dan
Candidiasis
Nama Kelompok
01 Arini Lutfia Laili (P27224019067)
Pada umumnya infeksi virus herpes tidak menimbulkan gejala atau hanya gejala
ringan, sehingga orang dengan infeksi HSV-1 atau HSV-2 tidak menyadari
bahwa mereka sedang sakit. Bila timbul gejala tampak sebagai gelembung
(blister) kecil berwarna bening, bisa tunggal atau jamak, di daerah sekitar mulut,
kelamin, atau rektum. Gelembung dapat pecah (masa ini disebut outbreak) dan
menimbulkan bekas luka seperti sariawan yang membutuhkan dua atau empat
minggu untuk sembuh. Luka herpes yang terletak di mulut biasanya terasa
seperti kesemutan dan terbakar sesaat sebelum outbreak. Adanya gelembung itu
sendiri sebetulnya sudah cukup menimbulkan rasa nyeri.
Komplikasi Herves Genetalia
Bila seseorang dengan herpes genital menyentuh luka atau cairan dari luka,
mereka dapat memindahkan virus herpes ke bagian tubuh lainnya. Ini menjadi
sangat bermasalah bila yang terkena dilokasi yang sensitif seperti mata. Cara
menghindarinya dengan cara tidak memegang luka atau cairan dari luka.
Kalaupun memegang atau terkena cairannya, segera cuci tangan, sehingga
mengurangi kemungkinan menularkan herpes ke bagian tubuh lainnya .
Penatalaksanaan Herpes Genetalia
1. Acyclovir
Saat ini acyclovir masih menjadi modalitas terapi utama pada infeksi HSV tipe 1 dan 2.
Hanya saja, bioavailabilitas nya hanya sekitar 15-30% dengan pemberian per oral. Acyclovir
hanya diindikasikan pada herpes labialis dan herpes genitalis dengan gejala yang ringan.
Pemberian perapat topikal dalam 48 jam munculnya lesi terbukti mengurangi gejala dan
mencegah rekurensi yang parah.
Sebaiknya preparat acyclovir dihindari pemberiannya pada wanita hamil, terutama pada
kehamilan kurang dari 15 minggu. Walaupun data beberapa studi menunjukkan umumnya tidak
ada kelainan yang ditimbulkan melalui pemberian preparat oral dan topikal acyclovir pada
wanita hamil, namun masih sedikit bukti yang menunjang keamanan pemberian acyclovir pada
massa awal kehamilan.
Lanjutan.......
Untuk terapi herpes simpleks primer dapat diberikan acyclovir, 5 x 200 mg/hari per oral selama
7 hari atau Acyclovir 3 x 400 mg/hari selama 7 hari .
Sedangkan pada infeksi rekuren dapat diberikan acyclovir 5 x 200 mg/hari per oral selama 5
hari atau Acyclovir 3 x 400 mg/hari selama 5 hari. Dosis perlu disesuaikan pada pasien dengan
gangguan fungsi ginjal.
2. Valacyclovir
Oral valacyclovir memiliki bioavailabilitas 54 %, mampu mencapai metabolit aktif 3 sampai 4
kali lebih tinggi dari pada acyclovir oral. Sehingga pemberiannya dapat lebih dijarangkan dan
berhubungan dengan pengurangan efek samping.
Valacyclovir tidak direkomendasikan sebagai terapi pilihan pada anak dan remaja karena efektivitas
dan keamanannya belum dipelajari secara adekuat dalam kelompok usia tersebut. Hal ini juga
berlaku pada pasien hamil, karena belum ada bukti yang cukup mengenai efek terhadap wanita
hamil.
Untuk terapi herpes simpleks genital primer, dapat diberikan valacyclovir 2 x 500 mg/hari per oral
selama 7 hari.
Pada kasus rekuren dapat diberikan valacyclovir 2 x 500 mg/hari per oral selama 5 hari.
3. Famsiklovir
Famsiklovir adalah bentuk inaktif dari diacetyl ester, prodrug dari Penciclovir. Bioavailabilitas
Famsiklovir adalah 77 % setelah pemberian peroral. Famsiklovir juga tidak direkomendasikan
pemberiannya pada anak-anak, remaja, pasien imunokompromais kurang dari 25 tahun, serta wanita
hamil.
Famsiklovir 250 mg per oral tiga kali sehari selama 7–10 hari dapat diberikan sebagai terapi herpes
genitalis primer. Untuk infeksi rekuren famsiklovir 250 mg per oral dua kali sehari dapat menjadi
alternatif.
Kasus Infeksi Berat
Terapi acyclovir intravena diindikasikan pada kasus infeksi HSV berat atau dengan komplikasi
yang membutuhkan perawatan di rumah sakit contohnya (pneumonitis atau hepatitis), atau
pada herpes simpleks dengan komplikasi sistem saraf pusat (ensefalitis).
Rekomendasi yang dianjurkan adalah acyclovir 5–10 mg/kg IV tiap 8 jam selama 2–7 hari
hingga perbaikan klinis terlihat. Selanjutnya dilanjutkan dengan antiviral terapi peroral sampai
setidaknya 10 hari.