Anda di halaman 1dari 50

Malawati

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


 Kesimpulan menyeluruh yang mendeskripsikan
hasil observasi dan kesan dari pasien selama
wawancara.

 Status mental pasien:


 dapat berubah dari waktu ke waktu.
 deskripsi penampilan, pembicaraan, perilaku, pikiran
pasien selama wawancara.
GARIS BESAR STATUS MENTAL
I. Deskripsi umum
A. Penampilan
B. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
C. Sikap terhadap pemeriksa
II. Mood dan Afek
A. Mood
B. Afek
C. Keserasian Afek
III. Pembicaraan
IV. Persepsi
V. Isi Pikiran dan Arah Pikiran (mental trends)
A. Proses / Bentuk pikiran
B. Isi Pikiran
VI. Kesadaran dan Kognisi
A. Taraf Kesadaran
B. Orientasi
C. Daya Ingat
D. Konsentrasi dan Perhatian
E. Kemampuan Membaca dan Menulis
F. Kemampuan Visuo-spasial
G. Pikiran Abstrak
H. Intelegensi dan Kemampuan Informasi
VII. Pengendalian Impuls
VIII. Daya Nilai dan Tilikan
IX. Taraf Dapat Dipercaya
I. DESKRIPSI UMUM
A. Penampilan: sikap,cara berpakaian, dandanan,
tanda-tanda kecemasan.
B. Perilaku dan Aktivitas Motorik
C. Sikap terhadap pemeriksa: kooperatif,
bersahabat, penuh perhatian, seduktif,
defensif, jujur, terus terang, membenci,
bingung, acuh, bermusuhan, bercanda,
mengelak, waspada.
Taraf rapport (hubungan baik / akrab)
II. MOOD DAN AFEK
 Mood = emosi yang bersifat pervasif dan bertahan
lama yang mewarnai persepsi seseorang tentang
dunia.
 Deskripsi rentang mood pasien harus mencakup
dalamnya, intensitas, lamanya, dan fluktuasinya.
 Beberapa kondisi mood:
 Mood normal (euthym)
 Depresi, putus asa (hypothym)
 Cemas, marah, iritabel
 Ekspansif, euforik (hyperthym)
 Hampa / kosong
 Rasa bersalah, sia-sia (futile), benci diri
 Terpukau (awe)  (sebab ketakutan atau terpesona)
 Ketakutan (frightened)
 Bingung (perplexed)
 Afek: respons emosional saat sekarang, dapat dilihat
dari ekspresi wajah.
 Pada afek yang normal: terdapat sejumlah variasi
dalam perilaku, ekspresif wajah, gerakan tangan,
nada suara, gerakan tangan, dan gerakan tubuh.
 Jenis-jenis gangguan afek:
 Menyempit (luas dan intensitas ekspresi berkurang)
 Menumpul (ekspresi emosional berkurang)
 Mendatar (praktis tidak tampak ekspresi emosional,
suaranya monoton, ekspresi wajah tak ada)

Perhatikan kesukaran pasien untuk memulai,


mempertahankan, atau mengakhiri respons
emosional.
 Keserasian Afek:
 Dinilai respons emosional dalam konteks topik
pembicaraan / buah pikirannya.
 Bila tidak serasi: ekspresi afek tidak serasi dengan
topik pembicaraan.
III. CIRI PEMBICARAAN
 Kualitas dan Kuantitas
 Banyak, sedikit, spontanitas
 Cepat, lambat, ragu, emosional
 Dramatik, monoton, keras, perlahan, cadel
(slurred), bergumam, gagap.
IV. GANGGUAN PERSEPSI
 Halusinasi, ilusi
 Sistem pancaindera yang terlibat (auditorik,
visual, olfaktorik, taktil)
 Isi halusinasi / ilusi
 Situasi waktu timbulnya (saat apa saja, waktu
stres, waktu menjelang tertidur / terbangun)
 Depersonalisasi, derealisasi
V. PIKIRAN
A. Proses pikir / bentuk pikiran:
Proses pikir adalah bagaimana seseorang
menyatukan ide dan asosiasi buah pikirannya,
dapat bersifat :
 Logis / tak logis
 Koheren / inkoheren
 Banyak / sedikit
 Cepat / lambat / ragu
 Jawaban sesuai / tak sesuai
 Penjelasan sesuai sebab akibat
 Asosiasi longgar
 Bloking
 Sirkumstansial
 Tangensial
 Word salad
 Asosiasi suara
 Neologisme
 Pikiran yang samar
B. Isi pikiran
adalah apa yang menjadi buah / bahan pikiran:
mis ide, kepercayaan, obsesi.
Beberapa jenis gangguan isi pikiran :
 Obsesi, kompulsi
 Preokupasi
 Fobia
 Ide membunuh / mencederai diri / orang lain
 Waham
 Jenis waham
 Sifat waham: aneh / tidak
 Ideas of reference
 Kemiskinan isi pikiran
VI. SENSORIUM DAN KOGNISI
Pemeriksaan sensorium berguna untuk menilai:
 Fungsi / otak organik dan intelegensi
 Kemampuan berpikir abstrak
 Derajat tilikan dan penilaian
A. Taraf Kesadaran:
Pada penurunan kesadaran atau kesadaran
berkabut: delirium pasien tidak dapat
memusatkan, megalihkan, mempertahankan
perhatian terhadap stimulus eksternal (mis.
stimulus auditorik, visual, sensorik)
atau: tidak dapat mempertahankan cara
berpikir atau perilaku yang bertujuan (goal
directed).
 Kesadaran berkabut sering tidak merupakan suatu
kondisi yang stabil, sering terjadi fluktuasi
kesadaran (dalam kondisi interval lucid, kesadaran
pasien baik, lalu ia kembali ke keadaan kesadaran
berkabut).
 Beberapa jenis gangguan kesadaran lainnya:
somnolen, stupor, koma, letargi, gangguan
kesiagaan, kondisi fugue.
B. Orientasi: waktu, tempat, orang.
C. Ingatan:
 Jangka panjang (remote memory)
 Jangka sedang ( recent past memory)
 Jangka pendek (recent memory)
 Segera (immediate memory)
Perhatikan juga kemungkinan adanya gangguan
daya ingat akibat mekanisme pertahanan
psikologis.
D. Konsentrasi dan Perhatian
Gangguan ini dapat terjadi sebab: gangguan
kognitif, kecemasan, depresi, halusinasi.
Beberapa test:
 Test 100 – 7 – 7 – 7, dst.
 Test gangguan perhatian : mengeja sebuah kata
secara terbalik dari belakang (mis. rumah) atau
menyebut 5 kata dengan huruf awal yang sama.
E. Kemampuan Membaca dan Menulis
F. Kemampuan Visuo-spasial
misal: meniru sebuah gambar
 Menggambar sebuah jam yang
menunjukkan waktu tertentu.
 Meniru 2 gambar pentagon yang
bertumpang tindih.
G. Pikiran Abstrak
 Kemampuan berpikir konseptual
 Persamaan dan perbedaan 2 hal: misal apel dan
jeruk; kebenaran dan keindahan.
 Arti peribahasa
H. Intelegensi dan Kemampuan Memberi
Informasi:

Perhatikan latar belakang pendidikan dan


kondisi sosio-ekonomi.
VII. PENGENDALIAN IMPULS
 Impuls agresi, seksual, dll.
 Kesadaran tentang perilaku yang sopan.
 Kemampuan mengukur potensi risiko bahaya
bagi diri sendiri dan orang lain.

Penyebab : Gangguan Kognitif, Gangguan


Psikotik, Gangguan Pengendalian Impuls,
Gangguan Kepribadian.
VIII. DAYA NILAI DAN TILIKAN
 Daya nilai sosial.
 Pengertian tentang dan dampak dari perilakunya.
 Apa yang akan terjadi dalam situasi imajiner (mis.
apa yang akan dilakukan pasien bila mencium
asap dalam bioskop yang penuh sesak).
Tilikan adalah derajat kesadaran dan
pengertiannya tentang penyakitnya atau
gejala psikopatologinya.

Jenis tilikan:
 Derajat 1: Penyangkalan total dirinya sakit.
 Derajat 2: Sedikit sadar dirinya sakit dan perlu
pertolongan, tetapi sekaligus menyangkalnya.
 Derajat 3: Sadar dirinya sakit, tetapi menyalahkan
faktor organik, orang lain, atau faktor luar.
 Derajat 4: Sadar dirinya sakit akibat sesuatu yang
tak diketahui dalam dirinya.
 Derajat 5: Tilikan intelektual  menyadari bahwa
dirinya sakit dan gejala atau ketidakmampuan
penyesuaiannya adalah akibat gangguan atau
perasaan irasional pasien sendiri, tetapi tanpa
menerapkan hal itu untuk masa akan datang.
 Derajat 6: Tilikan emosional  kesadaran
emosional tentang motivasi dan perasaannya
tentang dirinya sendiri dan orang lain yang
bermakna dalam kehidupannya, dan hal itu
secara mendasar merubah perilakunya.
IX. TARAF DAPAT DIPERCAYA
Merupakan kesan pemeriksa tentang dapat
dipercayanya pernyataan pasien dan
kemampuannya untuk melaporkan keadaannya
secara tepat.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT

 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan neurologik
 Tambahan wawancara psikiatrik
 Alloanamnesis dengan anggota keluarga, teman,
tetangga
 Test psikologik, neurologik, laboratorium 
sesuai indikasi.
LAPORAN PSIKIATRIK
 Disusun setelah mendapat:
-Riwayat psikiatrik
-Pemeriksaan status mental yang
komprehensif, yang dilanjutkan dengan
pemeriksaan diagnostik lebih lanjut
KESIMPULAN HASIL PENEMUAN
Merupakan ringkasan dari :
 Riwayat penyakit
 Gejala-gejala mental
 Penyakit medik dan hasil laboratorium yang
ditemukan
 Hasil tes psikologis dan neurologis  sesuai
indikasi
DIAGNOSIS
Evaluasi multiaksial:
Aksis I : - Gangguan jiwa
- Kondisi lain yang mungkin
menjadi pusat perhatian klinis
Aksis II: - Gangguan / ciri kepribadian
- Retardasi mental
Aksis III: Kondisi fisik / penyakit medik
umum
Aksis IV: Problem psikososial / lingkungan
Aksis V : GAF (Global Assessment of
Functioning)  Current, Highest
Level Past Year
Aksis I
Adalah untuk:
1. Semua gangguan jiwa yang terdapat dalam PPDGJ
III : (F0 s/d F9)
kecuali : Gangguan Kepribadian (F6)
dan Retardasi Mental (F7)
2. Kondisi lain yang mungkin menjadi pusat
perhatian
AKSIS II
1. Gangguan Kepribadian (F60.0 - F60.9)
2. Ciri kepribadian (tanpa kode), yaitu ciri
kepribadian yang maladaptif, tapi tidak
memenuhi kriteria gangguan kepribadian
3. Retardasi Mental (F7)
AKSIS III
Kondisi medik umum sekarang (yang tercakup
dalam ICD 10), yang secara potensial bermakna
untuk pengertian atau penatalaksanaan pasien.
Kondisi medik itu dapat:
 Saling mempengaruhi secara timbal balik dengan
gangguan jiwa
 Menjadi sumber stresor bagi gangguan jiwa
 Bermakna dalam terapi secara keseluruhan pasien
AKSIS IV
 Problem psikososial dan lingkungan
Yaitu semua problem psikososial dan lingkungan
yang dapat mempengaruhi diagnosis, terapi, dan
prognosis dari gangguan jiwa (Aksis I dan II).
 Yang termasuk sebagai problem adalah :
 Yang bermakna
 Timbulnya di dalam waktu 1 tahun terakhir,
 Atau dapat lebih dari 1 tahun terakhir bila hal itu
dinilai sangat bermakna (mis. trauma berat akibat
kerusuhan, atau yang sampai sekarang masih
terus-menerus menjadi sumber stresor, walaupun
sudah lebih dari 1 tahun).
Jenis stresor:
 Problem dengan keluarga
 Problem dengan lingkungan
 Problem pendidikan
 Problem pekerjaan
 Problem perumahan
 Problem ekonomi
 Problem jaminan / dukungan kesehatan
 Problem hukum
 Problem psikososial / lingkungan lainnya
AKSIS V: GLOBAL ASSESSMENT OF FUNCTIONING

Penilaian global taraf berfungsinya seseorang


dalam aspek psikologis, sosial, dan pekerjaannya.
(jangan masukkan ketidakmampuan seseorang
karena keterbatasan fisik atau lingkungannya).
Umumnya penilaian GAF dapat berupa:
1. Hanya pada saat sekarang
2. Saat dirawat dan saat keluar rumah sakit
3. Taraf tertinggi dalam 1 tahun terakhir
4. Dua jenis penilaian: 1 dan 3
Skala penilaian :
1-10; 11-20; 21-30; …; 91-100.
PROGNOSIS
 Adalah suatu pendapat tentang perjalanan segera
dan masa depan selanjutnya, seberapa luas, dan
hasil akhir dari gangguannya.
 Sebutkan juga faktor-faktor yang secara baik
(positif) dan secara buruk (negatif)
mempengaruhi prognosis.
FORMULASI PSIKODINAMIK
Adalah kesimpulan dari :
 Faktor psikologik yang mempengaruhi /
menyebabkan gangguan pasien
 Pengaruh lingkungan kehidupan terhadap
gangguan sekarang
 Faktor lingkungan dan kepribadiannya dan
seberapa jauh faktor-faktor itu saling berinteraksi
dengan faktor genetik, temperamen, dan biologik.
Rencana terapi
 Perlu / tidaknya terapi psikiatrik, bila ya :
 Problem / gejala apa yang dituju
 Jenis / kombinasi terapi
 Lama dan frekuensi terapi
 Jenis psikoterapi
 Tujuan spesifik terapi
 Perlu / tidaknya perawatan
Bila tidak terlaksananya terapi akan
mengakibatkan dampak buruk, tapi pasien atau
keluarga menolak rekomendasi terapi, maka
pasien atau walinya perlu menandatangani
pernyataan bahwa rekomendasi terapi ditolak.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai