menjadi 1,8%.

Permasalahan pada keluarga, masyarakat, ataupun kasus:


Berdasarkan data di Puskesmas Glugur Darat Medan, penyakit ISPA merupakan peringkat 1
dari 10 penyakit terbanyak di puskesmas pada tahun 2016. Selain itu penyakit infeksi kulit
dan infeksi lainnya juga memiliki insidensi yang tinggi. Hal ini juga terjadi di puskesmas-
puskesmas lainnya di Indonesia karena salah satunya adalah buruknya perilaku higiene
perorangan dan sanitasi masyarakat yang dipengaruhi oleh rendahnya tingkat sosial ekonomi
dan pendidikan. Salah satu permasalahan besarnya adalah tindakan merokok dalam rumah,
ventilasi rumah yang tidak baik, dan kebersihan alat-alat makanan.

Intervensi:
Melakukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan (PHBS) pada siswa SMP (dokter
remaja) di SMP Swasta Imelda Pulo Brayan Darat I, Medan Timur
Pelaksanaan/Proses Intervensi:
Setelah penyuluhan selesai, dilakukan sesi tanya jawab dengan narasumber dan dilakukan
evaluasi ulang melalui posttest dan responsi pada siswa/i peserta penyuluhan tersebut.

Peserta, Pendamping,

(dr. Melda Miranda) (dr. Sri Wirya Ningsih)

NIP. 197802132007012001

Komentar/ umpan balik dari pendamping:


Laporan Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

F.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)

Melaksanakan kegiatan Screening HIV dan IMS (Sifilis) pada ibu hamil di Klinik

Latar Belakang Permasalahan:


HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan sifilis adalah infeksi menular seksual. Penyakit ini
akan semakin berisiko bila terjadi pada ibu hamil dan dapat menyebabkan kematian pada
janin yang dikandung ibu hamil. Dampak yang timbul akibat infeksi dalam kehamilan ini
tidak dapat diabaikan begitu saja. Masalah tersebut merupakan masalah besar yang
memerlukan penanganan khusus dengan biaya yang mahal tapi hasilnya tidak begitu
memuaskan. IMS dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas terhadap ibu dan bayi yang
dikandung. Oleh sebab itu penting dilakukan upaya preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif.
Permasalahan pada keluarga, masyarakat, maupun kasus:
Wanita termasuk yang sedang hamil merupakan kelompok risiko tinggi terhadap IMS.
Penelitian di Surabaya menyebutkan angka kejadian IMS pada ibu hamil adalah 19,2%.
Infeksi menular seksual adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang
yang lain melalui kontak seksual. Menurut Centers for Disease Control (CDC) terdapat lebih
dari 15 juta kasus IMS dilaporkan tiap tahun. Kelompok remaja dan dewasa muda (15-24
tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular IMS, 3 juta
kasus baru tiap tahun adalah dari kelompok ini.
Intervensi:
Melakukan pemeriksaan screening HIV dan IMS (sifilis) pada ibu-ibu hamil di klinik
Pelaksanaan/Proses Intervensi:
 Pendaftaran pasien ibu hamil dan menjelaskan tindakan yang dilakukan
 Mempersiapkan alat screening Rapid Diagnostic Test HIV dan Sifilis dibantu perawat
dan analis
 Pengambilan sampel darah dan langsung pembacaan hasil Rapid Test
 Menjelasan hasil pemeriksaan Rapid Test pasien lalu memberikan konseling tentang
HIV dan IMS kepada ibu hamil.
 Memberikan tablet Fe dan Kalsium kepada ibu hamil

Peserta, Pendamping,

(dr. Melda Miranda) (dr. Sri Wirya Ningsih)

NIP. 197802132007012001

Komentar/ umpan balik dari pendamping:

Laporan Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)


F.4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Memberikan pelayanan pemeriksaan status gizi (BB,TB, Kadar lemak) dan edukasi gizi
pada kelompok berisiko setiap hari Kamis di Puskesmas Glugur Darat

Latar Belakang Permasalahan:


Masalah penyakit yang berhubungan dengan status gizi (DM dan hipertensi) tidak lagi hanya
masalah di negara maju. Di negara berkembangpun, kondisi ini termasuk dalam kelompok 5
penyebab utama kematian. Indonesia sudah semakin dipengaruhi budaya asing termasuk jenis
makanan misalnya fastfood. Pada pasien dengan sindrom metabolik, di temukan adanya
ketidakseimbangan zat gizi. Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan makanan dan
hendaknya dengan kandungan zat gizi yang cukup dan disertai pengurangan total lemak
terutama lemak jenuh. Pengetahuan porsi makanan juga menjadi masalah yang tidak boleh
diabaikan karena perencanaan diet yang baik agar asupan zat gizi tersebar dapat memberikan
keuntungan pada pasien khususnya pasien dengan sindrom metabolik.
Permasalahan pada keluarga, masyarakat, maupun kasus:
Hipertensi merupakan penyakit terbanyak ke-3 di Puskesmas Glugur Darat Medan.
Masyarakat di kota Medan umumnya memakan makanan yang tinggi akan karbohidrat dan
kemak sehingga cenderung menderita diabetes, hiperkolesterolemia dan hipertensi. Makanan
pokok seperti nasi dikonsumsi berlebihan sehingga melupakan esensi protein yang berguna
sebagai zat pembangun. Tipe makanan di kota Medan yang cenderung berminyak
meningkatkan resiko hiperkolesterolemia, sedangkan konsumsi ikan yang di asinkan dan
makanan tinggi garam masih tampak pada beberapa penderita hipertensi karena lidah pasien
yang tidak terbiasa dengan kadar garam yang rendah sehingga mereka cenderung
mengabaikan dampak kesehatan dan hanya menuruti keinginan dari organ perasa tersebut.
Oleh sebab itu perlu dilakukan pemantauan terhadap status gizi, dan diharapkan penurunan
berat badan pada pasien yang berisiko tinggi. Penurunan berat badan ringan atau sedang (5-10
kg), sudah terbukti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idaman
belum dicapai. Penurunan berat badan dapat diusahakan dicapai dengan baik dengan
penurunan asupan energi yang moderat dan peningkatan pengeluaran energi. Dianjurkan
pembatasan kalori sedang yaitu 250-500 Kkal lebih rendah dari asupan rata-rata sehari. Pada
penderita hipertensi kontrol gizi dilakukan dengan restriksi garam dengan mengkonsumsi
makanan rendah garam dan rendah lemak pada penderita hiperkolesterolemia dengan asupan
kalori normal sesuai indeks masa tubuh dengan total kalori 30 kkal/kg berat badan.
Intervensi:
Menjaring pasien-pasien yang berisiko (misal: BB berlebih, TD tinggi, mendeteksi adanya
penyakit metabolik pada pasien , memberikan penatalaksanaan farmakologis, dan edukasi.
Pelaksanaan/Proses Intervensi:
- Kegiatan senam lansia setiap Kamis pagi di Puskesmas Glugur Darat
- Melaksanakan penyuluhan pada pasien
- Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik : BB, TB, TD, Komposisi Tubuh, dll
- Pemeriksaan Penunjang(bila perlu): KGD, Asam Urat, Kolesterol
- Menjelaskan hasil dari pemeriksaan dan penyakit apabila ditemukan adanya kelainan
- Memberikan terapi farmakologis sesuai dengan diagnosis
- Edukasi tentang pola hidup sehat, olahraga, dan diet yang sesuai
- Memantau hasil terapi pada kunjungan pasien berikutnya
Peserta, Pendamping,

(dr. Melda Miranda) (dr. Sri Wirya Ningsih)

NIP. 19780213200701200

Komentar/ umpan balik dari pendamping:

Laporan Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

F.5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Melakukan penyuluhan mengenai penyakit tidak menular (Diabetes Melitus dan
Hipertensi) di Puskesmas Glugur Darat Kota Medan

Latar Belakang Permasalahan:


Pada tahun 2012, prevalensi angka kejadian DM di dunia adalah sebanyak 371 juta jiwa,
dimana proporsi kejadian DM tipe II adalah 95% dari populasi dunia yang menderita DM.
Pada tahun 2013, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia Tenggara.
Internasional Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak 183 juta orang tidak
menyadari bahwa mereka mengidap DM. Indonesia menempati urutan keempat terbesar DM
di dunia dan posisi urutan diatasnya, yaitu India, China dan Amerika Serikat. Ketua
perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Cabang Medan mengatakan pasien
penderita DM di Sumatera Utara meningkat setiap tahunnya dan di beberapa rumah sakit
pemerintah, penyakit DM berada di peringkat pertama dengan kejadian terbanyak.
Hipertensi merupakan penyakit terbanyak ke-3 di Puskesmas Glugur Darat Medan.
Masyarakat di kota Medan umumnya mengkonsumsi makanan yang tinggi akan karbohidrat
dan kemak sehingga cenderung menderita diabetes, hiperkolesterolemia dan hipertensi.
Permasalahan pada keluarga, masyarakat, ataupun kasus:
Tingginya prevalensi DM, yang sebagian besar adalah tergolong dalam DM tipe II
disebabkan oleh interaksi antara faktor-faktor kerentanan genetis dan paparan terhadap
lingkungan. Tingginya prevalensi hipertensi disebabkan gaya hidup yang tidak sehat dan juga
faktor genetis. Faktor lingkungan yang diperkirakan dapat meningkatkan faktor risiko DM
tipe II dan hipertensi adalah perubahan gaya hidup seseorang (kebiasaan makan yang tidak
seimbang dan kurangnya aktifitas fisik. Faktor risiko DM, antara lain obesitas umum sebesar
10.3%, obesitas sentral 18.8%, dislipidemia 10.2%, kebiasaan merokok 23,7%, konsumsi
buah dan sayur yang kurang 93.6%, kebiasaan minum alkohol 4,6% serta aktivitas fisik
seperti olah raga yang kurang 48,2%.
Intervensi:
Melakukan penyuluhan tentang Diabetes Mellitus dan Hipertensi di Puskemas Glugur Darat
dengan komunikasi dua arah dengan masyarakat yang datang berobat.
Pelaksanaan/Proses Intervensi:
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan saat pasien menunggu di ruang tunggu apotik. Setelah
penyuluhan selesai, diberi kesempatan kepada masyarakat untuk bertanya seputar DM dan
hipertensi, serta dilakukan pemeriksaan kadar gula darah pada masyarakat menderita DM
ataupun diduga menderita DM dan pemeriksaan tekanan darah.

Peserta, Pendamping,
(dr. Melda Miranda) (dr. Sri Wirya Ningsih)
NIP. 197802132007012001

Komentar/ umpan balik dari pendamping:

Laporan Kegiatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

F.6. Upaya Pengobatan Dasar


Melaksanakan kegiatan pelayanan pengobatan dasar di poliklinik umum setiap hari kerja di
Puskesmas Glugur Darat Kota Medan.

Kasus dan pasien terlampir.

Peserta, Pendamping,

(dr. Melda Miranda) ` (dr. Sri Wirya Ningsih)

NIP. 197802132007012001

Komentar/ umpan balik dari pendamping:

Anda mungkin juga menyukai