Anda di halaman 1dari 18

PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA


Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


DEPARTEMEN / SMF PENYAKIT DALAM
RSUD SULTAN ISKANDAR MUDA

ANSIETAS

1. Pengertian Ansietas merupakan kecemasan yang berlebihan dan lebih bersifat


(definisi) subyektif. Pada umumnya pasien datang ke poliklinik penyakit dalam
dengan keluhan somatik. Sindrom ansietas menurut Dfag nostic and
Statistical Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision [DSM
IV-TR) dibedakan menjadi beberapa macam yaitu: ansietas GAD
(Generalized Anxiety Disorder), ansietas panik (Panic Disorder),
ansietas OCD (Obsessive Compulsive Disorder), Fobia, PTSD fPost
Traumatic Srress Disorder), dan ansietas lainnya.l
2. Anamnesa Rasa cemas berlebihan mengenai beberapa aktivitas atau kejadian,
lebih sering dialami daripada tidak selama paling tidak 6 bulan.
Rasa cemas tersebut berhubungan dengan setidaknya tiga atau lebih
gejala berikut
(paling tidak selama 6 bulan): (1) tidak bisa istirahat; (2) gampang lelah;
(3)kesulitan berkonsentrasi; (4) mudah tersinggung; (5) otot tegang; (6)
gangguan tidur.
3. Pemeriksaan o Dalam batas normal
Fisik
4. Pemeriksaan . Hb, Ht, Leukosit, Ureum, Kreatinin, gula darah, tes fungsi hati, urin
Penunjang Iengkap
. Analisa gas darah, Na., K*, Ca2',T3, T4, TSH sesuai indikasi.
. Foto toraks, bila perlu.
. EKG, elektromiogram, elektroensefalogram, bila perlu.
. Endoskopi, kolonoskopi, USG bila perlu.
. Stress analyzer / Heart rate variability untuk menilai vegetative
imbalance
5. Kriteria Rasa cemas berlebihan mengenai beberapa aktivitas atau kejadian,
Diagnosis lebih sering dialami daripada tidak selama paling tidak 6 bulan.
Rasa cemas tersebut berhubungan dengan setidaknya tiga atau lebih
gejala berikut
(paling tidak selama 6 bulan): (1) tidak bisa istirahat; (2) gampang lelah;
(3)kesulitan berkonsentrasi; (4) mudah tersinggung; (5) otot tegang; (6)
gangguan tidur.
6. Diagnosis  Ansietas panik,
Banding  fobia,
 PTSD,
 gangguan campuran ansietas dan depresi,
 depresi,
 gangguan somatisasi,
 kelainan organ yang ditemukan (koinsidensi).
7. Terapi . Nonfarmakologis : Edukasi, Reassurance, psikoterapi

. Farmakologis
 Benzodiazepin : Diazepam, alprazolam, clobazam
 Nonbenzodiazepin : Buspiron, penyekat beta bila gejala
hiperaktivitas
 menonjol
 SSRI : Sertraline, fluoxetine, citalopram
 SNRI : Duloxetine, venlafaxine
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

 e. Simtomatik : Sesuai indikasi


8. Komplikasi Kurang atau tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari
9. Prognosis Angka remisi kurang dari 50% dalam rentang 5 - Lz tahun. Penurunan
angka
remisi dapat disebabkan oleh:
Hubungan keluarga yang tidak harmonis.
Komorbid dengan kepribadian menghindar.
Komorbid dengan kepribadian dependent.
Komorbid dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif.
Komorbid dengan gangguan Axis I.
Jenis kelamin perempuan.
10. Kepustakaan l. Mudjaddid E. Pemahaman don penanganan psikosomatik gangguan
ansietas dan depresi: dibidang ilmu penyakit dalam. Dalam: Alwi l,
Setiati S, Setiyohadi B, Simadibrata M, Sudoyo AW. Buku ajar ilmu
penyakit dalam .iilid lll edisi V. Jakarta: lnterna Publishing; 2010:2105-
8.
2. Reus Vl. Mentol disorders. ln: Brounwold E, Fouci AS, Houser SL,
Jomeson JL, Kosper DL, Longo DL. Horrison's rinciples of Internol
Medicine lTth Edition. New York: McGrow-Hill Componies;
2O10:2547-61.
3. Diognostic ond stotisticol monuolof mentol disorders 4 h ed.
Woshington DC. Americon Psychiokic Associotion. 2000
4. Yonkers A. Foctors predicting the clinicol course of generolised onxiety
disorder.The British Journol of Psychiotry.2OOl; 1 7 6: 544-9.
5. Boldwin DS, Anderson lM, Nutt DJ, et ol. Evidence-bosed guidelines
for the phormocologicol ireotment of onxiety disorders:
recommendotions from the British Associotion for
Psychophormocology. J Psychophormocol, Nov 2005; 19'.567 - 596.
6. Kendoll T, Cope J, Chon M, Toylor C .Monogement of generolised
onxiety disorder in odults: summory of NICE guidonce. BMJ;201
1:342: c7460.

Mengetahui/Menyetujui Suka Makmue, Januari 2018


Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Ka. SMF Penyakit Dalam

drg. Doni Asrin dr.Edi Hidayat, Sp.PD


NIP. 19790417 200803 1 001 NIP.198002152010031002

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


DEPARTEMEN / SMF PENYAKIT DALAM
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

RSUD SULTAN ISKANDAR MUDA

DEPRESI

1. Pengertian Depresi merupakan gangguan afektif yang ditandai adanya mood


(definisi) depresi [sedih), hilang minat, dan mudah lelah. Pada umumnya pasien
datang ke klinik penyakit dalam dengan keluhan somatik. Pada
pembahasan berikut, depresi berat dengan gejala psikotik tidak
termasuk didalam nya
2. Anamnesa Depresi mayor ditegakkan apabila pasien mengalami gejala-gejala di
atas selama minimal 2 minggu. Adapun kriteria diagnosis episode
depresi mayor berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorder Fourth Edition Text Revision (DSM IV-TR)
3. Pemeriksaan  Dalam batas normal
Fisik
4. Terapi Non farmakologi: edukasi, psikoterapi
Farmakologi: Anti depresan trisiklik (amitriptilin, imipramin), mao
inhibitor, anti depresan generasi 2 (traodon, bupropion), SSRI (sertralin,
paroxetin, sitalopram)
5. Komplikasi Tidak mampu beraktivitas, bunuh diri
6. Prognosis Dubia
7. Kepustakaan 1. Mudjaddid E. Pemahaman dan penanganan psikosomatik gangguan
ansietas dan depresi: di bidang ilmu penyakit dalam. ln: Sudoyo A,
Setiyohadi B, Alwi l, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu
penyakit dalam edisi V. Jakarta: lnterna Publishing; 2009:2105 -10
2. Reus V.Mentol disorders. ln: Fouci A, Kosper D, Longo D. Brounwold
E, Houser S, Jomeson J, Loscolzo J, editors. Horrison's principles of
internol medicine l8'ed. New York: McGrow-Hill Medicol
Publishing Division; 2012:3529 - 43.
3. Diognostic ond stotisticol monuol of mentol disorders 4'ed.
Woshington DC. Americon Psychiotric Associotion. 2000
4. Shorp L, Lipsky M. Screening for depression ocross the lifespon: o
review of meosures for use in primory core settings. Am Fom
Physicion.2002:66161:1001 -9.
5. Current depression omong odults---United Stotes, 2005 ond 2008.
MMWR Morb Mortol Wkly Rep. 201 0;59(38): I 229-35
6. Eisendrolh S, Lichtmocher J. Psychiokic disorders. ln: McPhee S,
Popodokis M, Robow M, editors. Current medicol diognosis ond
treotmenl 2012.51'ed. Asio; The McGrow -Hill Educotion. 2012:1034-47
7. Qoseem A, Snow V, Denberg, TD, et ol. Using Second-Generotion
Antidepressonts to Treot Depressive Disorders: A Clinicol Proctice
Guideline from the Americon College of Physicions.

Mengetahui/Menyetujui Suka Makmue, Januari 2018


Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Ka. SMF Penyakit Dalam

drg. Doni Asrin dr.Edi Hidayat, Sp.PD


NIP. 19790417 200803 1 001 NIP.198002152010031002

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


DEPARTEMEN / SMF PENYAKIT DALAM
RSUD SULTAN ISKANDAR MUDA
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

SINDROMA KOLON IRITABEL


ICD 10,

1. Pengertian Sindrom Kolon Iritabel (SKI) merupakan nyeri abdomen berulang atau
(definisi) ketidaknyamanan abdomen (sensasi tidak nyaman yang tidak bisa
dikatakan sebagai nyeri) paling tidak 3 hari dalam satu bulan pada 3
bulan terakhir
2. Anamnesa Pasien mengeluhkan nyeri pada abdomen bagian bawah dengan
kelainan pola defekasi selama periode waktu tertentu tanpa
progresivitas penyakit. Keluhan muncul selama stress atau perubahan
emosional tanpa disertai keluhan sistemik. Apakah nyeri dirasakan
hanya pada satu tempat atau berpindah-pindah, seberapa sering
merasakan nyeri, berapa lama nyeri dirasakan, bagaimana keadaan
nyeri jika pasien defekasi atau flatus
Pada anamnesis juga perlu menyingkirkan tanda-tanda "alarm" seperti:
usia > 55 tahun, riwayat gejala yang progresif atau sangat berat, riwayat
keluhan pertama kali kurang dari 6 bulan, berat badan menurun, gejala
nokturnal, laki-laki, riwayat kanker kolon pada keluarga, anemia,
anoreksia, perdarahan rektal, anemia, distensi abdomen, demam
3. Pemeriksaan Perut tampak kembung atau distensi, kadang dapat teraba kolon pada
Fisik fosa iliaka kiri (86%) disertai nyeri tekan (78%), bising usus meningkat
pada fosa iliaka kanan(36%). Pada colok dubur didapatkan adanya rasa
nyeri (52%), rectum kosong (64%), feses yang keras dalam rectum
(68%), dan lendir yang banyak
4. Pemeriksaan  Laboratorium: dilakukan untuk mencari etiologi lain misalnya
Penunjang pemeriksaan darah engkap,
 Pemeriksaan hormon TSH dan serologis sesuai indikasi.
 Pemeriksaan feses: melihatadanya darah samal bakteri atau
parasit jika dicurigai pada kasus diare kronik
 Rontgen abdomen:jika dicurigai adanya penyakit Crohn atau
ada obstruksi
 Kolonoskopi atau sigmoidoskopi: dilakukan sesuai indikasi.
 Stress analyzer / Heart rate variability untuk menilai vegetative
imbalance

5. Kriteria Berdasarkan kriteria ROME III


Diagnosis Sindrom Kolon Iritabel (SKI) merupakan nyeri abdomen berulang atau
ketidaknyamanan abdomen (sensasi tidak nyaman yang tidak bisa
dikatakan sebagai nyeri) paling tidak 3 hari dalam satu bulan pada 3
bulan terakhir yang berhubungan dengan 2 atau lebih hal berikut :
 Perbaikan gejala setelah defekasi
 Onset berhubungan dengan perubahan frekuensi defekasi
 Onset berhubungan dengan perubahan bentuk feses
Dikatakan positif jika kriteria terpenuhi pada 3 bulan terkahir dengan
onset paling tidak 6 bulan sebelum didiagnosis
6. Diagnosis Intoleransi laktosa, intoleransi makanan, penyakit infeksi, penyakit
Banding celiac, inflamatory bowel disease, divertikulitis, malabsorpsi, maldigesti
7. Terapi Ierapi Non farmakologi
 Penjelasan mengenai penyakit yang diderita dapat disembuhkan
 Menjaga asupan tinggi serat dan menghindari makanan yang
menjadi pencetus keluhan. Menghindari kafein, produk olahan,
makanan berlemak, gandum, bawang, coklat.
 Terapi perilaku: terutama pada pasien usia muda yang stressor
psikososial cukup tinggi.
 Olah raga teratur dan menjaga asupan cairan yang cukup

Terapi Farmakologi:
 Anti spasmodik yang bersifat anti kolinerglk: dicyclomine 10-20
mg [ 1-3 x sehari), hyosin N-butilbromida 3x10 mg.
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

 Obat antii diare loperamid 2-16 mg sehari, , diphenoxylate


hydrochlorideatropine sulfate, cho I e sty ramrne resin
 Obat memperbaiki konstipasi: laksatif osmotif seperti laktulosa ,
tegaserod
 Obat anti ansietas: antidepresan trisiklik, Selective Serotonin
Re-uptake Inhibitors (SSRI)
 Probiotik

8. Komplikasi Sindrom kolon irritabel tidak menyebabkan komplikasi yang berbahaya.


Beberapa gangguan akibat Sindrom Kolon Iritabel seperti menurunnya
kualitas hidup, dan waktu cuti dari sekolah dan kerja yang memanjang,
masalah psikologis seperti ansietas dan depresi, malnutrisi.
9. Prognosis Keluhan akan membaik dan hilang setelah 12 bulan pada 50 %o kasus,
dan hanya kurang dari 5 % yang akan memburuk, dan sisanya dengan
gejala menetap.
10. Kepustakaan l. Owyong C. Initable bowel syndrome. ln: Kosper, Brounwold, Fouci et
ol. Horrison's Principles of
lnternal Medicine vol ll l Tth ed. McGrawHill. 2008 pg I899-)903.
2. Mudjoddid E. Sindrom kolon iritabel. In: Sudoyo AW, Setiyohodi B,
Alwi l, Simodibroto M, Setiati
S, eds. Buku ojor ilmu penyokit dolom. 4 ed. Vol. ll. lokorto: Pusot
Penerbiton Deportemen llmu
Penyokit Dolom FKUI. 2006; hol 2115-2118 .
3. Ferri Fred F. Initable bowel syndrome. Ferri's Clinicol Advisor 2008,
lOth ed. Mosby. 2008.
4. Hay David W. lrritable bowel syndrome. The Little Black Book of
Gastroenterology. 2nd ed. Jones and Bortlett Publishers. 2006; hol 154-
162.
5. Friedmon S. lrritoble bowel syndrome. ln:Greenberger NJ, Blumberg
RS, Burokoff R. Longe Current Diognosis &Treotment,
Gostroenterology, Hepotology, Endoscopy. McGrowHill. 2009.
6. Monon Chudohmon, Ari Fohriol Syom. Irritoble bowel syndrome.
Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4 ed. Vol. l. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen llmu Penyakit Dalam FKUI. 2006; hol 383-385.

Mengetahui/Menyetujui Suka Makmue, Januari 2018


Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Ka. SMF Penyakit Dalam

drg. Doni Asrin dr.Edi Hidayat, Sp.PD


NIP. 19790417 200803 1 001 NIP.198002152010031002
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


DEPARTEMEN / SMF PENYAKIT DALAM
RSUD SULTAN ISKANDAR MUDA
PENYAKIT JANTUNG FUNGSIONAL
ICD 10, M05
1. Pengertian (definisi) Penyakit jantung fungsional adalah kelainan dengan keluhan seperti
penyakit jantung tanpa disertai kelainan organik. Etiologi berhubungan
dengan keadaan psikiatri, paling sering disebabkan ansietas, biasanya
berhubungan dengan depresi aktif dan tidak jarang dengan gejala
histerik.
2. Anamnesa 1. Nyeri dada menyerupai angina pectoris, biasanya dicetuskan suatu
stressor tertentu
2. Berdebar-debar/palpitasi, sesak nafas, nafas terasa berat
3. Keluhan vegetatif: kesemutan, tremoI sakit kepala, tidak bisa tidur;
dan sebagainya
4. Keluhan psikis: rasa takut, risau/was-was, gelisah, dan sebagainya
5. Keluhan-keluhan umum lainnya seperti pandangan mata gelap,
berkunang-kunang
6. Terdapat stressor psikososial
3. Pemeriksaan Fisik Dalam batas normal
4. Pemeriksaan . EKG, echocardiography, maupun tes Treadmill normal
Penunjang . Stress analyzer / Heart rate variability untuk menilai vegetative
imbalance
5. Kriteria Diagnosis 1. Nyeri dada menyerupai angina pectoris, biasanya dicetuskan suatu
stressor tertentu
2. Berdebar-debar/palpitasi, sesak nafas, nafas terasa berat
3. Keluhan vegetatif: kesemutan, tremoI sakit kepala, tidak bisa tidur;
dan sebagainya
4. Keluhan psikis: rasa takut, risau/was-was, gelisah, dan sebagainya
5. Keluhan-keluhan umum lainnya seperti pandangan mata gelap,
berkunang-kunang
6. Terdapat stressor psikososial
6. Diagnosis Banding  Penyakit jantung koroner

7. Terapi Non farmakologis


Edukasi, meluruskan pola pikir yang salah mengenai penyakit jantung
Farmokologis
 Analgetik
 Vasodilator arteri koronaria
 Anti anxietas golongan benzodiazepin
 Terapi simptomatik lain
8. Prognosis Jarang sembuh secara sempurna, biasanya berulang dalam waktu 1
tahun
9. Kepustakaan 1. l. Shatri H. Gangguan .Jantung fungsional. Dalam: Alwi I, Setioti S,
Setiyohadi B, Simodibrata M, Sudoyo AW. Buku Ajar llmu Penyakit
Dalam Jilid lll Edisi V. Jakarta: Internoa Publishing:2010:21222126.
2. Wood P. Refresher Course for General Practitioners Cardiac
Neurosis British Medicol Journal I 9sO; 2(4669):33-s.
3. Sodock BJ, Sodock VA. Somatization disorders. ln: Kaplan &
Sodock's Synopsis of Psychiotry Behoviourol sciece/Clinicol
Psychiotry lOth Edition. Lippincott Willioms & Wilkins; 2007.

Mengetahui/Menyetujui Suka Makmue, Januari 2018


Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Ka. SMF Penyakit Dalam

drg. Doni Asrin dr.Edi Hidayat, Sp.PD


NIP. 19790417 200803 1 001 NIP.198002152010031002
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


DEPARTEMEN / SMF PENYAKIT DALAM
RSUD SULTAN ISKANDAR MUDA

DISPEPSIA FUNGSIONAL
ICD 10,

1. Pengertian Dispepsia merupakan gejala atau kumpulan gejala berasal dari regio
(definisi) gastroduodenum yang dapat berupa nyeri epigastrium, rasa terbakal
rasa penuh setelah makan, perasaan cepat kenyang, dan lainnya
termasuk rasa kembung pada area abdomen atas, mual, muntah, dan
berdahak. Keluhan dispepsia kronik dapat terjadi terus-menerus,
intermiten, atau kambuhan yang dirasakan minimal 6 bulan atau Iebih
2. Anamnesa  . Rasa penuh (kekenyangan) setelah makan (bothersome
postprandial fullness)
 . Perasaan cepat kenyang
 . Nyeri ulu hati
 . Rasa terbakar di ulu hati
 . Tidak ditemukan kelainan struktural yang dapat menjelaskan
keluhan saat dilakukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna
bagian atas (SCBA).
 Keluhan berlangsung > 3 bulan terus menerus, atau dimulai
sejak 6 bulan sebelumdiagnosis ditegakkan.
3. Pemeriksaan . Evaluasi sistem kardiovaskuler, hepatobilieri ginjal, tiroid: dalam batas
Fisik normal
. Turgor kulit, berat badan
4. Pemeriksaan  . Laboratorium : Hb, Ht, leukosit, gula darah, faal ginjal, tes
Penunjang fungsi hati, urin lengkap,
 darah samar feses, dan pemeriksaan laboratorium lain sesuai
indikasi untuk
 menyingkirkan diagnosis banding (misal hormon tiroid, kalsium,
dsb)
 . EKG
 . Radiologi : Foto Iambung dan duodenum dengan kontras
 . Pemeriksaan endoskopi bagian atas IEGDJ :
 . Pemeriksaan untuk Helicobacter Pylori
 . Sfress analyzer / Heart rate variability untuk menilai vegetative
imbalance
5. Kriteria Berdasarkan kriteria Roma III, dispepsia fungsional adalah adanya satu
Diagnosis atau lebih dari:
 Rasa penuh (kekenyangan) setelah makan (bothersome
postprandial fullness)
 Perasaan cepat kenyang
 Nyeri ulu hati
 Rasa terbakar di ulu hati
 Tidak ditemukan kelainan struktural yang dapat menjelaskan
keluhan saat dilakukan pemeriksaan endoskopi saluran cerna
bagian atas (SCBA). Keluhan berlangsung > 3 bulan terus
menerus, atau dimulai sejak 6 bulan sebelum diagnosis
ditegakkan.
6. Diagnosis  Dispepsia organik, misalnya ulkus peptikum, gastritis erosif,
Banding infeksi saluran cerna,BGERD
 Gangguan pada sistem hepato-bilier dan pankreas
 Intoleransi laktosa atau karbohidrat Iain (fruktosa, sorbitol),
sindrom kolon iritabel
 Dispepsia yang disebabkan penyakit kronik seperti gagal ginjal,
diabetes melitus, keganasan, dsb
 Iskemia jantung, gagal jantung kongestif, tuberkulosis
 Gangguan psikologis (ansietas dengan ataupun tanpa aerofagia,
gangguan penyesuaian, somatisasi pada depresi,
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

hipokondriasisJ
7. Terapi  Pendekatan psikosomatik terhadap aspek fisik, psikososial dan
lingkungan: psikoterapi suportif dan psikoterapi perilaku
 Pengaturan diet untuk mencegah pencetus gejala
 Simptomatik; diberikan antasida, antagonis H2 (simetidin,
ranitidin), penghambat
 pompa proton (omeprazol, lansoprazol) dan obat prokinetik
(metoklopramid, domperidon, cisapride).
 Bila jelas terdapat ansietas atau depresi diberikan anti cemas
atau anti depresan yang sesuai.
 Eradikasi Helicobacter pylori bila terbukti ada infeksi penyerta.
 Obat relaksan fundus gaster (nitrat, sildenafil
(phosphodiesterase-5 inibitor) dan sumartiptan (antagoni
reseptor 5-HT1J
8. Komplikasi Dehidrasi, gangguan gizi, berat badan menurun

9. Prognosis Dispepsia fungsional merupakan penyakit kronis dan keluhan dapat


menyerupai gangguan gastrointestinal Iainnya. Pada beberapa pasien,
keluhan akan tetap dirasakan 10 % kasus akan mempunyai keluhan
menyerupai gangguan gastrointestinal lain, sedangkan 10 % kasus
akan remisi spontan. Walaupun perjalanan penyakit ini tidak stabil,
tetapi hanya 2 % kasus akan berkembanga menladi ulkus peptikum
dalam 7 tahun, belum terbukti penyakit ini menyebabkan kematian
10. Kepustakaan 1. . Mudjaddid E. Pemahaman dan penanganan psikosomatik gangguan
ansietas dan depresi: di bidang ilmu penyakit dalam. ln: Sudoyo A,
Setiyohadi B, Alwi l, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku ajar ilmu
penyakit dalam edisi V. Jakarta: lnterna Publishing; 2009:2105 -10
2. Reus V.Mentol disorders. ln: Fouci A, Kosper D, Longo D. Brounwold
E, Houser S, Jomeson J, Loscolzo J, editors. Horrison's principles of
internol medicine l8'ed. New York: McGrow-Hill Medicol
Publishing Division; 2012:3529 - 43.
3. Diognostic ond stotisticol monuol of mentol disorders 4'ed.
Woshington DC. Americon Psychiotric Associotion. 2000
4. Shorp L, Lipsky M. Screening for depression ocross the lifespon: o
review of meosures for use in primory core settings. Am Fom
Physicion.2002:66161:1001 -9.
5. Current depression omong odults---United Stotes, 2005 ond 2008.
MMWR Morb Mortol Wkly Rep. 201 0;59(38): I 229-35
6. Eisendrolh S, Lichtmocher J. Psychiokic disorders. ln: McPhee S,
Popodokis M, Robow M, editors. Current medicol diognosis ond
treotmenl 2012.51'ed. Asio; The McGrow -Hill Educotion. 2012:1034-47

Mengetahui/Menyetujui Suka Makmue, Januari 2018


Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Ka. SMF Penyakit Dalam

drg. Doni Asrin dr.Edi Hidayat, Sp.PD


NIP. 19790417 200803 1 001 NIP.198002152010031002
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


DEPARTEMEN/SMF PENYAKIT DALAM
RSUD SULTAN ISKANDAR MUDA
NYERI PSIKOGENIK
ICD 10 : KODE
1. Pengertian Nyeri psikogenik adalah keluhan nyeri yang penyebabnya bukan
(definisi) penyebab penyakit organik. Faktor psikologis berperan dalam
persepsi, awitan, keparahan, eksaserbasi dan lamanya nyeri. Nyeri
psikogenik tidak pura-pura diciptakan atau dibuat-buat. Nama lainnya
adalah pain disorder
2. Anamnesa Faktor yang harus ditanyakan adalah lokasi nyeri, intensitas sifatnya
terus-menerus atau hilang timbul, karakteristik nyeri, faktor-faktor
pemberat dan peringan nyeri, faktor penyebabnya, akut atau kronik,
riwayat penggunaan analgetik sebelumnya, dan keadaan lain yang
berhubungan dengan nyerinya, Perlu juga dilakukan penilaian status
psikis.
Nyeri psikogenik pada umumnya bersifat difus, tidak jelas
hubungannya dengan struktur jaringan, intensitasnya berubah-ubah,
terdapat disparitas antara mekanisme yang mencetuskan dengan
jenis dan beratnya nyeri. Pasien umumnya memiliki riwayat sudah
berulang kali mengunjungi petugas kesehatan, riwayat telah
mengonsumsi berbagai obat penghilang nyeri, dan riwayat memiliki
stresor psikososial, antara lain masalah pernikahan, pekerjaan, atau
keluarga. Sering disertai komorbid depresi atau ansietas atau
penyalahgunaan obat. Pemeriksaan status psikis menunjukkan
bahwa keluhan utama akan memburuk bila terdapat stres.
3. Pemeriksaan Diperlukan pemeriksaan yang teliti pada area nyeri dan sekitarnya,
Fisik sistem saraf, fungsi motoris dan sensoris serta fungsi organ-organ
dalam.
Pada nyeri psikogenik tidak terdapat temuan fisis, atau temuan fisis
tidak adekuat untuk menjelaskan keparahan nyeri
4. Kriteria Kriteria diagnosis nyeri psikogenik menurut Diagnostic and Statisticql
Diagnosis Manual of Mental Disorder Fourth Edition Text Revision (DSM-|V-
TR):
1. Nyeri pada satu atau lebih daerah anatomis dengan
keparahan yang cukup sehingga membutuhkan perhatian
klinis.
2. Menyebabkan distres atau gangguan pada bidang sosial,
pekerjaan, atau bidangfungsional lain yang signifikan secara
klinis
3. Faktor psikologis dinilai memiliki peran penting dalam awitan,
keparahan, eksaserbasi atau lamanya nyeri
5. Diagnosis
6. Diagnosis Nyeri organik sesuai dengan lokasi nyeri
Banding
7. Pemeriksaan Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi dan diagnosis
Penunjang banding nyeri organik. Untuk menilai nyeri secara obyektif dapat
dilakukan metode visual analog scale [VAS). Untuk menilai deskripsi
nyeri secara terperinci dapat digunakan
McGill Pain Questionnaire (MPQ). Untuk menilai nyeri kronik dapat
digunakan The Westhave-Yale Multidimensional Pain Inventory
(WHYMPIJ. Stress analyzer / Heart rate variability untuk menilai
vegetative imbalance
8. Terapi Nonformokologis : istirahat, cognitive behavior therapy (CBT)
Formokologis :
1. Antidepresan: Fluoxetin, citalopram, fluvoxamin, mianserin,
clomipramin
2. Antiansietas : benzodiazepin
3. Antinyeri
9. Edukasi
10. Prognosis Belum ada studi yang melaporkan prognosis nyeri psikogenik
11. Kepustakaan 1. Shatri H, Setiyohodi B. Nyeri psikogenik. Dolom: Sudoyo AW,
Setiyohodi B, Alwi l, Simodibroto M,Setioti S, penyunting. Buku
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

ojor ilmu penyokit dalam. Edisi V. Jakarta; lnterna Publishing;


2009. hal.2143-7.
2. Reus Vl. Mentol disorders. Dolom: Longo DL. Kosper DL.
Jomeson JL, Fouci AS, Houser SL, LoscolzoJ, penyunting
Horrison's principle of internol medicine. Edisi XVlll. McGrow-Hill
Componies; 2012.Hol. 3529-3545
3. Oyomo O, Poltoo C, Greengold J. Somotoform disorders. Am
Fom Physicion 2007:76:1333-8.
4. Kroenke K. Efflcocy of treotment for somotoform disorders: o
review of rondomized controlledtriols. Psychosomotic Medicine
69:881-888 (2007)
5. Diognostic ond stotisticol monuol of mentol disorders.4ih ed.
Woshington DC. Americon PsychiotricAssociotion. 2000
6. Fishboin DA, Cutler RB, Rosomoff HL., et ol. Do ontidepressonts
hove on onolgesic effect in psychogenic poin ond somotoform
poin disorder? A meto-onolysis. Psychosom Med 19986: 503.

Mengetahui/Menyetujui Suka Makmue, Januari 2018


Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Ka. SMF Penyakit Dalam

drg. Doni Asrin dr.Edi Hidayat, Sp.PD


NIP. 19790417 200803 1 001 NIP.198002152010031002
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


DEPARTEMEN/SMF PENYAKIT DALAM
RSUD SULTAN ISKANDAR MUDA

PENYAKIT JANTUNG FUNGSIONAL


(NEUROSIS KARDIAK)
ICD 10 : KODE
1. Pengertian Penyakit jantung fungsional adalah kelainan dengan keluhan seperti penyakit
jantung tanpa disertai kelainan organik. Etiologi berhubungan dengan keadaan
psikiatri, paling sering disebabkan ansietas, biasanya berhubungan dengan
depresi
aktif dan tidak jarang dengan gejala histerik.
Menurut ICD 10, Penyakit jantung fungsional dikategorikan dalam gangguan
somatisasi.
2. Anamnesa 1. Nyeri dada menyerupai angina pectoris, biasanya dicetuskan suatu stressor
tertentu
2. Berdebar-debar/palpitasi, sesak nafas, nafas terasa berat
3. Keluhan vegetatif: kesemutan, tremoI sakit kepala, tidak bisa tidur; dan
sebagainya
4. Keluhan psikis: rasa takut, risau/was-was, gelisah, dan sebagainya
5. Keluhan-keluhan umum lainnya seperti pandangan mata gelap, berkunang-
kunang
6. Terdapat stressor psikososial
7. Pemeriksaan penunjangl
8. EKG, echocardiography, maupun tes Treadmill normal
9. Stress analyzer / Heart rate variability untuk menilai vegetative imbalance
3. Diagnosis Penyakit jantung Koroner (angina pectoris, infark miocard)
Banding
4. Pemeriksaan EKG, echocardiography, tes Treadmill, stress analyzer / Heart rate variability
Penunjang
5. Terapi Nonfarmakologis
 . Memberikan edukasi dan bimbingan, menjelaskan tentang gejala yang
timbuldengan tepat tanpa menakuti pasien, meluruskan pola pikir pasien
yang salah tentang penyakit jantung.
 Terapi Kognitif dan Perilaku (Cognitive Behaviourql Therapy/ CBT)
Formokologis
 Analgetik untuk rasa nyeri
 Vasodilator koroner
 Psikotropik golonganbenzodiazepine untuk mengurangi kecemasan
 Terapi simptomatik lain dapat diberikan sesuai indikasi
6. Prognosis Gangguan ini bersifat kronis, hilang timbul dan jarang sembuh secara
sempurna. Sangat jarang seseorang dengan gangguan ini dapat bebas dari
gejala selama lebih dari 1 tahun.
7. Kepustakaan 1. Shotri H. Gongguon .lontung fungsionol. Dolom: Alwi l, Setioti S, Setiyohodi
B, Simodibroto M,Sudoyo AW. Buku Ajor llmu Penyokit Dolom Jilid lll Edisi
V. Jokorto: Interno Publishing:2010:21222126.
2. Wood P. Refresher Course for Generol Proctitioners Cordioc Neurosis
British Medicol JournolI 9sO; 2(4669):33-s.
3. Sodock BJ, Sodock VA. Somotizotion disorders. ln: Koplon & Sodock's
Synopsis of Psychiotry Behoviourol sciece/Clinicol Psychiotry lOth Edition.
Lippincott Willioms & Wilkins; 2007.689
4. Thompson DR, Lewin R.JP. Monogement of the post-myocordiol inforction
potient: rehobilitotionond cordioc neurosis. Heort 2000;84:l0l -.105

Mengetahui/Menyetujui Suka Makmue, Januari 2018


Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Ka. SMF Penyakit Dalam

drg. Doni Asrin dr.Edi Hidayat, Sp.PD


NIP. 19790417 200803 1 001 NIP.198002152010031002
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


DEPARTEMEN/SMF PENYAKIT DALAM
RSUD SULTAN ISKANDAR MUDA

SINDROM KOLON IRITABEL


ICD 10 : KODE
1. Pengertian Sindrom Kolon Iritabel (SKI) merupakan nyeri abdomen
(definisi) berulang atau ketidaknyamanan abdomen (sensasi tidak nyaman yang
tidak bisa dikatakan sebagai nyeri) paling tidak 3 hari dalam satu bulan
pada 3 bulan terakhir yang berhubungan dengan 2 atau lebih hal
berikut:
. Perbaikan gejala setelah defekasi
. Onset berhubungan dengan perubahan frekuensi defekasi
. Onset berhubungan dengan perubahan bentuk feses

Dikatakan positif jika kriteria terpenuhi pada 3 bulan terkahir dengan


onset paling tidak 6 bulan sebelum didiagnosis.l,3
Sindrom kolon iritabel dibagi menjadi beberapa subtipe berdasarkan
konsitensi feses yaitu tipe konstipasi, tipe diare, tipe campuran, dan tipe
lainnya
2. Anamnesa Pasien mengeluhkan nyeri pada abdomen bagian bawah dengan
kelainan pola defekasi selama periode waktu tertentu tanpa
progresivitas penyakit. Keluhan muncul selama stress atau perubahan
emosional tanpa disertai keluhan sistemik. Apakah nyeri dirasakan
hanya pada satu tempat atau berpindah-pindah, seberapa sering
merasakan nyeri, berapa lama nyeri dirasakan, bagaimana keadaan
nyeri jika pasien defekasi
atau flatus; memenuhi kriteria Rome IIL Pada anamnesis juga perlu
menyingkirkan tanda-tanda "alarm" seperti: usia > 55 tahun, riwayat
gejala yang progresif atau sangat berat, riwayat keluhan pertama kali
kurang dari 6 bulan, berat badan menurun, gejala nokturnal, laki-laki,
riwayat kanker kolon pada keluarga, anemia, anoreksia, perdarahan
rektal, anemia, distensi abdomen, demam
3. Pemeriksaan Perut tampak kembung atau distensi, kadang dapat teraba kolon pada
Fisik fosa iliaka kiri (860/o) disertai nyeri tekan (7Bo/o), bising usus
meningkat pada fosa iliaka kanan(36%1. Pada colok dubur didapatkan
adanya rasa nyeri (520/o), rectum kosong
(640/o), feses yang keras dalam rectum (680/o), dan lendir yang banyak
4. Diagnosis  Intoleransi laktosa ) diperiksa dengan hydrogen breath test
Banding  Intoleransi makanan ) contohnya MSG
 Infeksi
 Penyakit Celiac ) diidentifikasi dengan analisis kadar IgA, antibodi
anti transglutaminase
 Pertumbuhan bakteri usus halus berlebih ) ditandai malabsorpsi
nutrient
 Inflammatory bowel disease ) ditandai anemia, leukositosis.
Kolonoskopi: inflamasi, eritema, eksudat, ulserasi
 Kolitis mikroskopik
 Divertikulitis
 Obstruksi mekanis pada usus halus
 Iskemia
 . Maldigesti
 . Malabsorbsi
 . Penyakit hati dan kandung empedu
 . Pankreatitis kronik
 . Endometriosis.

5. Pemeriksaan  Laboratorium: dilakukan untuk mencari etiologi lain misalnya


Penunjang pemeriksaan darahlengkap,
 Pemeriksaan hormon TSH dan serologis sesuai indikasi.
 Pemeriksaan feses: melihatadanya darah samal bakteri atau parasit
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

jika dicurigai pada kasus diare kronik


 Rontgen abdomen:jika dicurigai adanya penyakit Crohn atau ada
obstruksi
 Kolonoskopi atau sigmoidoskopi: dilakukan sesuai indikasi.
 Stress analyzer / Heart rate variability untuk menilai vegetative
imbalance
6. Terapi Teropi Non formokologi :
o Penjelasan mengenai penyakit yang diderita dapat disembuhkan
o Menjaga asupan tinggi serat dan menghindari makanan yang
menjadi pencetus keluhan. Menghindari kafein, produk olahan,
makanan berlemak, gandum,bawang, coklat.
o Terapi perilaku: terutama pada pasien usia muda yang stressor
psikososial cukup tinggi.
o Olah raga teratur dan menjaga asupan cairan yang cukup

Teropi Formokologi:
o Anti spasmodik yang bersifat anti kolinerglk: dicyclomine 10-20 mg
[ 1-3 xsehari), hyosin N-butilbromida 3x10 mg.
o Obat anti d iare: loperamid 2-16 mg seh ari, diphenoxylate
hydrochlorideatropinesulfate, cho I e sty ramrne resin693
o Obat memperbaiki konstipasi: laksatif osmotif seperti laktulosa ,
tegaserod
o Obat anti ansietas: antidepresan trisiklik, Selective Serotonin Re-
uptake Inhibitors [SSRI)
o Probiotik
7. Edukasi
8. Prognosis Keluhan akan membaik dan hilang setelah 12 bulan pada 50 %o kasus,
dan hanya kurang dari 5 % yang akan memburuk, dan sisanya dengan
gejala menetap
9. Kepustakaan 1. Owyong C. Initoble bowel syndrome. ln: Kosper Brounwold, Fouci
et ol. Horrison's Principles oflnternol Medicine vol ll l Tth ed.
McGrowHill. 2008 pg I899-)903.
2. Mudjoddid E. Sindrom kolon iritobel. In: Sudoyo AW, Setiyohodi B,
Alwi l, Simodibroto M, Setioti S, eds. Buku ojor ilmu penyokit dolom.
4 ed. Vol. ll. lokorto: Pusot Penerbiton Deportemen llmu Penyokit
Dolom FKUI. 2006; hol 2115-2118 .
3. Ferri Fred F. Initoble bowel syndrome. Ferri's Clinicol Advisor 2008,
lOth ed. Mosby. 2008
4. Hoy Dovid W. lrritoble bowel syndrome. The Little Block Book of
Gostroenterology. 2nd ed. Jonesond Bortlett Publishers. 2006; hol
154-162.
5. Friedmon S. lrritoble bowel syndrome. ln:Greenberger NJ, Blumberg
RS, Burokoff R. Longe CurrentDiognosis &Treotment,
Gostroenterology, Hepotology, Endoscopy. McGrowHill. 2009.
6. Arogon G, Grohom DB, Borum M, Domon DB. Probiotic Theropy for
lrritoble Bowel Syndrome.Gostroenterol Hepotol (N Y). 2010
Jonuory; 6(1):39-44.

Mengetahui/Menyetujui Suka Makmue, Januari 2018


Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Ka. SMF Penyakit Dalam

drg. Doni Asrin dr.Edi Hidayat, Sp.PD


NIP. 19790417 200803 1 001 NIP.198002152010031002
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


DEPARTEMEN/SMF PENYAKIT DALAM
RSUD SULTAN ISKANDAR MUDA
SINDROM LELAH KRONIK
ICD 10 : KODE
1. Pengertian (definisi) Suatu kumpulan gejala yang ditandai dengan keluhan rasa
Ielah yang berlangsung terus-menerus atau berulang dalam
waktu enam bulan atau lebih, dapat disertai gejala demam
tidak tinggi, mialgia, artralgia, sefalgia, nyeri tenggorok
(faringitis) yang kadang-kadang disertai pembesaran kelenjar,
gejala psikis terutama depresi dan gangguan tidur. Kelelahan
yang tidak berkurang dengan istirahat dan mungkin akan
bertambah berat saat melakukan aktifitas fisik atau mental,
sehingga sering menurunkan tingkat aktivitas seseorang.
Keluhan pasien dapat bervariasi dan tidak spesifik, seperti
kelemahan, nyeri otot, gangguan daya ingat atau konsentrasi,
gangguan tidur; dan kelelahan setelah aktifitas yang
berlangsung minimal 24 jam atau lebih, bahkan bertahun-
tahun. Beberapa keluhan-keluhan pada sindrom lelah kronik
2. Diagnosis Banding Depresi psikososial, dysthymia, gangguan cemas, dan
penyakit psikiatrik lainnya.
. Penyakit infeksi (SBE, penyakitLyme,janu4 mononucleosis,
HIV hepatitis B kronik
atau C, TB, parasit kronik.
. Autoimun : SLE, miastenia gravis, multipel sklerosis,
tiroiditis, rheumatoid arthritis
. Kelainan endokrin : hipotiroid, hipopituari, insufisiensi
adrenal, sindroma Cushing,
diabetes mellitus, hiperparatiroid, kehamilan, hipoglikemia
reaktif
. Penyakit keganasan tersamar
. Ketergantungan obat
. Gangguan sistemik : gagal ginjal kronik, penyakit
kardiovaskula4 anemia, kelainan
elektrolit, penyakit hati.
. Lain-lain : kurang istirahat, sleep apnea, narcolepsy,
fibromyalgia, sarkoidosis,
medikasi, paparan bahan toksik, granulomatosis Wegener.
3. Pemeriksaan Penunjang Tidak ada pemeriksaan spesifik yang dapat mendiagnosa
atau mengukur tingkat keparahan penyakit.
Stressanalyzer/Heartratevariabilityuntukmenilaivegetative
imbalance. Pemeriksaan lain dapat dilakukan tergantung
pada hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik
4. Terapi Terapi Non farmakologi :
o Menyakinkan pasien bahwa penyakitnya tidak berbahaya
dan dapat membaikseiring waktu
o Latihan fisik dapat meningkatkan daya tahan dan
kekuatan pasien sehingga mengurangi keluhan atau
cognitive behaviour theropy (CBT) dan g raded exercise
therapy (GET)

Teropi Formokologi
Umumnya bersifat paliatil seperti anti depresi, anti inflamasi
non steroid, terapi alternatif (multivitamin, suplemen nutrisi
5. Prognosis Perbaikan sempurna dari sindrom lelah kronik yang tidak
diobati jarang: tingkat pemulihan median adalah 5% (rentang
0-31o/o) dan tingkat perbaikan dan39o/o (rentang
8-630/o). Hasil akan lebik buruk bila pasien dengan latar
belakang gangguan psikiatri dan kondisi gejala yang berlanjut
tanpa ditangani secara medis ,Keluhan berkurang pada > 50
% kasus Penyembuhan total dalam 1 tahun terjadi pada 22 –
60 % kasus
6. Kepustakaan 1. Mudjoddid E, Shotri H. Sindrom Leloh Kronik. dolom:
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

Sudoyo,Setiyohodi, Buku Ajor llmu PenyokitDolom. Edisi


V. Jokorto. lnterno Publishing. 201 1.
2. Bleijenberg G.Chronic Fotigue Syndrome. In: Longo Fouci
Kosper, Horrison's principles of internolmedicine l8rh
edition.United Stotes of Americo.Mcgrow Hill.
3. Ferri Fred F. Chronic Fotigue Syndome. ln: Ferri's Clinicol
Advisor 2008, lOth ed. Mosby. 2008.
4. CDC (http://vwvw.cdc.gov/cfs/generol/index.html)
5. Fernondez AA, Mortin AP, Mortinez Ml, Bustillo MA,
Hern6ndez FJB, Lobrodo JC, et ol. Pefros RD,Chronic
fotigue syndrome: oetiology, diognosis ond treotment.
BMC Psychioiry.2009:9 (Suppll):Sl
6. White PD, Goldsmith KA, Johnson AL, Potts L, Wolwyn R,
DeCesore JC, et ol. Comporison ofodoptive pocing
theropy, cognitive behoviour theropy, groded exercise
theropy, ond speciolistmedicol core for chronic fotigue
syndrome (PACE): o rondomised triol. Loncet.20lI Morch
s: 377 197 68): 823-€36..

Mengetahui/Menyetujui Suka Makmue, Januari 2018


Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Ka. SMF Penyakit Dalam

drg. Doni Asrin dr.Edi Hidayat, Sp.PD


NIP. 19790417 200803 1 001 NIP.198002152010031002
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

PANDUAN PRAKTIK KLINIK (PPK)


DEPARTEMEN/SMF PENYAKIT DALAM
RSUD SULTAN ISKANDAR MUDA

SINDROM HIPERVENT ILASI


ICD 10 : KODE
1. Pengertian 2. Hiperventilasi didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana
(definisi) terjadi ventilasi berlebihan yang mengakibatkan menurunnya
PaCO. Ketika hiperventilasi berlangsung lama (kronis) atau
terjadi episode berulang dan berkaitan dengan gejala somatik
(respirasi, neurologis, intestinal) ataupun psikologis fansietas),
maka kumpulan gejala ini dinamakan sindrom hiperventilasi
(SH). Etiologi dan mekanisme terjadinya hiperventilasi belum
diketahui dengan jelas, namun SH erat kaitannya dengan
gangguan panik (panic disorder), karena sebagian besar
pasien menunjukkan karakteristik dari kedua kelainan tersebut
namun tidak ditemukan kelainan organik pada keduanya.
3. Pada level fisiologis, hiperventilasi murni merupakan
gangguan pernapasan. Hal ini hampir tidak pernah menjadi
masalah hingga saatnya bermanifestasi sebagai gejala
menjadi kunci penting dalam memahami mengapa
hiperventilasi menjadi masalah besar bagi sebagian pasien.
Oleh karena itu, sangat penting untuk mencari faktor pencetus
terjadinya SH pada pasien
4. Anamnesa 5. Cari faktor pencetus :
6. Fisiologis: setelah berolahraga, nyeri. dispnea, pireksia, efek
progesteron padawanita hamil
7. Organik: asma, pireksia, obat/alkohol, hipertiroid, gagal
jantung, emboli paru,hipertensi pulmonal, alveolitis fibrosa,
gangguan metabolik (contoh: diabetes ketoasidosis), dll
8. Psikogenik: pura-pura, depresi/ansietas, gangguan panik,
fobia
9. Kriteria Untuk menegakkan diagnosis SH, pada dasarnya menggunakan
Diagnosis kriteria diagnosis ekslusi namun tetap diperlukan pemeriksaan
penunjang tambahan lain, antara lain:6
1. Tidak ditemukannya etiologi kardiak pada kesulitan bernapas
2. Tidak ditemukannya etiologi respirasi pada kesulitan bernapas
ffungsi paru normal, rontgen thorax paru normal, dan SaO,
normal dalam keadaan istirahat maupun olahraga)
3. Pola napas ireguler dalam keadaan istirahat maupun olahraga
4. Tidak ada bukti adanya hipertensi pulmonal
5. Tidak ada bukti yang cukup kuat untuk menegakkan emboli
paru
6. Tidak ada bukti hipertiroidisme
7. PaCO, rendah, pH meningkat pada AGD fdan gradien A-a
normal)
8. Tidak ditemukannya asidosis metabolik pada AGD (contoh:
ketoasidosis, aktoasidosisJ
9. Masalah psikologis yang belum sembuh, atau fobia
sosial/agorafobia Selain itu, juga dapat digunakan skoring
hiperventilasi Nijmegen
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

10. Diagnosis Sangat penting untuk menyingkirkan penyebab patologis yaitu :


Banding 1. Penyakit paru interstitial dengan rontgen thorax normal )
pertimbangkan CT scan
2. Asma ringan dengan fungsi paru normal ) pertimbangkan
monitoring peak expiratory flow rate [PEFR), provokasi
olahraga, atau tes provokasi bronkus
3. Hipertensi pulmonal / penyakittromboembolus ) pertimbangkan
ekhokardiografiatau CT pulmonary angiogram ICTPA)
4. Hipertiroidisme
5. Asidosis yang tidak terduga: misalnya pada gagal ginjal,
laktoasidosis, ketoasidosis
11. Pemeriksaan o Saturasi oksigen SaO,
Penunjang o Hb, Ht, leukosit, ureum, kreatinin, gula darah, tes fungsi hati,
urin lengkap, Elisa D-dimer
o Analisa gas darah (AGDJ, K, Na, Ca
o Foto toraks, EKG (interval QT memanjang, ST depresi atau
elevasi, gelombang T inversi), sesuai diagnosis banding
o Hormon paratiroid
o V/Q scan, computed tomography pulmonary ongrcgram
o Sfress analyzer / Heart rate voriability untuk menilai vegetative
imbalance
12. Terapi Pada penatalaksanaan pada pasien dengan SH, sangat penting
untuk tidak melupakan gejala pasien hanya karena beranggapan
"ini hanya pikiran saja". Pasien memiliki gejala, yang
membutuhkan penjelasan sebenarnya. Belum ada rekomendasi
untuk manajemen pada pasien SH, namun sebagian besar klinisi
akan memberikan penjelasan berdasarkan sensasi napas
berlebihan yang diperburuk dengan ansietas.
Rekomendasi lama untuk bernapas di dalam paper bag belum
sepenuhnya terbukti dan tidak praktis, Penjelasan dengan hati-
hati mungkin dirasakan cukup, atau dapat digunakan anxiolitik
jangka pendek (contoh: diazepam 2 x2-5 mg/hari). Penanganan
dari bagian psikologis atau fisioterapi untuk latihan pernapasan
mungkin dibutuhkan untuk mengontrol gejala. Apabila pasien
gagal merespon, selalu pikirkan penyakit yang menyertai.
13. Prognosis Baik pada serangan akut. Pada kasus kronik,65% mengalami
perbaikan dan26% keluhannya hilang dalam 7 tahun. Sindrom ini
sangat jarang menyebabkan kematian,
14. Kepustakaan 1. McConville J, Solwoy J. Chopter 264: Disorders of Ventilotion.
ln: Longo D, Fouci A, Kosper D, etol. Horrison's Principles of
lnternol Medicine. 18th ed. New York: McGrow-Hill. 2011.
2. Mudjoddid E, Putronto R, Shotri H. Sindrom Hiperventilosi. ln:
Sudoyo AW, Setiyohodi B, Alwi l,Simodibroto M, SetiotiS.
Buku Ajor llmu Penyokit Dolom. Jokortq: Interno Publishing;
2009.p. 2130-32.
3. Molmberg L, Tomminen K, Sovijorvi A. Orthostotic increose of
respirotory gos exchonge inhyperventilotion syndrome. Thorox
2000;55:295-30 L
4. Cowley DS, Roy-Byrne PP. Hyperventilotion ond ponic
disorder. Am J Med 1987:83t929-37.
5. Gordner W. The Pothophysiology of Hyperventilotion
Disorders. Chest 1995;109;5,)6-534. DOII 0.1 378/chest .109 .
2.51 6 703
6. Chopmon S, Robinson G, Strodling J, et ol. Chopter 29:
Hyperventilotion Syndrome. Oxford Hondbook of Respirotory
Medicine. 2"d Ed. Oxford University Press. 201 I
7. Kern B. Hyperventilotion Syndrome. Emedicine(seriol online)
PEMERINTAH KABUPATEN NAGAN RAYA
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN ISKANDAR MUDA
Jl. Nasional (Meulaboh-Tapak Tuan) Km. 28,5 Ujong Patihah Kecamatan Kuala
Telp : (0655) 7141059 – 7141062 Faximile : (0655) 7141060 Kode Pos : 23661
E-mail : Website :

SUKA MAKMUE

lost updotes April 2012 (cited 2012, Jun 2) Avoiloble from:


URL: http://www.emedicine.com.
8. Meuret AE, RitzT. Hyperventilotion in Ponic Disorder ond
Asthmo: Empiricol Evidence ond ClinicolSkotegies. Int J
Psychophysiol. 201 0 October; 7811]l: 68-79.

Mengetahui/Menyetujui Suka Makmue, Januari 2018


Direktur RSUD Sultan Iskandar Muda Ka. SMF Penyakit Dalam

drg. Doni Asrin dr.Edi Hidayat, Sp.PD


NIP. 19790417 200803 1 001 NIP.198002152010031002

Anda mungkin juga menyukai