Anda di halaman 1dari 53

Case Report Session

ABSES SUBMANDIBULA
Oleh

Alan Mustaqim 12110311019


Wafya Melosi R 1740312291
Yola Anggreka Taufik 1310311103

Preseptor
Dr. H. Muhammad Yunus, Sp.THT-KL
BAB 1
PENDAHULUAN
Kompleksitas anatomi Merupakan penyakit
membuat diagnosis dan kedua terbanyak pada
pengobatan infeksi pembagian abses leher
menjadi cenderung sulit dalam

Abses
submandibula

Infeksi dapat meluas ke ruang


Dihubungkan dengan leher dan menimbulkan
infeksi gigi beberapa penyulit
Batasan Masalah
Membahas definisi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, manifestasi
klinis, diagnosis, tatalaksana dan prognosis dari kasus abses
submandibula

Tujuan Penulisan
Menambah pengetahuan dan penambahan mengenai anatomi
leher, defenisi, epidemiologi, etiologi, dan faktor risiko, patogenesis,
diagnosis, tatalaksana, komplikasi dan prognosis abses
submandibula

Metode Penulisan

Tinjauan pustaka yang merujuk ke berbagai literatur dan makalah


ilmiah
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

 Abses leher dalam terbentuk di daladm


ruang potensial diantara fossa leher dalam
sebagai kelanjutan infeksi dari daerah
kepala leher
 Pada abses submandibular, ruang potensial
ini terdiri dari ruang sublingual dan
submaksila yang dipisahkan oleh otot
milohioid
ANATOMI

Ruang submandibula dan sublingual


ETIOLOGI

Trauma
Infeksi gigi Infeksi faring saluran
nafas

Trauma Infeksi
Infeksi
organ cerna saluran
kelenjar liur
atas nafas atas

Intervensi
Tidak
Benda Asing alat-alat
diketahui
medis
ETIOLOGI

Infeksi gigi pada P1, P2, M1 dan


M2

Bakteri Aerob : Alfa sstreptokokus


hemolitikus, stafilokokus,
bacteroides

Bakteri anaerob :
peptostreptokokus, peptococus,
fusabacterium nukelatum
PATOFISIOLOGI

Dapat timbul dari rongga mulut,


wajah atau infeksi leher superficial ke
ruang leher melalui sistem limfatik

Limfadenopati dapat menyebabkan


terjadinya supurasi, sehingga
menjadi abses fokal

Penyebaran melalui celah antar


ruang

Infeksi langsung karena trauma


tembus
PATOFISIOLOGI

Dapat timbul dari rongga mulut,


wajah atau infeksi leher superficial ke
ruang leher melalui sistem limfatik

Limfadenopati dapat menyebabkan


terjadinya supurasi, sehingga
menjadi abses fokal

Penyebaran melalui celah antar


ruang

Infeksi langsung karena trauma


tembus
DIAGNOSIS

• Asimetris leher dan limfadenopati


• Trismus
• Tortikolis atau penyempitan ruang gerak leher
Anamnesis
• Riwayat tonsilitis, peritonsil abses, trauma
retrofaring, dental caries dan abses

• Pembengkakan unilateral atau bilateral


Pemeriksaan
Fisik
• Berfluktuasi

Pemeriksan
• CT Scan
Penunjang
KOMPLIKASI

Obstruksi jalan nafas atas akibat tertekan trakea

Aspirasi pada intubasi endotrakeal

Komplikasi vaskular seperti trombosis vena jugularis

Defisit neurologis

Emboli septik

Syok spesis

Necrotizing cervical fasialis


PROGNOSIS

Penggunaaan antibiotik
IV memberikan prognosis
baik

Tindakan operasi jika


obstruksi jalan nafas,
abses terlokalisasi,
kegagalan antibiotik
BAB 3
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien
 Nama : Tn. R
 Umur : 23 Tahun
 JenisKelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Sungai Jariang IV Koto
Ngarai Sianok
Anamnesis (KU)
 Bengkakpada rahang bawah kiri sampai
ke dada sejak 9 hari sebelum masuk
rumah sakit
Anamnesis (RPS)
 Bengkak pada rahang bawah kiri sampai ke dada
sejak 9 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya
bengkak dirasakan di rahang bawah kanan
kemudian berkurang dua hari setelahnya.
Kemudian muncul bengkak di rahang bawah kiri
yang makin membesar sampai seukuran jeruk bali.
Bengkak kemudian muncul juga pada leher
bagian depan dan dada bagian atas. Awalnya
berwarna kemerahan, mengkilap, nyeri dan
panas, lalu kemudian mengeluarkan nanah.
 Nyeri pada gigi bawah belakang kanan sejak 14
hari sebelum masuk rumah sakit, pasien
mencongkel gigi yang sakit tersebut dengan
jarum dan menambalnya dengan getah pepaya.
 Sulit dan nyeri menelan sejak 9 hari sebelum
masuk rumah sakit
 Sulit membuka mulut sejak 9 hari sebelum
masuk rumah sakit
 Keluar nanah dari mulut sejak 9 hari sebelum
masuk rumah sakit
 Demam tidak ada
 Nyeri kepala tidak ada
 Sesak nafas tidak ada
 Suara serak disangkal
 Riwayat sering bersin lebih dari 5x pada
pagi hari tidak ada
 Riwayat trauma pada leher tidak ada
 Telinga berdengung tidak ada dan
riwayat telinga berair sebelumnya tidak
ada
 Riwayat hidung tersumbat tidak ada,
keluar darah dari hidung tidak ada
 Riwayat benjolan di tempat lain tidak
ada.
Anamnesis (RPD)
 Gigiberlubang ada, molar 2
 Tidak pernah menderita sakit atau
bengkak di leher sebelumnya
 Riwayat DM tidak ada
 Riwayat hipertensi tidak ada
 Riwayat alergi tidak ada
Anamnesis (RPK)
 Tidak
ada anggota keluarga yang
menderita keluhan yang sama dengan
pasien
Riwayat Pekerjaan, Sosial,
Ekonomi dan Lingkungan
 Pasienseorang wiraswasta
 Golongan ekonomi menengah kebawah
 Riwayat merokok ada, ±12 tahun, sehari
16 batang.
 Riwayat minum alkohol tidak ada
Pemfis (Generalis)
 Keadaan Umum: Sakit ringan
 Kesadaran : CMC
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Frekuensi nadi : 81 x/menit
 Frekuensi nafas : 28 x/menit
 Suhu : 37°C
Pemfis (Sistemik)
 Kepala : Normochepal, rambut tidak mudah dicabut
 Mata
 Konjungtiva : Tidak anemis
 Sklera : Tidak ikterik
 Leher : Pembesaran KGB (-)
 Toraks
 Jantung
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba 2 jari medial LMCS RIC V
 Perkusi : Batas jantung normal
 Auskultasi : Bunyi jantung normal, irama reguler, bising (-)
 Paru
 Inspeksi : Statis dan dinamis kiri = kanan
 Palpasi : Fremitus kiri = kanan
 Perkusi : Sonor kiri = kanan
 Auskultasi : Suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
 Abdomen
 Inspeksi : Tidak tampak membuncit
 Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi : Bising usus normal
 Ekstremitas : Akral hangat, perfusi baik
Pemfis (Telinga)
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Kel kongenital Tidak ada Tidak ada
Trauma Tidak ada Tidak ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Daun telinga
Kel. Metabolik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tarik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan tragus Tidak ada Tidak ada
Cukup lapang (N) Cukup lapang (N) Cukup lapang (N)
Sempit - -
Dinding liang telinga Hiperemis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada
Ada / Tidak Ada Ada
Bau Ada Ada
Serumen Warna Kekuningan Kekuningan
Jumlah Sedikit Sedikit
Jenis Lunak Lunak
Membran timpani
Warna Putih mengkilat Putih mengkilat
Reflek cahaya Ada, normal arah jam 5 Ada, normal arah jam 7
Utuh Bulging Tidak ada Tidak ada
Retraksi Tidak ada Tidak ada
Atrofi Tidak ada Tidak ada
Jumlah perforasi Tidak ada Tidak ada
Jenis Tidak ada Tidak ada
Perforasi
Kuadran Tidak ada Tidak ada
Pinggir Tidak ada Tidak ada
Tanda radang Tidak ada Tidak ada
Fistel Tidak ada Tidak ada
Mastoid Sikatrik Tidak ada Tidak ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Nyeri ketok Tidak ada Tidak ada
Rinne + +
Schwabach Sama dengan pemeriksa Sama dengan pemeriksa
Tes garpu tala
Weber Tidak ada lateralisasi
Kesimpulan Telinga Normal Telinga Normal
Audiometri Dilakukan Dilakukan
Timpanometri Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Pemfis (Hidung)
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Deformitas Sulit dinilai Tidak ada
Kelainan Kongenital Sulit dinilai Tidak ada
Hidung Luar Trauma Sulit dinilai Tidak ada
Radang Sulit dinilai Tidak ada
Massa Sulit dinilai Tidak ada
Deformitas Sulit dinilai Tidak ada
Sinus Paranasal Nyeri Tekan Sulit dinilai Tidak ada
Nyeri Ketok Sulit dinilai Tidak ada
Rinoskopi Anterior
Vibrise Sulit dinilai Ada
Vestibulum
Radang Sulit dinilai Tidak ada
Normal / Cukup Lapang Sulit dinilai Cukup Lapang
Kavum Nasi Sempit Sulit dinilai -
Lapang Sulit dinilai -
Lokasi Sulit dinilai Tidak ada
Jenis Sulit dinilai Tidak ada
Sekret
Jumlah Sulit dinilai Tidak ada
Bau Sulit dinilai Tidak ada
Ukuran Sulit dinilai Eutrofi
Warna Sulit dinilai Merah muda
Konka Inferior
Permukaan Sulit dinilai Licin
Edema Sulit dinilai Tidak ada
Ukuran Sulit dinilai Eutrofi
Warna Sulit dinilai Merah muda
Konka Media
Permukaan Sulit dinilai Licin
Edema Sulit dinilai Tidak ada
Cukup Lurus / Deviasi Sulit dinilai Cukup lurus
Permukaan Sulit dinilai Licin
Warna Sulit dinilai Merah muda
Septum Spina Sulit dinilai Tidak ada
Krista Sulit dinilai Tidak ada
Abses Sulit dinilai Tidak ada
Perforasi Sulit dinilai Tidak ada
Lokasi Sulit dinilai Tidak ada
Bentuk Sulit dinilai Tidak ada
Ukuran Sulit dinilai Tidak ada
Permukaan Sulit dinilai Tidak ada
Massa
Warna Sulit dinilai Tidak ada
Konsistensi Sulit dinilai Tidak ada
Mudah Digoyang Sulit dinilai Tidak ada
Pengaruh Vasokonstriktor Sulit dinilai Tidak ada
Pemfis (Rinoskopi Posterior)
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Cukup Lapang / Sukar dinilai Sukar dinilai
Normal
Koana
Sempit - -
Massa - -
Warna Sukar dinilai Sukar dinilai
Mukosa Edema - -
Jaringan Granulasi - -
Ukuran Sukar dinilai Sukar dinilai
Warna - -
Konka Inferior
Permukaan - -
Edema - -
Adenoid Ada / Tidak Sukar dinilai Sukar dinilai
Muara Tuba Tertutup Sekret Sukar dinilai Sukar dinilai
Eustachius Edema Mukosa - -
Lokasi - -
Ukuran - -
Massa
Bentuk - -
Permukaan - -
Ada / Tidak Sukar dinilai Sukar dinilai
Post Nasal Drip
Jenis - -
Pemfis (Rongga Mulut &
Orofaring)
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Trismus Ada,hanya dapat membuka mulut ±1cm
Edema Sulit dinilai Sulit dinilai
Uvula
Bifida Sulit dinilai Sulit dinilai
Simetris / Tidak Sulit dinilai
Palatum Molle + Arkus Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Faring Edema Sulit dinilai Sulit dinilai
Bercak / Eksudat Sulit dinilai Sulit dinilai
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Dinding Faring
Permukaan Sulit dinilai Sulit dinilai
Ukuran Sulit dinilai Sulit dinilai
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Permukaan Sulit dinilai Sulit dinilai
Tonsil
Muara Kripti Sulit dinilai Sulit dinilai
Detritus Sulit dinilai Sulit dinilai
Eksudat Sulit dinilai Sulit dinilai
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Edema Sulit dinilai Sulit dinilai
Peritonsil
Abses Sulit dinilai Sulit dinilai
Perlengketan Sulit dinilai Sulit dinilai
Lokasi Sulit dinilai Sulit dinilai
Bentuk Sulit dinilai Sulit dinilai
Tumor Ukuran Sulit dinilai Sulit dinilai
Permukaan Sulit dinilai Sulit dinilai
Konsistensi Sulit dinilai Sulit dinilai
Karies / Radiks Sulit dinilai Sulit dinilai
Gigi
Kesan Sulit dinilai
Warna Sulit dinilai Sulit dinilai
Bentuk Sulit dinilai Sulit dinilai
Lidah
Deviasi Sulit dinilai Sulit dinilai
Massa Sulit dinilai Sulit dinilai
Pemfis (Laringoskopi Indirek)
Pemeriksaan Kelainan Dekstra Sinistra
Bentuk Sukar dinilai
Warna -
Epiglotis Edema -
Pinggir Rata / Tidak -
Massa -
Warna Sukar dinilai Sukar dinilai
Edema - -
Aritenoid
Massa - -
Gerakan - -
Warna Sukar dinilai Sukar dinilai
Ventrikular band Edema - -
Massa - -
Warna Sukar dinilai Sukar dinilai
Gerakan - -
Plika Vokalis
Pinggir Medial - -
Massa - -
Massa Sukar dinilai Sukar dinilai
Sinus Pirimiformis
Sekret - -
Massa Sukar dinilai Sukar dinilai
Valekulae
Sekret / Jenisnya - -
Pemeriksaan Kelenjar
Getah Bening Leher
 Inspeksi : Sulit dinilai
 Palpasi : Sulit diperiksa
Pemeriksaan Fisik Kepala
dan Leher
 Inspeksi : Tampak massa pada rahang
bawah kiri yang meluas hingga ke leher
hingga dada atas berwarna kemerahan
dan tampak mengkilap disertai empat
buah ulkus dengan ukuran terbesar
diameter 5cm dan terkecil 1cm yang
mengeluarkan darah bercampur nanah
 Palpasi : massa teraba hangat, fluktuatif,
nyeri tekan (+), krepitasi (+).
Resume
 Anamnesis :
 Bengkak pada rahang bawah dan leher kiri
sampai ke dada atas sejak 9 hari yang lalu
 Nyeri pada gigi bawah belakang kanan
sejak 14 hari yang lalu. Dicongkel (+) dan
ditambal dengan getah pepaya
 Nyeri menelan sejak 9 hari yang lalu.
 Sulit membuka mulut sejak 9 hari yang lalu
 Keluar nanah dari mulut sejak 9 hari yang
lalu
 Pemeriksaan Fisik :
 Tampak massa pada rahang bawah kiri
hingga ke leher dan dada atas. Disertai
empat buah ulkus dengan diameter terbesar
5cm dan diameter terkecil 1cm. Ulkus
mengeluarkan darah dan nanah.
Diagnosis
Kerja Sekunder
 Abses  Tidak ada
Submandibula (s)
Pemeriksaan Anjuran
 CT scan
 Tes kultur dan sensitivitas
Terapi
 Evakuasi abses
 Ceftriaxone 2x2gr
 Metronidazole 3x500mg
 IVFD RL + Ketorolac 16tts/i
 Edukasi terkait oral hygiene
 Pasang NGT
Prognosis
 Quo ad Vitam : Bonam
 Quo ad Sanam : Dubia ad bonam
BAB 4
DISKUSI
EPIDEMIOLOGI
Telah dilaporkan suatu kasus seorang pasien, laki-laki usia 23 tahun dengan
diagnosis Abses Submandibula.

Sesuai dengan penelitian Sakaguchi dan Yang dkk  angka kejadian abses leher
dalam pada laki-laki>perempuan dan dalam rentang usia 1-81 tahun

Penyakit ini umumnya pada remaja dan dewasa muda (Rahman, 2013)

Kejadian terbanyak abses leher dalam : laki-laki dan golongan usia <65 tahun
(Rizzo dkk)
ANAMNESIS
Bengkak pada
rahang bawah
menjalar
sampai ke leher
dan dada atas

Sulit dan nyeri Sulit membuka


menelan mulut

Khas pada
abses
submandibula
Trismus • Infeksi ruang mastikator

Sakit gigi • Infeksi mengenai pulpa dan periodontal


• Mencapai periapikal  tulang spongiosa
Molar 2  tulang cortical  jaringan lunak
INFEKSI MOLAR 2
PEMERIKSAAN FISIK
Pembengkakan
pada rahang
Trismus
bawah, leher
sampai dada atas

Palpasi : massa
hangat dan
fluktuatif KHAS
GAMBARAN
ABSES
Penyebaran abses leher
dalam

Limfatik

Trauma tembus

Melalui celah antara ruang leher dalam


TATALAKSANA

Evakuasi Pemberian
abses Antibiotik

Pemberian kombinasi Ceftriaxone dan


Metronidazole terbukti memberikan angka
keberhasilan 70,8%
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai