Anda di halaman 1dari 6

PORTOFOLIO

JIWA

SKIZOFRENIA

Disusun Oleh :
dr. Arevia Mega Diduta Utami
Pembimbing :
dr. Dika Isnaini

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


Angkatan I Tahun 2015
PERIODE FEBRUARI 2015 FEBRUARI 2016
PUSKESMAS KECAMATAN TAMBORA
JAKARTA BARAT
2015

LEMBAR PENGESAHAN
PORTOFOLIO

INFEKSI MENULAR SEKSUAL

HIV

Oleh :
dr. Arevia Mega Diduta Utami

Disusun sebagai salah satu syarat dalam


Program Internsip Dokter Indonesia
Periode Februari 2015- Februari 2016
PUSKESMAS KECAMATAN TAMBORA
Jakarta Barat
2015

Dokter Pendamping

dr.Dika Isnaini

Borang Portofolio
JIWA
Nama Peserta :
Wahana :
Topik :
Skizofrenia Paranoid

dr.Arevia Mega Diduta Utami


PKC Tambora

Tanggal (kasus) :
21 September 2015
Nama Pasien :
Tn.AST
No. RM :
13082
Tanggal Presentasi :
Pendamping : dr. Dika Isnaini
Tempat Presentasi :
PKC Tambora
Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi : Laki-laki, 31 tahun datang dengan keluhan sering mengamuk dan gelisah
Tujuan :
Bahan
Bahasan :
Cara
Membahas :

Dapat mendiagnosis dan menangani awal kasus Jiwa


Tinjauan Pustaka
Diskusi

Riset

Kasus

Presentasi dan Diskusi

Data

Nama : Ny. AST


Pasien :
Nama Klinik : BPU
Data Utama untuk Bahan Diskusi :

Audit

E-mail

Pos

No. Registrasi :
Telp : -

Terdaftar sejak : 2014

1. Diagnosis / Gambaran Klinis :


Skizofrenia Paranoid / Pasien datang dengan keluhan sering mengamuk dan gelisah setelah
putus obat sejak 1 bulan yang lalu.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah berobat 3 bulan sebelumnya ke RSJ dr. Soeharto Herdjaan sudah diberikan obat
Haloperidol 3x5 mg, THP 3x2 mg, Risperidone , namun pasien merasa tidak mau minum
obat karena takut ketergantungan
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Riwayat penyakit jiwa sebelumnya tidak ada
Riwayat penggunaan narkoba tidak ada
4. Riwayat Keluarga :
Riwayat Penyakit jiwa dalam keluarga tidak ada
5. Riwayat Pekerjaan :
Tidak Ada
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Kondisi lingkungan rumah pasien termasuk dalam pemukiman padat.
7. Riwayat hubungan Sosial (disesuaikan dengan pasien dan kasus) :
Hubungan sosial, pasien belum menikah. Pasien tidak pernah menggunakan narkoba dalam
bentuk apapun.Pasien senang menyendiri sejak SMP. Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan

sosial di rumahnya.
8. Riwayat pemicu /stressor :
Pasien terkena tipu temannya dan uangnya dibawa kabur oleh temannya, sejak saat itu pasien
mulai berubah.
Daftar Pustaka :
1.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Penyakit jiwa, Skizofrenia Paranoid
2. Pentingnya edukasi dan terapi supportif pada pasien jiwa.
3. Peranan rujukan pasien jiwa untuk terapi awal
4. Edukasi pentingnya obat dalam pengobatan skizofrenia agar pasien dapat kembali optimal
5. Edukasi tentang diagnosis, penyebab, prognosis pada pasien dan keluarga
6. Edukasi pengobatan harus rutin dan tidak boleh putus

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subjektif :
Pasien datang ke Puskesmas kecamatan Tambora dibawa oleh bapakknya karena gaduh
gelisah yang semakin menjadi sejak 6 bulan lalu. Menurut bapak pasien, pasien mulai banyak bicara
sendiri 1 tahun yang lalu . Menurut pasien ada beberapa orang yang membicarakan dia di dalam
kepalanya dan berbicara tentang dia terkadang menjelek-jelekan pasien. Pasien sudah pernah berobat
ke RSJ Soeharto Herdjan 3 bulan yang lalu sudah diberikan obat teratur namun pasien tidak mau
minum obat karena takut ketergantungan.
Sejak 1 bulan, keluarga mengatakan bahwa pasien sangat mudah tersinggung. Ketika keluarga
kumpul bersama dan mengobrol santai, pasien seringkali tiba-tiba pergi karena tersinggung, kemudian
pasien masuk dan menyendiri dan berbicara sendiri di kamarnya . Pasien mengatakan banyak anggota
keluarganya yang tidak suka padanya, karena sirik.
Sejak 4 hari sebelum datang ke poli umum pasien tidak bisa tidur, berbicara sendiri. Pasien
mengatakan bahwa dirinya tidak bisa tidur karena terganggu oleh bisikan-bisikan tersebut.
Pada awalnya terdapat masalah pasien ditipu oleh temannya dan uang pasien dibawa kabur

oleh temannya ketika pasien baru mau memulai berbisnis.

2. Objektif :
Hasil pemeriksaan status mental Pada kasus ini diagnosis ditegakkan dari

Gejala klinik (gaduh gelisah)

Status Mental (Waham curiga)

Ciri kepribadian Skizoid

3. Assesment (penalaran klinis) :


Dari Hasil wawancara psikiatri didapatkan hendaya dalam menilai realitas pada
pasien dimana gangguan ini merupakan gangguan psikosis. Gangguan psikosis ini terjadi
selama 1 tahun, dimana diagnosis skizofrenia dapat ditegakkan , dan menyingkirkan
diagnosis skizoafektif karena tidak adanya gangguan mood pada pasien. Skizofrenia yang
terjadi pada pasien ini adalah skizofrenia paranoid , karena pada pasien didapatkan waham
curiga, pasien mencurigai keluarganya membicarakannya karena sirik kepadanya. Pada
pasien didapatkan juga adanya halusinasi auditorik 3rd order karena pasien berkata bahwa di
dalam kepalanya ada beberapa orang yang berbicara dan membicarakan tentang pasien.
Diagnosis Skizofrenia ditegakkan berdasarkan anamnesis, wawancara psikiatri dan riwayat
sebelumnya.
4. Plan :
Diagnosis :
Kecil kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah bukan skizofrenia , karena pada
wawancara pasien didapatkan halusinasi 3rd order, hendaya menilai realita yang terjadi
lebih dari 6 bulan dimana hal tersebut masuk ke dalam criteria skizofrenia dalam
PPDGJ III dan DSM IV. Tipe dari skizofrenia pada pasien ini adalah paranoid, karena
terdapat waham curiga pada pasien.
Pengobatan :
Skizofrenia merupakan criteria rujukan untuk inisiasi obat oleh spesialis jiwa.
Kemudian jika sudah stabil pengobatan baru dilanjutkan untuk dilakukan ke
puskesmas sesuai dengan pengobatan yang ada.
Terapi pada pasien sebelumnya
Haloperidol 3x5 mg
THP 3x2 mg
Risperidone 1x 2 mg.

Pendidikan :
Edukasi bahwa obat kejiwaan merupakan obat yang dipakai untuk mengontrol gejalagejala jiwa agar pasien dapat melaksanakan activity daily living nya secara optimal.
Edukasi bahwa obat kejiwaan harus diminum secara teratur
Edukasi bahwa terapi bukan hanya psikofarmaka tetapi terapi supportif dan dukungan
dari keluarga sangatlah penting untuk kasus kejiwaan.
Konsultasi :
Dijelaskan secara tentang penyebab, pencetus dari timbulnya gangguan kejiwaan pada
keluarga pasien agar dapat melakukan penanganan supportif.Kemungkinan prognosis
serta pencetus yang dapat menimbulkan gangguan jiwa dijelaskan agar dapat
dihindari. serta pengobatan yang teratur mendukung agar pasien dapat kembali
optimal dalam kehidupan sehari-harinya dan kehidupan bermasyarakat.Memperbaiki
tilikan pasien agar lebih baik dalam memandang penyakitnya agar pasien menyadari
perlunya minum obat secara teratur.
Kegiatan
-

Periode
-

NOTULENSI PORTOFOLIO

Hasil yang Diharapkan


-

Anda mungkin juga menyukai