Anda di halaman 1dari 24

High myopia– Ablasio retina

Kelompok 2
030.15.143 Normalita Aulia Susanty
030.14.028 Bayan Basalamah
030.15.118 Muhammad Iqbal Zarkashi
030.16.016 Arju Miftahyudin
030.16.019 Bella Novalia Ananda
030.16.154 Virna Nabilah L
030.16.144 Savira Felicia
Anatomi
Definisi
◦ High myopia adalah ketidakmampuan untuk melihat objek pada jarak jauh
dengan jelas. Pada orang dengan miopia, bola mata akan lebih panjang dari
normal sehingga sinar yang datang dari objek yang jauh difokuskan di depan
retina. Dengan kekuatan lensa lebih dari – 6 D disebut sebagai miopia tinggi.
Etiologi
◦ Faktor genetik
heterogenitas genetik dari miopia dapat ditentukan oleh X-Linked pada lokus
sekunder di daerah q12q2123.
◦ Faktor lingkungan
pekerjaan dekat, stres emosional, dan diet, meningkatnya pendidikan formal
seseorang.
Faktor resiko
Miopia tinggi lebih sering terjadi pada orang dengan keturunan tertentu:
◦ Asia dan Timur Tengah

kondisi genetik dan beberapa faktor yang terkait dengan persalinan:


◦Glaukoma bawaan
◦ Retinopati prematuritas (ROP)
◦Albinisme mata
◦Sindrom Marfan
◦ Sindrom Ehlers-Danlos
Patogenesis
◦ Pada mata miopia, sinar cahaya paralel jatuh pada titik fokus di depan retina ->
tidak munculnya gambar tajam pada retina ketika menatap ke kejauhan.
◦ Mata miopia menunjukkan gambar yang tajam hanya dapat dihasilkan oleh
objek dengan jarak yang dekat dimana sinar cahaya menyebar sebelum masuk
ke mata.
Manifestasi klinis
◦ Penglihatan menurun
◦ Ambliopia anisometropia
◦ ketajaman penglihatan subnormal
◦ defek lapangan pandang
◦ Mengganggu penglihatan pada malam hari
◦ Diskriminasi warna abnormal
Gambaran klinis

◦ Bola mata yang mungkin lebih menonjol


◦ Bilik mata depan yang dalam
◦ Pupil yang relatif lebih lebar
◦ Iris premulans yang menyertai badan kaca
◦ Kekeruhan badan kaca
◦ Kekeruhan dipolus lensa posterior
Gambaran klinis
◦ Staphyloma posterior, fundus tigroid di retina
◦ Atropi koroid berupa crescent miopi atau anular patch, disekitar papil. Berwarna puih
dengan pigmentasi dipinggirnya.
◦ Pendarahan didaerah makula dengan inti masuk kedalam kaca
◦ Proliferasi sel epitel pigment didaerah makula (Forster-Fuchs black spot )
◦ Predisposisi untuk ablasio retina
Diagnosis
Pemeriksaan fisik
◦ Umum (keadaan umum, kesadaran, tanda vital, status generalis)
◦ Kusus ( Status Ophthalmology )
pemeriksaan penunjang
◦ Fluorescein Angiography
◦ Spectral domain OCT (SD-OCT)
DIAGNOSIS BANDING

◦ ARMD
◦ Katarak
◦ Glaukoma kronis
◦ Ambliopia
Tatalaksana
Penatalaksanaan
◦ Terapi non-farmakologi
◦ Koreksi dengan pemakaian kacamata.
◦ Kontrol ke poliklinik setelah 6 bulan.

Pembedahan
◦ Bedah Refraktif / LASIK (Laser Assisted In-Situ Keratomileusis)
Komplikasi
◦ Ablasio retina
◦ Glaukoma
◦ Katarak
Ablasio retina merupakan pemisahan retina neurosensory dari lapisan epitel
berpigmen retina dibawahnya. Retina sobek/terlepas dari jaringan yang ada
disekitarnya

Bagian retina yang mengandung sel batang dan kerucut terkelupas dari epitel
berpigmen pemberi nutrisi, maka sel fotosensitif ini tdk mampu melakukan
fungsi visual dan menyebabkan hilangnya pengelihatan
Mengapa myopia tinggi dapat
menyebabkan ablasio retina?
◦ Biasanya penderita myopia tinggi sering mengalami penipisan dan degenerasi
pada daerah perifer retinanya, pengenceran cairan vitreus terjadi lebih awal
◦ Keadaan tersebut menyebabkan tingginya resiko kejadian robekan retina dan
ablasio retina
Etiologi
◦ Penderita rabun jauh (myopia)
◦ Faktor genetic
◦ Kelainan metabolisme
◦ Trauma
◦ Penyakit vaskuler
◦ Neoplasma
◦ Perubahan degenerative (likuefaksi) dalam vitreus atau retina
Klasifikasi ablasio retina
◦ Ablasio rhematogen: robekan dalam retina yang menembus sampai badan mata
masuk ke ruang sub retina, cairan terkumpul cukup banyak dan dapat
menyebabkan retina terlepas

◦ Ablasio karena tarikan:Retina terdorong keluar dari lapisan epitel oleh karena
ikatan atau sambungan jaringan fibrosa

◦ Ablasio eksudatif: penumpukan cairan dalam ruang retina akibat proses


[eradangan, gabungan dari penyakit sistemik atau oleh karena tumor
intraokular
Manifestasi klinis
◦ Otopsia, muncul kilatan cahaya yang sangat terang di lapang pandang
◦ Muncul bitnik-bintik hitam yang berterbangan di lapang pandang (floaters)
◦ Melihat bayangan atau seperti tirai bergerak
Patofisiologi
Retina jaringan tipis dan transparan peka terhadap cahaya tdd sel dan serabut
saraf  melapisi dinding mata bagian dalam  cahaya melalui lensa akan
difokuskan ke retina  sel retina yang peka terhadap cahaya. Menangkap
gambar dan menyakurkan ke otak melalui saraf optic  cairan dari vitreus
masuk ke ruang sub retina dan bercampur dengan cairan sub retina  ablasio
retina
Pemeriksaan penunjang
◦ Pemeriksaan visus
◦ Pemeriksaan oftalmoskop
◦ Ultrasound imaging
Tatalaksana

◦ Laser (termal panas) atau pembeukan (cryopexy)


◦ Pneumatic retinopexy. (menyuntikkan gelembung gas kecil ke dalam vitreous)
◦ Tindakan operatif: pelipatan (bucking) sklera; pengikatan kembali retina yang
lepas
◦ Vitrectomy
Prognosis
Ad vitam : dubia
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia
Daftar pustaka
1. Ikuno Y. OVERVIEW OF THE COMPLICATIONS OF HIGH MYOPIA. Retina. 2017;37(12):2347-2351.

2. MORGAN I. Myopia and high myopia - genetics and environmental factors. Acta Ophthalmologica.

2014;92:0-0.

3. Fletcher EC, Chong V, Shetlar D. Retina. Dalam: Riordan-Eva P. Oftalmologi Umum Vaughan dan Asbury

ed. 17. Jakarta: EGC. 

4. Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology: A Systemic Approach [ebook]. 7th ed. USA: Saunders

Elsevier. 2011

5. Ablatio retinae. Der Ophthalmologe. 2016;113(9):730-731.

6. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu penyakit mata, edisi 5. Jakarta:Badan Penerbit FKUI;2015.

Anda mungkin juga menyukai