Anda di halaman 1dari 26

RUPTUR LIEN

1.Definisi
Ruptur lien merupakan kondisi rusaknya lien akibat suatu dampak penting kepada lien
dari beberapa sumber. Dapat berupa trauma tumpul, trauma tajam, ataupun trauma sewaktu
operasi.
1
2.Anatomi dan Fisiologi
Lien berasal dari diferensiasi jaringan mesenkimal mesogastrium dorsal. Berat rata-rata
pada manusia dewasa berkisar 75-1 gram, biasanya sedikit menge!il setela" berumur #
ta"un sepanjang tidak disertai adanya patologi lainnya, ukuran dan bentuk ber$ariasi, panjang
% 1-11!m, lebar & #-7 !m, tebal & '-( !m.
1

Lien terletak di kuadran kiri atas dorsal di abdomen pada permukaan bawa" diafragma,
terlindung ole" iga ke )*, *, dan *). Lien terpan!ang ditempatnya ole" lipatan peritoneum
yang diperkuat ole" beberapa ligamentum suspensorium yaitu
1,+
,
1. Ligamentum splenoprenika posterior -muda" dipisa"kan se!ara tumpul..
+. Ligamentum gastrosplenika, berisi $asa gastrika bre$is
'. Ligamentum splenokolika terdiri dari bagian lateral omentum majus
(. Ligamentum splenorenal.
Lien merupakan organ paling $askuler, dialiri dara" sekitar '5 L per "ari dan berisi kira-
kira 1 unit dara" pada saat tertentu. /askularisasinya meliputi arteri lienalis, $ariasi !abang
pankreas dan beberapa !abang dari gaster -$asa Bre$is.. 0rteri lienalis merupakan !abang
terbesar dari trunkus !eliakus. Biasanya menjadi 5-# !abang pada "ilus sebelum memasuki
lien. 1ada 25 3 kasus, arteri lienalis ber!abang menjadi + yaitu ke superior dan inferior
sebelum memasuki "ilus. 4e"ingga "emi splenektomi bisa dilakukan pada keadaan
tersebut./ena lienalis bergabung dengan $ena mesenterika superior membentuk $ena porta.
1,+

Lien asesoria ditemukan pada ' 3 kasus. 1aling sering terletak di "ilus lien, sekitar
arteri lienalis, ligamentum splenokolika, ligamentum gastrosplenika, ligamentum splenorenal,
dan omentum majus. Ba"kan mungkin ditemukan pada pel$is wanita, pada regio presakral
atau berdekatan dengan o$arium kiri dan pada s!rotum sejajar dengan testis kiri.
1
Dibedakan menjadi + tipe
'
,
1. Berupa konstriksi bagian organ yang dibatasi jaringan fibrosa.
+. Berupa massa terpisa".
Gambar 1. Anatomi Lien
4umber , "ttp,55e$ialfad"l.files.wordpress.!om5+15(5anatomy6spleen.jpg7w8'9"8+(7
4e!ara fisik, lien banyak ber"ubungan dengan organ $ital abdomen yaitu, diafragma kiri
di superior, kaudal pankreas di medial, lambung di anteromedial, ginjal kiri dan kelenjar
adrenal di posteromedial, dan fleksura splenikus di inferior.
+
3. Fisiologi
:ungsi lien dibagi menjadi 5 kategori
1,'
,
1. :ilter sel dara" mera"
+. 1roduksi opsonin-tufsin dan properdin
'. 1roduksi )munoglobulin ;
(. 1roduksi "ematopoesis in utero
5. Regulasi < dan B limfosit
1ada janin usia 5-2 bulan lien berfungsi sebagai tempat pembentukan sel dara" mera"
dan puti", dan tidak berfungsi pada saat dewasa. 4elain itu, lien berfungsi menyaring dara",
artinya sel yang tidak normal, diantaranya eritrosit, leukosit, dan trombosit tua dita"an dan
dirusak ole" sistem retikuloendotelium disana.
1
+
Lien juga merupakan organ perta"anan utama ketika tubu" terin$asi ole" bakteri melalui
dara" dan tubu" belum atau sedikit memiliki antibodi. =emampuan ini akibat adanya
mikrosirkulasi yang unik pada lien. 4irkulasi ini memungkinkan aliran yang lambat se"ingga
lien punya waktu untuk memfagosit bakteri, sekalipun opsonisasinya buruk. 0ntigen
partikulat dibersi"kan dengan !ara yang mirip ole" efek filter ini dan antigen ini merangsang
respon anti bodi )g ; di !entrum germinale. 4el dara" mera" juga dieliminasi dengan !ara
yang sama saat melewati lien.
1,'
Lien dapat se!ara selektif membersi"kan bagian-bagian sel dara" mera", dapat
membersi"kan sisa sel dara" mera" normal. 4el dara" mera" tua akan ke"ilangan aktifitas
en>imnya dan lien yang mengenali kondisi ini akan menangkap dan meng"an!urkannya. 1ada
asplenia kadar tufsin ada dibawa" normal. <ufsin adala" sebua" tetra peptida yang melingkupi
sel ? sel dara" puti" dan merangsang fagositosis dari bakteri dan sel-sel dara" tua. 1roperdin
adala" komponen penting dari jalur alternatif akti$asi komplemen, bila kadarnya dibawa"
normal akan mengganggu proses opsonisasi bakteri yang berkapsul seperti meningokokkus,
dan pneumokokkus.
1,'
(. Patogenesis
Berdasarkan penyebab, ruptur lien dapat dibagi berdasar trauma pada lien yang meliputi
1
,
1. <rauma <ajam
<rauma ini dapat terjadi akibat luka tembak, tusukan pisau atau benda tajam lainnya.
1ada luka ini biasanya organ lain ikut terluka tergantung ara" trauma. @ang sering
di!ederai adala" paru, lambung, lebi" jarang pankreas, ginjal kiri dan pembulu" dara"
mesenterium.
1emeriksaan splenografi yang dilakukan melalui pungsi dapat menimbulkan perdara"an.
1erdara"an pas!a splenografi ini jarang terjadi selama jumla" trombosit A 7. dan
waktu protrombin + 3 di atas normal.
+. <rauma <umpul
Lien merupakan organ yang paling sering terluka pada trauma tumpul abdomen atau
trauma t"oraks kiri bawa". =eadaan ini mungkin disertai kerusakan usus "alus, "ati, dan
pankreas. 1enyebab utamanya adala" !edera langsung atau tidak langsung karena
ke!elakaan lalu lintas, terjatu" dari tempat tinggi, pada ola"raga lun!ur dan ola"raga
kontak seperti judo, karate dan silat.
'
Ruptur lien yang lambat dapat terjadi dalam jangka waktu beberapa "ari sampai beberapa
minggu setela" trauma. 1ada separu" kasus masa laten ini kurang dari 7 "ari. Bal ini
karena adanya tamponade sementara pada laserasi ke!il, atau adanya "ematom
subkapsuler yang membesar se!ara lambat dan kemudian pe!a".
'. <rauma )atrogenik
Ruptur lien sewaktu operasi dapat terjadi pada operasi abdomen bagian atas, umpamanya
karena retractor yang dapat menyebabkan lien terdorong atau ditarik terlalu jau"
se"ingga "ilus atau pembulu" dara" sekitar "ilus robek. Cedera iatrogen lain dapat terjadi
pada punksi lien -splenoportografi..
=elainan patologi dikelompokkan menjadi
1,'
,
a. Cedera kapsul
b. =erusakan parenkim, fragmentasi, kutub bawa" "ampir lepas
!. =erusakan "illus dilakukan splenektomi parsial
d. 0$ulsi lien dilakukan splenektomi total
e. Bematoma subkapsuler
. !anifestasi "lini"
<anda fisik yang ditemukan pada ruptur lien bergantung pada adanya organ lain yang ikut
!edera, banyak sedikitnya perdara"an, dan adanya kontaminasi rongga peritoneum.
1erdara"an dapat sedemikian "ebatnya se"ingga mengakibatkan renjat -syok. "ipo$olemik
"ebat yang fatal. Dapat pula terjadi perdara"an yang berlangsung sedemikian lambat se"ingga
sulit diketa"ui pada pemeriksaan.
1
1ada setiap kasus trauma lien "arus dilakukan pemeriksaaan abdomen se!ara berulang-
ulang ole" pemeriksa yang sama karena yang lebi" penting adala" mengamati peruba"an
gejala umum -syok, anemia. dan lokal di perut -!airan bebas, rangsangan peritoneum..
1
1ada ruptur yang lambat, biasanya. Dle" karena itu, menanyakan riwayat trauma yang
terjadi sebelumnya sangat penting dalam meng"adapi penderita datang dalam keadaan syok,
tanda perdara"an intrabdomen, atau seperti ada tumor intraabdomen pada bagian kiri atas
yang nyeri tekan disertai anemia sekunder kasus ini.
1
1enderita umumnya berada dalam berbagai tingkat renjat "ipo$olemi dengan atau tanpa
-belum. takikardi dan penurunan tekanan dara". 1enderita mengelu" nyeri perut bagian atas,
tetapi sepertiga kasus mengelu" nyeri perut kuadran kiri atas atau punggung kiri. Eyeri di
(
daera" pun!ak ba"u disebut tanda Kehr, terdapat pada kurang dari separu" kasus. ;ungkin
nyeri di daera" ba"u kiri baru timbul pada posisi Tredenlenberg. 1ada pemeriksaan fisik
ditemukan masa di kiri atas dan pada perkusi terdapat bunyi pekak akibat adanya "ematom
subkapsular atau omentum yang membungkus suatu "ematoma ekstrakapsular disebut tanda
Ballance. =adang dara" bebas di perut dapat dibuktikan dengan perkusi pekak geser.
1
#. Pemeri"saan Pen$n%ang
A. Pemeri"saan Laboratori$m
1emeriksaan "ematokrit perlu dilakukan berulang-ulang. 4elain itu biasanya
didapat leukositosis.
1
1emeriksaan kadar Bb, "ematokrit, leukosit dan urinalisis. Bila
terjadi perdara"an akan menurunkan Bb dan "ematokrit serta terjadi leukositosis.
4edangkan bila terdapat eritrosit dalam urine akan menunjang akan adanya trauma
saluran ken!ing.
7
&. Pemeri"saan Radiologi
4etela" trauma tumpul, organ intraabdominal yang sering terkena yaitu lien, dan
lien akan !edera dan terbentuk "ematom. ;eskipun a"li beda" biasanya men!oba untuk
mengatasi trauma ini dengan konser$atif, ruptur lien mungkin baru disadari setela"
seminggu atau sepulu" "ari setela" trauma pertama. 0da beberapa pemeriksaan yang
dapat dilakukan, diantaranya F4G, C< s!an dan angiograp"y. Hika ada ke!urigaan trauma
lien, C< 4!an merupakan pemeriksaan pili"an utama. 1endara"an dan "ematom akan
tampak sebagai daera" yang kurang densitasnya dibanding lien. Daera" "itam melingkar
atau ireguler dalam lien menunjukkan "ematom atau laserasi, dan area seperti bulan sabit
abnormal pada tepi lien menunjukkan subkapular "ematom. =adang, dengan penanganan
konser$atif, abses mungkin akan terbentuk kemudian dan dapat diidentifikasi pada C<
4!an karena mengandung gas. 4ensiti$itas pada C< 4!an tinggi, namun spesifikasinya
renda", dan kadang riwayat dan gejala penting untuk menentukkan diagnosis banding.
+
Gambaran yang paling sering ditemui yaitu fraktur tulang iga kiri bawa". :raktur iga
menunjukkan adanya tekanan yang kuat pada kuadran kiri atas yang menyebabkan
keadaan patologi pada lien. :raktur iga kiri bawa" terdapat pada (( 3 pasien dengan
ruptur lien dan perlu dilakukan pemeriksaan C< 4!an lebi" lanjut.
+
5
<anda klasik yang menentukan adanya ruptur lien akut -tingginya diafragma sebela"
kiri, atelektasis lobus bawa" kiri, dan efusi pleura. tidak selalu ada dan tidak bisa
dijadikan tanda yang pasti. Eamun, tiap pasien dengan diafragma sebela" kiri yang
meninggi disertai dengan trauma tumpul abdomen "arus dipikirkan sebagai trauma
lien sampai dibuktikan sebaliknya.
+
<anda yang lebi" dapat diper!aya dari trauma pada kuadran kiri atas yaitu
perpinda"an ke medial udara gaster dan perpinda"an inferior dari pola udara lien.
Gambaran ini menunjukkan adanya massa pada kuadran kiri atas dan menunjukkan
adanya "ematom subkapsular atau perisplenik.
o Bematom kuadran kiri atas, jika besar, dapat menggeser bayangan dari tepi !audal
bawa" lien, menjadi gambaran splenomegali.
o Bematom subkapsular dapat memberikan gambaran yang "ampir sama, dan
massa yang ada memiliki batas yang tegas.
o 1ergeseran gambaran ginjal kiri juga mungkin ditemukan.
+
Gambaran yang dapat menunjang yaitu ketika adanya perdara"an retroperitonial atau
dara" bebas intraabdominal terli"at kontras dengan yang disebutkan diatas.
+
o 4edikit, jika ada, mun!ulnya efek masa pada kuadran kiri atas
o Batas lien tidak jelas, tapi gambaran ini tidak spesifik.
o Dara" retroperitoneal dapat meng"apus gambaran ginjal kiri dan batas otot psoas.
o =umpulan dara" bebas di sekitar kolon kiri, menggeser pola udara pada kolon
desenden ke medial.
o 1endara"an yang banyak pada abdomen dapat meng"ilangkan garis flank.
o 1ola udara usus yang sedikit dapat digeser keluar pel$is ole" kumpulan dara".
o Gambaran midpel$ik yang opak dengan tepi lateral yang kon$eks dan tajam dapat
ditemukan.
o <epi kandung kemi" bertamba" dan dibatasi ole" gambaran lusen yang tipis
membentuk kuba" dan seperti ekstraperitonial fat.
Bematom lien kronik memberikan gambaran yang berbeda dan lebi" komplek karena
diikuti dengan daftar panjang diagnosis banding. 1eruba"an dari "ematom
subkapsuler atau parenkimal yaitu menetap, menjadi !air, dan biasanya terserap lagi.
+
#
=adang, degenerasi kistik dari "ematom intrasplenik menyebabkan formasi yang
sala" dari kista.
o 4ekitar 2 3 dari kista lien diperkirakan berasal dari posttrauma. 4ekitar 2 3
terbentuk dari kista "emoragik, dan + 3 dari kista serous dan kemungkinan
adanya dara" tela" diserap kembali semuanya.
o <ipis, teratur dan annular kalsifikasi terbentuk sebagai garis fibrosis pada sekitar
' 3 kista.
o Bentuk kista simetris dan unilokal, dan terdapat garis kalsifikasi di dalam dan luar
batas..
o 4atu bua", besar, annular kalsifikasi lien mirip seperti sebua" kista residual
traumatik pada area tindak endemi! untuk organisme Echinococcus.
o =arakteristik dari gambaran kista traumatik tidak begitu spesifik.
o 1enyebab utama dari penyebaran kalsifikasi kista lien yaitu infeksi dari
Echinococcus granulosus, tapi organisme ini jarang ada di normal geografik.
+
Bematom subkapsular merupakan "asil yang umum terjadi dari trauma lien dan
karakteristik gambarannya berbeda dari patologi parenkim. Dalam penyembu"an
"ematom, kalsifikasi dari batas ka$itas dapat mun!ul. <ergantung pada proyeksi,
kalsifikasi ka$itas dapat mun!ul linear atau diskoid. Derajat dari efek masa
tergantung dari ukuran regresi "ematom.
+
Banyak kelainan patologi lain yang dapat memberikan gambaran yang "ampir sama,
seperti pada penyakit si!kle sel. )nfark lien kronik dapat berkembang menjadi
kalsifikasi yang mirip dengan "ematom subkapsular.
7
Gambar 2. Gambaran tra$ma lien
4umber , 4te$en =.R., +I. 4pleen <rauma. Fni$ersity of )llinois 4!"ool of ;edi!ine,
Department of Radiology. Diakses dari "ttp,55emedi!ine.meds!ape.!om5arti!le5'7'#I(-o$er$iew
pada tanggal +-#-11
<ampak gambaran masa yang pinggirnya mengalami kalsifikasi pada kuadran kiri atas
dibawa" diafragma. ;asa tersebut menggambarkan kalsifikasi "ematom lien
Gambar 3a dan 3b. Gambaran !edera lien
4umber , Ledbetter, 4. dan 4mit"uis, R., +7, diakses dari
"ttp,55www.radiologyassistant.nl5en5(##121ff#17' pada tanggal +-#-+11
'. U(G
1emeriksaan F4G sulit dilakukan pada pasien trauma yang distensi abdomen, luka-luka.
F4G berguna untuk mendiagnosis dara" bebas intraperitoneal. Dara" dalam peritoneum
tampak sebagai gambaran !airan ane!"oi!, kadang dengan septiasi, memisa"kan bagian usus
dengan organ solid disekitarnya. F4G kurang sensitif dibanding C< 4!an untuk
mendiagnosis trauma organ solid atau trauma intestinal.
(
2
<ujuan utama pemeriksaan F4G lien pada trauma tumpul abdomen yaitu untuk
menentukan apaka" ada dara" di kuadran kiri atas.
1erdara"an akut tampak "ipoe!"oi! dan dapat juga "ampir ane!"oi!.
;embedakan perdara"an subkapsular dan perispleni! sulit, tapi beberapa tanda dapat
ditemukan yaitu ,
o 4ebua" gambaran bulan sabit "alus sesuai dengan tepi lien dapat dipikirkan
sebagai subkapsular.
o 4ebagai perbandingan, perdara"an ekstrakapsular biasanya bentuknya tidak
reguler.
o Jalaupun efek massa di"asilkan juga pada kedua kasus, perdara"an subkapsular
lebi" mungkin meruba" bentuk lien.
o ;embran diatas subkapsular tipis dan jarang digambarkan, ole" karena itu tidak
adanya temuan ini tidak menunjukkan diagnosis.
Dalam beberapa jam, pembekuan dara" terjadi. K!"ogenesiti meningkat seiring
pembentukkan trombus. Bematom yang tela" lama menunjukkan e!"ogenesiti yang sama
atau lebi" terang dibanding parenkim dan tetap tampak dalam (2 jam sampai lisis
dimulai. :ase e!"ogenik biasanya sesuai dengan waktu ketika pen!itraan dilakukan
dalam keadaan yang paling akut. 4ebagai "asil lisis, "ematom kembali ke e!"ogenesiti
!airan, dan patologi ini kembali lebi" jelas.
+
=elainan parenkim umum yang "alus.
o Laserasi tampak sebagai daera" yang "ipoe!"oi!, yang dapat berbentuk tidak
teratur ataupun linear.
o )nfark lien mempunyai gambaran yang sama, tapi biasanya lebi" baik dapat
ditentukan. )nfark berbentuk baji, dengan pun!ak mengara" ke "ilus.
Dibandingkan dengan !edera traumatis dimana distribusi lebi" kompleks terli"at.
o =e"alusan !edera parenkim mungkin ber"ubungan dengan perdara"an lokal yang
terkait. 4etiap dara" terjebak segera menggumpal, menjadi isoe!"oi! dengan
jaringan sekitarnya
I
Gambar ). F4G abdomen yang menunjukkan !airan bebas peritoneum. 1ada trauma tumpul
abdomen biasanya "emoperiteneum.
4umber , 4te$en =.R., +I. 4pleen <rauma. Fni$ersity of )llinois 4!"ool of ;edi!ine,
Department of Radiology. Diakses dari "ttp,55emedi!ine.meds!ape.!om5arti!le5'7'#I(-o$er$iew
pada tanggal +-#-11
Gambar . -a. F4G abdomen tampak area ane!"oi! pada daera" trauma. -b. "ematom
subkapsular.
4umber , 4te$en =.R., +I. 4pleen <rauma. Fni$ersity of )llinois 4!"ool of ;edi!ine,
Department of Radiology. Diakses dari "ttp,55emedi!ine.meds!ape.!om5arti!le5'7'#I(-o$er$iew
pada tanggal +-#-11
D. 'om*$ted Tomogra*+,
C< digunakan untuk menge$aluasi pasien dengan trauma tumpul tidak "anya sebagai
awal, tetapi juga untuk tindak lanjut, ketika pasien ditangani se!ara non-beda". C< juga
semakin banyak digunakan untuk trauma tembus yang se!ara tradisional ditangani dengan
operasi.
+
C< pada trauma abdomen,
1. K$aluasi awal dari,
1
a. <rauma tumpul
b. <rauma tembus
+. :ollow up dari pengelolaan non-operatif
'. ;enyingkirkan adanya !edera
Gambar #. Laserasi limpa terli"at pada kontras ditingkatkan tomografi sebagai area "ipodens
linier tidak teratur
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
Gambar -. Bematoma parenkim -pana". terli"at pada C<-4!an kontras sebagai area "ipodens
fokus dalam parenkim lienalis ditingkatkan dengan kapsul utu"
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
Gambar .. Bematoma sub!apsular -pana". terli"at sebagai area "ipodens dengan perdara"an
yang terkumpul pada perispleni! yang melekuk dibawa" parenkim yang mendasarinya
11
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
Gambar /. Dara" yang terkumpul pada perispleni! -pana". terli"at sebagai area "podens di
sekitar limpa tanpa efek massa untuk parenkim yang berdekatan
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
Gambar 10. Cedera limpa grade ) pada seorang gadis 17 ta"un yang terlibat dalam
ke!elakaan kendaraan bermotor. Dengan menggunakan C<-4!an menunjukkan sobekan
kapsuler kurang dari 1 !m pada kutub lebi" renda" -pana".. 1asien dikelola se!ara konser$atif
dengan pemuli"an lan!ar.
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
Gambar 11. Cedera limpa grade ) pada laki-laki '5 ta"un dalam sebua" ke!elakaan industri.
C<-4!an dengan kontras menunjukkan perdara"an sub!apsular -pana". kurang dari 13 dari
luas permukaan. Dia dikelola se!ara konser$atif dan sembu" dengan baik.
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
1+
Gambar 12. Cedera limpa grade )) pada bo!a" 1' ta"un terluka setela" berkela"i. C<-s!an
menunjukkan "ematoma subkapsular melibatkan '3 -(3 dari luas permukaan limpa -pana"..
1asien dikelola se!ara konser$atif dengan pemuli"an lan!ar.
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
Gambar 13. Cedera limpa grade )) pada seorang pria ' ta"un setela" diserang. C<-s!an
menunjukkan laserasi + !m pada "ilus -pana". yang dikonfirmasi pada saat operasi.
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
Gambar 1). Cedera limpa grade ))) pada anak laki-laki berusia 15 ta"un terluka saat
pertandingan sepak bola. C<-4!an dengan kontras menunjukkan beberapa luka dan "ematoma
intraparen!"ymal -pana".. 1asien dikelola se!ara konser$atif dan sembu" total
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
1'
Gambar 1. Cedera limpa grade ))) pada anak laki-laki berusia 12 ta"un, !edera ketika sepeda
motornya menabrak kerbau. C<-4!an dengan kontras menunjukkan laserasi di kutub atas
-pana".. <emuan saat operasi menegaskan laserasi # !m dengan "aemoperitoneum sekitar 1 liter.
Dilakukan splenektomi pada pasien ini.
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
Gambar 1#. Cedera limpa grade )/ pada anak laki-laki 17 ta"un terluka dalam ke!elakaan
kendaraan bermotor. C<-4!an dengan kontras menunjukkan beberapa luka menyebabkan
de$as!ularisation utama dari limpa. 4plenektomi dilakukan untuk pasien ini.
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
Gambar 1-. Cedera limpa grade / pada seorang pria 12 ta"un setela" sepeda motornya
meng"antam truk. C<-4!an dengan kontras menunjukkan limpa "an!ur dengan yang
dikonfirmasi saat operasi "aemoperitoneum $olume yang besar. 1er"atikan -pana".
menunjukkan perdara"an aktif. 4plenektomi dilakukan untuk pasien ini.
1(
4umber , Bassan, R., et. 0l., +11, diakses dari www.mjms.usm.my pada tanggal 5-7-11
15
<abel 1 , Grading untuk trauma lien menurut gambaran C<-4!an
4umber, 0meri!an 0sso!iation for t"e 4urgery of <rauma 4pleni! )njury 4!ale
#
4ebua" !ara untuk mengingat sistem ini adala",
1. Grade 1 kurang dari 1 !m.
+. Grade + adala" sekitar + !m -1-' !m..
'. Grade ' lebi" dari ' !m.
(. Grade ( adala" lebi" dari 1 !m.
5. Grade 5 adala" de$as!ulari>ation total atau maserasi.
=elema"an grading ini adala",
1. 4ering mereme"kan tingkat !edera.
+. kemungkinan $ariasi antar pemba!a
'. <idak memasukkan,
a. 0danya perdara"an aktif
b. =ontusio
(. 1ost-traumatik infark
5. @ang paling penting, tidak ada nilai prediktif untuk manajemen non-operasi -ED;.
The Organ Injury Scaling Committee of the American Association for the Surgery of
Trauma juga tela" menyusun sistem grading yang tela" dire$isi pada ta"un 1II(, sebagai
berikut,
#,7
Grade )
Bematoma sub!apsular kurang dari 13 dari luas permukaan
Casular tear kedalamannya kurang dari 1 !m.
1#
Grade ))
Bematoma 4ubkapsular sebesar 1-53 dari luas permukaan
Bematoma intraparenkim kurang dari diameter 5 !m
Laserasi dengan kedalaman dari 1-' !m dan tidak melibatkan pembulu" dara" trabe!ular.
Grade )))
Bematoma sub!apsular lebi" besar dari 53 dari luas permukaan atau meluas dan
terdapat ruptur "ematoma sub!apsular atau parenkim
Bematoma )ntraparenkim lebi" besar dari 5 !m atau mengalami perluasan
Laserasi yang lebi" besar dari ' !m kedalamannya atau melibatkan pembulu" dara"
trabe!ular.
Grade )/
Laserasi melibatkan pembulu" dara" segmental atau "ilar dengan de$as!ularisasi lebi"
dari +53 dari lien.
Grade /
Shattered sleen atau !edera $askuler "ilar.
<ingkat =eyakinan
Dalam pengalaman penulis, se!ara keseluru"an sensiti$itas dan spesifisitas C< dalam
deteksi !edera lien mendekati 13.
-. Diagnosis banding
1ada kebanyakan kasus, diagnosis ruptur lien tidakla" sulit. Bagaimanapun juga, a"li
radiologi "arus waspada ter"adap proses trauma yang memungkinkan terjadinya trauma lien.
1. Benda 0sing
<erkadang, ba"an yang dimasukkan se!ara iatrogeni! dapat menimbulkan gambaran
ruptur lien pada C< s!an. 1ada kebanyakan pusat trauma, dilakukan pemasangan EG<,
dan ba"an kontras dimasukkan se!ara oral sebelum pemeriksaan C< s!an. 0rtefak dan
ba"an yang tak tembus sinar dari EG< dan ba"an kontras dapat menutupi lien dan
menimbulkan kebingungan. Ba"an yang tidak tembus sinar dari iga dan artefak dari air
fluid le!el dari lambung dapat juga menimbulkan "asil positif palsu. Gabungan dari efek-
17
efek ini, ditamba" dengan s!an yang berkualitas buruk dan besarnya ukuran pasien,
sering terjadi pada praktek se"ari-"ari.
+. Bematom
1ada derajat tertentu, "emoperitoneum selalu mengikuti terjadinya trauma lien, ke!uali
jika bagian subkapsular intak. Jalaupun begitu, tidak semua !airan intra abdomen
merupakan "ematom. 0"li radiologi "arus ber"ati-"ati dalam mengasumsikan ba"wa
trauma lien adala" penyebab adanya !airan dalam abdomen atau di sekitar lien.
=ebanyakan trauma tumpul lien terli"at pada anak-anak yang ditabrak ole" kendaraan
bermotor, kejadian yang ber"ubungan dengan jatu", atau pengendara kendaraan bermotor
yang mengalami ke!elakaan. =emungkinan terbesar terjadinya positif palsu pada
ke!elakaan kendaraan bermotor adala" karena pasien !enderung tua dan tela" memiliki
penyakit sebelumnya.
'. 0kumulasi !airan
1enyakit "ati, pankreas, ginjal, dan kolon bagian kiri dapat menuju pada akumulasi !airan
pada bagian bawa" lien. 1enyebab lain yang dapat menyebabkan akumulasi !airan tidak
bole" dilupakan, termasuk adanya keganasan abdomen yang tidak terdiagnosis dengan
asites dan dialisis peritoneal. Jalau banyak keadaan ini tidak mungkin terjadi,
kesempatan untuk memperole" informasi dari pasien mungkin tidak ada. 1ada
kebanyakan ke!elakaan kendaraan bermotor, ada beberapa orang yang terluka. Drang tua
tidak dapat mentoleransi ba"kan trauma ke!il sekalipun, dan keadaan "emodinamik
mereka biasanya tidak sesuai dengan trauma yang terli"at. 4ebagai tamba"an, banyak
pasien trauma yang mengalami ke!elakaan tiba di ruma" sakit setela" penggunaan
al!o"ol dan obat-obatan. 0kibatnya pasien dibawa ke bagian radiologi dalam keadaan
disedasi atau diintubasi.
(. =ista
Banyak "al yang dapat mempengaru"i lien dan menimbulkan gambaran laserasi atau
"ematom lien. 0da banyak etiologi kista lien yang tela" dilaporkan dalam literatur. 4ala"
satu etiologi ini dapat menyebabkan kesala"an diagnosis sebagai trauma lien, tapi
biasanya tidak menimbulkan "emoperitonium. 0bses lien yang disebabkan ole"
endokarditis bakterial, infark lien, dan prosedur in$asif dapat menyebabkan trauma lien,
12
dan ini dapat di"ubungkan dengan !airan perilien. Lesi kistik yang menyerupai trauma
dapat diklasifikasikan sebagai berikut ,
- =ongenital , Kpidermoid.
- /askular , Bematom, kista post trauma -23., infark kistik, dan peliosis.
- )nflamasi , 0bses piogenik, mikroabses jamur akibat Candida, Asergilus, atau
Crytococcus. <uber!ulosis akibat "ycobacterium a!ium intracellular, #neumocytis
carinii, atau Echinococcus. Dan pseudokista pan!reas.
- Eeoplasma , Bemangioma ka$ernosus, angiosarkoma, lienngioma, dan metastasis
-melanoma 53..
5. )nfark
)nfark pada lien dapat menimbulkan gambaran trauma. 4e!ara klasik, infark dapat
dibedakan dengan bentuk baji atau segitiga. )nfark dapat melebar dari batas luar dengan
apeks menuju ke "ilus lien. Lingkaran "alus parenkim normal dapat terli"at sepanjang
batas luar. Jalau infark tidak meningkat, pada lingkaran luar mungkin dapat terli"at
peningkatan karena terdapatnya pembulu" dara". 1ada F4G dan C< s!an, infark dapat
disala" artikan sebagai laserasi tanpa !airan perilien.
#. =eganasan
<umor pada lien jarang terjadi. =ebanyakan tumor yang ber"ubungan dengan lien adala"
limfoma, yang men!akupi 73 dari lesi. 4ebagai tamba"an, penyakit metastatik pada lien
tidak jarang terjadi, dan melanoma, kanker payudara, paru, ginjal, dan o$arium
merupakan kanker primernya. 1roses ini terli"at "ipoekoik pada F4G dan "ipodens pada
C< s!an, dan dapat menimbulkan gambaran laserasi atau perdara"an intraparenkim.
1enyakit metastatik dapat ber"ubungan dengan asites yang menimbulkan gambaran
"emoperitoneum. Lesi serupa pada organ lain dan limfadenopati mun!ul dan
menge!ualikan trauma.
7. <umor jinak
<umor jinak yang paling sering pada lien adala" "emangioma ka$ernosus. <umor ini
dapat terli"at "iperekoik atau "ipoekoik pada F4G dan dapat menimbulkan gambaran
"ematom dan dara" yang tidak menggumpal. Bemangioma terli"at "ipodens pada C<
s!an. Lesi jinak dapat menimbulkan gambaran "ematom parenkim atau laserasi ke!il jika
dekat perifer. 1etunjuk untuk diagnosis yang benar adala" perbedaan pada batas dan
1I
bentuk "emangioma dibandingkan dengan trauma. =alsifikasi seperti bentuk salju atau
p"lebolits jarang terjadi, tapi dapat dibedakan dengan trauma. Bemangiomatosis lien
difus adala" keadaan dimana lien membesar dan digantikan "ampir seluru"nya ole"
"emangioma. Gambarannya terli"at seperti trauma saat pertama terli"at.
2. Ruptur lien nontraumatik
Ruptur lien nontraumatik jarang terjadi, tapi tela" di"ubungkan dengan beberapa proses
penyakit. )ni dapat menimbulkan kebingungan, pertama karena kelangkaannya dan kedua
karena dugaan penyebab traumatik. 1emeriksaan teliti ter"adap gambar akan menuju
kepada diagnosis yang benar.
I. 4arkoidosis
4akoidosis adala" penyakit yang tidak diketa"ui etiologinya yang mana granuloma
mun!ul di jaringan dan organ terutama pada sistem limfatik. Lien terlibat dalam +(-5I3
dari pasien dengan sarkoid, tapi biasanya asimptomatik. Dapat juga menunjukkan gejala
abdominal. =asus berat dapat menuju kepada "ipersplenisme dan ruptur spontan tanpa
etiologi yang jelas. 1ada kebanyakan kasus, lien terkena se!ara difus, dan gambarannya
dapat menyerupai limfoma. 4plenomegali tampak pada sekitar sepertiga kasus dan sering
di"ubungkan dengan limfadenopati. Eodul "ipodens yang terpisa" tampak pada C< s!an
pada sekitar 153 pasien.
1. 0miloidosis
Lien terlibat pada amiloidosis, penyakit dimana pada sel plasma terjadi penumpukan
amiloid, protein kompleks yang terbentuk terutama dari rantai polipeptida, yang terjadi di
berbagai jaringan dan organ. 0miloidosis dapat terjadi se!ara primer ataupun sekunder,
ber"ubungan dengan inflamasi kronik -terutama art"ritis reumatoid., dan terjadi
ber"ubungan dengan myeloma multiple. Lien terkena dalam berbagai bentuk amiloidosis
dan mun!ul se!ara difus dan "omogen pada kebanyakan pasien. )ni dapat terli"at pada
C< s!an dengan kontras, tapi abnormalitas fo!al yang dapat menyerupai laserasi juga
dapat terjadi. Ruptur lien spontan, yang diyakini sebagai akibat kelema"an kapsul akibat
penumpukan amiloid, tela" dilaporkan. Berkurangnya atenuasi pada organ yang terlibat
dapat membantu dalam membedakan amiloid dengan trauma.
11. )nfeksi
+
Bartonella adala" organism gram negatif awalnya dianggap terutama menginfeksi pasien
dengan B)/. <api, penelitian terkini tela" menunjukkan spesies Bartonella yang dapat
menyebabkan penyakit catscratch. Dua proses primer dari infeksi Bartonella, yang
melibatkan "ati dan lien disebut bacillary eliosis heatis. 4e!ara patologis, basili ini
menyebabkan dilatasi kapiler, yang menyebabkan sejumla" ka$itas berdinding tipis yang
berisi dara" pada "ati dan lien. C< s!an abdomen menunjukkan adanya lesi multiple pada
"ati dan lien dengan liendenopati dan kemunkinan asites. Lesi dapat bergabung
membentuk lesi multilokus atau berseptum. Ruptur lien spontan tela" dilaporkan pada
pasien dengan bacillary eliosis heatis.
1+. <rauma sekunder
1roses-proses yang tela" disebutkan di atas dapat menyebabkan ruptur lien, yang
menyebabkan derajat trauma. Lien yang membesar dengan massa tumor atau anemia
dapat terluka dengan trauma ringan seperti jatu" saat berjalan. Bemangioma atau kista
dapat ruptur dengan trauma ringan akibat kelema"an pada kapsul. =ondisi-kondisi ini
di"ubungkan dengan "emoperitonium atau perdara"an parenkim dan sulit dibedakan
dengan trauma lien.
+
.. Penatala"sanaan
1enatalaksanaan se!ara tradisional adala" splenektomi. 0kan tetapi, splenektomi sedapat
mungkin di"indari, terutama pada anak-anak, untuk meng"indari kerentanan permanen
ter"adap infeksi. =ebanyakan laserasi ke!il dan sedang pada pasien stabil, terutama anak-
anak, ditatalaksana dengan obser$asi dan transfusi. =egagalan dalam penatalaksanaan
obse$atif lebi" sering terjadi pada trauma grade ))), )/, dan / daripada grade ) dan )). 1ada
banyak penelitian, embolisasi arteri lienalis tela" dijelaskan menggunakan berbagai
pendekatan. 4atu poin utama dalam pemba"asan tentang perbedaan antara embolisasi arteri
lienalis utama, embolisasi arteri lienalis selektif atau superselektif, dan embolisasi arteri
lienalis di berbagai tempat. Kmbolisasi ini meng"ambat aliran pada pembulu" yang
mengalami perdara"an. Hika pembeda"an diperlukan, lien dapat diperbaiki se!ara beda".
+1
<indakan beda" yang dapat dilakukan pada keadaan rupture lien meliputi splenorafi dan
splenektomi.
1,5
o (PLEN1RAFI
4plenorafi adala" operasi yang bertujuan memperta"ankan lien yang fungsional
dengan teknik beda". <indakan ini dapat dilakukan pada trauma tumpul maupun tajam.
<indak beda" ini terdiri atas membuang jaringan non$ital, mengikat pembulu" dara"
yang terbuka, dan menja"it kapsul lien yang terluka. Hika penja"itan laserasi saja kurang
memadai, dapat ditamba"kan dengan pemasangan kantong k"usus dengan atau tanpa
penja"itan omentum.
1
o (PLENE2T1!I
;engingat fungsi filtrasi lien, indikasi splenektomi "arus dipertimbangkan benar.
4elain itu, splenektomi merupakan suatu operasi yang tidak bole" dianggap ringan.
Kksposisi lien sering tidak muda" karena splenomegali biasanya disertai dengan
perlekatan pada diafragma. 1engikatan a.lienalis sebagai tindakan pertama sewaktu
operasi sangat berguna.
1

4plenektomi dilakukan jika terdapat kerusakan lien yang tidak dapat diatasi
dengan splenorafi, splenektomi parsial, atau pembungkusan. 4plenektomi parsial bisa
terdiri dari eksisi satu segmen yang dilakukan jika ruptur lien tidak mengenai "ilus dan
bagian yang tidak !edera masi" $ital. <api splenektomi tetap merupakan terapi beda"
utama dan memiliki tingkat kesuksesan paling tinggi.
1
1engangkatan lien dapat dilakukan pada kondisi berikut ,
1. 1e!a"nya lien dalam ke!elakaan karena lien tidak dapat dija"it karena sangat $askular
dan rapu" ole" karena itu untuk menyelamatkan lien pasien "arus diangkat.
+. 1ada penyakit kronis misalnya malaria dan =ala 0>ar, lien sangat membesar se"ingga
meng"asilkan ketidaknyamanan kepada pasien karena itu lien "arus diangkat.
Efe" Pengang"atan Lien 3
1. 4el dara" mera" "arus benar-benar di"itung -se"arusnya mengalami peningkatan sel
dara" mera". karena peng"an!uran sel dara" mera" ole" lien ter"enti, tapi mengejutkan
karena jumla" sel dara" mera" yang di"itung akan sedikit berkurang yaitu anemia ringan.
+. 4el dara" puti" dan trombosit akan meningkat.
'. ;ekanisme perta"anan ole" sistem kekebalan tubu" akan kurang.
++
(. <idak akan ada perta"anan ter"adap tetanus karena lien satu-satunya tempat di mana ada
kekebalan ter"adap tetanus.
4eperti yang terli"at dari poin di atas setela" pengangkatan lien orang dapat "idup
normal, ke!uali dia "arus sangat ber"ati-"ati ter"adap infeksi tetanus.
2
Penatala"sanaan Pasien dengan (*lene"tomi
Tabel 3. 1enatalaksanaan pasien dengan splenektomi
4umber , Hones, 1., +1, 1ostsplene!tomy )nfe!tion 4trategies for pre$ention in general pra!ti!e.
Australian $amily #hysician %ol. &. 'o.(. Diakses
"ttp,55www.ra!gp.org.au5afp5+1#5+1#jones.pdf pada tanggal +-#-+11
o (PLEN1(I(
4plenosis adala" autotransplantasi jaringan lien setela" splenektomi traumatik
atau pembeda"an. 4plenosis biasanya terjadi setela" rupture akibat trauma dari lien dan
didefinisikan sebagai autotransplantasi jaringan lien ter"adap e!topi! sites -bukan
tempatnya.. 1aling sering terjadi sebagai nodul intraperitoneal yang ditemukan baik
kebetulan atau setela" ada gejala komplikasi, dan mungkin akan menjadi jelas beberapa
ta"un setela" trauma. 4plenosis kebanyakan tanpa gejala yang menyebabkan
dilakukannya in$estigasi yang tidak perlu dalam rangka untuk membedakannya dari lesi
jinak atau ganas lainnya. =etika terdapat pada beberapa tempat -dengan beberapa
manifestasi. yang terlibat, keadaannya menjadi lebi" kompleks.
I
+'
4plenosis terdapat pada satu "ingga dua pertiga pasien yang menjalani
splenektomi karena trauma. )mplantasi dari serpi"an -bagian. lien paling sering terjadi
pada permukaan usus "alus dan usus besar, omentum yang lebi" besar, peritoneum
parietalis, mesenterium, dibawa" permukaan diafragma, dan lebi" jarang dalam kasus-
kasus trauma berat, terjadi pada intra"epatik atau ba"kan intrat"ora!i!. ;eskipun
splenosis jarang dapat menimbulkan gejala sebagai nyeri perut atau nyeri testis yang
samar-samar, obstruksi usus karena adanya perlengketan, perdara"an saluran !erna dan
pe!a" spontan, biasanya "al tersebut merupakan ditemukan se!ara tidak sengaja selama
operasi, baik dengan laparoskopi ataupun pen!itraan. Hika kita tela" mempertimbangkan
splenosis, tanda-tanda dari sisa jaringan limpa sebagai tidak adanya )o*ell+,olly bodies,
sidero!ytes, )ein- bodies dan sel dara" mera" pada "apusan dara" perifer dapat
membantu. =esimpulannya, semua pasien dengan riwayat operasi atau trauma limpa
"arus dipertimbangkan "ipotesis splenosis dalam diagnosis diferensial dari massa yang
baru ditemukan.
Gambar 2). Gambar intraoperatif menampakkan massa kebiruan-mera" besar dan implan ke!il
dengan melibatkan beberapa permukaan peritoneum pel$is menunjukkan jaringan limpa ektopik.
4umber , Horge C. Ribeiro, Carlos ;. 4il$a, 0meri!o R. 4antos., +#. 4plenosis. 0 Diagnosis to
be Considered. )nternational Bra> H Frol /ol. '+ -#., #72-#2, Eo$ember - De!ember, +#.
Diakses dari "ttp,55www.s!ielo.br5pdf5ibju5$'+n#5$'+n#a2.pdf pada tanggal 5-7-11
4plenosis adala" kondisi jinak yang umumnya terjadi setela" limpa pe!a" melalui
trauma atau operasi. 4plenosis biasanya ditemukan kebetulan dan biasanya tidak
mempunyai gejala dan tidak ada terapi yang diindikasikan. Eamun, se!ara radiografi
splenosis dapat menyerupai keganasan, dan kebanyakan pasien "arus menjalani berbagai
ma!am pemeriksaan untuk menentukan diagnosis penyakit yang dimilikinya. ;etode
diagnostik pili"an adala" skintigrafi nuklear, k"ususnya, panas-yang memindai sel dara"
mera" rusak. 4plenosis biasanya terjadi dalam rongga perut dan panggul, tetapi beberapa
pasien tela" dilaporkan dengan lesi splenosis pada intrat"ora!i!, subkutan, intra"epatik
dan intrakranial.
1
+(
o 14ER56EL!ING P1(T (PLENE'T1!7 INFE'TI1N
1asien yang liennya tela" diangkat merupakan pasien dengan risiko infeksi yang
signifikan, karena lien adala" jaringan limfoid terbesar dalam tubu". )nfeksi
postsplene!tomy berat -D14). adala" proses fulminan serius yang membawa tingkat
kematian yang tinggi. 1atogenesis dan risiko berkembangnya infeksi postsplene!tomy
berat -D14). yang fatal tetap tidak jelas.
11
DAFTAR PU(TA2A
1. R. 4yamsu"idat, Jim de Hong. +(. Buku 0jar )lmu Beda". Kd.+. 1enerbit Buku
=edokteran KGC, Hakarta. Bal #2-#1+.
+. 4te$en =.R., +I. 4pleen <rauma. Fni$ersity of )llinois 4!"ool of ;edi!ine,
Department of Radiology. Diakses dari "ttp,55emedi!ine.meds!ape.!om5arti!le5'7'#I(-
o$er$iew pada tanggal +-#-+11.
'. Bruni!ardy, C"arles, et all. 4!"wart>Ls 1rin!iples of 4urgery. <"e ;! Graw-Bill
Companies. +5.
(. Lisle, Da$id. )maging for 4tudent, se!ond edition. 0rnold, Eew @ork. +1.
5. Beers, ;ark 1orter, Robert Hones, <"omas. The "erc. "anual of /iagnosis and
Theray -12t" ed... Eew Hersey, ;er!k Resear!" Laboratories. +#.
Diakses dari "ttp,55en.wikipedia.org5wiki5Blunt6spleni!6trauma pada tanggal +2-1+-+1
#. Ledbetter, 4. dan 4mit"uis, R., +7. Abdominal Trauma 0 1ole of CT. Department of
Radiology of t"e Brig"am and JomenMs Bospital, Boston and t"e Rijnland Bospital in Leiderdorp, t"e
+5
Eet"erlands. +7. Diakses dari "ttp,55www.radiologyassistant.nl5en5(##121ff#17' pada tanggal +-#-
+11
7. Bassan, R., et. 0l., Computed <omograp"y of Blunt 4pleen )njury, 0 1i!torial Re$iew8
"alaysian , "ed Sci. Han-;ar +11N 12-1., #-#7, diakses dari www.mjms.usm.my pada
tanggal 5-7-11.
2. 4amudra, L. Ruptur Lien. +I. Diakses dari
"ttp,55banyakba!a.wordpress.!om5+I5115+(5ruptur-lien-+I5 pada tanggal +-#-+11.
I. Ha$adras"id, R., 1aak, E., 4ale"i, 0., +1. Combined 4ub!utaneous, )ntrat"ora!i! and
0bdominal 4plenosis. 0r!"i$es of )ranian ;edi!ine, /olume 1', Eumber 5, 4eptember
+1.
1. Horge C. Ribeiro, Carlos ;. 4il$a, 0meri!o R. 4antos., +#. 4plenosis. 0 Diagnosis to
be Considered. )nternational Bra> H Frol /ol. '+ -#., #72-#2, Eo$ember - De!ember,
+#. Diakses dari "ttp,55www.s!ielo.br5pdf5ibju5$'+n#5$'+n#a2.pdf pada tanggal 5-
7-11
11. Dkabayas"i, <., Bana>aki, =., +2, D$erw"elming postsplene!tomy infe!tion syndrome
in adults ? 0 !lini!ally pre$entable disease., World Journal of Gastroenterology, 1(N
1(-+., 17#-17I, Diakses dari www.wjgnet.!om pada tanggal +-#-+11
1+. Hones, 1., +1, 1ostsplene!tomy )nfe!tion 4trategies for pre$ention in general pra!ti!e.
Australian $amily #hysician %ol. &. 'o.(. Diakses
"ttp,55www.ra!gp.org.au5afp5+1#5+1#jones.pdf pada tanggal +-#-+11
1'. CDC. +#. 1ost-4plene!tomy /a!!ine 1rop"ylaOis. Diakses dari ,
"ttp,55www.surgi!al!riti!al!are.net5Guidelines5splene!tomy6$a!!ines.pdf pada tanggal
+-#-+11
+#

Anda mungkin juga menyukai