Anda di halaman 1dari 40

Clinical Report Session

Pembimbing : dr. Victor Eliezer, Sp.KJ

Meta Perdana, S. Ked


Leni Puspita Sari, S. Ked
Hani Ledly Norvitasari, S. Ked
Pebriana Napitupulu, S. Ked

KEPANITRAAN KLINIK SENIOR BAGIAN KEDOKTERAN JIWA


RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI JAMBI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
 Depresi = sindrom, ditandai dengan sejumlah
gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda
pada tiap individu
 Terdapat gangguan afek yang dapat
mempengaruhi pikiran, tingkah laku, dan
keadaan fisik
 PPDGJ III = episode depresi tunggal (ringan,
sedang, berat, lainnya, dan yang tak
tergolongkan [YTT]) serta gangguan depresif
berulang.
 DSM V = gangguan depresif berat (tunggal dan
rekuren)
IDENTITAS PASIEN
 Tanggal : Sabtu, 28 Oktober 2017
 Jam : 09.45 WIB
 Nama : Tn. H
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Tempat, Tgl Lahir/Umur : Lempur Danau, 05 Agustus
1961/56 thn
 Status Perkawinan : Cerai Mati
 Bangsa : Indonesia
 Suku : Melayu
 Agama : Islam
 Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
 Pekerjaan : Tani
 Alamat : Desa Karya Bakti RT.003 Kec.
Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh
 Pernah Masuk Rumah Sakit : Tidak pernah
 Autoanamnesis
 Pasien datang ke RSJ atas keinginan : Pasien
 Keluhan Utama : Sulit tidur,
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 Os datang dengan keluhan sulit tidur sejak ± 3 tahun SMRS, os
bisa tidur hanya bila diberi obat tidur dan merasa lebih parah
dari sebelumnya kurang lebih 1 tahun terakhir. Os mengeluhkan
juga punggung sering sakit dan dada berdebar, nyeri ulu hati,
sering merasa banyak pikiran, mudah cemas dan takut serta
cepat emosi. Cemas dan takut dirasakan tanpa alasan dan waktu
yang jelas. Mudah marah pada siapa saja bila dirasa tidak
sepaham. Os mengaku tidak pernah mendengar bisikan ataupun
melihat bayangan. Dada berdebar dan sering merasa banyak
pikiran mulai dirasakan sejak kematian istri. Nafsu makan os
menurun, os makan hanya 2x sehari. Keluarga os sering melihat
os tampak murung atau melamun.
Riwayat penyakit dahulu: Os setelah menikah pernah
mengalami keluhan yang sama lalu sembuh.

Riwayat keluarga : hipertensi di keluarga

Riwayat Pribadi: Os cerai mati dan memiliki 3 orang anak.


Istri sudah meninggal 3 tahun yang lalu. Os bekerja sebagai
petani. Pendidikan terakhir SMK. Saat ini tinggal bersama
anak. Os cukup aktif merokok dan minum kopi. Tidak
mengkonsumsi alkohol.
Keadaan umum  Arus pikir :
 Penampilan : Rapi Koheren
 Kesadaran : Compos  Isi pikir : preokupasi
mentis terhadap masalah tidur
 Orientasi : Alam perasaan
Waktu/Tempat/Orang :  Mood : depresi
baik/baik/baik  Afek : appropriate
 Sikap dan tingkah laku Persepsi
: kooperatif  Halusinasi : -
Gangguan berpikir  Ilusi :-
 Bentuk pikir : Realistik
Fungsi intelektual Baik/baik/baik
 Daya konsentrasi :  Pikiran abstrak: Baik
baik  Pengendalian Impuls:
 Orientasi : Baik
Waktu/Tempat/Oran  Daya Nilai: Baik
g : baik/baik/baik  Tilikan : 4
 Daya ingat :  Taraf dapat dipercaya
Segera/jangka : dapat dipercaya
pendek/jangka
panjang:
 Keadaan umum:  Kulit : Turgor baik
Tenang  Kepala: Normochepal
 Kesadaran :  Mata: normal
kompos mentis  Leher: normal
 Status Gizi : baik  Thoraks: normal
 Tekanan darah:  Jantung: normal
140/80 mmHg  Pulmo: normal
 Nadi : 65x/menit  Abdomen: normal
 Respirasi :  Ekstremitas: normal
20x/menit
 Suhu : 36,5 oC
 N I-XII : Tidak ada kelainan
 Gejala rangsang meningeal : Tidak ada
 Gejala TIK meningkat : Tidak ada
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LAINNYA
Tidak ada dilakukan

VI. DIAGNOSIS BANDING


 F32.11 Episode Depresi Sedang Dengan
Gejala Somatik
 F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
 F45.0 Gangguan Somatisasi
VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
 Axis I : F32.11 Episode Depresi Sedang
Dengan Gejala Somatik
 Axis II : Tidak ada diagnosa
 Axis III : Hipertensi
 Axis IV : Masalah Psikososial
 Axis V : GAF Scale saat pemeriksaan 70-61
(beberapa gejala ringan & menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
masih baik)
1. Non farmakologis
 Psikoterapi suportif
 Terapi kognitif
 Edukasi
2. Terapi Farmakologi Dari Konsulen
 Nudep 50 mg ½ x 1 pagi
 Alganax 0,5mg
Onzapine 1,25 mg 1x1
Ketoprofen 25mg
 Bisoprolol 5mg 1x1
 Lansoprazole 30mg 1x1 malam
 Sukralfat syr
X. PROGNOSIS
 Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
 Quo Ad Functionam : dubia ad bonam
 Quo Ad Sanactionam: dubia ad bonam
DEFINISI
Mood depresi memperlihatkan kehilangan
energi dan minat, merasa bersalah, sulit
berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan,
berpikir untuk meninggal atau bunuh diri.
Gangguan ini hampir selalu menghasilkan
hendaya interpersonal, sosial dan fungsi
pekerjaan
Jenis kelamin
Perempuan : Laki-laki
= 2 :1
Usia
Rata-rata 40 tahunan.
Awitan 20-50tahun

EPIDEMIOLOGI Status Perkawinan


Lebih besar dialami pada
yang bercerai daripada
yang menikah atau lajang

Sosial Ekonomi dan budaya


Lebih sering terjadi di
pedesaan
1. FAKTOR GENETIK
Penelitian keluarga menemukan bahwa sanak
saudara derajat pertama dari penderita
gangguan depresif berat berkemungkinan 2
sampai 3 kali lebih besar daripada sanak
saudara derajat pertama.

2. FAKTOR BIOKOMIA
Kelainan metabolit amin biogenik (norepinefrin,
serotonin, dopamin). Penelitian lain
ETIOLOGI menyebutkan juga GABA dan peptida
neuroaktif, regulasi endokrin, dan
neuroanatomis

3. FAKTOR HORMON
dihubungkan dengan hipersekresi kortisol dan
kegagalan menekan sekresi kortisol sesudah
pemberian dexametason.

4. FAKTOR KEPRIBADIAN PREMORBID

5. FAKTOR LINGKUNGAN
HIPOTESIS DEPRESI SECARA BIOKIMIA

1. Hipotesis Katekolamin
Beberapa penyakit depresi berhubungan dengan
defisiensi katekolamin pada reseptor otak. Reserpin
yang menekan amina otak diketahui kadang-kadang
menimbulkan depresi lambat.Disamping itu, MHPG
(Metabolit primer noradrenalin otak) menurun dalam
urin pasien depresi sewaktu mereka mengalami episode
depresi dan meningkat di saat mereka gembira.
2. Hipotesis Indolamin
Hipotesis indolamin membuat pernyataan serupa untuk
5-hidroxitriptamin (5 HT). metabolit utamnya asam 5-
hidroksi indolasetat (5HIAA) menurun dalam LCS pasien
depresi, dan 5 HIAA rendah pada otak pasien yang
bunuh diri. L-Triptofan, yang mempunyai efek
antidepresi meningkatkan 5HT otak.
 Gejala utama : mood deresi, kehilangan
minat, berkurangnya energi
 Tidak menyadari dan tidak mengeluhkan
gengguan mood
 Mengeluh masalah tidur, kurang konsentrasi,
kurang bersemangat, kecemasan,
berkurangnya nafsu makan
1. Deskripsi umum
2. Mood, Afek, Perasaan
3. Bicara
4. Gangguan Persepsi
5. Pikiran
6. Sensorium dan kognisi (Orientasi dan daya
ingat)
7. Pengendalian Impuls
8. Pertimbangan dan tilikan
9. Realibilitas
10. Skala penilaian Objective untuk depresi
1. Menurut PPDGJ III
F32 Episode depresif
F32.0 Episode depresif ringan
.00 Tanpa gejala somatik
.01 Dengan gejala somatik
F32.1 Episode depresif sedang
.10 Tanpa gejala somatik
.11 Dengan gejala somatik
F32.2 Episode depresif berat tanpa gejala psikotik
F32.3 Episode depresif berat dengan gejala psikotik
F32.8 Episode depresif lainnya
F32.9 Episode depresif yang tak tergolongkan (YTT)
F33 Gangguan depresif berulang
F33.0 Gangguan depresif berulang, episode kini ringan
.00 Tanpa gejala somatik
.01 Dengan gejala somatik
F33.1 Gangguan depresif berulang, episode kini sedang
.10 Tanpa gejala somatik
.11 Dengan gejala somatik
F33.2 Gangguan depresif berulang, episode kini berat tanpa
F33.3 gejala psikotik
F33.4 Gangguan depresif berulang, episode kini berat dengan
F33.8 gejala psikotik
F33.9 Gangguan depresif berulang, kini dalam remisi
Gangguan depresif berulang lainnya
Gangguan depresif berulang yang tak tergolongkan
(YTT)
Adapun gejala utama episode depresif adalah sebagai
berikut :
1. Afek depresif
2. Kehilangan minat dan kegembiraan
3. Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya
keadaan mudah lelah dan menurunnya aktivitas

Gejala lainnya episode depresif adalah sebagai berikut:


1. Konsentrasi dan perhatian berkurang
2. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang
3. Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
4. Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
5. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau
bunuh diri
6. Tidur terganggu
7. Nafsu makan berkurang
Episode depresif ringan didiagnosis sebagai berikut.
1. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala
utama depresi seperti tersebut di atas.
2. Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya:
(a) sampai dengan (g).
3. Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya.
4. Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-
kurangnya sekitar 2 minggu.
5. Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan
kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.
6. Karakter kelima:
F32.00 = Tanpa gejala somatik
F32.01 = Dengan gejala somatik
Episode depresif sedang didiagnosis sebagai
berikut :
1. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala
utama depresi.
2. Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya
4) dari gejala lainnya.
3. Lamanya seluruh episode berlangsung minimum
sekitar 2 minggu
4. Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan
kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah
tangga.
5. Karakter kelima:
F32.10 = Tanpa gejala somatik
F32.11 = Dengan gejala somatik
Episode depresif berat tanpa gejala psikotik didiagnosis sebagai
berikut.
1. Semua 3 gejala utama depresi harus ada
2. Ditambah sekurang-kurangnya 4 dari gejala lainnya dan
beberapa diantaranya harus berintensitas berat
3. Bila ada gejala penting (misalnya agitasi atau retardasi
psikomotor) yang menyolok, maka pasien mungkin tidak mau
atau tidak mampu untuk melaporkan banyak gejalanya secara
rinci. Dalam hal demikian, penilaian secara menyeluruh
terhadap episode depresi berat masih dapat dibenarkan.
4. Episode depresif biasanya harus berlangsung sekurang-
kurangnya 2 minggu, akan tetapi jika gejala amat berat dan
beronset sangat cepat, maka masih dibenarkan untuk
menegakkan diagnosis dalam kurun waktu kurang dari 2
minggu.
5. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan
kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali
pada taraf yang sangat terbatas.
Episode depresif berat dengan gejala psikotik
didiagnosis sebagai berikut :
1. Episode depresi berat yang memenuhi kriteria
menurut F32.2 tersebut di atas.
2. Disertai waham, halusinasi atau stupor depresi.
Waham biasanya melibatkan ide tentang dosa,
kemiskinan atau malapetaka yang mengancam
dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal
itu. Halusinasi auditorik atau olfaktorik biasanya
berupa suara yang menghina atau menuduh,
atau bau kotoran atau daging busuk. Retardasi
psikomotor yang berat dapat menuju pada
stupor. Jika diperlukan, waham atau halusinasi
dapat ditentukan sebagai serasi atau tidak
serasi dengan afek (mood congruent).
1. Gangguan ini tersifat dengan episode berulang dari:
Episode depresi ringan (F32.0)
Episode depresi sedang (F32.1)
Episode depresi berat (F32.2 dan F32.3)
2. Episode masing-masing rata-rata lamanya sekitar 6 bulan, akan tetapi frekuensinya lebih jarang
dibandingkan gangguan bipolar.
3. Tanpa riwayat adanya episode tersendiri dari peninggian afek dan hiperaktivitas yang memenuhi kriteria
mania (F30.1 dan F30.2).
4. Namun, kategori ini tetap harus digunakan jika ternyata ada episode singkat dari peninggian afek dan
hiperaktivitas ringan yang memenuhi kriteria hipomania (F30.0) segera sesudah suatu episode deresif
(kadang-kadang tampaknya dicetuskan oleh tindakan pengobatan depresi).
5. Pemulihan keadaan biasanya sempurna diantara episode, namun sebagian kecil pasien mungkin
mendapat depresi yang akhirnya menetap, terutama pada usia lanjut (untuk keadaan ini, kategori ini
harus tetap digunakan).
6. Episode masing-masing, dalam berbagai tingkat keparahan, seringkali dicetuskan oleh peristiwa
kehidupan yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya stres tidak esensial untuk penegakan
diagnosis).
7. Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Ringan (F33.0)
8. Episode depresif berulang, episode kini ringan didiagnosis sebagai berikut.
9. Kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi, dan episode sekarang harus
memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan (F32.0); dan
10. Sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2 minggu dengan
sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.
11. Karakter kelima :
F33.00 = tanpa gejala somatik
F33.01 = dengan gejala somatik
Menurut DSM - V

Gangguan depresif berat


296.xx Gangguan depresi berat
.2x Episode tunggal
.3x Rekuren
Pemberian Obat-Obatan Anti Depresan
Pengolongan Obat antidepresan :
1. Mono amine Uptake Inhibitor
a. Antidepresan trisiklik
b. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
c. NARI(Noradrenalin re uptake inhibitor)
d. SNRI (serotonin and noradrenalin re uptake
Inhibitor)
2. Monoamine Oksidase Inhibitor (MAOI)
3. Monoamine Receptor Antagonis 
Noradrenergic and Specific Serotogenik
Antidepresant (NaSSAs)
2. Non farmakologi
a. Psikoterapi suportif
b. Terapi kognitif
c. Terapi Interpersonal
d. Edukasi
Prognosa baik apabila :  Depresi berat bersamaan
 Episodenya ringan, dengan distimik
 Tidak ada gejala psikotik  Penyalahgunaan Alkohol dan
 Waktu rawat inap singkat
zat lain
 Indikator psikososial meliputi
 Ditemukan gejala gangguan
mempunyai teman akrab cemas
selama masa remaja,  Ada Riwayat lebih dari satu
 Fungsi keluarga stabil
episode depresi sebelumnya
 Lima tahun sebelumnya sakit
secara umum fungsi sosial
baik.
 Tidak ada kemorbiditasdan
gangguan psikiatri lain.
 Tidak lebih dari sekali rawat
inap dengan depresi berat,
 Onset awal pada usia lanjut.

 Prognosa buruk apabila :


Dari anamnesis dan pemeriksaan psikiatri yang
dilakukan terhadap pasien Dari anamnesis dan
pemeriksaan psikiatri yang dilakukan terhadap
pasien Tn.H 56 tahun yang dating ke poli RSJ
Jambi tanggal 28 Oktober 2017. Os datang
dengan keluhan sulit tidur sejak ±3 tahun yang
lalu dan telah dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan status psikiatri.
Dari hasil pemeriksaan pasien memenuhi
kriteria diagnosis episode depresif sedang
dengan gejala somatik menurut PPDGJ III
2 dari 3 Gejala utama: afek depresif dan
kehilangan minat dan kegembiraan
3 (sebaiknya 4) dari gejala lainnya: tidur
terganggu, nafsu makan berkurang, konsentrasi
dan perhatian berkurang, serta harga diri dan
kepercayaan diri berkurang
gejala somatik : punggung sering sakit dan
dada berdebar
1. Gangguan Cemas Menyeluruh
Ansietas sebagai gejala primer, berlangsung
hampir tiap hari sampai beberapa bulan, gejala
kecemasan, ketegangan motorik, overaktivitas
otonomik.
2. Gangguan Somatisasi
Keluhan fisik bermacam-macam, tidak mau
menerima nasihan atau penjelasan dokter,
doctor shopping
1. Nonfarmakologis
a. Psikoterapi suportif
b. Terapi Kognitif
c. Edukasi
2. Terapi farmakologi
1. Nudep (sertraline): Antidepresan SSRI, efek
samping minimal, spektrum luas, gejala putus
obat minimal, relatif aman
2. Alganax (Alprazolam): gol. Benzodiazepine,
toksisitas rendah, efen antiansietas, hipnotik,
amnestik, muscle relaxant, antikonvulsan
3. Onzapine: efektif untuk gejala negatif
4. Ketoprofen: NSAID
5. Bisoprolol: beta blocker, obat hiperteni yang
juga efektif untuk gangguan cemas
6. Lansoprazol: PPI
7. Sukralfat: gastrointestine agent
 Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
 Quo Ad Functionam : dubia ad bonam
 Quo Ad Sanactionam : dubia ad bonam
Depresi adalah gangguan afektif yang ditandai
dengan suasana perasaan yang murung,
hilangnya minat dan kegembiraan, serta
berkurangnya energi untuk aktivitas sehari-
hari. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi
pikiran, tingkah laku, dan keadaan fisik
seseorang

Anda mungkin juga menyukai