Anda di halaman 1dari 49

Bed Site Teaching

POLIP NASI
IKRIMA AINAL QALBI 1210312087
RAHMI TRISNA YUSSY 1740312285

DR. MUHAMMAD YUNUS, SP.THT-KL


LATAR BELAKANG

Polip nasi adalah massa lunak yang mengandung banyak cairan


didalam rongga hidung berwarna putih keabuan akibat
inflamasi kronik mukosa hidung dan sinus paranasal

Kejadian pada dewasa 20-40 tahun

Laki-laki: perempuan 2,5:1.


Predisposisi:
• Infeksi
• Inflamasi non infeksi
• Kelainan anatomi
• Abnormalitas genetik
• Etiologi adalah inflamasi kronik dan
turbulensi udara di daerah KOM
Gejala:
• Hidung tersumbat
Pemeriksaan Fisik
• Terasa massa dalam
hidung • Massa berwarna pucat
• Susah mengeluarkan yang mudah digerakkan
ingus
• Rinore
• PND Pemeriksaan
• Sakit kepala Penunjang
• Nyeri wajah
• Telinga terasa penuh • Kultur sekret
• Gangguan tidur • CT-Scan
Tatalaksana
• Medika mentosa
• Non medika mentosa (Bedah)
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi Polip Nasi


• Massa lunak yang mengandung banyak cairan
di dalam rongga hidung
• Berwarna putih keabuan
• Akibat inflamasi mukosa
• Dapat timbul pada laki-laki atau perempuan,
dari usia anak-anak hingga usia lanjut.
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI

Polip nasi wanita : pria  2,5 : 1

Dapat mengenai seluruh ras

Jarang ditemukan pada anak-anak (0,1 %)

Pada dewasa  20-40 tahun

Beberapa literatur  insiden 1-4% dan ada juga 1-20 per 1000 orang
dewasa
TINJAUAN PUSTAKA

KLASIFIKASI

Stadium II
Stadium I : : polip keluar
polip terbatas
dari meatus
Stadium III
pada meatus
Stadium 0 : media, tidak : polip nasi
media,
tidak ada
keluar dari rongga sudah
hindung. Tidak tampak di memenuhi
polip tampak pada
pemeriksaan rongga rongga
rinoskopi anterior. hidung tetapi hidung.
Terlihat pada
nasoendoskopi belum
seluruhnya
TINJAUAN PUSTAKA

ETIOLOGI

Peradangan kronik yang berulang ada


mukosa hidung dan sinus

Gangguan keseimbangan vasomotor

Peningkatan tekanan cairan interstisial


dan edema mukosa hidung
TINJAUAN Perubahan mukosa hidung
PUSTAKA akibat peradangan atau aliran
udara yang berturbulensi,
terutama didaerah KOM

PATOGENESIS
Prolaps submukosa diikuti
• Teori Bernstein oleh reeepitelisasi dan
pembentukan kelenjar baru

Peningkatan penyerapan Na
oleh permukaan sel epitel 
retensi air  terbentuk polip

Proses terus berlanjut, polip


membesar, turun ke rongga
hidung, membentuk tangkai
TINJAUAN PUSTAKA
Massa bertangkai dengan
MAKROSKOPIS permukaan yang licin

Berbentuk bulat atau


lonjong

Berwarna putih keabu-


abuan

Dapat tunggal dan multipel

Tidak sensitif
TINJAUAN PUSTAKA

MIKROSKOPIS

• Epitel bertingkat semu bersilia dengan


submukosa yang sembab

• Sel terdiri dari  limfosit, sel plasma, eosinofil,


neutrofil, dan makrofag

• Polip lama  metaplasia epitel menjadi epitel


transisional, kubik, atau gepeng berlapis tanpa
keratinisasi
TINJAUAN PUSTAKA

GEJALA Terasa ada


Hidung
massa dalam
KLINIS tersumbat
hidung

Sukar
Hiposmia atau
mengeluarkan
anosmia
ingus

Sekunder : PND, rinore, nyeri


wajah, sakit kepala, telinga terasa
penuh, mengorok, gangguan tidur
dan penurunan prestasi kerja
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS

Anamnesis
• Sesuai dengan gejala klinis
• Hidung tersumbat dan rinore
• Menurun kemampuan menghidu
PF
• Terlihat dibagian atas dinding hidung lateral, mengelilingi
konka media.
• Rinoskopi anterior  massa pucat berasal dari meatus
media dan mudah digerakkan
TINJAUAN PUSTAKA
DIAGNOSIS
• Pemeriksaan penunjang

Naso-endoskop  lihat stadium I dan II

Kultur dengan bantuan naso-endoskop

CT Scan  perluasan penyakit, sudah terdapat


komplikasi, kasus gagal terapi medika mentosa
TINJAUAN PUSTAKA

TATALAKSANA Tujuan  hilangkan keluhan, mencegah


komplikasi, dan mencegah rekurensi polip.

Stadium I dan II  kortikosteroid intranasal


dan/atau oral selama 4-6 minggu

Jika tidak membaik  terapi bedah. Dengan


ekstraksi polip senar polip atau dengan
analgesi lokal, etmiodektomi intranasal atau
ekstranasal untuk polip etmoid
LAPORAN KASUS
• IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. E
umur : 46 tahun
Alamat : Sungai Beringin,
Panampuang
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku : Minang

• ANAMNESIS
Keluhan utama : hidung terasa tersumbat terutama hidung
kanan sejak 1 bulan yang lalu
LAPORAN KASUS
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Hidung terasa tersumbat sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya
hidung kanan tersumbat hilang timbul sejak 1 tahun yang
lalu, kemudian menjadi menetap.
 Pasien awalnya tidak menyadari adanya benjolan di hidung
kanan, sejak 1 bulan terakhir pasien menyadari akan adanya
benjolan.
 Penciuman mulai berkurang sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan ini terjadi perlahan-lahan, makin lama makin susah
mencium bau-bauan.
 Riwayat bersin-bersin > 5 kali terutama saat udara dingin
ada
 Pasien mengalami kesulitan bernapas terutama melalui
hidung kanan sejak 1 bulan yang lalu, sehingga pasien
bernapas melalui mulut.
 Riwayat terasa berat di kepala ada kadang-kadang terutama
LAPORAN KASUS
Adanya ingus yang mengalir ke tenggorok sejak 1
tahun yang lalu.
Riwayat gigi berlubang ada di geraham ke 3 kanan
atas.
Pasien mengeluhkan kedua telinganya terasa penuh
sejak 1 tahun yang lalu, bersifat hilang timbul
terutama saat hidung tersumbat.
Keluar cairan berupa nanah/darah dari telinga tidak
ada
Nyeri pada telinga tidak ada
Penurunan pendengaran tidak ada
LAPORAN KASUS
Rasa pusing berputar tidak ada
Riwayat demam dan batuk tidak ada
Nyeri menelan tidak ada
Sebelumnya pasien sudah berobat beberapa kali ke
puskesmas, diberi obat makan, dan cuci hidung tapi
tidak mengalami perbaikan, kemudian pasien
dirujuk ke RSAM Bukittinggi. Pasien sudah tiga
kali kontrol ke poliklinik RSAM Bukittinggi, dan
mendapat obat ciprofloxacin, metilprednisolon, dan
rhinofed.
LAPORAN KASUS

Riwayat penyakit dahulu


 Pasien tidak pernah mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya
 Pasien tidak pernah menderita hipertensi, diabetes
mellitus, jantung, hati dan ginjal
Riwayat penyakit keluarga
Saudara sepupu pasien juga menderita penyakit yang
sama dengan pasien
LAPORAN KASUS

Riwayat pekerja, sosial ekonomi dan kebiasaan


Pasien seorang kuli bangunan, merokok selama
lebih kurang 15 tahun dan sudah berhenti
semenjak tahun 1995
LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Ku Kes TD Nadi Nafas T
Sedang CMC 120/80 86x/menit 18x/menit afebris

Pemeriksaan sistemik
• Kepala : normocephal, rambut tidak mudah rontok
• Mata : konjungtiva  tidak anemis
sklera  tidak ikterik
• Toraks : jantung dalam batas normal
Paru  dalam batas normal
• Abdomen : dalam batas normal
• Ekstremitas : dalam batas normal
LAPORAN KASUS
TELINGA

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra


Kel kongenital - -
Daun telinga Trauma - -
Radang - -
Kel. Metabolik - -
Nyeri tarik - -
Nyeri tekan tragus - -
Cukup lapang (N) Cukup lapang (N) Cukup lapang(N)
Diding liang telinga Sempit - -
Hiperemis - -
Edema - -
Massa - -
Ada / Tidak Ada Ada
Serumen Bau - -
Warna kekuningan Kuning kecoklatan
Jumlah sedikit sedikit
Jenis kering lunak
LAPORAN KASUS
Membran timpani

Warna Putih Putih


Reflek cahaya tidak ada tidak ada
Utuh Bulging - -
Retraksi + +

Atrofi - -
Jumlah perforasi - -
Perforasi Jenis - -
Kuadran - -
Pinggir - -
Tanda radang - -
Fistel - -
Mastoid Sikatrik - -
Nyeri tekan - -
Nyeri ketok - -
Rinne (+) (+)
Tes garpu tala Schwabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa

Weber Tidak ada lateralisasi


Kesimpulan retraksi membran timpani retraksi membran timpani
Audiometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan
LAPORAN KASUS
HIDUNG

Pemeriksaan Kelainan
Deformitas -
Kelainan kongenital -
Hidung luar Trauma -
Radang -
Massa -
SINUS PARANASAL
Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Nyeri tekan - -

Nyeri ketok - -
LAPORAN KASUS
RINOSKOPI ANTERIOR

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra


Vestibulum Vibrise Ada Ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Cukup lapang (N) - Cukup lapang
Cavum nasi (N)
Sempit sempit -

Lapang
Lokasi - -
Sekret Jenis - -
Jumlah - -
Bau - -
LAPORAN KASUS

Konka inferior Ukuran Tidak dapat dinilai Tidak


Eutrofidapat dinilai
Warna Tidak dapat dinilai Merah muda

Permukaan Tidak dapat dinilai licin

Edema
Edema Tidak dapat dinilai -

Konka media Ukuran Tidak dapat dinilai Eutrofi

Warna Tidak dapat dinilai Merah muda

Permukaan Tidak dapat dinilai Licin

Edema Tidak dapat dinilai -


LAPORAN KASUS
Cukup lurus/deviasi Cukup lurus

Permukaan Licin
Warna Merah muda
Septum
Spina -
Krista -
Abses -
Perforasi -
Lokasi Meatus superior Meatus superior
Bentuk Bulat lonjong Bulat lonjong
Ukuran 1x0,5 cm (2 buah) 0,5 x0,3 cm (1 buah)
Permukaan Licin Licin
Massa Warna Putih pucat Putih pucat
Konsistensi Lunak Lunak
Mudah digoyang + +
Pengaruh vasokonstriktor - -
LAPORAN KASUS
RINOSKOPI POSTERIOR: SULIT DINILAI

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra

Cukup lapang (N)


Koana Sempit
Lapang - -

Warna - -
Mukosa Edem - -
Jaringan
- -
granulasi
LAPORAN KASUS

Adenoid Ada/tidak Hipertrofi Hipertrofi


Muara tuba eustachius Tertutup sekret - -
Edem mukosa - -
Lokasi - -
Ukuran - -
Massa Bentuk - -
Permukaan - -
Post Nasal Drip Ada/tidak - -
Jenis - -
LAPORAN KASUS
OROFARING DAN MULUT

Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra


Trismus Tidak ada
Uvula Edema - -
Bifida - -
Simetris/tidak Simetris Simetris
Arkus Faring Warna Merah muda Merah muda
Edem - -
Bercak/eksudat - -
LAPORAN KASUS

Dinding faring Warna Merah muda Merah muda


Permukaan Licin Licin
Ukuran T1 T1
Warna - -
Permukaan - -
Muara kripti Tidak melebar Tidak melebar
Tonsil Detritus - -
Eksudat - -
Perlengketan
- -
dengan pilar
Warna Merah muda Merah muda
Peritonsil Edema - -
Abses - -
LAPORAN KASUS
Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk - -
Tumor
Ukuran - -
Permukaan - -
Konsistensi - -
Gigi Karies/Radiks + +
Kesan Kurang higine mulut
Warna Merah muda
Bentuk Normal
Lidah
Deviasi Tidak ada
Massa Tidak ada
DISKUSI

Telah diperiksa seorang pasien laki-laki berusia 46 tahun yang datang ke


poli THT RSUD Dr. Ahmad Mochtar Bukittinggi pada tanggal 24 Januari
2018.

Pasien datang dengan keluhan hidung kanan terasa semakin tersumbat


sejak 1 bulan yang lalu.

Dari anamnesis didapatkan hidung kanan sudah dirasakan tersumbat


sejak 1 tahun yang lalu dan dirasakan hilang timbul, sejak 1 bulan terakhir
hidung semakin tersumbat dan membuat aktivitas pasien terganggu
DISKUSI

Umumnya usia
Laki-laki: 20-40 tahun, bisa
perempuan= 2,5:1 mengenai semua
usia
Keluhan hidung tersumbat
disebabkan oleh berbagai hal
seperti
• Kelainan septum
• Rinitis alergi
• Rinitis vasomotor termasuk rinitis
medikamentosa
• Polip hidung
HIdung tersumbat
unilateral, dan • Rinitis vasomotor
menetap tidak
berpindah-pindah dapat disingkirkan

Riwayat bersin-bersin
> 5 kali, mata berair,
hidung gatal terutama • Rinitis alergi
ketika dingin

Penciuman yang
berkurang menetap,
• Rinitis --> hilang
perlahan-lahan timbul
Rangsangan non spesifik seperti asap/ rokok, bau yang menyengat, parfum, minuman
Rinitis beralkohol, makanan pedas,dingin, pendingin dan pemanas ruangan dan lain-lain
vasomotor
Pada pasien ini ditemukan alah satu pencetusnya adalah dingin

Rinitis vasomotor biasanya hidung tersumbat bergantian kiri dan kanan tergantung
posisi pasien.

Pada pasien ini keluhan tidak bergantian kiri dan kanan dan tidak dipengaruhi posisi
pasien.

Dari anamnesa keluhan hidung tersumbat bisa dieklusi


adanya deviasi septum, rinitis alergi dan rinitis vasomotor.
Untuk kemungkinan benda asing, dari anamnesa tidak
ditemukan adanya keluhan benda asing dihidung.
Riwayat terasa
berat di kepala
terutama
ketika
bersujud,
telinga terasa
penuh •Sinusitis
terutama
ketika hidung
tersumbat, gigi
M3 kanan atas
berlobang
Rinoskopi anterior
• tampak massa berbentuk bulat
lonjong, dengan warna pucat dengan
permukaan licin mudah digoyang
pada kedua cavum nasi
• KND: massa jumlah 2 ukuran 1 x 0,5
cm berasal dari meatus superior dan
hampir menutupi semua cavum nasi
• KNS: massa jumlah 1 ukuran 0,5x
0,3 cm berasal dari meatus superior,
belum melewati meatus media
Polip nasi
berasal dari
Anamnesis epitel di
dan PF meatus
media, Insiden 1-20
•WD: Polip Nasi
Dekstra et etmoid, sinus kasus
Sinistra maksila perseribu

Polip : Biasanya Perbandinga


Massa timbul pada n laki-laki:
bertangkai usia dewasa perempuan
dalam 20-40 tahun 2,5:1
rongga
hidung,
seringkali
multipel dan
bilateral
dapat keluar
dari nares
anterior
Pada pasien ini
Faktor pembentukan didiagnosa tambahan
dengan rinosinusitis
polip nasi kronis dengan 2 dari 6
gejala mayor:

Peradangan
kronik mukosa Hidung
hidung dan tersumbat
sinus

Gangguan
Purulensi dari
keseimbangan
hidung
vasomotor

Peningkatan
cairan intersisial Gejala >8
dan edema minggu
mukosa hidung
Reepitelisasi
Peradangan/ dan
aliran Prolap pembentukan
turbulensi di submukosa kelenjar baru
KOM + penyerapan
ion Na

Stadium Polip
• Stadium 0 : tidak ada polip
• Stadium I : polip terbatas pada meatus media,
tidak keluar dari rongga hindung. Tidak tampak
pada pemeriksaan rinoskopi anterior. Terlihat pada
nasoendoskopi
• Stadium II : polipkeluar dari meatus media, tampak
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior
Polip cavum nasi dekstra stadium 3
Polip cavum nasi sinistra stadium 1
• Tujuan  hilangkan keluhan, mencegah
komplikasi, dan mencegah rekurensi polip.
• Stadium I dan II  kortikosteroid intranasal
dan/atau oral selama 4-6 minggu
• Jika tidak membaik  terapi bedah. Dengan
TATALAKSANA ekstraksi polip senar polip atau dengan
analgesi lokal, etmiodektomi intranasal atau
ekstranasal untuk polip etmoid
• Terbaik: jika tersedia fasilitas endoskopi
dengan FESS (Functional Endoscopy Sinus
Surgery)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai