PEMBAHASAN
Seorang pasien anak laki-laki berusia 9 tahun datang ke RSI Pondok Kopi dengan
keluhan utama badan dingin sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Gejala lain adalah adanya
nyeri kepala, nyeri perut, nyeri sendi, mimisan tanpa adanya tanda infeksi lokal. Dengan begitu
diagnosis banding yang mungkin pada pasien ini adalah penyakit demam tanpa disertai tanda
lokal seperti infeksi virus dengue (demam dengue, demam berdarah dengue) lalu malaria.
Penyakit campak tidak merupakan diagnosis banding pada pasien ini karena seteleh 2-4 hari
demam, tidak terdapat tanda patognomonik yaitu timbulnya enantema mukosa di pipi dan tidak
timbul ruam makulopapular.
Diagnosis malaria disingkirkan dikarenakan pada penyakit ini meskipun mempunyai
gejala demam tinggi namun bersifat intermitten, sedangkan pada pasien demam yang dirasakan
terus menerus tinggi dan tidak pernah mencapai suhu normal, dan pasien tidak mempunyai
riwayat bepergian atau menetap di daerah endemis malaria.
Dugaan diagnosis mengarah kepada infeksi virus dengue dikarenakan sesuai dengan tipe
demamnya yaitu demam yang mendadak tinggi selama 2- 7 hari. Pada pasien demam dirasakan
mendadak tinggi selama 4 hari dan mulai menurun pada hari ke 5, lalu disertai gejala penyerta
yaitu adanya nyeri kepala, mimisan .
Hasil pemeriksaan fisik di IGD pukul 06.10 didapatkan tekanan darah tak teraba, nadi
150x/menit lemah, dan akral dingin. Hal ini menunjukkan terdapat kegagalan sirkulasi pada
pasien, dimana kegagalan sirkulasi dapat ditandai dengan nadi cepat dan lemah, tekanan nadi
menurun, hipotensi, sianosis di sekitar mulut, kulit dingin lembap, dan anak tampak gelisah.
Seharusnya menurut kepustakaan pasien mendapat terapi cairan asering 20cc/kgBB sesuai
dengan tatalaksana demam berdarah dengan syok menurut WHO yaitu pemasangan oksigen 24L/menit dan larutan kristaloid 20cc/kgBB bolus maksimal 30 menit. Jika pasien keadaan pasien
jika kegagalan sirkulasi teratasi terapi dilanjutkan dengan cairan 10cc/kgBB/ jam dan dievaluasi
2-4 jam dan secara bertahap diturunkan tiap 4-6jam sesuai kondisi klinis dan laboratorium,
namun di IGD pasien hanya mendapatkan IVFD loading Ringer Asetat sebanyak 500 cc. Setelah
jam 08.30 pasien dikonsulkan ke Sp.A kemudian disarankan untuk pemasangan O2 kanul
2liter/menit, IVFD Asering 20 cc/kgBB dalam 15 menit dimana Berat badab pasien didapatkan
55 kg . jumlah asering yang di loading dalam 15 menit adalah sekitar 1000 cc. kemudian
disarankan untuk dilanjutkan dengan pemberian Asering 10 cc/kgBB/jam sekitar 500 cc /jam
sampai tercapai keadaan sirkulasi yang stabil. Serta disarankan untuk cek Darah Rutin/4 jam
untuk evaluasi hemokonsentrasi yang terjadi. Dianjurkan pula untuk rawat HCU serta Hitung
Balance cairan. Pasien pun dianjurkan banyak minum sekitar2 liter/hari dan Diet makanan biasa
2000 kkal.
Setelah diberikan 1000cc dalam 15 menit kondisi klinis pasien membaik ditandai dengan
tekanan darah meningkat menjadi 113/88 mmHg, nadi 99x/menit lemah. Terapi yang diberikan
juga diturunkan secara bertahap menjadi 10cc/kgBB/jam.
Hasil
pemeriksaan
laboratorium
tanggal
Maret
2015
menunjukan
adanya
Prognosis quo ad vitam pasien ini adalah dubia bonam karena derajat penyakit pada
pasien ini karena penyakit ini dapat mengancam nyawa jika penanganan tidak dilakukan segera
dan tepat..
Prognosis quo ad sanactionam pada pasien ini adalah dubia ad bonam sebab ada
kemungkinan suatu saat pasien dapat mengalami penyakit ini lagi jika status imun pasien sedang
turun dan keadaan lingkungan rumah pasien yang kurang baik mempunyai kecenderungan
menjadi daerah endemis penyakit Demam Berdarah Dengue.